Andesit Andesit dijumpai berupa intrusi dari batuan Diorit Diorit di daerah ini berupa mikrodiorit porfir,

3 tipis batubara di bagian atas, diendapkan selaras di atas Batupasir Tutoop. - Batuan Terobosan Sintang Toms, yang terdiri dari granit dan andesit. - Endapan termuda berupa alluvium, merupakan endapan hasil rombakan dari batuan yang lebih tua, pada satuan ini di beberapa tempat dijumpai bahan galian sirtu dan lempung. Petunjuk struktur geologi di daerah penyelidikan teramati pada singkapan batuan bancuh di bagian timur Badau dengan bidang patahan mendatar berarah hampir utara- selatan, disamping itu juga teramati pembalikan kedudukan lapisan batuan sedimen malihan yang mengalami penghancuran tektonik. Berdasarkan data dari Peta Geologi Bersistem Lembar Nangaobat, ditunjukkan dua sesar utama yaitu sesar mendatar berarah utara-selatan di dekat Badau dan perkiraan sesar dengan arah barat laut- tenggara di bagian tenggara Badau. POTENSI ENDAPAN BAHAN GALIAN Potensi Mineral Non Logam Setelah dilakukan penyelidikan di bagian utara daerah perbatasan Kecamatan Badau, Empanang dan Puring Kencana dan dijumpai : andesit, diorit, kaolin, lempung, pasirkuarsa, sirtu dan toseki

1. Andesit Andesit dijumpai berupa intrusi dari batuan

terobosan Sintang dan Satuan batuan Volkanik, Batuan Komplek Mafik Danau. Andesit batuan terobosan Sintang, berwarna hitam bintik putih , porfiritik, masif, sedangkan andesit dari dan Batuan Komplek Mafik Danau umumnya terpropilitkan berwarna abu-abu terang, keras. Andesit di aliran Sungai Kekurak, Desa Kekurak, Kec. Badau berupa boulder-boulder berukuran 1 - 2 m dengan luas sebaran kurang lebih 30 ha didapat sumberdaya hipotetik 500.000 ton , sedangkan andesit di Bukit Semelawi, Dusun Semirah, Desa Gerugu, Kec. Empanang berbutir kasar, porfiritik, masif, keras, merupakan Batuan terobosan Sintang, dengan luas sebaran 700 ha dengan ketinggian 75 m didapat sumberdaya hipotetik 437.500.000 ton, , mempunyai kuat tekan 1.007,43 kgcm 2 , Andesit di Bukit Kepayang, Dusun Semirah, Desa Gerugu, Kec. Empanang dengan luas sebaran 100 ha dengan ketinggian 30 m didapat sumberdaya hipotetik 25.000.000 ton. Andesit di daerah ini belum diusahakan.

2. Diorit Diorit di daerah ini berupa mikrodiorit porfir,

berwarna abu-abu dari batuan beku dalam yang terjadi akibat pembekuan magma di dekat permukaan bumi. Batuan ini menunjukkan tekstur porfiritik, berbutir halus hingga berukuran 4,5 mm, bentuk butir anhedral – subhedral. merupakan intrusi batuan terobosan sintang. Diorit di Bukit Putaw, Dusun Semirah, Desa Gerugu, Kec. Empanang merupakan Batuan terobosan Sintang, dengan luas sebaran 1.200 ha dengan ketinggian 75 m didapat sumberdaya hipotetik 750.000.000 ton, dari hasil pengamatan mikroskopi menunjukkan tekstur porfiritik, berbutir halus hingga berukuran 2,5 mm, dominan berbutir kasar, bentuk butir anhedral – subhedral, disusun oleh fenokris plagioklas, piroksen dan mineral opak di dalam masa dasar mikrolit plagioklas, gelas dan sedikit mineral opak, sebagian permukaan batuan diselimuti oksida besi. Plagioklas, sebagai fenokris dan masa dasar, tidak berwarna, berbutir halus hingga berukuran 0,2 mm, bentuk butir anhedral - subhedral, menunjukkan kembar karlsbad dan albit-karlsbad, sebagian tampak berzona dan terubah ke kloritkarbonat sebagian. Reliks mineral mafik, sebagai fenokris maupun masadasar, berwarna hijau, berukuran hingga 2,5 mm, bentuk butir subhedral, beberapa individu berbentuk euhedral, retak-retak halus, menunjukkan pleokroisme lemah, umumnya terubah ke klorit karbonat dan mineral opak, diinklusi oleh butiran-butiran halus plagioklas dan opak Mineral Opak, sebagai mikrofenokris maupun masa dasar, berwarna hitam, kedap cahaya, berbutir halus hingga berukuran 0,5 mm, bentuk butir anhedral, terdapat menyebar, sebagian teroksidasi menjadi oksida besi. Masa dasar, 4 didominasi oleh mikrolit plagioklas,reliks mineral mafik disertai oleh butiran-butiran halus mineral opak. komposisi : Plagioklas 60 , karbonat 10 , Opak 5 , klorit 20 , mempunyai kuat tekan 911,53 kgcm 2 ; di Dusun Sungai Antu, Desa Sungai Antu, Kec. Puring Kencana dijumpai berwarna abu-abu, keras. dengan luas sebaran kurang lebih 50 ha dan ketinggian 1 m mempunyai sumberdaya hipotetik sebesar 1.300.000 ton, dari hasil pengamatan mikroskopi menunjukkan holokristalin hipidiomorfik granular berbutir halus hingga berukuran 1,5 mm, bentuk butir anhedral – subhedral, disusun oleh fenokris plagioklas, piroksen,dan sedikit mineral opak di dalam masa dasar mikrolit plagioklas, gelas, mineral opak dan piroksen. Plagioklas, tidak berwarna, berbutir halus hingga berukuran 1,5 mm, bentuk butir anhedral - subhedral, menunjukkan kembar karlsbad dan albit-karlsbad, sebagian tampak berzona, sedikit terubah ke klorit dan mineral lempung. Piroksen, berwarna hijau pucat, berbutir halus hingga berukuran 1 mm, bentuk butir anhedral-subhedral, retak-retak halus, sedikit pleokroisme, menunjukkan kembar sederhana, diinklusi oleh butiran-butiran halus mineral opak, sedikit terubah ke temolitklorit. Honblende, berwarna hijau kecoklatan, berbutir halus hingga 0,3 mm, bentuk subhedral, tampal inklusi plagioklas, opak, sebagaian terubah ke kloritmineral opak. Biotit, berwarna goklat, pleokrolk kuat, bentuk butlr subhedral, memanjang, sebagian terubah ke klorir dan mineral opak, tersebar dalam batuan. Kuarsa, berbutir halus hingga 0,2 mm, granular, tersebar dalam batuan. Mineral Opak, berwarna hitam, kedap cahaya, berbutir sangat halus hingga berukuran 0,75 mm, bentuk butir anhedral, terdapat tersebar dalam batuan. komposisi : Plagioklas 50 , Piroksen 10 , hornblende 3 , Opak 2 , Klorit 10 , biotit 20 , kuarsa 5 ; di daerah Dusun Kantuk Asam, Desa Kantuk Asam, Kec. Puring Kencana dengan ketinggian 75 m, luas sebaran 450 ha didapat sumberdaya hipotetik 303.750.000 ton, dari hasil pengamatan mikroskopi menunjukkan tekstur holokristalin, hipidiomorfik granular,, berbutir halus hingga berukuran 1,5 mm, bentuk butir anhedral – subhedral, disusun oleh plagioklas, , hornblende, kuarsa, dan mineral opak. Plagioklas, tidak berwarna, berbutir halus hingga berukuran 1,2 mm, bentuk butir anhedral - subhedral, menunjukkan kembar karlsbad dan albit- karlsbad, sebagian tampak berzona. Hornblende, berwarna hijau pucat kecoklatan, berbutir halus hingga berukuran 1,5 mm, bentuk butir anhedral-subhedral, retak-retak halus, pleokroisme, beberapa individu menunjukkan kembar sederhana, diinklusi oleh butiran-butiran halus mineral opak, sebagian terubah ke kloritepidot. dan mineral opak. Kuarsa, berbutir halus hingga 0,5 mm, granular, terdapat diantara plagioklas, tidak berwarna, tersebar dalam batuan. Klorit, sebagai mineral sekunder menggantikan piroksen, berwarna hijau kecoklatan, berukuran hingga 0,5 mm, bentuk butir anhedral, menunjukkan pleokroisme lemah, pada bagian tedapat besama butiran-butiran halus mineral opak dan piroksen. Mineral Opak, berwarna hitam, kedap cahaya, berbutir halus hingga berukuran 0,1 mm, bentuk butir anhedral, terdapat tersebar, sebagian merupakan mineral sekunder bersama hornblende. komposisi : Plagioklas 50 , hornblende 20 , Opak 3 , klorit 15, kuarsa 10 , epidot 2 , mempunyai kuat tekan 793,71 kgcm 2 . Diorit didaerah ini belum dimanfaatkan. 3. Kaolin Kaolin salah satu anggota dari beberapa kelompok mineral lempung. Merupakan hasil pengendapan kembali kaolin residu. Keterjadiannya tidak bersifat regional. Dijumpai pada Kompleks Kapuas. Kaolin di Desa Seriang, Kec. Badau, warna putih abu-abu, ketebalan 4 m mempunyai luas sebaran 100 ha dengan sumberdaya hipotetik 10.000.000 ton, hasil pengujian bakaran 1.410 °C, conto tersebut terdapat pori-pori banyak, masa gelas baru terbentuk sedikit, tidak terdapat gelembung, homogenitas leburan dan warnanya merata. Warna conto sebelum dibakar putih kekrem-kreman, setelah dibakar warnanya krem. Diperkirakan conto dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran pada pembuatan keramik dengan suhu bakar di 5 bawah 1.100 – 1.200 °C. Hasil analisis XRD menunjukan mineral kuarsa, kaolin, muskopit. Kaolin di daerah ini belum diusahakan.

4. Lempung Lempung di daerah ini terbentuk akibat proses