Strategi komunikasi dalam Manajemen Program komunikasi kesehatan Program Komunikasi Kesehatan

perspektif komunikasi yaitu sosial, proses, simbol, makna dan lingkungan. Richard, 2008:5. Komunikasi Kesehatan Yaitu Komunikasi yang mengacu pada penyampaian atau pertukaran informasi, serta saling berbagi gagasan yang dilakukan dengan cara berkomunikasi. Richard K, 2006 :1 Komunikasi yang dilakukan bertujuan untuk : a. Menggerakan seseorang untuk melakukan kegiatan program kesehatan b. Mengetahui kebutuhan masyarakat dalam bidang kesehatan c. Saling tukar menukar informasi, ide dan gagasan d. Menjaga hubungan baik dengan individu dan masyarakat Komunikasi memegang peranan penting dalam meningkatkan kesehatan maupun dalam promosi kesehatan. Menurut Healthy Life Tahun 2010, menyatakan bahwa strategi komunikasi kesehatan mengacu pada penggunaan strategi komunikasi dalam pemberian informasi serta mempengaruhi individu maupun masyarakat dalam mengambil keputusan untuk menjaga kesehatanya. Jadi, ada keterkaitan antara komunikasi dan kesehatan.

1. Strategi komunikasi dalam Manajemen Program komunikasi kesehatan

Strategi komunikasi yang tepat dapat mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang.kekuatan komunikasi sangat jelas, dimana komunikasi dapat mempengaruhi seseorang sebelum memutuskan sesuatu, serta harapan seseorang. Komunikasi terjadi dalam kehidupan manusia sehari-hari dan bahkan dapat berpengaruh terhadap perilaku seksual. Bidang komunikasi kesehatan menunjukan bahwa pada dasarnya : a. Seseorang ingin tahu mengenai kesehatan mereka b. Sesorang pada dasarnya ingin berbincang-bincang mengenai masalah kesehatan kepada teman, keluarga, saudara, mencari informasi mengenai masalah kesehatan melalui media massa serta mengadakan konseling mengenai masalah kesehatan dengan para ahli kesehatan. c. Pada dasarnya seseorang ingin merubah perilaku kesehatannya d. Program Komunikasi kesehatan membantu seseorang untuk merubah perilaku kesehatan mereka yang tidak benar.

2. Program Komunikasi Kesehatan

Keberhasilan program komunikasi tidak terjadi secara kebetulan, tetapi harus direncanakan secara sistematis dan diimplementasikan. Strategi komunikasi kesehatan untuk kesehatan reproduksi remaja dibangun didasarkan atas teori perubahan perilaku Steps to Behaviour Change. Kerangka berpikir framework merupakan adaptasi dari teori difusi inovasi dan teori komunikasi persuasif. Kerangka berpikir framework perubahan perilaku Steps to Behaviour Change. menunjukkan bahwa pengetahuan individu dan perubahan perilaku kelompok diperlukan komunikasi penyuluhan, karena komunikasi yang dilakukan dapat berpengaruh terhadap perilaku remaja. Komunikasi merupakan sebuah proses, yang melewati tahap-tahap sebelum mencapai pada perubahan perilaku. Perlu adanya strategi pesan dalam kampanye kesehatan reproduksi remaja bahkan perlu digunakan komunikasi antar pribadi, dukungan dari masyarakat dan juga dari media massa. Kerangka berpikir perubahan perilaku Steps to Behaviour Change dilakukan dengan cara : a. Knowledge  Pentingnya memberikan pengetahuan yang tepat kepada remaja, sehingga remaja  memahami dirinya, organ reproduksi yang dimiliki, dapat menjaga kesehatannya dan siap terhadap masalah-masalah yang akan timbul. b. Approval  Remaja memberikan respon terhadap materi kesehatan reproduksi remaja yang telah disampaikan baik lewat penyuluhan baik yang dilakukan oleh dokter, dinas kesehatan, guru, ataupun media yang lain.  Mengadakan diskusi dengan jaringan kelompok remaja, seperti dalam program PKPR Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja. c. Intention  Menyadari bahwa perencanaan kesehatan reproduksi merupakan hal yang memang sesuai dengan kebutuhan remaja.  Menyediakan para konsultan, baik dari dinas kesehatan, pendidikan, LSM, BKKBN dll yang peduli masalah seksual remaja. d. Practice  Pemberian informasi atau remaja sendiri yang konsultasi mengenai kesehatan reproduksi remaja, misalnya kepada psikolog, dokter spesialis kandungan, LSM, BKKBN dsb.  Menggunakan metode dan media yang mendukung penyebaran informasi tentang kesehatan reproduksi remaja. e. Advocay  Berbagai pengalaman mengenai manfaat kesehatan reproduksi remja dengan sesama remaja  Mendukung program kesehatan reproduksi remaja di masyarakat, mulai dari tingkat kecamatan hingga kalurahan. Pengertian Sosialisasi Sosialisasi adalah upaya memasyarakatkan sesuatu supaya lebih dikenal, dipahami, dihayati oleh masyarakat. Bentuk sosialisasii dibagi menjadi 2 dua bentuk, yaitu : Kun Maryati,2001 : 109 a. Sosialisasi primer Adalah sosialisai pada tahap-tahap awal kehidupan seseorang sebagai manusia. Berger dan Luckman menjelaskan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil, dimana ia belajar menjadi anggota masyarakat. Hal itu dipelajarinya dalam keluarga. b. Sosialisasi sekunder Adalah proses berikutnya yang memperkenalkan individu kedalam lingkungan diluar keluarganya seperti sekolah, lingkungan bermain dan lingkungan kerja. Dalam proses sosialisasi sekunder sering dijumpai dalam masyarakat sebuah proses resosialisasi atau proses penyosialisasian ulang. Proses ini terjadi apabila sesuatu yang telah disosialisasikan dalam tahap sosialisasi primer berbeda dengan dalam tahap sosialisasi sekunder. 1. Tipe sosialisasi Setiap kelompok masyarakat mempunyai standar dan nilai yang berbeda. Contoh standar seseorang itu dikatakan baik disekolah dan kelompok sepermainan tentu berbeda. Perbedaan standar dan nilai pun tidak terlepas dari tipe sosialisai yang ada. Terdapat 2 dua tipe sosialisasi, yaitu : sosialisasi formal dan non formal. Baik sosialisasi formal maupun sosialisasi informal tetap mengarah kepada pertumbuhan pribadi anak agar sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dilingkungannya. Dalam lingkungan formal seperti disekolah, seorang siswa bergaul dengan teman sekolahnya dan berinteraksi dengan guru, karyawan yang ada disekolahnya. Dalam interaksi tersebut ia mengalami proses sosialisasi. Pengertian Kesehatan Reproduksi Reproduksi berasal dari kata Re yang berarti kembali dan produksi yang mempunyai arti menghasilkan. Reproduksi mempunyai arti proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya. Menurut Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, Reproduksi sehat adalah keberhasilan melaksanakan fungsi prokreasi, mengatur dan memelihara kehamilan menuju well born baby, well health mother serta untuk keharmonisan keluarga. Kesehatan reproduksi juga merupakansuatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh tidak semata- mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam suatu hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya. Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata- mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural. Selain itu, pendapat yang mengatakan bahwa remaja bebas dari berbagai masalah karena umur muda, masih dalam rangka pendidikan malah terjadi sebaliknya, kesehatan reproduksi harus diselamatkan. Saat ini, dunia menuju globalisasi dengan arus informasi cepat dan akurat telah mengubah pandangan dan perilaku remaja serta gagasan untuk menunda perkawinan dalam usia 20 tahun menyebabkan remaja tidak mungkin melakukan obstinensia seksual. Epidemologi Kesehatan Reproduksi Remaja Perubahan perilaku seksual remaja yang menjurus pada liberalisasi mengakibatkan dua masalah besar, yaitu : a. Kehamilan yang tidak diinginkan b. Penyakit hubungan seksual Faktor epidemologi yang meningkatkan gangguan kesehatan reproduksi remaja adalah :

1. Faktor umum a. Kegagalan hubungan di lingkungan