Komunitas Orang Percaya atau Gereja Persekutuan Kristen

alat, walapun sederhana untuk berbagi harta dengan orang yang berkekurangan. Fokus pemberian sumbangan dari persembahan adalah orang-orang miskin yang ada dalam jemaat sendiri. Meskipun demikian orang-orang yang berkekurangan secara ekonomis dalam jemaat- jemaat Kristen sejagat juga menjadi fokus pemberian, sebagaimana sudah dilakukan sejak dulu. Pemberian persembahan kiranya didahului dengan anjuran yang menggunakan kata-kata yang mengajak dan meyakinkan. 56 Penekanan pada pelayanan persembahan gereja peduli pada dunia, pada kehidupan umat manusia, bahkan ciptaan, yang memang sejalan dengan sikap dan misi Allah sendiri yang menghadapi dunia dengan kasih dan perdamaian-Nya. Kepedulian itu terkait pula dengan panggilan gereja untuk menampakkan tanda-tanda kerajaan Allah, yakni mewujudkan syalom keadilan, damai sejahtera bagi mereka yang menderita. Sebagaimana dikutip di atas bahwa Paulus sendiri menjelaskan misinya dalam kerangka membantu yang miskin. Penderitaan ada dan akan tetap ada di dalam dunia sekalipun gereja berperan, namun kepedulian gereja bermakna memberi pengharapan bagi mereka yang menderita.

4.2. Komunitas Orang Percaya atau Gereja Persekutuan Kristen

Kemiskinan sudah menjadi suatu tangung jawab gereja, sebagai tubuh Kristus, satu menderita semua turut menderita. Kita perlu memikirkan dan mengusahakan agar sesama saudara seiman kita juga boleh mendapatkan berbagai sarana yang dapat membantu mereka bertumbuh dalam firman dan berkembang dalam aspek-aspek kehidupan lainnya. Pedoman Paulus dalam memimpin gereja dalam memberikan persembahannya adalah untuk orang-orang atau kelompok orang percaya yang tidak mampu menghidupi dirinya sendiri, termasuk para janda yang benar-benar miskin, yatim piatu yang tidak memiliki keluarga penjamin, orang asing, orang cacat, korban kejahatan, korban perang. Jadi Gereja seharusnya mempersiapkan hati untuk “merencanakan” dengan sungguh-sungguh dan serius untuk mengumpulkan persembahan untuk mereka. Allah tidak pernah senang, apabila kehidupan jemaat janda miskin bergantung, ditopang, didukung oleh lembaga non-Kristen atau didanai oleh anak-anak dunia. Karena ketidakpercayaan dan ketidaktaatan kita menjalankan persembahan dan menyalurkan 56 Beyer dan Evalina, Memberi Dengan Sukacita, 116. persembahan dengan cara yang benar maka gereja tidak memiliki kuasa kehidupan yang “memancarkan kesaksian Kristus”. 57 Gereja juga perlu menunjukan kesatuan dan persaudaran antara anggota-anggotanya dari berbagai golongan, suku, kelas sosial dan tingkat ekonomi. Dalam Perjanjian Baru orang-orang yang bukan anggota gereja terkesan oleh persatuan antara orang-orang Kristen dari golongan- golongan yang berbeda yaitu Yahudi dan Yunani, hamba dan merdeka, kaya dan miskin. Di luar gereja golongan-golongan ini saling menjauhi, tetapi di dalam gereja mereka saling melayani. Orang-orang rela berkorban bagi saudaranya dari golongan yang berbeda. Kesatuan bangsa Indonesia masih memerlukan perhatian. Gereja perlu menjadi pelopor dalam usaha menghilangkan prasangka-prasangka sukuisme dan memperkecil antara orang kaya dan miskin. Hal ini menyangkut keesaan gereja bukan terutama keesaan organisasi tetapi penerimaan, penghargaan, dan kerjasama di antara setiap jemaat dan antar jemaat. 58 Melalui kegiatan pelayanan kasih yang pertama dalam sejarah gereja, Paulus berhasil mewujudkan suatu persekutuan yang erat antara jemat-jemaat Kristen Yahudi dan non-Yahudi. Dengan demikian, kedua belah pihak umat yang sangat berbeda menjadi sederajat dalam gereja Kristus yang esa. Dengan terwujudnya keesaanini, Paulus berhasil mencegah jemaat Yerusalem dan jemaat-jemaat Kristen terisolasi. Tercapainya keesaan itu sangat mengherankan dan boleh disebutkan suatu mukjizat tindakan Tuhan sendiri. Kegiatan pengumpulan persembahan Paulus merupakan diakonia yang melampui segala jarak dan batas, jemaat-jemaat Kristen non-Yahudi dan Jemaat Kristen Yahudi dipersatukan karena bersama-sama mengimani Tuhan sebagai penyelamat dunia dan bertumbuh untuk menjadi suatu “sharing comunity”. Artinya orang-orang Kristen beradaptasi dengan janji-janji mesianis dari sejarah keselamatan umat Israel, sedangkan orang Kristen Yahudi Yerusalem mungkin untuk sementara saja berada dalam bagian darurat sehingga diberi bagian dalam harta jasmani oleh jemaat Korintus. Jadi ada hubungan timbal balik. Bukan hanya bagi kedua kaum ini saja yang menjadi perhatian Paulus, melainkan bagi yang tidak beragama Kristen Yahudi juga merupakan bagian yang mungkin dilihat oleh Paulus dalam pemberian persembahan di Yerusalem. 57 John F. Mac Arthur, Memberi Kepada Allah, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1998, 56. 58 Malcolm Brownlee, Tugas Dunia Dalam Milik Tuhan: Dasar Teologi Bagi Pekerjaan Orang Kristen Dalam Masyarakat Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004, 133. Pelayan kesaksian yang dilakukan oleh Paulus dalam pengumpulan persembahan menjelaskan bahwa setiap jemaat gereja harus siap dalam memberikan bantuan kepada masyarakat miskin yang mengalami bencana alam. Pemberian persembahan gereja juga harus memiliki tujuan yang jelas dan memiliki tugas bersama dengan teratur dalam memberikan bantuan kepada setiap masyarakat yang beragama Kristen. Di sisi lain gereja juga tidak hanya memiliki tugas dalam memberikan pertolongan bagi jemaat Kristen saja, melainkan juga bagi masyarakat non-Kristen yang memerlukan pertolongan. Seperti yang telah di jelasakan bahwa Paulus tidak hanya memberikan bantuan kepada jemaat Kristen Yahudi namun bagi jemaat Kristen non-Yahudi. Perhatian gereja sekarang ini harus lebih luas dan memberikan kekuatan rohani melalui bantuan peresembahan bagi setiap masyarakat. 59

4.3. Mewujudkan Keseimbangan