Peranan Laboratorium Bahasa dalam Pembelajaran Bahasa

4

BAB II LABORATORIUM BAHASA SEBAGAI SARANA PENDUKUNG

PEMBELAJARAN BAHASA A. Laboratorium Bahasa Secara konvensional, laboratorium bahasa pada umumnya berupa sebuah ruangan yang berisi meja atau booth yang dilengkapi dengan tape player dengan segala kelengkapannya dan control booth guru atau pengamat dan digunakan untuk pembelajaran bahasa. Tape player memiliki fasilitas untuk play , rewind , forward , dan record . Peserta didik dapat berlatih menggunakan bahan rekaman dan mengikuti kegiatan pembelajaran bahasa secara individual atau berkelompok, dan guru dapat mendengarkan masing-masing peserta didik melalui headset . Pada saat ini, laboratorium bahasa konvensional di banyak lembaga telah digantikan dengan laboratorium multimedia berupa ruang yang dilengkapi dengan jaringan komputer yang terhubung dengan jaringan internet, perangkat lunak yang sesuai, dan peralatan lain yang dirancang untuk membantu peserta didik belajar bahasa baik dengan bimbingan guru maupun tanpa bimbingan guru. Laboratorium multimedia tidak hanya memenuhi fungsi yang ada pada laboratorium bahasa konvesional, namun juga memiliki fungsi-fungsi yang memungkinkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan berbagai moda dengan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang terkini misal: penggunaan materi audiovisual dan program-program interaktif.

B. Peranan Laboratorium Bahasa dalam Pembelajaran Bahasa

Penggunaan laboratorium bahasa terutama untuk pembelajaran bahasa asing menjadi sangat populer sejak zaman Perang Dunia II, terutama di Amerika Serikat, dalam upaya melatih berbahasa asing bagi personel angkatan perang yang akan ditugaskan ke daerah- daerah pendudukan di negara asing. Laboratorium bahasa pada waktu itu dimanfaatkan terutama sebagai upaya mengatasi kekurangan tenaga guru. Jadi salah satu fungsinya adalah seolah- olah menggantikan tenaga guru. Sebagai “pengganti guru” potensi laboratorium bahasa yang paling besar ialah memberikan pelatihan yang bersifat menghafal dan menirukan rote learninglisten repeat secara mekanistik tanpa lelah. Dengan demikian materi pembelajaran bahasa pun didesain dengan pendekatan mekanistik yang tujuannya membentuk kebiasaan habit forming dalam menerapkan pola kalimat. Pendekatan semacam inilah yang disebut pendekatan audio-lingual, yang berdasarkan teori ilmu psikologi behaviorisme dan aliran linguistik struktural structural linguistics . Ini merupakan penggunaan laboratorium bahasa dengan paradigma pembelajaran lama. Berbeda dari paradigma lama, paradigma baru laboratorium bahasa tidak memfungsikan laboratorium bahasa sebagai pengganti guru, melainkan sebagai sarana pendukung pembelajaran yang memungkinkan terjadinya pembelajaran otentik, pemanfaatan materi otentik serta penilaian otentik. Fungsinya tidak sebagai sarana pelatihan mekanistik yang bertujuan membentuk kebiasaan dalam pemantapan pola kalimat pattern practice , melainkan untuk pelatihan berkomunikasi melalui kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada kegiatan belajar learning centered . Desain materi dan pendekatan yang digunakan bukan pendekatan behavioristik, melainkan lebih mendasarkan kepada 5 membangun keterampilan berbahasa dan kemampuan kognitif kebahasaan yang baik disamping sikap berbahasa yang baik pula. Pendekatan semacam inilah yang dinamakan pendekatan komunikatif Communicative ApproachCA . Seiring dengan pelaksanaan pembelajaran ilmiah dan model-model pembalajaran lainnya dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa, pemanfaatan laboratorium bahasa untuk pembelajaran hendaknya mencakupi tiga ranah, yaitu: 1 pemberian pengalaman tentang aspek komunikasi yang dipelajari exposure ; 2 pelatihan keterampilan berbahasa skill building ; dan 3 pembuktian inquirydiscovery kaidah-kaidah berbahasa misal: tatabahasa.

C. Penggunaan Laboratorium Bahasa untuk Pembelajaran Komunikatif