41
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS
Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil
perancangan yang telah dibahas pada Bab III serta mengetahui tingkat keberhasilan setiap spesifikasi yang telah diajukan. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian perbagian
maupun keseluruhan sistem.
4.1. Pengujian Dimensi Mekanik
Oscillating Water Column
Pengujian dimensi mekanik dilakukan untuk mengetahui ukuran panjang, lebar, dan tinggi mekanik
Oscillating Water Column
. Dalam pengujian ini digunakan sebuah meteran standar yang digunakan sebagai alat ukur.
Gambar 4.1. Pengujian panjang mekanik
Oscillating Water Column
.
42
Gambar 4.2. Pengujian lebar mekanik
Oscillating Water Column
.
Gambar 4.3. Pengujian tinggi mekanik
Oscillating Water Column
.
Dari hasil pengujian mekanik didapat dimensi mekanik
Oscillating Water Column
yaitu panjang 72 cm, lebar 38 cm, dan tinggi 34 cm.
43
4.2. Pengujian Keluaran Generator
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui keluaran generator murni sebelum digabungkan dengan rangkaian lain.
Tabel 4.1 Keluaran Turbin terhadap beban
Beban Ω
Tegangan V Arus mA
22 0.1
120 100
1.4 17
1000 1.4
1.4 2000
1.4 0.65
4700 1.4
0.3 5600
1.4 0.03
Gambar 4.4 Grafik arus terhadap beban.
Gambar 4.5 Grafik tegangan terhadap beban.
20 40
60 80
100 120
140
0,22 100
1000 2000
4700 5600
Arus mA
Arus mA
0,5 1
1,5
0,22 100
1000 2000
4700 5600
Tegangan V
Tegangan V
44 Terlihat pada Gambar 4.4 bahwa, semakin besar arus yang mengalir maka semakin
kecil hambatan sehingga sesuai dengan hukum ohm yaitu besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial dan berbanding
terbalik dengan hambatan. Jika dihitung secara teori arus yang mengalir pada beban 100 Ω
adalah 14 mA. Hal ini nilai arus yang dihasilkan mendekati sama dengan teori. Terlihat pada Gambar 4.5 bahwa, tegangan mencapai nilai konstan saat beban 100 Ω
sehingga daya maksimum yang diperoleh sebesar 23.8 mW.
4.3. Pengujian ADC pcDuino
Pengujian ADC pcDuino yang dilakukan meliputi pengujian ADC dengan nilai tegangan pada multimeter dan konversi tegangan pada pcDuino dengan nilai tegangan
pada multimeter.
4.3.1 Pengujian ADC dengan Nilai Tegangan pada Multimeter
Pengujian ini dilakukan untuk melihat keluaran ADC pcDuino linear terhadap perubahan nilai tegangan pada multimeter. Pengujian ini dilakukan dengan cara tegangan
yang masuk pada pin ADC pcDuino diparalel dengan multimeter dan data yang dihasilkan ditampilkan ke layar.
Tabel 4.2 Keluaran pin ADC pcDuino dengan nilai tegangan multimeter
Tegangan Nilai ADC
Multimeter V A2
A3 A4
A5 123
116 108
152 0.33
461 471
483 449
0.66 954
938 947
952 0.99
1377 1366
1392 1401
1.32 1834
1846 1881
1797 1.65
2297 2315
2252 2279
1.98 2710
2693 2689
2754 2.31
3185 3297
3164 3248
2.64 3650
3599 3446
3511 2.97
4083 4062
3992 3948
3.3 4095
4095 4095
4095
45
Gambar 4.6 Grafik Nilai ADC terhadap Nilai Tegangan Multimeter.
Terlihat pada Gambar 4.6 bahwa, 0 - 2.31VDC menunjukkan garis yang linear namun pada saat tegangan 2.97 VDC hingga 3.3 VDC menyatakan bahwa garis tidak
linear sehingga mempengaruhi proses data selanjutnya. Hal ini disebabkan oleh sensitivitas dari ADC pcDuino yang berbeda-beda pada tiap titiknya.
4.3.2 Pengujian Konversi Tegangan pcDuino dengan Nilai Tegangan Multimeter
Pengujian ini dilakukan untuk melihat konversi tegangan pcDuino sama dengan nilai tegangan multimeter. Pengujian ini dilakukan dengan cara data ADC pcDuino diolah
pada program menjadi satuan tegangan.
Tabel 4.3 Keluaran pin ADC pcDuino berupa tegangan dengan nilai tegangan multimeter
Tegangan Konversi Tegangan V
Multimeter V A2
A3 A4
A5 0.022
0.018 0.015
0.027 0.33
0.38 0.4
0.42 0.37
0.66 0.753
0.749 0.751
0.75 0.99
1.118 1.115
1.123 1.127
1.32 1.475
1.48 1.503
1.43 1.65
1.85 1.87
1.798 1.806
1.98 2.104
2.1 2.092
2.113 2.31
2.552 2.57
2.547 2.561
2.64 2.934
2.92 2.889
2.895 2.97
3.299 3.3
3.295 3.281
3.3 3.299
3.3 3.3
3.3
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500 4000
4500
0,33 0,66 0,99 1,32 1,65 1,98 2,31 2,64 2,97 3,3
Nilai ADC A2 Nilai ADC A3
Nilai ADC A4 Nilai ADC A5
46
Gambar 4.7 Grafik ADC konversi Tegangan terhadap Nilai Tegangan Multimeter.
Terlihat pada Gambar 4.7 menunjukkan bahwa data konversi tegangan A2-A5 dengan nilai tegangan pada multimeter terjadi
gap
yang tidak sama.
Gap
yang terjadi cukup besar sehingga mempengaruhi pengukuran digital menjadi tidak akurat. Supaya
pengukuran digital lebih baik, data grafik A2-A5 dikurangi 0.285. Setelah tahap pengurangan tersebut data yang diperoleh masih ada selisih namun tidak besar sehingga
pengukuran digital ini mempunyai ralat sebesar ± 0.02 A.
4.4. Pengujian Sensor ACS712
Pengujian ini dilakukan untuk melihat sensitivitas tiap sensor ACS712 dan konversi arus sama dengan arus yang terbaca pada multimeter. Pengujian ini dilakukan dengan cara
output ACS712 dibandingkan dengan multimeter yang terpasang secara seri dengan ACS712 yang terhubung dengan
supply
12 VDC 10 A dengan beban yang bervariasi.
0,5 1
1,5 2
2,5 3
3,5
0,33 0,66 0,99 1,32 1,65 1,98 2,31 2,64 2,97 3,3 Konversi Tegangan V A2
Konversi Tegangan V A3 Konversi Tegangan V A4
Konversi Tegangan V A5
47
Tabel 4.4 Keluaran konversi arus ACS1, ACS2, ACS3, ACS4, ACS5 dengan nilai arus
pada multimeter Beban
Ω Multimeter
A Arus ACS1
A Arus ACS2
A Arus ACS3
A Arus ACS4
A Arus ACS5
A 27
0,415 0,54125
0,50544 0,40994
0,44176 0,40992
33 0,356
0,47758 0,44176
0,35022 0,38208
0,35022 39
0,296 0,41788
0,38206 0,28655
0,3144 0,2935
68 0,164
0,27859 0,24277
0,15521 0,17909
0,15919 100
0,122 0,23481
0,19501 0,1143
0,14327 0,11143
120 0,101
0,21889 0,17909
0,09154 0,11939
0,09154 180
0,065 0,17571
0,14327 0,05572
0,0796 0,05174
820 0,015
0,12337 0,08756
0,03184 -0,00398
1200 0,01
0,11991 0,0796
-0,00398 0,02388
-0,00796 2200
0,006 0,11143
0,07562 -0,00796
0,0199 -0,01194
3300 0,003
0,10745 0,07164
-0,01194 0,01592
-0,01592 4700
0,002 0,10745
0,07104 -0,01592
0,01194 -0,0199
Gambar 4.8 Grafik Konversi Arus ACS1, ACS2, ACS3, ACS4, ACS5 dengan Nilai Arus pada Multimeter terhadap Beban Resistor yang Terpasang.
-0,1 0,1
0,2 0,3
0,4 0,5
0,6
Multimeter A Arus ACS1 A
Arus ACS2 A Arus ACS3 A
Arus ACS4 A Arus ACS5 A
48 Terlihat pada Gambar 4.7 menunjukkan bahwa keluaran tiap sensor ACS712
memiliki sensitivitas yang berbeda-beda pada tiap titiknya sehingga diperlukan pengujian ini untuk mengetahui perbedaan selisih pengukuran. Selisih pengukuran yang didapat pada
tiap sensor ACS akan diambil nilai rata-ratanya untuk memperkecil perbedaan nilai tersebut. Nilai sensor ACS yang terbaca dipengaruhi oleh nilai ADC pcDuino yang kurang
akurat pada setiap titik sensitivitasnya sehingga diperlukan proses kalkulasi
error
pengukuran dengan rerata selisihnya. Dengan pendekatan inilah akan didapatkan pengukuran yang lebih akurat.
Tabel 4.5 Keluaran konversi arus ACS1, ACS2, ACS3, ACS4, ACS5 dengan nilai arus
pada multimeter seletah pendekatan pengukuran Beban
Ω Multimeter
A Arus ACS1
A Arus ACS2
A Arus ACS3
A Arus ACS4
A Arus ACS5
A 27
0,415 0,427973
0,428785 0,42883
0,424421 0,421183
33 0,356
0,364303 0,365105
0,361163 0,364741
0,361483 39
0,296 0,304603
0,305405 0,297493
0,297061 0,304763
68 0,164
0,165313 0,166115
0,166153 0,161751
0,170453 100
0,122 0,121533
0,118355 0,125243
0,125931 0,122693
120 0,101
0,105613 0,102435
0,102483 0,102051
0,102803 180
0,065 0,062433
0,066615 0,066663
0,062261 0,063003
820 0,015
0,010093 0,010905
0,010943 0,014501
0,007283 1200
0,01 0,006633
0,002945 0,006963
0,006541 0,003303
2200 0,006
-0,00185 -0,00103
0,002983 0,002561
-0,00068 3300
0,003 -0,00583
-0,00502 -0,001
-0,00142 -0,00466
4700 0,002
-0,00583 -0,00561
-0,00498 -0,0054
-0,00864
49
Gambar 4.9 Grafik Konversi Arus ACS1, ACS2, ACS3, ACS4, ACS5 dengan Nilai Arus pada Multimeter terhadap Beban Resistor yang Terpasang Setelah Pendekatan
Pengukuran.
Dengan adanya pendekatan pengukuran maka nilai pengukuran mendekati dengan nilai pada multimeter. Pendekatan pengukuran ini memiliki nilai ralat sebesar ± 0.02 A
dengan prosentase ralat sebesar 0.4.
4.5. Pengujian Konverter Tegangan