Kemampuan berargumentasi menunjukkan kemampuan peserta didik Kemampuan berkontribusi dimaksudkan sebagai kemampuan peserta didik
Bahan Ajar
1. Persebaran Flora dan Fauna di indonesia Flora dan fauna di Indonesia dikelompokkan berdasarkan hasil penelitian
dua tokoh terkenal dalam bidang flora dan fauna, yaitu Alfred Russel Walace dan Max Wilhelm Carl Weber. Dari hasil penyelidikannya, hewan Indonesia
Barat berbeda dengan hewan bagian timur dan pada bagian tengah terdapat hewan peralihan dan hewan asli Indonesia. Kemudian, M.W.C. Weber
melakukan penelitian hewan di Indonesia, yaitu dengan ekspedisi Sibolga pada tahun 1899-1900. Karena sumbangan mereka dalam penggolongan flora
dan fauna maka di Indonesia dipisahkan dengan garis Wallace dan garis Weber. Garis Wallace, yaitu garis pembatas flora dan fauna antara Indonesia
Barat yang bercorak Asiatis dengan Indonesia Tengah. Garis Weber, yaitu garis pembatas flora dan fauna Indonesia Timur yang bercorak Australis
dengan Indonesia Tengah yang bercorak peralihan. Berdasarkan wilayah flora dan fauna, Indonesia terbagi menjadi tiga
yaitu sebagai berikut. a. Indonesia bagian barat, meliputi Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Pulau
Kalimantan, dan pulau-pulau kecil yang ada di sekitarnya. b. Indonesia bagian tengah, meliputi Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku,
dan Kepulauan Nusa Tenggara; c. Indonesia bagian timur, meliputi wilayah Papua dan pulau-pulau lain di
sekitarnya.
Penyebaran flora dan fauna di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut di antaranya:
a. Faktor Klimatik Iklim terdiri atas suhu udara, tekanan udara, kelembapan udara, angin,
dan intensitas sinar matahari. Perbedaan temperatur pada suatu wilayah dipengaruhi oleh letak lintang latitude selatan dan utara dan ketinggian
suatu tempat. Perbedaan tersebut menyebabkan variasi tumbuhan pula. Teori ini dibuktikan oleh seorang ilmuwan biologi lingkungan, sekitar
tahun 1889 yang bernama C. Hert Meeriem. Ia meneliti model
penyebaran tumbuhan berdasarkan pada variasi ketinggian Gunung San Fransisco dari kaki gunung hingga ke puncak gunung. Model tersebut
ternyata sejalan dengan pola penyebaran tumbuhan dari garis tropik ekuator hingga ke arah utara atau pun selatan. Jadi, distribusi jenis flora
dari daerah yang paling panas ke daerah yang paling dingin ternyata menyerupai distribusi flora dari pantai hingga ke puncak gunung.
Artinya, urutan bioma ekosistem dunia dari ekuator khatulistiwa ke kutub sama dengan urutan ekosistem dari pantai sampai ke puncak
gunung. Meeriem berkesimpulan bahwa tipe tumbuhan suatu daerah dipengaruhi oleh temperatur, kemudian dapat dibuktikan bahwa faktor
kelembapan ternyata lebih berperan dari pada faktor temperatur. Curah hujan yang tinggi dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan tanaman