Peranan Persembahan Bagi Gereja dan Masyarakat

4. PERANAN PERSEMBAHAN BAGI GEREJA DAN MASYARAKAT BERDASARKAN 2 KORINTUS 9: 6-15

4.1. Peranan Persembahan Bagi Gereja dan Masyarakat

Surat 2 Korintus 9:6-15 merupakan surat pengumpulan sumbangan Paulus menggambarkan dengan pemahaman teologi yang sangat kaya. Paulus begitu bersemangat mengimbau jemaat-jemaat Korintus untuk mendukung aksi pengumpulan dana bagi jemaat Kristen Yahudi di Yerusalem. Rasul Paulus juga merencanakan dan menjalankan organisasi aksi pendermaan dalam suatu kawasan yang sangat luas dan teratur. Usaha pengumpulan persembahan merupakan suatu usaha yang sangat sulit dilaksanankan pada masa dunia kuno. 50 Tujuan utama pengumpulan persembahan Paulus adalah menghasilkan ucapan syukur dan terima kasih kepada Allah eukharistia dalam bahasa Yunani: eukharistia kata yang mengandung arti kharis : Ca,rij anugerah atau karunia. Dengan perantaraan Paulus dan teman-teman sekerjanya. Pemberian sumbangan itu hendaknya memotivasi para penerima untuk mempermuliakan Allah dan untuk bersekutu dengan saudara-saudara seiman. Jadi, yang berasal dari Allah dan sampai kepada jemaat-jemaat yang memberi kepada Allah berupa ucapan syukur. Hal ini menujukkan suatu lingkaran peredaran anugerah dan berkat, yang di dalamnya para pemberi dan penerima dipertemukan dengan Allah untuk kemuliaan-Nya. Dengan demikian, karya pengumpulan sumbangan merupakan suatu pelaksanaan dari “persekutuan dalam berita Injil”. 51 Paulus banyak membetangkan kegiatan rohani itu dalam surat-suratnya dengan luas dan penuh semangat. Di kalangan gereja pun persembahan syukur kelihatannya memainkan peranan. Apa yang disampaikan Paulus dalam 2 Korintus 9 ini dapat ibaratkan dengan harta yang ditemukan oleh seorang petani upahan dalam perumpamaan Yesus. Harta yang indah itu, sering diindentifikasikan dengan Kerajaan Allah ataupun langsung dengan yang sangat berharga ini ibarat harta yang dianggkat dari tempat tersembunyi dan orang yang melihatnya menjadi sangat terkesan serta ingin memilikinya. Pembacaan dan pengertian teologi persembahan Paulus tidak “kering”, tetapi penuh dengan aspek-aspek mulia. Karena itu, teologia Paulus yang begitu berharga dan kaya akan kerohaniannya perlu ditemukan kembali dengan sukacita. 52 50 Beyer dan Evalina, Memberi Dengan Sukacita, 113. 51 Beyer dan Evalina, Memberi Dengan Sukacita, 113-115. 52 V.S. Azariah, Memberi Secara Kristen Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1971, 21-24. Masalah dalam gereja di Indonesia adalah hubungan antara pengumpulan sumbangan dalam bentuk kolekte atau persembahan syukur, dengan pelayanan kesaksiaan yang tidak kelihatan lagi. Sebagian gereja hidup dari persembahan gereja yang wajib diberikan oleh anggota gereja, atau pendetanya langsung digaji. Jika demikian muncullah pandangan bahwa pemberian persembahan hanya untuk sarana-sarana dan operasional gereja untuk apa memberi persembahan lagi. Maka dari itu gereja harus bisa memperhatikan pelayanan kesaksian dengan baik sehingga jemaat-jemaat dapat diajak untuk memberi sumbangan dana dengan berlimpah guna mewujudkan kebutuhan jemaat. Banyak pendapat jemaat-jemaat gereja bahwa persembahan dalam kebaktian sudah merupakan suatu rutinitas saja, maka dari itu budaya informasi yang konkret perlu dikembangkan, apalagi jika berlangsung hubungan kemitraan antar-gereja, kesinambungan informasi timbal-balik sangat diperlukan. 53 Hanya kalau komunikasi antar-gereja yang hidup berjauhan lancar, kerja sama itu dapat berdaya-guna dan lestari, sekaligus menjadi berkat bagi kedua belah pihak. Pengembangan rasa hormat terhadap sesama mitra memerlukan pertukaran dan penyatuan anggaran belanja dan proyek-proyek. Informasi interen tidak disembunyikan terhadap mitra, dan informasi tersebut akan ditanggapi dengan cara yang layak dan penuh hormat. 54 Informasi untuk memberikan sumbangan atau dana lain sebaiknya dari hati ke hati dan dengan beberapa anjuran seperti: masuk di akal, menyentuh kebutuhan dasar, transparan, mudah direalisasikan. Ada baiknya pengumpulan sumbangan atau persembahan dalam kebaktian langsung diwartakan, atau pada waktu berdekatan sehingga tujuan aktivitas itu masih diingat. Cara-cara rekomendasi persembahan menyangkut baik tujuan-tujuan yang sudah lama dikenal karena sering muncul dalam daftar tahunan kolekte maupun yang belum dikenal lebih dulu. Ketika penataan persembahan transparan, maka akan sangat menyokong kerelaan untuk memberi dengan sukacita. Anggota-anggota jemaat yang memberi sumbangan mereka telah memenuhi keperluaan yang penting. Perasaan ini juga muncul dalam pengumpulan dana untuk suatu program jemaat yang dilaksanakan setelah kebaktiaan jemaat di berbagai gereja Indonesia. 55 Pemberian persembahan, sebagai “korban” adalah suatu jawaban iman. Jawaban itu berasal dari rasa syukur kepada Allah dan menyatakan kasih persaudaraan. Persembahan itu merupakan suatu 53 Beyer dan Evalina, Memberi Dengan Sukacita, 114. 54 Phil Eka Darmaputra, Etika Sederhana Untuk Semua Bisnis, Ekonomi dan Penatalayanan Jakarta: BPKGunug Mulia, 2009, 70. 55 Darmaputra, Etika Sederhana, 70. alat, walapun sederhana untuk berbagi harta dengan orang yang berkekurangan. Fokus pemberian sumbangan dari persembahan adalah orang-orang miskin yang ada dalam jemaat sendiri. Meskipun demikian orang-orang yang berkekurangan secara ekonomis dalam jemaat- jemaat Kristen sejagat juga menjadi fokus pemberian, sebagaimana sudah dilakukan sejak dulu. Pemberian persembahan kiranya didahului dengan anjuran yang menggunakan kata-kata yang mengajak dan meyakinkan. 56 Penekanan pada pelayanan persembahan gereja peduli pada dunia, pada kehidupan umat manusia, bahkan ciptaan, yang memang sejalan dengan sikap dan misi Allah sendiri yang menghadapi dunia dengan kasih dan perdamaian-Nya. Kepedulian itu terkait pula dengan panggilan gereja untuk menampakkan tanda-tanda kerajaan Allah, yakni mewujudkan syalom keadilan, damai sejahtera bagi mereka yang menderita. Sebagaimana dikutip di atas bahwa Paulus sendiri menjelaskan misinya dalam kerangka membantu yang miskin. Penderitaan ada dan akan tetap ada di dalam dunia sekalipun gereja berperan, namun kepedulian gereja bermakna memberi pengharapan bagi mereka yang menderita.

4.2. Komunitas Orang Percaya atau Gereja Persekutuan Kristen