BULETIN HUKUM PERBANKAN DAN KEBANKSENTRALAN 34 Volum e 3 Nom or 3, Desem ber 2005
oleh undang-undang mengenai Bank Indonesia, yaitu:
1. UU No. 11 tahun 1953 tanggal
19 M ei 1953 Sesuai Pasal 34 ayat 5 UU No.11
tahun 1953 diatur sebagai berikut: “ Dari laba Bank yang telah disahkan
demikian pertama-tama dapat disisihkan dahulu suatu jumlah
cadangan istimew a, sisa dari laba ini disetor sebanyak dua puluh prosen
ke dalam dana cadangan sampai jumlah dana itu menjadi sama besar
dengan modal bank. Sisanya jatuh ke dalam tangan Negara” .
Dari ketentuan tersebut dapat diketahui bahw a atas labasurplus
Bank Indonesia tidak dikenakan Pajak Penghasilan PPh sehingga
status Bank Indonesia bukan sebagai Wajib Pajak Badan. Namun demikian
apabila surplus tersebut setelah dikurangi cadangan-cadangan
sehingga dana cadangan tersebut menjadi sama besar dengan jumlah
modal bank maka sisanya diserahkan kepada negara, sehingga
Bank Indonesia tetap berperan dalam penerimaan negara.
2. UU No.13 Tahun 1968 tanggal
7 Desember 1968 Berdasarkan Pasal 47 ayat 6 UU
No. 13 tahun 1968 ditentukan bahw a Laba Bank yang disahkan
dan setelah dikurangi pajak dibagi sebagai berikut :
a. dua puluh perseratus untuk
cadangan umum, sampai cadangan ini mencapai jumlah
yang sama besarnya dengan modal bank;
b. dua puluh perseratus untuk
cadangan tujuan; c.
tujuh setengah perseratus untuk dana kesejahteraan pegaw ai
bank yang penggunaannya dilaksanakan dengan
memperhatikan petunjuk- petunjuk pemerintah;
d. tujuh setengah perseratus untuk
jasa produksi bagi pegaw ai bank, dengan batas sebanyak-
banyaknya 3 tiga kali gaji sebulan;
e. penggunaan laba selebihnya
ditetapkan oleh pemerintah.
Dengan ketentuan ini maka atas laba surplus Bank Indonesia
dikenakan pajak penghasilan.
3. UU No. 23 Tahun 1999
tanggal 17 M ei 1999 Sesuai Pasal 62 ayat 4 UU No. 23
Tahun 1999 ditentukan bahw a Terhadap surplus Bank Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 tidak dikenakan pajak
penghasilan. Pertimbangan bahw a surplus Bank
Indonesia tidak dikenakan pajak penghasilan sebagaimana
disebutkan dalam penjelasan pasal tersebut, yaitu: ” Ketentuan ayat ini
dimaksudkan agar pemenuhan kecukupan modal Bank Indonesia
BULETIN HUKUM PERBANKAN DAN KEBANKSENTRALAN 35 Volum e 3 Nom or 3, Desem ber 2005
sebesar 10 sepuluh per seratus dari kew ajiban moneter dapat
tercapai. Dalam hal modal Bank Indonesia sudah mencapai 10
sepuluh per seratus dari kew ajiban moneter, sebagian dari surplus yang
diperoleh Bank Indonesia diserahkan kepada negara melalui pemerintah.”
Penyerahan surplus kepada pemerintah tersebut dimaksudkan
agar Bank Indonesia dapat berbagi peran dalam proses pembangunan
bagi kesejahteraan rakyat, khususnya dalam bentuk penyisihan
dana dari sisa surplus Bank Indonesia apabila ada.
3
4. UU No. 3 Tahun 2004 tanggal