Mewujudkan Keseimbangan PERANAN PERSEMBAHAN BAGI GEREJA DAN MASYARAKAT BERDASARKAN 2 KORINTUS 9: 6-15

Pelayan kesaksian yang dilakukan oleh Paulus dalam pengumpulan persembahan menjelaskan bahwa setiap jemaat gereja harus siap dalam memberikan bantuan kepada masyarakat miskin yang mengalami bencana alam. Pemberian persembahan gereja juga harus memiliki tujuan yang jelas dan memiliki tugas bersama dengan teratur dalam memberikan bantuan kepada setiap masyarakat yang beragama Kristen. Di sisi lain gereja juga tidak hanya memiliki tugas dalam memberikan pertolongan bagi jemaat Kristen saja, melainkan juga bagi masyarakat non-Kristen yang memerlukan pertolongan. Seperti yang telah di jelasakan bahwa Paulus tidak hanya memberikan bantuan kepada jemaat Kristen Yahudi namun bagi jemaat Kristen non-Yahudi. Perhatian gereja sekarang ini harus lebih luas dan memberikan kekuatan rohani melalui bantuan peresembahan bagi setiap masyarakat. 59

4.3. Mewujudkan Keseimbangan

“Tetap mengingat orang-orang miskin”, inilah tugas yang dijalankan Paulus kepada para jemaat Kristen Yahudi di Yerusalem yang jatuh miskin. Paulus melakukan tugas ini dengan sungguh-sungguh dan tekun melalui upaya mengumpulkan dana untuk jemaat tersebut agar anggotanya dapat hidup dalam kecukupan. Sebelum membentangkan situasi pahit orang miskin pada masa kini serta upaya penanggulangannya, perlu disadari bahwa orang miskin tidak patut dianggap sebagai suatu massa yang tidak mempunyai gejala-gejala kemelaratan tertentu. Misalnya, orang Kristen Yahudi di YudeaYerusalem. Nasib mereka sangat konkret, dengan ciri- ciri tertentu. 60 Di Indonesia, menurut data statistik 2014, 27 masyarakat harus hidup dengan penghasilan US 1hari saja yang memiliki jumlah 10 ribuhari. Inilah yang menyebabkan kesulitan ekonomi rumah tangga. Salah satu cara untuk menanggulangi kemiskinan adalah memberdayakan orang-orang miskin sedemikian rupa sehingga mereka mampu memenuhi kebutuhan pokoknya. Untuk itu, perlu membina dan memberdayakan rakyat kecil. Melalui 59 A. Noordegraaf, Orientasi Diakonia Gereja: Teologi Dalam Perspektif ReformasiJakarta: BPK Gunung Mulia, 2004, 186. 60 Azariah, Memberi Secara Kristen, 25-27. program pemberdayaan itu perlu diperkuat keyakinan yang terus-menerus bahwa ia sanggup mengubah nasibnya dengan daya sendiri. Keberhasilan ekonomi rakyat kecil, apalagi para petani dapat ditingkatkan jika mereka berusaha dengan antusias kemauan keras. 61 Konsep kesimbangan melalui pemerataan pendapat yang sudah dicetuskan Alkitab, apalagi teologi persembahan Paulus, hendaknya dilaksanakan di berbagai bidang kehidupan masyarakat dan gereja. Hal ini juga berlaku di dunia global, khususnya antara negara-negara industri kaya di Utara dan negara-negara berkembang di Selatan; apalagi dalam masyarakat Indonesia yang hidup dalam suatu negeri yang natural resources-nya sangat kaya. Memang suatu persembahan, seperti kolekte yang dilaksanakan Paulus hanya merupakan satu bentuk dan alat yang sederhana untuk pembagian dana bagi orang yang menderita. Komunikasi antar gereja tidak searah, tetapi timbal balik dialogis. Memberi dan menerima secara timbal balik baru terjadi dengan sempurna apabila si pemberi dan penerima berpartisipasi penuh atas kelimpahan kasih karunia Allah. Berdasarkan itu kedua belah pihak menyadari dirinya sebagai suatu persekutuan orang miskin yang diperkarya melalui “pertukaran sukacita” yang terwujud antara kekayaan Kristus. Pola keseimbangan menjadi tulen, apabila ukuran timbal balik menguntungkan kedua belah pihak. Paulus mengusahkan suatu keseimbangan dengan bahan materi melalui kegiatan jemaat Yunani. Kemudian, kelebihan jemaat Yerusalem dapat mencukupkan kekurangan jemaat-jemaat baru sebagai hasil misi Paulus. 62

4.4. Menjalin Persekutuan Kemitraan