UU No. 11 tahun 1953 tanggal UU No.13 Tahun 1968 tanggal UU No. 23 Tahun 1999

BULETIN HUKUM PERBANKAN DAN KEBANKSENTRALAN 34 Volum e 3 Nom or 3, Desem ber 2005 oleh undang-undang mengenai Bank Indonesia, yaitu:

1. UU No. 11 tahun 1953 tanggal

19 M ei 1953 Sesuai Pasal 34 ayat 5 UU No.11 tahun 1953 diatur sebagai berikut: “ Dari laba Bank yang telah disahkan demikian pertama-tama dapat disisihkan dahulu suatu jumlah cadangan istimew a, sisa dari laba ini disetor sebanyak dua puluh prosen ke dalam dana cadangan sampai jumlah dana itu menjadi sama besar dengan modal bank. Sisanya jatuh ke dalam tangan Negara” . Dari ketentuan tersebut dapat diketahui bahw a atas labasurplus Bank Indonesia tidak dikenakan Pajak Penghasilan PPh sehingga status Bank Indonesia bukan sebagai Wajib Pajak Badan. Namun demikian apabila surplus tersebut setelah dikurangi cadangan-cadangan sehingga dana cadangan tersebut menjadi sama besar dengan jumlah modal bank maka sisanya diserahkan kepada negara, sehingga Bank Indonesia tetap berperan dalam penerimaan negara.

2. UU No.13 Tahun 1968 tanggal

7 Desember 1968 Berdasarkan Pasal 47 ayat 6 UU No. 13 tahun 1968 ditentukan bahw a Laba Bank yang disahkan dan setelah dikurangi pajak dibagi sebagai berikut : a. dua puluh perseratus untuk cadangan umum, sampai cadangan ini mencapai jumlah yang sama besarnya dengan modal bank; b. dua puluh perseratus untuk cadangan tujuan; c. tujuh setengah perseratus untuk dana kesejahteraan pegaw ai bank yang penggunaannya dilaksanakan dengan memperhatikan petunjuk- petunjuk pemerintah; d. tujuh setengah perseratus untuk jasa produksi bagi pegaw ai bank, dengan batas sebanyak- banyaknya 3 tiga kali gaji sebulan; e. penggunaan laba selebihnya ditetapkan oleh pemerintah. Dengan ketentuan ini maka atas laba surplus Bank Indonesia dikenakan pajak penghasilan.

3. UU No. 23 Tahun 1999

tanggal 17 M ei 1999 Sesuai Pasal 62 ayat 4 UU No. 23 Tahun 1999 ditentukan bahw a Terhadap surplus Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 tidak dikenakan pajak penghasilan. Pertimbangan bahw a surplus Bank Indonesia tidak dikenakan pajak penghasilan sebagaimana disebutkan dalam penjelasan pasal tersebut, yaitu: ” Ketentuan ayat ini dimaksudkan agar pemenuhan kecukupan modal Bank Indonesia BULETIN HUKUM PERBANKAN DAN KEBANKSENTRALAN 35 Volum e 3 Nom or 3, Desem ber 2005 sebesar 10 sepuluh per seratus dari kew ajiban moneter dapat tercapai. Dalam hal modal Bank Indonesia sudah mencapai 10 sepuluh per seratus dari kew ajiban moneter, sebagian dari surplus yang diperoleh Bank Indonesia diserahkan kepada negara melalui pemerintah.” Penyerahan surplus kepada pemerintah tersebut dimaksudkan agar Bank Indonesia dapat berbagi peran dalam proses pembangunan bagi kesejahteraan rakyat, khususnya dalam bentuk penyisihan dana dari sisa surplus Bank Indonesia apabila ada. 3

4. UU No. 3 Tahun 2004 tanggal