Katalog Pengawasan Peredaran Benih Hortikultura
1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
D
alam agribisnis tanaman hortikultura, benih bermutu merupakan kunci dalam pencapaian
keberhasilan produksi dan produktivitas. Benih bermutu adalah benih dari varietas
unggul yang telah didaftar di Kementerian Pertanian untuk legalitas peredaran dan diproduksi melalui proses sertifikasi
benih. Sertifikasi benih dapat dilaksanakan oleh instansi yang mempunyai tugas dan fungsi dalam pengawasan
dan sertifikasi benih atau oleh produsen benih yang telah mempunyai sertifikat sistem manajemen mutu SMM di
bidang perbenihan.
Mengingat industri benih di dalam negeri semakin berkembang dan kebutuhan benih diprediksi setiap tahun semakin
meningkat dan ditambah dengan adanya perdagangan bebas, maka hal ini merupakan tantangan bagi produsen benih
dalam negeri agar mampu memproduksi benih yang dapat bersaing dengan produsen benih luar negeri. Oleh karena itu
salah satu aspek yang perlu mendapat perhatian produsen adalah pemahaman tentang benih bermutu dan pemberian
informasi yang jelas serta sesuai dengan peraturan yang berlaku sehingga konsumen benih dapat memperoleh benih
dengan mutu yang terjamin. Mutu benih dipengaruhi oleh aspek genetic kebenaran varietas, fisik dan fisiologis daya
kecambah, vigor, serta status kesehatannya.
Berdasarkan Permentan No. 48PermentanSR.12082012 tentang Produksi, Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran
Benih Hortikultura, benih yang telah lulus dalam proses sertifikasi akan diterbitkan sertifikat, diberi label sesuai dengan
kelas benih dan dikemas dalam kantongwadahikatan dalam
Katalog Pengawasan Peredaran Benih Hortikultura
2
satuan volume tertentu. Label yang digunakan harus telah dilegalisasi oleh instansi yang mempunyai tugas pokok dan
fungsi pengawasan dan sertifikasi benih atau oleh produsen benih yang telah mempunyai sertifikat SMM di bidang
perbenihan. Label berisikan keterangan nama produk, nama dan alamat produsen, karateristik produk, tulisan pada label
mudah dilihat dan dibaca, bahan label tidak mudah rusak dan menggunakan bahasa Indonesia. Sedangkan untuk kemasan
harus terbuat dari bahan yang kuat serta berisikan informasi diantaranya nama dan alamat perusahaan, nomor tanda
daftar, jenis dan nama varietas, nomor pendaftaran, tanggal kadaluarsa dan volume benih dalam kemasan.
2. Maksud