1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat mendiagnosa diabetes karena penyakit degeneratif dengan pengimplementasian sistem pakar dan untuk
mencari faktor dominan dalam proses diagnosa diabetes dengan penerapan certainty factor.
1.4 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dari penelitian ini adalah hanya mendiagnosis gejala-gejala awal dari penyakit diabetes dan prediabetes karena penyakit
degeneratif dengan menggunakan metode forward chaining dan certainty factor.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah dapat mengetahui apakah kita mengidap diabetes atau tidak.
1.6 Metodelogi Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan melalui suatu penelitian dengan teknik-teknik
dan alat-alat tertentu.
1.6.1 Desain Penelitian dan Tahap Penelitian
Dalam penelitian ini akan digunakan metode forward chaining yang digunakan sebagai penalaran dalam mencari kesimpulan berdasarkan fakta yang
terjadi. Kemudian untuk menguatkan hasil kesimpulan tersebut maka digunakanlah
metode certainty
factor untuk
memberikan tingkat
keyakinan.Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan penelitian.
1.6.1.1 Pengumpulan Data dan Pengolahan Data
Untuk tahap awal pengumpulan data dilakukan melalui studi literature yaitu mengumpulkan data dari buku maupun jurnal dan referensi yang relevan
terhadap objek permasalahan.Selanjutnya karena penelitian ini berhubungan dengan diabetes, untuk mendapatkan data yang lebih akurat maka
diperlukannlahseorang ahli atau pakar penyakit dalam untuk membantu memberikan informasi yang berhubungan dengan diabetes.
Data yang digunakan dan yang diolah pada penelitian ini adalah data yang berupa gejala dari penyakit diabetes mellitus tipe 2.Data yang berupa gejala
tersebut didapatkan dari literatur yang khusus membahas mengenai diabetes sebagai penyakit degeneratif dan juga dari seorang pakar yang merupakan seorang
spesialis penyakit dalam khususnya endokrin metabolisme dan diabetes. Tabel 1.1 Tabel Data Gejala
No Gejala
1 Sering buang air kecil poliuria
2 Sering merasa haus polidipsia
3 Sering merasa lapar polifagia
4 Penurunan berat badan tanpa sebab
5 Mengalami lemas badan
6 Kesemutan pada daerah kaki
7 Sering gatal pada derah kaki
8 Jika terdapat luka maka akan sulit sembuh
9 Mengalami penglihatan kabur
10 Disfungsi ereksi pada pria
11 Pruritus vulvae pada wanita
12 Glukosa darah puasa 126 mgdL
13 Glukosa darah puasa 100-125 mgdL
14 Glukosa darah puasa 100 mgdL
15 Glukosa darah 2 jam TTGO 200 mgdL
16 Glukosa darah 2 jam TTGO 140-199 mgdL
17 Glukosa darah 2 jam TTGO 140 mgdL
18 Obesitas
19 Riwayat merokok
20 Riwayat konsumsi minuman alkohol
1.6.1.2 Implementasi Forward chaining dan Certainty Factor
Kemudian langkah selanjutnya adalah mengimplementasikan mesin inferensi. Adapun dalam penelitian ini mesin inferensi yang digunakan adalah
forward chaining .Mesin inferensi forward chaining merupakan suatu penalaran yang dimulai dari fakta atau gejala untuk mendapatkan kesimpulan conclusion
dari fakta tersebut. Setiap gejala akan saling berhubungan hingga pada akhirnya berhenti pada kesimpulan atau penyakit yang mungkin diderita.
Dalam menjalankan tugasnya, seorang pakar misalnya dokter sering menganalisis informasi yang ada dengan memberikan faktor ketidakpastian,
begitu pula terjadi dengan sebuah sistem pakar. Untuk mengatasi hal tersebut untuk memberikan tingkat keyakinan terhadap hasil yang didapatkan maka
digunakanlah certainty factor CF. Dalam sistem ini untuk mendapatkan faktor kepastian, setiap jawaban dari user akan memiliki bobotnya masing-masing.
Untuk jawaban yang diberikan user pada analisa penyakit akan dibuatkan 5 tingkat jawaban Tidak Tahu, Sedikit Yakin, Cukup Yakin, Yakin, dan Sangat
Yakin. Maka komposisi dari bobot untuk masing-masing tingkat jawaban adalah sebagai berikut :
Tidak Tahu = 0.2 Sedikit yakin = 0.4
Cukup yakin = 0.6 Yakin = 0.8
Sangat yakin = 1 Selain itu sebelum melakukan perhitungan, pakar juga memberikan nilai CF
faktor kepastian untuk masing-masing aturan rule yang telah ditentukan. Untuk menghitung tingkat keyakinan CF dari sebuah rule, yaitu sebagai berikut :
a. Menggunakan metode Net Belief yang diusulkan oleh E.H.Shortliffe dan
B.G.Buchanan CF [H,E] = MB [H,E]
– MD [H,E] ……………………….. 1.1 Keterangan :
CF = certainty factorfaktor kepastian dalam suatu hipotesa yang dipengaruhi oleh fakta E.
MB [H,E] = measure of belief ukuran kepercayaan terhadap hipotesa H, jika diberika evidence E antara 0 dan 1.
MD [H,E] = measure of disbelief ukuran ketidak percayaan terhadap hipotesa H jika diberikan evidence E antara 0 dan 1.
E = evidence peristiwa atau fakta b.
Dengan menggali dari hasil wawancara dengan pakar. Nilai dari CF rule didapatkan dari interpretasi „term‟ dari pakar menjadi sebuah nilai
CF tertentu seperti yang terlihat pada table di bawah ini. Tabel 2.1 Tabel nilai CF rule interpretasi term
Uncertain term CF
Definitely not -1.0
Almost certaintly not -0.8
Probably not -0.6
Maybe not -0.4
Unknown -0.2 to 0.2
Maybe 0.4
Probably 0.6
Almost certainly 0.8
Definitely 1.0
Secara umum, rule direpresentasikan dalam bentuk sebagai berikut : IF E
1
AND E
2
………AND E
n
THEN H CF rule Atau
IF E
1
OR E
2
…………OR E
n
THEN H CF rule Dimana :
E
1
….E
n
: fakta-fakta evidence yang ada H : hipotesis atau konklusi yang dihasilkan
CF rule : tingkat keyakinan terjadinya hipotesis H akubat adanya fakta- fakta E
1
….E
n
Berikut ini adalah beberapa kombinasi certainty factor terhadap berbagai kondisi : Certainty factor untuk kaidah dengan premis tunggal single premis
rule CF[H,E] = CF[E] CF[rule]
= CF [user] CF[pakar] ………………………………...1.2
Certainty factor untuk kaidah dengan premis majemuk multiple premis rule
CF A AND B = Minimum CF a, CFb CF rule………..1.3 CF A OR B = Maximum CF a, CFb CF rule…………1.4
Certainty factor untuk kaidah dengan kesimpulan yang serupa similiary concluded rules
CF
combine
CF
1,
CF
2
= CF
1
+ CF
2
1-CF
1
……………………...1.5
Dan faktor kepastian untuk hasil akhir presentase : Persentase keyakinan = CF
combine
100 …………………………..........1.6
21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Untuk menunjang pelaksanaan penelitian mengenai sistem pakar untuk
diagnosa diabetes sebagai penyakit degeneratif ini, maka dilakukan tinjauan
pustaka yang terdiri dari tinjauan empiris yang berisi hasil penelitian yang pernah dilakukan dan tinjauan teoritis yang membahas mengenai teori-teori dasar yang
mendukung penelitian ini.
2.1 Tinjauan Empiris