Isi Buku Resensi Buku 024

banyak dipakai di Indonesia hanya ditekankan pada pengajaran ibadah, fikih, tauhid, tafsir, hadis, dan bahasa Arab dan itupun biasanya diajarkan hanya menurut satu mahzab saja. Dalam Islam sebenarnya terdapat aspek-aspek selain yang disebutkan di paragraf sebelumnya, seperti aspek teologi, ajaran spiritual dan moral, sejarah, kebudayaan, politik, hukum, lembaga-lembaga kemasyarakatan, misticisme dan tarekat, falsafah, ilmu pengetahuan dan pemikiran, dan usaha-usaha pembaruan dalam Islam. Maka dari itu sangatlah sempit pengetahuan mengenai Islam oleh masyarakat Indonesia pada waktu itu yang hanya mengenal Islam hanya dari tiga diantara aspek-aspek yang ada.

3. Isi Buku

Buku Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya ini secara keseluruhan hanya menguraikan aspek-aspek dalam Islam secara garis besarnya saja, bukan menguraikannya secara mendalam. Namun, apabila pembaca yang tertarik kepada suatu aspek dan ingin memperdalam pengetahuannya mengenai aspek tersebut, dapat memperoleh penjelasan dan perincian lebih lanjut dari buku-buku yang terdapat didalam Daftar Buku Bacaan yang diletakan disetiap akhir bab. Dalam buku Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya jilid I ini, terdapat 6 pokok bahasan Bab, yaitu: 1. Agama dan Pengertian Agama dalam Berbagai Bentuknya; 2. Islam dalam Pengertian yang Sebenarnya; 3. Aspek Ibadat, Latihan Spiritual dan Ajaran Moral; 4. Aspek Sejarah dan Kebudayaan, dibagi kedalam: a. Periode Klasik 650-1250M b. Periode Pertengahan 1250-1800M c. Periode Modern 1800M; 5. Aspek Politik; 6. Lembaga-lembaga Kemasyarakatan. Pada Bab 1, Agama dan Pengertian Agama dalam Berbagai Bentuknya, di paparkan berbagai macam istilah dari kata agama. Mulai dari bahasa Arab din, bahasa Eropa religi, bahasa Semit, bahasa Latin, dan lain sebagainya. Selain itu, juga dijelaskan mengenai agama yang masih bersifat primitif dinamisme, animisme, dan politeisme atau henoteisme dan agama yang telah meninggalkan fase primitif monoteisme atau agama tauhid. Agama dinamisme adalah sistem kepercayaan yang percaya kepada kekuatan gaib yang terdapat dalam benda-benda. Agama animisme adalah mengajarkan bahwa tiap-tiap benda baik yang bernyawa maupun yang tidak itu mengandung roh percaya kepada kekuatan roh, Agama politeisme adalah sistem kepercayaan yang percaya terhadap dewa-dewa. Sedangakan Henoteisme mengakui satu tuhan untuk satu bangsa, dan bangsa lain memiliki tuhan-Nya sendiri-sendiri tuhan nasional. Monoteisme adalah percaya kepada tuhan yang esa atau tuhan hanya ada satu. Jika dalam Henoteisme, tuhan adalah tuhan nasional, tetapi dalam Monoteisme, tuhan adalah tuhan internasional, tuhan semua bangsa di dunia bahkan tuhan alam semesta. Pada Bab 2, Islam dalam Pengertian yang Sebenarnya, dijelaskan definisi Islam yang sumber dari ajaran-ajarannya berasal dari al-Quran dan hadis. Selain itu, dalam bab ini juga dijelaskan juga mengenai sejarah peng-kodifikasian al-Quran, mulai dari segi turunnya, penyampaian terhadap para sahabat-sahabat untuk dihafal, penulisan di atas batu, tulang, pelepah korma, dan lain-lain. Dan sampai pada akhirnya atas anjuran Umar dan Abu Bakar, ayat-ayat yang masih terpisah itu dibukukan. Dari buku yang satu itu kemudian diperbanyak eksemplarnya oleh Usman 644-655M dan dari teks Usman inilah kopi-kopi selanjutnya ditulis dan dicetak. Pada Bab 3, Aspek Ibadat, Latihan Spiritual dan Ajaran Moral, dijelaskan mengenai hakikat manusia sebagai makhluk ciptaan Allah Swt.. Dalam Islam, ibadatlah yang memberikan latihan rohani yang diperlukan oleh manusia tersebut, seperti salat, puasa, dan zakat. Dalam al-Quran dan Hadis pun juga dijelaskan bahwa ibadat sebenarnya merupakan latihan spiritual dan moral dalam usaha Islam membina manusia yang tidak kehilangan keseimbangan hidup serta berbudi pekerti luhur. Selain hal tersebut, al-Quran dan Hadis juga membawa ajaran-ajaran atau norma-norma moral yang harus dilaksanakan dan dipegang oleh setiap umat Islam. Pada Bab 4, Aspek Sejarah dan Kebudayaan, dijelaskan mengenai sahabat-sahabat Nabi Muhammad Saw., yaitu Khulafa Al-Rasyidin. Dipaparkan secara jelas mulai dari Khalifah pertama, yaitu Abu Bakar Al-Siddik 632-634M yang dalam waktu jabatan yang singkat, beliau dapat menyelesaikan perang riddah yang ditimbulkan oleh suku-suku bangsa Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada Medinah. Mereka menganggap bahwa perjanjian yang mereka buat dengan Nabi Muhammad Saw. sudah tidak mengikat lagi setelah beliau wafat. Khalifah kedua, Umar Ibn Al-Khattab 634-644M, beliau lah yang mengadakan ekspansi untuk pertama kalinya. Selanjutnya Khalifah ketiga, Usman Ibn Affan 644-656M, dimasa pemerintahannya gelombang ekspansi berhenti. Terjadi perpecahan dikalangan umat Islam yang disebabkan oleh masalah pemerintahan. Selanjutnya Khalifah keempat, Ali Ibn Abi Talib 656-661M, beliau banyak mendapatkan tantangan dari pihak pendukung Usman dan sampai pada akhirnya Ali pun terbunuh. Kemudian muncullah Dinasti Umayyah 661-750M yang selanjutnya kembali melakukan ekspansi yang kedua dan Dinasti Umayyah menjadi Khalifah kelima. Sebab-sebab yang membuat ekspansi Islam ke luar daerah Semenanjung Arabia begitu cepat antara lain: 1. Islam adalah agama yang mementingkan soal pembentukan masyarakat yang berdiri sendiri lagi mempunyai sifat pemerintahan, undang-undang, dan lembaga-lembaga sendiri. 2. Terdapat keyakinan dari dalam hati para sahabat untuk melakukan kewajiban menyampaikan ajaran-ajaran Islam sebagai agama baru ke seluruhn tempat. 3. Bizantium dan Persia pada saat itu telah memasuki fase kelemahannya. 4. Rakyat Bizantium merasa kehilangan kemerdekaannya untuk beragama dikarenakan Kerajaan Bizantium memaksakan aliran yang dianutnya kepada rakyat yang diperintah. 5. Islam tidak pernah memaksa rakyat untuk memeluk Islam. Tetapi Islam hanya menyampaikan ajaran-ajarannya dan selanjutnya terserah kepada yang bersangkutan apakah masuk Islam atau tidak masuk Islam. 6. Bangsa Sami di Suria dan Palestina serta Bangsa Hami di Mesir memandang Bangsa Arab lebih dekat kepada mereka daripada Bangsa Eropa Bizantium. 7. Daerah-daerrah yang dikuasai Islam penuh dengan kekayaan. Selain itu, pada zaman Dinasti Umayyah, daerah-daerah yang berhasil dikuasai Islam sangatlah luas, diantaranya Spanyol, Afrika Utara, Suria, Palestina, Pakistan, Rurkmenia, Uzbek dan Kirgis. Namun Dinasti Umayyah akhirnya mengalami masa kelemahan setelah mengalami puncak kejayaan pada masa Al-Walid I. Sebab-sebab yang membawa kelemahan dan kejatuhan Dinasti Umayyah adalah: 1. Dinasti Umayyah senantiasa mendapat perlawanan dari kaum Khawarij. 2. Tantangan dari GolonganSyi’ah 3. Pertentangan tradisional antara Suku Arab Utara dengan Suku Arab Selatan. 4. Persaingan di kalangan anggota-anggota Dinasti Umayyah 5. Kehidupan mewah di istana memperlemah jiwa dan vitalitas anak-anak Khalifah yang membuat mereka kurang sanggup untuk memikul beban pemerintahan negara yang demikian besar. 6. Munculnya kaum Bani Hasyim sebagai saingan dari Bani Umayyah. Pada Bab 5, Aspek Politik, berisi mengenai sejarah politik pada masa Nabi hingga para sahabatnya. Secara keseluruhan pada masa itu terdapat tiga golongan politik, yaitu golongan Ali Syi’ah, golongan Khawarij, dan golongan Mu’awiah Bani Umayyah. Pada masa itu, menentukan khalifahpemerintahan sudah seperti negara yang berbentuk republik. Dalam arti bahwa kepala negara dipilih tidak secara turun menurun melainkan atas persetujuan dan pengakuan umat, yang dikenal dengan bay’ah. Dengan demikian cara politik umat Islam pada masa itu bukanlah dengan sistem feodalisme kerajaan dimana cara pengangkatan kepala negara secara turun temurun. Tetapi cara yang digunakan pada masa itu lebih sesuai untuk dimasukkan ke dalam sistem pengangkatan kepala negara dalam pemerintahan demokrasi. Nabi Muhammad Saw. pada saat itu memegang dua kekuasaan, yaitu kekuasaan spiritual dan kekuasaan sekuler karena sebagai Rasul yang diutus Allah Swt. Beliau membawa ajaran-ajaran bukan hanya bersangkutan dengan hidup kerohanian saja melainkan juga ajaran-ajaran mengenai hidup keduniaan manusia. Pada Bab 6, Lembaga-Lembaga Kemasyarakatan, berisi mengenai sistem lembaga- lembaga atau pranata sosial pada masa dahulu. Dimana pada masa itu lembaga-lembaga yang berdiri atau yang ada sudah seperti lembaga-lembaga pada negara modern saat ini. Mulai dari kepala pemerintahan hingga sampai tinggat yang terendah pun secara keseluruhan sama dengan yang diterapkan di Indonesia saat ini. Namun yang membedakannya adalah pada saat itu Nabi Muhammad memegang seluruh kekuasaan sedangkan di Indonesia kekuasaan kepala negara dibagi menjadi tiga, yaitu legislatif, eksekutif, dan yudikatif.

4. Karakteristik Buku