PemberianPembabanan Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai di atas Tanah Hak Milik

Kantor Pertanahan yang menerapkan tarif tambahan tidak resmi tersebut berdasarkan jumlah agunan. 13

b. PemberianPembabanan Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai di atas Tanah Hak Milik

Pembebanan hak ini tidak diatur secara tegas dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 tetapi terdapat pengaturannya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 1998 dan Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala BPN Nomor 3 tahun 1997. Pasal 2 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 1998 menyebutnya dengan istilah ”pemberian”, sedangkan pada Pasal 120 Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala BPN Nomor 3 tahun 1997 disebut dengan istilah ”pembebanan”. Dalam hal ini istilah yang tepat adalah pembebanan, sebab lahirnya hak tersebut didahului dengan suatu perjanjian sedang istilah ”pemberian” biasanya dibuktikan dengan suatu keputusanpenetapan oleh pejabat yang berwenang. Ketentuan formal dari pendaftaran pembebanan hak tersebut sebagaimana diatur dalam Pasal 120 Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala BPN Nomor 3 tahun 1997 ditentukan sebagai berikut : 1 Pembebanan Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai atas Hak Milik harus didaftarkan ke Kantor Pertanahan setempat oleh pemegang Hak Milik atau Penerima Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai, dengan melampirkan : a Surat permohonan pendaftaran Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai atas Hak Milik. b Sertipikat Hak Milik yang dibebani dengan Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai; c Akta PPAT yang bersangkutan; d Identitas penerima Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai; e Surat kuasa tertulis dari pemohon, apabila pemohonan tersebut diajukan oleh orang lain; f Bukti pelunasan pembayaran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 21 Tahun 1997, dalam hal Bea tersebut terhutang; g Bukti pelunasan pembayaran PPh sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1996, dalam hal pajak tersebut terhutang. 2 Pendaftaran pembebanan hak dimaksud dicatat dalam buku tanah Hak atas tanah pada kolom yang telah disediakan, dengan kalimat sebagai berikut: “ Hak atas tanah ini dibebani dengan Hak Guna Banngunan Hak Pakai Nomor ......Tanggal ..... atas nama. ...... yang dibuat oleh PPAT ...... dan didaftar Hak Guna Bangunan Hak Pakai Nomor ........”, Yang dibubuhi tanda tangan pejabat yang berwenang menandatangani buku tanah pada waktu pencatatan dan cap dinas Kantor Pertanahan yang bersangkutan. 13 Nila Kusuma Wati, Dilema Pemberlakuan Pembatasan Jangka Waktu Pendaftaran Hak Tanggungan, Studi Pada Kantor Pertanahan Kota Medan , Tesis, Program Magister Kenotariatan PPS USU Medan, 2006, halaman 65 3 Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai sebagaimana dimaksud pada ayat 2, dibuatkan buku tanah, surat untuk tersendiri dan diterbitkan sertipikat atas nama pemegang haknya.

c. Pemberian Hak Milik, Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai di atas Hak Pengelolaan.