Penggabungan dan Peleburan Perseroan atau Koperasi

tertentu, pendaftaran peralihan hak atas tanah itu dilakukan kepada penerima warisan yang bersangkutan berdasarkan surat tanda bukti sebagai ahli waris dan akta pembagian waris tersebut. Warisan berupa hak atas tanah yang menurut akta pembagian waris harus dibagi bersama antara beberapa penerima warisan atau waktu didaftarkan belum ada akta pembagian warisnya, didaftar peralihan haknya kepada para penerima waris yang berhak sebagai hak bersama mereka berdasarkan surat tanda bukti sebagai ahli waris danatau akta pembagian waris tersebut. Sesudah hak tersebut didaftarkan sebagai harta bersama, pendaftaran pembagian hak tersebut selanjutnya dapat dilakukan setelah ada bukti pembagian warisannya. Keterangan yang lebih teknis dari pendaftaran pemindahan hak dengan pewarisan diatur dalam Pasal 111 sd 112 Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala BPN Nomor 3 tahun 1997.

c. Penggabungan dan Peleburan Perseroan atau Koperasi

Pasal 43 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 memasukkan perbuatan hukum penggabungan dan peleburan perseroan atau koperasi khususnya yang tidak didahului dengan likuidasi ke dalam pemindahan hak karena tidak harus dibuktikan dengan akta PPAT. Ditentukan secara tegas bahwa pemindahan hak atas tanah karena penggabungan atau peleburan perseroan atau koperasi yang tidak didahului dengan likuidasi perseroan atau koperasi yang bergabung atau melebur dapat didaftar berdasarkan akta yang membuktikan terjadinya penggabungan atau peleburan perseroan atau koperasi yang bersangkutan setelah penggabungan atau peleburan tersebut disahkan oleh Pejabat yang berwenang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam penjelasan Pasal tersebut dinyatakan bahwa beralihnya hak dalam penggabungan atau peleburan perseroan atau koperasi yang tidak didahului dengan likuidasi terjadi karena hukum Pasal 107 ayat 3 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas dan Pasal 14 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Karena itu cukup ditunjukkan dengan akta yang membuktikan terjadinya penggabunganpeleburan tersebut. Ketentuan ini secara mutatis mutandis berlaku untuk penggabunganpeleburan badan hukum lain. Dalam Pasal 113 Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala BPN Nomor 3 tahun 1997 lebih jelas diuraikan bahwa permohonan peralihan suatu hak atas tanah karena adanya penggabungan atau peleburan perseroan atau koperasi yang dilakukan tidak dengan likuidasi diajukan oleh direksi perseroan, atau pengurus koperasi hasil penggabungan, atau peleburan sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar perseroan atau koperasi tersebutm, dengan dilengkapi dokumen sebagai berikut: - Sertipikat Hak Milik atas tanah, Hak Milik Atas Satuan Ruamh Susun, atau Hak Pengelolan, atau dalam hal hak atas tanah yang belum terdaftar, bukti pemilikan tanah sebagaimana dimaksud dala Pasal 24 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997; - Akta penggabungan atau peleburan perseroan atau koperasi; - Pernyataan dari direksi perseroan atau pengurus koperasi hasil penggabungan atau peleburan bahwa penggabungan atau peleburan tersebut telah dilaksanan tidak dengan likuidasi; - Anggaran dasar dari perseroan koperasi hasil penggabungan peleburan telah disahkan oleh pejabat yang berwenang; - Anggaran dasar dari masing-masing perseroan koperasi yang bergabung melebur. Pencatatan pendaftaran peralihan dalam daftar-daftar pendaftaran tanah sesuai ketentuan yang berlaku terhadap peralihan hak atas tanah.

3. Perpanjangan Jangka Waktu Hak Atas Tanah