Society
ISSN : 2337 - 4004
Jurnal Ilmu Sosial Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi XVII September
– Oktober 2015 Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
104
masyarakat diDesa Bajo yang masih mempertahankan adat-istiadat ritual melaut yang sudah dilaksanakan secara turun temurun itu sampai saat ini.
Jumlah penduduk sampai sekarang ini berjumlah 1385 orang dan 325 Kepala Keluarga serta terdapat 314 buah rumah diDesa Bajo. Awalnya Suku Bajo
merupakan masyarakat yang hidup secara tradisional, mulai dari bentuk perumahan sampai penggunaan alat tangkap. Namun pada tahun 2010 kebijakan
modernisasi Perikanan oleh Pemerintah yang membentuk kelompok-kelompok nelayan dimulai dengan motorisasi perahu yang mengenalkan peralatan-peralatan
modern dalam dunia kelautan Saad 2010:215. Kegiatan pemanfaatan sumberdaya laut yang semakin tinggi dan dilakukan dengan cara-cara eksploitatif
menyebabkan ancaman keberlanjutan ekologi perairan Sula akan terancam. Padahal ekosistem perairan Kepulauan Sula yang berhadapan langsung dengan
laut Banda merupakan layanan ekologi dan ekonomi yang sangat penting. Hal ini dibuktikan dengan kondisi dilapangan yang masih terjadi pemanfataan
sumberdaya laut yang dilakukan oleh masyarakat dengan cara-cara yang eksploitatif. Lebih mengherankan lagi kegiatan-kegiatan seperti pengambilan
karang, pasir dan jenis satwa yang dilindungi dilakukan dengan sangat bebas dan terbuka. Kegiatan penambangan karang dan pasir laut yang dilakukan oleh Suku
Bajo sangat sulit untuk dihentikan.
a. Faktor Terjadinya Perubahan Sosial Suku Bajo
Perubahan pada Suku Bajo dapat terjadi seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi, sosial, budaya dan ekonomi yang terjadi terus-
menerus dewasa ini. Perubahan pada suatu masyarakat bisa bernilai positif dan membawa dampak kemajuan pada mereka apabila sesuai dengan apa yang mereka
butuhkan dan jika tidak sesuai dengan kebutuhan biasanya masyarakat akan terganggu akibat perubahan itu sendiri.
Akan tetapi pada kondisi tertentu jika kemajuan dianggap tidak penting bagi mereka biasanya Suku ini tidak terlalu menghiraukan kemajuan modernisasi
masyarakat. Namun ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya perubahan nilai budaya di Desa Bajo kecamatan Sanana Utara. Bagi penulis ada beberapa
faktor perubahan diantaranya sebagai berikut:
Society
ISSN : 2337 - 4004
Jurnal Ilmu Sosial Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi XVII September
– Oktober 2015 Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
105
1. Interaksi
Interaksi merupakan salah satu faktor yang mendorong terjadinya perubahan nilai budaya dikalangan masyarakat Suku Bajo. Interaksi adalah
hubungan antara suku-suku yang lain yang diluar kelompok Suku mereka yang tinggal dan menetap di Desa Bajo. Dalam kehidupan masyarakat interaksi
merupakan cara untuk membangun hubungan dengan orang lain dalam melakukan aktifitas sehari-hari mereka baik formal maupun non formal.
Pada dasarnya interaksi merupakan alat untuk mempererat tali persaudaraan sesama kelompok Suku Bajo dan sesama masyarakat diDesa. Dari
hasil penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa di Desa Bajo Kecamatan Sanana Utara dari waktu-waktu telah mengalami perubahan. Hal ini dapat di lihat
dari kehidupan dan aktivitas masyarakat sehari-hari, dalam segi kehidupan melaut, dan sistem penjualan ikan dipasaran yang sebelumnya mereka saling membantu
satu sama lain yang di kenal istilah gotong royong kebersamaan diantara sesama Suku Bajo sekarang tidak demikian masing-masing mempunyai urusan
sendiri-sendiri. Wawancara 1 Juni 2015. Dari penjelasan diatas maka penulis simpulkan bahwa interaksi antara
Suku Bajo dan masyarakat diDesa Bajo dari tahun ketahun terus mengalami perubahan dan mereka sudah dapat menerima kelompok yang lain yang datang
dari luar daerah mereka sehingga dapat mendorong terjadinya perubahan nilai budaya Suku Bajo itu sendiri.
2. Penduduk
Faktor penduduk merupakan hal yang paling berpengaruh dalam kehidupan masyarakat karena pertambahan jumlah penduduk pada suatu daerah
dapat menyebabkan terjadi perubahan terhadap kelompok tertentu. Pertambahan penduduk dapat terjadi di sebabkan karena datangnya penduduk baru dari daerah
yang lain dan terjadi karena angka kelahiran pada suatau derah yang meningkat atau dapat pula terjadi karena daerah tersebut mempunyai daya tarik tersendiri
untuk dijadikan tempat membangun usaha mereka yang dianggap layak. Berdasarkan hasil penelitian Penduduk Desa Bajo bukan hanya penduduk asli
Suku Bajo akan tetapi ada juga penduduk dari luar daerah seperti Buton, Sanana,
Society
ISSN : 2337 - 4004
Jurnal Ilmu Sosial Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi XVII September
– Oktober 2015 Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
106
Bugis, dll. disebabkan karena terjadinya perkawinan silang. Pada tahun 1999 terjadi pertambahan penduduk di Desa Bajo yang berdatangan dari luar daerah
sehingga penduduknya semakin meningkat. Dengan bertambahnya jumlah pendatang dari luar daerah sangat
menentukan terjadinya perubahan nilai budaya masyarakat setempat. Faktor perkawinan silang juga sangat berpengaruh dan angka kelahiran bayi terhadap
jumlah penduduk di Desa Bajo Sanana Utara. Perubahan pada unsure-unsur nilai budaya seperti perkawinan silang juga dapat mendorong terjadinya perubahan
terhadap suatu masyarakat tertentu. Perubahan bukan hanya semata-mata di sebabkan oleh faktor budaya yang
ada di dalam masyarakat itu sendiri, melainkan pula di sebabkan oleh pengaruh budaya yang datang dari luar daerah. Hal ini dapat di lihat pada pelaksanaan ritual
sebelum melaut yang di lakukan oleh masyarakat Bajo pada jaman dahulu sekarang hanya sebagian orang yang melaksakan ritual tersebut. Wawancara 8
Juni 2015. 3.
Komunikasi Komunikasi communication merupakan proses transmisi atau penerusan
dari kepercayaan, fakta-fakta, sikap dan reaksi di antara mahluk hidup. Karena dengan komunikasi akan saling mengetahui keadaan orang-orang yang ada
disuatu tempat sehingga saling memahami. begitu juga dengan masyarakat yang ada di Desa Bajo Sanana Utara. Sulitnya membangun hubungan emosional oleh
Suku Bajo terhadap masyarakat luas sehingga Suku ini sangat tertutup bagi masyarakat yang lain.
b. Pola Perlindungan Sumberdaya Laut