DESISIONISME 1. Pengertian Desisionisme Makalah Akhlak (Mazhab Mazhab Etika)

e. Tidak ada arti utama dan rendah, baik atau buruk kecuali bila diperhatikan hubungan diantara manusia satu dengan lainnya, atau dengan kata lain bila perseorangan itu sbagai anggota masyarakat. 2

B. DESISIONISME 1. Pengertian Desisionisme

Sejalan dengan perkembangan dan kebutuhan zaman, dewasa ini dalam berbagai teknik untuk membuat keputusan. Dalam membuat keputusan, orang dapat berpegang pada norma tertentu, misalnya norma etis atau norma keagamaan. Orang dalam membuat keputusan hanya berpegang pada pilihan bebas pribadi saja mengikuti ajaran etis yang dikenal dengan namadesisionisme. Menurut istilah, desisionisme berasal dari kata Latindecisio atau kata Inggris decision, yang berarti ‘keputusan’. Desisionisme adalah pandangan etis yang berpendapat bahwa keputusan etis hanyalah masalah pemilihan bebas, dan tidak memerlukan norma atau kriteria apapun. Desisionisme tak mengenal kata “jangan” dalam hal apapun. Karena tidak mengacu kepada norma etis atau agama tertentu, orang yang membuat keputusan berdasarkan ajaran desisionisme tidak mengenal istilah “salah” atau “dosa”. Yang ada dan dimengerti adalah “cocok”, ”tepat”, atau “sesuai”. berdasarkan pilihan bebas , keputusan itu bersifat subyektif. 1. Keunggulan Desisionisme Yaitu Unsur keberanian pada waktu mengambil keputusan dan keberanian untuk menanggung konsekuensinya. Setiap keputusan membawa resiko, keputusan yang mempertimbangkan segala unsur dan dibuat masak-masak pun tak terhindar dari resiko, untuk menghadapi itu tak akan terjadi tanpa adanya suatu keberanian. Namaun, bagaimana pun juga, keberanian merupakan unsur positif pada desisionisme. 2. Kelemahan Desisionisme Disini kelemahan desisionisme bersumber dari prinsipnya sendiri. Desisionisme waktu memutuskan hanya bersandar pada pilihan pribadi bebas, diantaranya: 1. Hasil keputusan semacam ini tak seimbang karena banyak unsur lain yang tersangkut dalam keputusan tidak dipertimbangkan. 2. Hasil keputusan yang tidak seimbang memiliki kemungkinan besar untuk ditolak oleh orang-orang yang bersangkutan. Keputusan yang tidak diterima sulit dilaksanakan. 3. Dalam hidup dan kegiataan manusia entah sadar atau tidak dipengaruhi oleh berbagai faktor. 4. Manusia adalah makhluk yang berkepentingan pribadi, apaun bentuknya. Keputusan yang bersandr pada pilihan bebas mau tak mau dipengaruhi oleh kepentingan pribadi. Kecuali 2 Ahmad Amin. 1995. Etikailmu akhlak. Jakarta: Bulan Bintang. Hal 96 tidak bebas lagi, keputusan yang dipengaruhi oleh kepentingan pribadi cenderung untuk memihak pada kepentingan pribadi itu. Keputusan merupakan kegiatan penting dalam hidup manusia. Mutu keputusan mempengaruhi hidup dan pribadi manusia. Dalam pembahasan desisionisme ini menjadi penting dan berguna sebagi contoh pengambilan keputusan yang perlu dilengkapi pertimbangannya. Keputusan yang tidak lengkap pertimbangnya jelas membawa akibat yang tidak hanya tidak lengkap, tetapi juga negatif. C. INDIVIDUALISME 1. Pengertian Individualisme Dari berbagai ajaran dan doktrin yang menekankan perorangan atau pribadi. Ajaran atau doktrin itu disebut individualisme. Nama itu sesuai dengar arti kata asalnya. Individualisme berasal dari kata Latin individuus, yang dalam kata sifatnya menjadi individualis. Kata indiduus dan individualisberarti ‘perorangan’,’pribadi’,dan’bersifat perorangan,pribadi’. Menurut individualisme perorangan memiliki kedudukan utama dan kepentingannya merupakan urusan yang tertinggi. Setiap orang itu berharga. Setiap orang merupakan pribadi yang otonom,berdiri sendiri. Setiap orang berhak menjadi diri sendiri. Untuk itu setiap orang berhak mempergunakan kebebasan dan inisiatifnya. Untuk mencapai kepenuhan diri, setiap orang perlu dijaga dan dilindungi kepentingannya. Diterapkan dalam etika, individualisme berpendirian bahwa dasar kehidupan etis adalah pribadi perorangan. Normanya adalah kepentingan pribadi perorangan. Tujuannya adalah menjaga dan mengembangkan pribadi perorangan dan kepentingannya. Cara yang ditempuh adalah memberi kebebasan sebesar-besarnya kepada setiap orang dan menyediakan ruang yang seluas-luasnya untuk inisiatifnya dalam perkara pribadi, sosial, ekonomi, politik, agama. 1. Kelemahan Individualisme Yaitu konsep tentang manusia. Seperti yang sudah dijelaskan, individualisme terlalu menekankan tinggi kedudukan pribadi dan perorangan dengan mengabaikan unsur sosialnya kepentingan bersama. Karena itu, masyarakat tidak perlu dipertimbangkan dalam perbuatan etis. Begitu juga segala pedoman, peraturan, dan hukum yang ada padanya. Untuk keluar dari kemelut dan menemukan kembali keseimbangan pandangan dan sikap, individualisme perlu meninjaunya dengan meneliti hakikat kesosilan manusia. Manusia bersifat sosial tidak hanya karena kebetulan, tetapi karena kodratnya. Untuk hidup dan mencapai kepenuhannya, manusia memerlukan orang lain sesamanya. Maka dari itu terciptanya keseimbangan antara pengembangan pribadi serta kepentingan sesamanya. Keseimbangan antara perorangan dan kelompok, antara kepentingan pribadi perorangan dan kepentingan bersama dalam masyarakat merupakan hal yang tak mudah untuk dijaga. Ketidakmampuan menjaga keseimbangan itu mengakibatkan orang terlalu menekankan pribadi perorangan dan kepentingannya dengan mengabaikan kelompok, atau sebaliknya. Terlalu mengutamakan kelompok dan kepentingannya dengan mengorbankan pribadi perorangan. 3

D. MORALISME 1. Pengertian Moralisme