LAPORAN KEGIATAN MAGANG 1

  1. Program Kerja Setiap instansi pendidikan atau sekolah memiliki program kerja sebagai penunjang tetap berlangsungnya kinerja-kinerja dalam sekolah tersebut. Ada beberapa program yang disusun oleh berbagai sekolah agar lulusan setiap sekolah dapat bersaing dengan lulusan sekolah lainnya.

  Begitupun dengan SMP Neg.2 ALLA’ memprogramkan berbagai kegiatan untuk melatih siswa lebih kreatif mengembangkan bakat dan minat serta berwawasan luas melalui penyelenggaraan kegiatan pembinaan siswa/ektrakulkuler. Dalam kegiatan ekstrakulkuler siswa mengikuti lomba, berkemah, berbagai kegiatan lainnya.

  Adapun hal diprogramkan yang berhubungan dengan pembangunan sekolah misalnya saat ini SMP Neg. 2 ALLA’ akan mengadakan renovasi ruangan yang rusak. SMP Neg. 2 ALLA’ juga memprogramkan tempar parker yang saat ini sangat tidak layak pakai. SMA Negeri 1 Alla merupakan salah satu sekolah dari kabupaten Enrekang yang telah mulai menerapkan Kurikulum 2013. Sekolah ini juga sudah sejak 2 tahun yang lalu mulai menerapkan moving class. Tujuannya agar siswa tidak jenuh menerima materi dalam kelas.

  2. Sistem Pengelolaan Keuangan Sistem keuangan di kelolah oleh bendahara sekolah. Sekolah memiliki

  Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang kerangkanya sistematis dan selalu diperbaharui setiap tahun. RAB memuat rencana pemeliharaan sekolah yang sesuai dengan kebutuhan sekolah dan ketercapaiannya 75%-100%. Dana yang masuk ke sekolah ada dua yaitu dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari pusat dan dana pendidikan gratis dari provinsi dan kabupaten. Dana BOS diterima sekali dalam setahun dan dana pendidikan gratis diterima sekali dalam 3 bulan. Setiap semester bendahara sekolah selalu membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB).

  Dana yang masuk di gunakan dalam berbagai macam jenis kegiatan yaitu:

  a. Pengadaan buku kurikulum 2013 untuk kelas VII dan VIII

  b. Pengadaan buku teks pelajaran kelas IX

  c. Penyelenggaraan evaluasi pembelajaran

  d. Pengadaan alat habis pakai : Alat praktikum IPA - Peralatan keterampilan - Peralatan komputer -

  • Alat olahraga

  Peralatan Uks - Alat kesenian -

  e. Penyelenggaraan kegiatan pembinaan

  f. Pemeliharaan dan perbaikan ringan sarana prasarana dan fasilitas sekolah

  g. Penyusunan dan pelaporan

  h. Peningkatan mutu pembelajaran: Pemakaian alarm setiap kelas - i. Kegiatan penerimaan siswa baru j. Pengelolaan data individual sekolah berbasis TIK

  3. Sistem Pembelajaran Pembelajaran adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan peserta didiknya (mengarahkan interaksi peserta didik dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.

  Pembelajaran merupakan salah satu unsur penentu baik tidaknya lulusan yang dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan. Ia diibaratkan sebagai jantung dari keseluruhan proses pembelajaran. Pembelajaran yang baik cenderung menghasilkan lulusan dengan hasil belajar yang baik pula.

  Pembelajaran aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Ada beberapa sistem pembelajaran yang digunakan guru yaitu guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan pembelajaran sesuai dengan RPP yang di buat.

  Sekolah menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebagai acuan siswa dalam belajar. Nilai KKM terendah dari semua mata pelajaran adalah 70. Penilaian pembelajaran bukan hanya dari segi intelektual tetapi mempertimbangkan sikaf, kehadiran siswa dan kegaiatan ekstrakulkuler yang di ikuti.

  4. Partisipasi Masyarakat Terhadap Sekolah (Komite) Komite sekolah menjalankan fungsi-fungsinya sebagai pendukung, pemberi pertimbangan, pengontrol dan mediator. Dalam pemilihan pengurus komite kepala sekolah, guru, dan perwakilan siswa bersama-sama dan berjalan secara demokratis. Setelah terpilih pengurus komite melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Masyarakat sangat berperan terhadap sekolah melalui keikutsertaannya masyarakat dalam rapat, memberikan saran terhadap sekolah. A.2. Membangun Kompetensi Dasar Pedagodik, Kepribadian Dan Sosial

  1. Kompetensi Dasar Pedagogik

  a. Kegiatan Pembelajaran yang mendidik di Kelas, di Laboratorium, dan di lapangan.

  Kegiatan pembelajaran yang dilakukan di kelas berjalan dengan aman dan lancar karena sarana dan prasarana yang memadai sehingga siswa dapat mengikuti proses pembelajaran berjalan dengan baik. Kegiatan di Laboratorium pun terlaksana karena tersedianya ruangan Laboratorium khusus untuk pelajaran IPA yang kita ketahui banyak praktikum dan karena adanya alat peraga yang cukup memadai.

  Kegiatan pembelajaran di Lapangan adalah kegiatan olahraga yang dibimbing oleh guru mata pelajaran. Dalam hal ini semua siswa mengikuti olahraga, ada yang bermain futsal, basket, voly, lari, dll sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

  b. Mengamati kegiatan Pembelajaran yang Mendorong Peserta didik mencapai prestasi belajar secara optimal.

  Dalam proses belajar mengajar guru menggunakan alat peraga sebagai media agar siswa lebih cepat mengerti dan paham dalam proses belajar dan pembelajaran yang sedang dilakukan. Kemudian, siswa juga disuruh menentukan benda-benda yang ada disekelilingnya sesuai dengan tema pelajaran. Dalam memberikan kesempatan siswa untuk berpendapat atau memberikan jawaban guru mengatakan kepada siswa siapa yang berani maju ke depan dan menjelaskannya kepada teman-teman. Dalam hal ini siswa dilatih untuk mengembangkan sikap keberanian dan percaya diri akan pertanyaan atau jawaban. Meskipun jawabannya benar atau salah, akan tetapi siswa mempunyai rasa keberanian.

  Setelah memperagakan dan menjelaskan materi guru menyuruh siswa untuk membaca dan mengingat kembali materi yang telah dijelaskan. Kemudian, siswa mengerjakan latihan soal yang ada dalam buku paket (LKS). Setelah siswa selesai mengerjakan soal latihan, guru langsung saja membahas soal yang telah dikerjakan siswa tadi. Untuk pelajaran matematika yang saya amati, guru lebih sering memberikan tugas semacam latihan mengerjakan soal-soal agar siswa terbiasa menghadapi soal. Guru juga selalu mengajak siswa untuk berfikit kritis dengan selalu melemparkan pertanyaan- pertanyaan kepada siswa.

  c. Mengamati Berbagai Kegiatan Pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya, yang dilakukan guru.

  Untuk mengaktualisasikan potensi siswa guru melakukan berbagai model pembelajaran. Model pembelajaran guru yang di lakukan bervariasi. Karena dengan model pembelajaran yang bervariasi maka siswa tidak akan merasa bosan khususnya mata pelajaran matematika yang di kalangan sekolah menengah pertama sangat sulit untuk di taklukkan sehingga siswa merasa cepat bosan mempelajarinya. Karena itulah di butuhkan model pembelajaran yang bervariasi.

  d. Mengamati Kegiatan guru melakukan Refleksi terhadap Pembelajaran yang telah dilaksanakan.

  Untuk merefleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, guru memberikan latihan soal ,setelah itu guru mengevaluasi agar terlihat mana siswa yang sudah mengerti dan siswa yang belum mengerti dari latihan soal yang telah diberikan. Lalu guru meanalisis jawaban yang dibuat oleh siswa, disini terlihat soal apa yang banyak salah. Berarti siswa di tuntun untuk terus mengulangi pembelajarannya. Di kelas IX yang saya amati guru tidak lagi menyuapi materi kepada siswanya tetapi siswa selalu di tuntun untuk mencari materi dan mencoba menjelaskan sendiri dan mengerjakan soal sendiri. Siswa di tuntun untuk selalu bertanya untuk materi yang kurang di pahami. Di sinilah kemudian guru menjelaskan kepada siswa.

  2. Kompetensi Kepribadian

  a. Mengamati perilaku saling menghargai antar warga sekolah tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat istiadat, daerah asal dan gender.

  Perilaku warga sekolah baik itu kepala sekolah, guru, karyawan maupun siswa saling menghargai, menghormati, bekerjasama dan adanya rasa toleransi antar sesama untuk menciptakan suasana harmonis serta kekeluargaan.

  b. Mengamati sikap dan perilaku warga sekolah, terhadap norma-norma yang dianut (agama, hukum, dan sosial) yang berlaku dalam masyarakat, serta kebudayaan nasional indonesia yang beragam.

  Dalam norma agama disekolah guru membiasakan siswa berdoa sebelum memulai pelajaran maupun sesudah pelajaran. Dan disaat sholat dzuhur sebagian guru ada yang sholat di sekolah, dan ada yang sholatnya di rumah setelah pulang dari sekolah, tetapi itu terjadi hanya pada sebagian guru dan yang paling disayangkan tidak ada siswa yang melaksanakan karena tidak adanya bangunan atau ruangan yang bisa untuk sholat bersama.

  Dan untuk norma hukum, sekolah telah mempunyai aturan-aturan atau tata tertib yang harus dipatuhi, ditaati dan dilaksanakan oleh warga sekolah. Misalnya pada hari senin warga sekolah harus datang sebelum upacara bendera dimulai dan harus mengikutinya. Siapa yang telat datang berdiri diluar gerbang sampai upacara bendera selesai. Setelah itu semua warga sekolah tidak diperkenankan pulang sebelum jam efektif belajar selesai.

  Untuk norma sosial, dalam bergaul siswa tidak pernah membedakan kaya atau miskin. Mereka bermain bersama tanpa adanya rasa perbedaan masing-masing individu. Ketika ada guru yang sakit semua warga sekolah menjenguk. Jika ada siswa yang mempunyai masalah, misalnya nakal, malas mengerjakan tugas, suka bolos dan sering terlambat. Maka anak itu dipanggil dengan orangtuanya untuk menghadap wali kelas. Serta anak tersebut dibina dan dibimbing agar dia bisa merubah tingkahlaku atau sikapnya.

  c. Mengamati berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik, dan santun, baik secara lisan maupun tulisan di Lingkungan Sekolah.

  Dalam berkomunikasi secara lisan warga sekolah sering memakai bahasa indanosia mau itu disaat mengajar dalam kelas dan diluar kelas.. Dalam berkomunikasi lisan maupun tulisan warga sekolah selalu memakai bahasa Indonesia karena bahasa ini merupakan bahasa persatuan kita. Hanya saja jika siswa dengan siswa berkomunikasi kebanyakan menggunakan bahasa khas ( bahasa daerah), tetapi di hadapan para guru tetap menggunakan bahasa Indonesia.

  d. Mengamati komunikasi para guru, staf, dan kepala sekolah dari sudut komunikasi yang efektif, empatik, dan santun pada peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi pembelajaran yang terbangun secara klasikal mulai dari:

  Penyiapan kondisi psikologi peserta didik - Sebelum memulai pelajaran terlebih dahulu guru selalu mengingatkan dan mengajarkan siswa untuk berdoa sebelum pelajaran dimulai.

  Memberikan pertanyaan atau tugas sebagai undangan kepada peserta - didik untuk merespon Dalam memberikan pertanyaan atau tugas guru memberi pertanyaan kepada siswa secara bergiliran agar semua siswa dapat berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Respon peserta didik - Saat siswa menerima pertanyaan yang diberikan guru ada yang berpikirnya cepat dan ada juga yang berpikirnya lambat. Tetapi siswa aktif dalam menjawab pertanyaan atau memberikan pertanyaan kepada guru jika ada yang belum mereka pahami.

  Reaksi guru terhadap respon peserta didik - Ketika ada siswa yang berani untuk menjawab pertanyaan, guru selalu memberikan pujian agar siswa termotivasi untuk selalu aktif dalam pembelajaran. Tetapi tidak pernah lupa mengingatkan siswa agar terus aktif dalam proses pembelajaran.

  e. Mengamati kedisiplinan warga sekolah dalam melaksanakan peraturan Kepala Sekolah -

  Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Sekolah bertanggung jawab, datang tepat waktu, selalu memberikan bimbingan atau didikan kepada siswa.

  • Guru Berdasarkan pengamatan penulis, guru yang piket biasanya datang sebelum pukul 07.00. Guru yang piket mengkordinir siswa yang piket pada hari itu, mereka juga ikut membersihkan halaman sekolah. Guru kelas juga ikut mengkordinir anak walinya serta ikut membersihkan halaman kelas. Tetapi saat upacara bendera ada beberapa guru yang terlambat dan tidak mengikuti upacara bendera. Semua guru berpakaian yang rapi. Karyawan -

  Karyawan datang lebih awal biasanya satpam. Dia langsung melaksanakan tugasx.

  Siswa -

  Siswa yang piket biasanya datang sebelum pukul 07.00 dan langsung membersihkan ruangan kelas dan halaman kelas. Tetapi ada juga beberapa siswa yang piket terlambat. Tidak ada siswa yang bolos.

  f. Mengamati hubungan Sosial antar Warga Sekolah Kepala Sekolah dengan Guru dan Karyawan serta Peserta Didik -

  Hubungan Kepala Sekolah dengan Guru-guru sangat baik, seperti yang kami amati ketika Guru-guru datang langsung bersalaman dengan Kepala Sekolah. Dan pulang juga Guru-guru ke Kantor Kepala Sekolah untuk bersalaman dan berpamitan dengan Kepala Sekolah. Ketika siswa ada lomba mata pelajaran Kepala Sekolah bersama Guru mendampingi siswa tersebut.

  Karyawan selalu membantu Kepala Sekolah ketika ada hal yang harus harus dikerjakan. Ketika bertemu dengan Kepala Sekolah siswa langsung bersalaman. Kepala Sekolah ikut mendampingi siswa ketika ada perlombaan. Seperti lomba 17 Agustus yang sempat kami damping bersama kepala sekolah dan para guru.

  Guru dengan Karyawan dan Siswa - Karyawan selalu membantu Guru-guru, misalnya Tata Usaha, membantu mengetik soal-soal ujian, pengelola UKS membantu ketika ada yang sakit. Ketika datang siswa selalu bersalaman dengan Guru- guru. Ketika ada siswa yang bertengkar guru menasehati dan membimbing mereka. Guru dengan Guru -

  Hubungan Guru dengan guru sangat baik, tidak ada perselisihan, mereka saling memberikan masukan, saling mengisi kekurangan. Ketika pagi Guru-guru saling bersalaman. Jika istirahat Guru-guru kumpul di Ruang Guru, mereka saling berinteraksi.

  • Siswa dengan Siswa Hubungan Siswa dengan siswa sangat baik, meskipun mereka bertengkar tetapi setelah itu mereka bermain bersama lagi. Ada siswa yang suka mengganggu teman-temannya.

  g. Mengamati hubungan antara Warga Sekolah dengan Komite Sekolah Hubungan antara Warga Sekolah dengan Komite Sekolah sangat baik, Komite Sekolah berperan aktif ketika mengadakan rapat dengan orangtua murid. Semua kegiatan sekolah dilaporkan ke Komite Sekolah baik yang berkaitan dengan siswa maupun tentang keuangan.

  h. Mengamati hubungan antara Warga Sekolah dengan Masyarakat sekitar dan orang tua murid Untuk penghijauan lingkungan sekolah masyarakat menyumbang bibit tanaman untuk ditanam di sekitar lingkungan sekolah. Ketika ada orang yang meninggal di sekitar lingkungan sekolah, warga sekolah ikut menjenguk dan mempersiapkan segala alat yang dibutuhkan, dan lain-lain. Dan sebagai Kepala Sekolah juga memberikan contoh yang baik dengan warga sekolah dan lingkungan sekitar. i. Mengamati sikap siswa terhadap

  • Kepala Sekolah Siswa sangat patuh dan menuruti apa yang disuruh kepala sekolah, contohnya membersihkan atau mengumpulkan sampah. Dan sikap siswa terhadap kepala sekolah sangat sopan. Dan ketika siswa datang mereka langsung bersalaman sama kepala sekolah dan ketika pulang sekolah mereka juga bersalaman dengan kepala sekolah maupun diruangan dan diluar ruangan.
  • Guru Sebagian siswa ada yang menuruti perkataan guru ada juga yang tidak menuruti. Kalau untuk bersalaman semua siswa maupun
warga sekolah tetap melakukannya, dan itu sudah menjadi kebiasaan warga sekolah, tapi disisi lain jika guru menyuruh untuk membersihkan halaman sekolah atau memungut sampah sebagian siswa ada juga yang tidak ingin melakukannya. Ketika guru memberikan tugas atau PR sebagian siswa ada yang mengerjakan dan ada juga yang tidak mengerjakannya.

  Karyawan - Sikap siswa terhadap karyawan mau itu TU, Penjaga UKS,

  Penjaga Perpustakaan, dan Satpam. Sikapnya hampir sama dengan guru, ada yang mau mendengar dan melakukan dan ada juga yang tidak, itu dilakukan kebanyakan pada siswa laki-laki yang cukup nakal. Tamu -

  Ketika ada tamu datang ke Sekolah ada siswa yang menyapa sambil bersalaman dan ada juga yang tidak menghiraukan dengan adanya tamu yang berkunjung ke Sekolah mereka dan itu sebagian kecil yang mempunyai rasa ramah tama. j. Mengamati Pelaksanaa Kegiatan

  Kegiatan Ekstrakurikuler - Kegiatan Ekstrakurikuler biasanya dilakukan setiap hari kamis dan Jumat di sore hari, yaitu PMR untuk hari kasmis dan Pramuka untuk hari Jumat. Adapun kegiatan ekstrakurikuler lainnya di lakukan di lain hari berdasarkan guru pembimbingnya.

  Kegiatan Non-kurikuker - Kegiatan ini biasanya dilakukan di luar jam sekolah. Seperti bimbel dan les.

  3. Kompetensi Sosial a. Mengamati sikap inklusif dan obyektif guru terhadap peserta didik, teman sejawat dan lingkungan sekitar dalam melakukan pembelajaran Jika ada siswa mengalami kesulitan atau masalah guru menyerahkan siswa kepada BK ( guru pembimbing ) untuk mencari solusi dan menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi oleh siswa tersebut.

  Guru terhadap teman sejawat, jika seorang guru mempunyai kesulitan maka guru yang lainnya selalu memberikan masukan atau memberikan pikiran untuk mencari solusi dari masalah tersebut.

  Guru sama-sama saling mengisi kekurangan yang ada pada diri mereka masing-masing. Misalnya seorang guru mempunyai kesulitan dalam pembelajaran dikelas, maka guru yang lain saling mengisi dan memberikan masukan agar guru tersebut dapat menjalani pembelajaran yang lebih baik lagi pada siswanya.

  b. Mengamati komunikasi para guru dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah lainnya apakah dilakukan secara santun, empatik, dan efektif.

  Dalam berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah tentunya guru menggunakan bahasa yang santun dan bahasa yang mudah di mengerti.

  c. Mengamati komunikasi warga sekolah dengan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam menginformasikan program pembelajaran dan dalam mengatasi kemajuan dan masalah-masalah yang dihadapi oleh peserta didik apakah dilakukan secara santun, empatik, dan efektif.

  Untuk memajukan pendidikan guru mengadakan rapat yang dihadiri oleh orangtua murid. Bagaimana partisipasi dan peran orangtua murid terhadap pendidikan anaknya. Jika ada siswa yang mengalami masalah, guru memanggil orangtuanya untu bisa mencari solusi terhadap masalah atau kesulitan siswa. d. Mengamati keikutsertaan orangtua peserta didik dan masyarakat dalam mendukung program sekolah, pelaksanaan program pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik.

  Orangtua tentunya sangat mendukung anaknya menjadi orang yang sukses. Jika seoarang siswa ada yang sakit dan tidak bisa nasuk sekolah maka orangtuanya memberitahukan atau mengirim surat buat wali kelasnya. Kemudian orangtua juga selalu mendukung anaknya untuk mengikuti les atau bimbel. A.3. Memperkuat Pemahaman Peserta Didik

  1. Mengamati karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosial- budaya.

  Dalam aspek fisik, fisik siswa dalam suatu kelas bervariasi ada yang gemuk, ada yang kurus, ada yang tinggi, ada yang pendek.

  Dalam aspek intelektual juga berbeda-beda ada yang daya serapnya cepat, ada yang sedang dan ada juga yang daya serapnya lambat.

  Sosial-emosional, dalam hubungan dengan teman-teman yang lain ada siswa yang cepat marah, egonya masih ada, ada yang sabar, rasa ingin memiliki sesuatu sangat tinggi.

  Moral, tingkah laku peserta didik ada yang disiplin tepat waktu, disiplin dalam berpakaian, disiplin dalam kebersihan lingkungan dan ada juga yang tidak. Sikap saling menghargai dan saling tolong menolong antar sesama.

  Spritual, dalam keagamaan siswa sering melakukan doa bersama sebelum dan sesudah pelajaran. Latar belakang Sosial-budaya, latar belakang sosial siswa berbeda-beda ada yang orangtuanya Nelayan, PNS, Polri, Buruh, dan ada juga Pedagang. Tetapi hubungan pergaulan mereka tidak ada rasa perbedaan dengan latar belakang sosial-budaya.

  2. Mengindentifikasi potensi peserta didik dalam pelajaran Matematika.

  Siswa mempunyai kemampuan dan potensi yang berbeda-beda Ada siswa yang pandai dalam pelajaran Bahasa Indonesia, ada juga dalam pelajaran Matematika, Bahasa Inggris, IPA dan IPS. Tetapi itu tidak untuk semua siswa ada juga beberapa siswa mengalami kesulitan dalam lima mata pelajaran tesebut.

  3. Mengindentifikasi kemampuan awal peserta didik dalam pelajaran Matematika

  Dalam pelajaran matematika rata-rata semua siswa mengetahui pembelajaran yang akan di pelajari karena adanya kompetensi dasar dan indicator yang telah mereka pegang berdasarkan silabus dari guru.

  4. Mengindentifikasi kesulitan peserta didik dalam pelajaran Matematika.

  Kesulitan yang terjadi pada siswa dalam pelajaran Matematika adalah siswa sulit untuk menggunakan rumus yang ada. Dan karena tidak adanya dasar rumus sehingga siswa masih membutuhkan penjabaran dari rumus yang akan di gunakan. Selain itu, siswa merasa bingung dengan banyaknya rumus yang akan di gunakan. A.4. Pengamatan Proses Pembelajaran Dikelas

  Pada waktu ovservasi dilakukan pada pembelajaran Matematika, ada beberapa kegiatan yang dilakukan yang dapat disebut kegiatan belajar antara lain :

  1. Apersepsi Saat masuk kelas guru mengucapkan salam, kemudian mengkondisikan siswa untuk belajar. Kemudian berdoa. Mengecek kehadiran siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa. Kegiatan apersepsi dilakukan guru sangat efektif sehingga siswa merasa nyaman/ tidak tegang saat memulai pembelajaran. Apersepsi dilakukan guru menarik, materi yang akan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Contohnya, ketika guru membahas materi peluang, guru mengkaitkannya dengan permainan kartu bridge, dadu dan koin.

  2. Kegiatan inti

  2.1. Teknik menyampaikan materi Pada awal pembelajaran, guru memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai materi yang akan di bahas pada pertemuan sebelumnya. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar siswa mengingat kembali materi-materi lalu, karena materi ini masih berhubungan dengan materi yang akan dibahas pada pertemuan ini. Sehingga nantinya siswa akan mampu memahami dan menguasai materi.

  Guru memeriksa tugas siswa dengan berkeliling dari bangku ke bangku dan menyuruh salah satu siswa yang mengerjakan tugas dengan benar untuk menuliskan jawaban diatas papan tulis tanpa membawa naskah. Ini bertujuan agar siswa dapat memahami tugasnya di rumah agar tidak kewalahan ketika disuruh mengerjakan di papan tulis tanpa membawa naskah. Dan bagi siswa yang jawabankurang benar guru memberikan pengarahan dan penjelasan jawaban yang benar.

  Guru memberikan contoh soal kemudian menjelaskan caranya dengan berinteraksi dengan siswa yaitu Tanya jawab mengenai penyelesaian soal tersebut. Kemudian dari soal yang dibahas itu, guru menjelaskan tentang materi dan menyimpulkan rumus umum yang dipakai dalam soal.

  2.2. Pengelolaan Kelas Dalam pengelolaan kelas guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan. Proses pembelajaran dapat berjalan efektif jika situasi dan kondisi kelas dapat dikelola dengan baik. Tentunya, disini membutuhkan kreatifitas seorang guru bagaimana dia bisa mengelola kelas tersebut agar proses pembelajaran bisa berjalan lancer dan siswa tidak akan merasa bosan.

  2.3. Memotivasi siswa dalam belajar Dalam proses pembelajaran guru selalu memotivasi siswa dalam belajar dengan melakukan Tanya jawab. Disini bertujuan agar siswa melatih untuk percaya diri dn berani. Motivasi bagi seseorang sangatlah penting, dengan motivasi oleh guru atau dorongan dari orang di sekelilingnya maka siswa akan tergerak hatinya untuk melakukan sesuatu atau berani bertanya dan menjawab atas pertanyaan guru.

  2.4. Penanganan kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran.

  Dalam proses pembelajaran tentunya siswa mengalami kesulitan dalam penggunaan rumus ataupun materi yang dijelaskan. Yang dilakukan guru adalah dengan membimbing penggunanaan rumus dan menyimpulkan setiap materi yang dijelaskan agar mudah dipahami. Karena setiap siswa memiliki tingkat pemahaman yang berbeda-beda, ada yang cepat, ada yang sedang dan ada juga yang lambat. Jadi guru harus memperhatikan siswa yang cara berfikirnya lambat dan sedang agar tidak ketinggalan materi.

  2.5. Teknik bertanya guru Menurut hasil pengamatan teknik yang digunakan guru saat proses pembelajaran adalah teknik bertanya klasikal dan teknik bertanya secara individu. Teknik bertanya klasikal bersifat menyeluruh dengan kata lain teknik hanya bisa bagi siswa yang pemberani karena siswa yang pendiam merasa tidak percaya diri menjawab pertanyaan. Sedangkan teknik bertanya secara individu akan melatih siswa untuk berani dan bertanggung jawab ketika guru memberikan pertanyaan kepada mereka. Tentunya mereka akan berusaha keras untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru.

  3. Kegiatan Akhir

  3.1. Guru menyimpulkan tentang materi tentang materi yang dibahas pada pertemuan ini, kemudian guru memberikan tidak lanjut pembelajaran dengan memberikan tugas untuk mengerjakan soal latihan yang berkaitan dengan materi yang telah dibahas.

  3.2. Guru memberikan informasi materi yang akan dibahas pada pertemuan yang akan datang.

  3.3. Menutup pelajaran dengan doa dan salam. A.5. Refleksi Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran

  1. Kegiatan guru saat memulai pembelajaran Sebelum memulai pembelajaran guru sudah melakukan sesuai dengan aspek yang ada yaitu, mengkondisikan dan memotivasi siswa untuk siap belajar, doa sebelum belajar. Mengecek kehadiran siswa, melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa.

  2. Saat melakukan kegiatan inti pembelajaran Menurut hasil pengamatan kami saat melakukan kegiatan inti pembelajaran guru tidak memberikan diskusi, karena waktu yang tidak mencukupi. Guru harusnya bisa mengatur waktu atau dengan kata lain harus ada efektif waktu.

  3. Saat guru mengakhiri pembelajaran Saat guru mengakhiri pembelajaran guru sudah menyimpulkan materi bersama siswa dan melakukan tindak lanjut dengan memberikan tugas rumah kepada siswa.

  SMP Negeri 2 ALLA’ sudah melaksanakan Menejemen Berbasis Sekolah (MBS) dengan baik. Dornseif (Hastomo, 2010:8) mendefinisikan manajemen berbasis sekolah adalah serangkaian kegiatan yang melibatkan banyak orang (pihak) pada suatu sekolah dalam pembuatan keputusan. MBS dimulai dengan desentralisasi, delegasi kekuatan tertentu dari pusat ke sekolah yang meliputi jangkauan kekuasaan dari yang kecil, yang terbatas sampai yang mencakup semua kebijakan. Pengambilan keputusan di SMA Negeri 1 Masalle selalu melibatkan banyak pihak mulai dari komite sekolah, kepalah sekolah dan guru.

  Makna MBS disampaikan oleh Mulyasa dalam Hastomo (2010: 9) sebagai paradigma baru pendidikan yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah (pelibatan masyarakat) dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional. Otonomi diberikan agar sekolah leluasa mengelola sumber daya dan sumber dana dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat. Pelibatan masyarakat dimaksudkan agar lebih bisa memahami, membantu dan mengontrol pengelolaan pendidikan.

  SMP Negeri 2 ALLA’ sebagai salah satu sekolah di Kabupaten Enrekang sudah menerapkan kurikulum 2013 serta sekolah ini mengelola sumber daya dan sumber dana dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat. Dana yang masuk di sekolah ini bersumber dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan dana dari pendidikan gratis.

  Penerapan MBS cukup efektif pada sekolah ini, Menurut Rohiat (Hastomo, 2010:11) Keefektifan MBS yang di monitor dan dievaluasi dalam implementasi MBS yaitu: konteks, Infut, froses, Output dan out come.

  1. Konteks Konteks adalah eksternalitas sekolah berupa demand dan support yang berpengaruh pada input sekolah. Dengan kata lain, konteks sama artinya dengan kebutuhan. Dengan demikian, evaluasi konteks berarti evaluasi tentang kebutuhan. Yang termasuk konteks antara lain: permintaan pendidikan, dukungan masyarakat terhadap pendidikan, kebijakan pemerintah, status sosial-ekonomi masyarakat, keadaan geografis, dan lain-lain.

  Dukungan masyarakat terhadap pendidikan sangat besar, masyarakat mempercayakan anaknya untuk di didik di SMP Negeri 2 ALLA’. Setiap tahun penerimaan siswa baru, minat siswa untuk mendaftar di sekolah ini selalu meningkat tetapi tidak semua yang mendaftar di terimah. Ada beberapa proses yang harus di ikuti mulai dari pengumpulan nilai SKHU sampai tes masuk artinya siswa yang mendaftar harus di seleksi. Siswa yang di terimah berarti sudah memenuhi standar penerimaan siswa baru yang telah di tetapkan setiap tahun. Saat ini jumlah keseluruhan siswa sebanyak 282 siswa.

  Dari segi keadaan geografis sekolah berada di tempat yang strategis, SMP Negeri 2 Masalle ini berada di tengah- tengah perkampungan yang mudah di jangkau. SMP Negeri 2 ALLA’ ini tidak terlalu jauh dari pusat kecamatan hanya sekitar 2 km.

  2. Input Input adalah segala sesuatu yang harus tersedia dan siap karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. Input ini dapat berupa barang dan perangkat- perangkat lunak (ide dan harapan). Secara garis besar input dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu harapan, sumber daya dan input manajemen. Yang termasuk input, antara lain: visi, misi, tujuan, sasaran sekolah, sumber daya sekolah, siswa, kurikulum, dan sebagainya.

  a. Visi Visi SMP Negeri 2 ALLA’ adalah: Unggul Dalam Prestasi, Bermutu dan Berkualitas berdasarkan Iman dan Taqwa.

  Unggul dalam prestasi maknanya siswa SMP Negeri 2 ALLA’ cerdas 

  dalam berbagai bidang mata palajaran dan selalu unggul dalam prestasi di bidang apapun.

  Bermutu dan berkualitas berdasarkan Iman dan Taqwa maknanya 

  setiap civitas akademika SMP Negeri 2 ALLA’ selalu bertingkah laku sesuai iman dan taqwa.

  b. Misi Misi sebagai langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetap kan berdasarkan keputusan bersama.

  1. Melaksanakan budaya gemar membaca, rasa ingin tau, bertoleransi, bekerja sama, saling menghargai, disiplin, jujur, kerja keras, kreatif dan mandiri.

  2. Melaksanakan penerimaan siswa baru secara transparan yang dapat dipertanggungjawabkan.

  3. Meningkatkan kualitas KBM secara efektif dan efisien 4. Melaksanakan pembelajaraan , bimbingan dan pelatihan secara efektif.

  5. Melaksanakan managemen partisipatif dengan melibatkan seluruh stakeholder sekolah.

  6. Meningkatkan Imtaq dan Iptek, melalui kegiatan belajar dan kegiatan keagamaan

  7. Meningkatkan kedisiplinan kerja bagi seluruh warga sekolah.

  8. Menumbuhkan semangat kesetiakawanan social yang tinggi.

  9. Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif untuk mendukung kegiaan belajar efektif.

  10. Meningkatkan prestasi dalam bidang akademik dan non akademik.

  11. Meningkatkan pelaksanaan 8 K.

  c. Sumber daya sekolah Sumber daya sekolah tersedia kebutuhan air yang cukup memadai untuk kebutuhan sekolah. Ada banyak poon dan tanaman untuk tetap menjaga lingkungan sekolah tetap sejuk dan asri, selain itu sebagai filter alami untuk mengatasi polusi udara.

  d. Siswa Setiap sekolah memiliki siswa sebagai orang yang akan di didik menuju manusia yang bermartabat. Jumlah keseluruhan siswa yang ada di

  SMP Negeri 2 ALLA’ sebanyak 282 siswa yang terdiri dari Perempuan : 151 Siswa  Laki-laki : 131 Siswa 

  e. Kurikulum Kurikulum yang di gunakan sudah kurikulum 2013 di mulai dari tahun ajaran 2014/2015.

  3. Proses Proses adalah berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Dalam MBS sebagai sistem, proses terdiri dari: proses pengambilan keputusan, proses pengelolaan kelembagaan, proses pengelolaan program, proses belajar mengajar, dan proses evaluasi sekolah.

  Proses pengambilan keputusan tertinggi berada pada keputusan kepalah sekolah dengan berbagai pertimbangan. Sebelum mengambil keputusan kepalah sekolah mengadakan rapat dengan guru dan komite sekolah. Sedangkan proses kelembagaan dan proses pengelolaan program di kelolah oleh masing-masing bidang yang ada disekolah.

  Proses belajar mengajar dilakukan oleh guru dengan cara mendidik siswanya mulai dari segi intelektual, spritual dan emosional. Dari beberapa pengamatan dalam kelas proses pembelajaran berlangsung dengan baik dan efektif. Respon siswa terhadap materi sangat baik. Guru menggunakan pendekatan PAKEM dalam mengajar.

  Keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar begitu aktif dan sangat antusias mengikuti mata pelajaran matematika, padahal banyak siswa yang menganggap bahwa matematika adalah mata pelajaran yang paling sulit bahkan di anggap momok tapi bagi siswa kelas VII sangat menyukai matematika. Hal ini menjadi keberhasilan seorang guru membawakan materi dan siswanya merespon dengan sangat baik. Guru mengajukan pertanyaan, mengamati respon siswa dan menunjuk siswa harus menjawab. Pertanyaan yang diajukan guru memancing siswa untuk menerapkan apa yang telah di pelajari.

  Pertanyaan yang di ajukan guru biasanya dijawab beramai-ramai oleh siswa tetapi cara penjanbaran jawaban dikerjakan oleh satu siswa tetapi jika ada jawaban yang berbeda diantara siswa, mereka akan naik ke papan tulis untuk menulis dan menjelaskan sesuai dengan pemahaman siswa terhadap soal tersebut. Siswa di ajarkan menjelaskan agar teman-teman yang lain mengerti. Siswa yang lain mengoreksi begitupun dengan guru. Siswa mengemukakan alasan, menemukan kaitan yang satu dengan yang lain, mengkomunikasikan rumus, mengemukakan representasi yang tepat untuk memecakan masalah. Setelah mendapatkan jawaban yang benar, guru memperlihatkan cara lain dan tri-trik lebih cepat dalam mengerjakan soal yang sama.

  Siswa lebih tertarik dengan rumus atau trik-trik cepat, mereka sangat senang dengan adanya alternatif pemecahan masalah yang mudah dalam waktu yang singkat. Siswa diajarkan trik cepat agar lebih memudahkan pada saat ujian nasional tetapi tidak semua soal matematika bisa menggunakan trik cepat, ada aturan dan kriteria tertentu pada setiap soal.

  Dalam kelas terjadi interaksi guru-siswa dan siswa-siswa. Siswa mengajari teman kelompok yang tidak mengerti dengan materi dan siswa yang bertanyapun tidak malu untuk bertanya pada teman kelompoknya.

  Setelah proses pembelajaran selesai guru menugaskan siswanya membuat pertanyaan untuk pertemuan berikutnya. Dalam proses pembelajaran guru menanamkan pendidikan karakter dan mendekatkan siswa dengan Tuhan melalui aplikasi matematika dan mengaitkan kehidupan.

  o

  = 1 dimana: Misalnya : X

  X = alam semesta

  0 = kiamat 1= Allah

  Berapapun nilai X jika dipangkatkan 0 hasilnya tetap 1 artinya ketika alam semesta kiamat atau hancur hanya ada satu yang tersisa yaitu sang pencipta Allah SWT.

  Setiap proses pembelajaran harus di imbangi dengan hasil akhir dari sebuah materi atau konsep yang di ajarkan kepada siswa. Guru selalu mengadakan kuis setiap pertemuan agar minat belajar siswa semakin cenderung bertambah. Guru sering meminta siswa untuk melakukan refleksi selama dan setelah mempelajari suatu konsep.

  Penilaian guru terhadap siswa itu ditentukan oleh hasil nilai tugas, nilai kuis, nilai ulangan harian dan ujian semester. Siswa yang tidak mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) akan mengikuti remedial atau pengayaan dengan soal yang berbeda dengan soal yang sudah diujikan sebelumnya. KKM untuk mata pelajaran matematika adalah 70. Dengan adanya KKM siswa akan semakin terpacu belajar untuk mencapai KKM tersebut. Hasil evaluasi pembelajaran menjadi tolak ukur keberhasilan guru dalam mendidik muridnya. Seharusnya dalam pembelajaran guru menggunakan alat peraga agar siswa semakin paham dengan materi bukan hanya sebatas teori. Penulis mengapresiasi pengelolaan siswa di dalam kelas yang mana kelas di tata dalam 4 kelompok.

  Setiap siswa yang bergabung dalam kelompok memiki tingkat kecerdasan yang berbeda, melalui cara seperti ini siswa yang memiliki tingkat kecerdasan tinggi dapat mengajari siswa yang memiliki daya pemahaman yang lambat.

  Bukan hanya dalam pengelolaan kelas tetapi metode menghapal rumus setiap pertemuan menurut penulis merupakan metode yang tepat untuk di tekankan. Matematika adalah mata pelajaran yang bahan materinya selalu berkesinambungan jadi siswa sangat di tuntut untuk mengetahui rumus karena rumus-rumus tersebut selalu dipergunakan walaupun dalam materi ajar yang berbeda.

  4. Output Output Adalah hasil nyata dari pelaksanaan program MBS. Hasil nyata tersebut dapat berupa academic achievement maupun non academic achievement.

  Fokus evaluasi pada output adalah mengevaluasi sejauh mana sasaran yang diharapkan (kualitas, kuantitas, waktu) telah dicapai program MBS.

  Hasil dari kegiatan pembinaan ekstrakulkuler dan pembelajaran dalam kelas telah banyak menorehkan prestasi. Hal ini dapat dibuktikan dengan pajangan piala dan piagam penghargaan dalam kantor SMP Negeri 2 Alla. Siswa semakin diperkaya dengan wawasan, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan melalui berbagai macam kegiatan yang di ikuti siswa baik yang sesuai dengan minat dan bakat. Sekolah ini juga sudah berakreditasi A, ini membuktikan adanya keberhasilan pendidikan dari program-program yang telah terlaksana.

  SMP Negeri 2 Alla’ semakin meningkatkan mutu pendidikan, saat ini sekolah ini masih membutuhkan beberapa ruang kelas untuk proses pembelajaran.

  5. Out Come Out come adalah hasil MBS jangka panjang, yang berbeda dengan output yang hanya mengukur hasil MBS sesaat/ jangka pendek. Karena itu, fokus evaluasi outcome adalah pada dampak MBS jangka panjang, baik dampak terhadap individu maupun sosial. Yang termasuk dalam outcome antara lain: manfaat sekolah jangka panjang terutama menyangkut pendidikan lanjut, penghasilan, pengembangan karir, kesempatan untuk berkembang, dan sebagainya.

  Dari output lulusan SMP Negeri 2 Alla’ sudah banyak yang kembali mengabdi menjadi guru di sekolah ini. Sehubungan dengan pendidikan tingkat lanjut sekolah ini sudah berumur puluhan tahun mengemban tugas pendidikan. Masyarakat tidak berpikir panjang menitipkan anaknya untuk di didik di SMP Negeri 2 Alla’. Keterlibatan komite atau masyarakat sangat mendukung pengembangan sekolah.