Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Batasan Masalah Manfaat Penelitian Tinjauan Empiris

dan dapat memecahkan permasalahan layaknya seorang pakar. Sebuah sistem pakar dapat mengangkat berbagai bidang kehidupan manusia.Salah satu bidang yang umum diangkat oleh sistem pakar adalah bidang kesehatan. Banyak penelitian telah dilakukan mengenai sistem pakar dalam mendiagnosa penyakit.Mulai dari penyakit mata hingga penyakit dalam. Salah satu metode yang sering digunakan dalam penelitian sistem pakar adalah adalah metode forward chaining ataupun backward chaining. Sedangkan untuk meyakinkan hasil dari sistem pakar ini biasanya digunakanlah metode naïve bayes ataupun metode certainty factor. Berdasarkan penelitian sebelumnya, maka peneliti ingin melakukan sebuah penelitian yang bertujuan untuk membantu dalam mendiagnosa gangguan sistem metabolisme khususnya diabetes. Adapun metode yang digunakan untuk dapat menentukan hasilnya adalah dengan menggunakan metode forward chaining yang dikombinasikan dengan metode certainty factor.Dipilihnya metode forward chaining ini karena metode ini sudah sering diterapkan dalam beberapa sistem pakar khususnya mengenai penyakit dalam yang dimana hasil yang didapat cukup memuaskan. Begitu pula dengan metode certainty factor CF, pada penelitian sebelumnya metode ini menghasilkan presentase yang sesuai dengan yang diharapkan, konsepnya yang sederhana juga menjadikan peneliti memilih metode ini. Karena itulah peneliti mencoba untuk menerapkan metode Forward chaining dancertainty factor ini pada pembuatan sistem pakar untuk diagnosa diabetes karena penyakit degeneratif.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dengan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka dapat dirumuskan sebuah pokok permasalahan, yaitu : a. Bagaimana suatu sistem pakar dapat membantu dalam memberikan diagnosa diabetes karena penyakit degeneratif? b. Bagaimana menentukan faktor dominan dalam proses diagnosa diabetes?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat mendiagnosa diabetes karena penyakit degeneratif dengan pengimplementasian sistem pakar dan untuk mencari faktor dominan dalam proses diagnosa diabetes dengan penerapan certainty factor.

1.4 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dari penelitian ini adalah hanya mendiagnosis gejala-gejala awal dari penyakit diabetes dan prediabetes karena penyakit degeneratif dengan menggunakan metode forward chaining dan certainty factor.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah dapat mengetahui apakah kita mengidap diabetes atau tidak.

1.6 Metodelogi Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan melalui suatu penelitian dengan teknik-teknik dan alat-alat tertentu.

1.6.1 Desain Penelitian dan Tahap Penelitian

Dalam penelitian ini akan digunakan metode forward chaining yang digunakan sebagai penalaran dalam mencari kesimpulan berdasarkan fakta yang terjadi. Kemudian untuk menguatkan hasil kesimpulan tersebut maka digunakanlah metode certainty factor untuk memberikan tingkat keyakinan.Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan penelitian.

1.6.1.1 Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

Untuk tahap awal pengumpulan data dilakukan melalui studi literature yaitu mengumpulkan data dari buku maupun jurnal dan referensi yang relevan terhadap objek permasalahan.Selanjutnya karena penelitian ini berhubungan dengan diabetes, untuk mendapatkan data yang lebih akurat maka diperlukannlahseorang ahli atau pakar penyakit dalam untuk membantu memberikan informasi yang berhubungan dengan diabetes. Data yang digunakan dan yang diolah pada penelitian ini adalah data yang berupa gejala dari penyakit diabetes mellitus tipe 2.Data yang berupa gejala tersebut didapatkan dari literatur yang khusus membahas mengenai diabetes sebagai penyakit degeneratif dan juga dari seorang pakar yang merupakan seorang spesialis penyakit dalam khususnya endokrin metabolisme dan diabetes. Tabel 1.1 Tabel Data Gejala No Gejala 1 Sering buang air kecil poliuria 2 Sering merasa haus polidipsia 3 Sering merasa lapar polifagia 4 Penurunan berat badan tanpa sebab 5 Mengalami lemas badan 6 Kesemutan pada daerah kaki 7 Sering gatal pada derah kaki 8 Jika terdapat luka maka akan sulit sembuh 9 Mengalami penglihatan kabur 10 Disfungsi ereksi pada pria 11 Pruritus vulvae pada wanita 12 Glukosa darah puasa 126 mgdL 13 Glukosa darah puasa 100-125 mgdL 14 Glukosa darah puasa 100 mgdL 15 Glukosa darah 2 jam TTGO 200 mgdL 16 Glukosa darah 2 jam TTGO 140-199 mgdL 17 Glukosa darah 2 jam TTGO 140 mgdL 18 Obesitas 19 Riwayat merokok 20 Riwayat konsumsi minuman alkohol

1.6.1.2 Implementasi Forward chaining dan Certainty Factor

Kemudian langkah selanjutnya adalah mengimplementasikan mesin inferensi. Adapun dalam penelitian ini mesin inferensi yang digunakan adalah forward chaining .Mesin inferensi forward chaining merupakan suatu penalaran yang dimulai dari fakta atau gejala untuk mendapatkan kesimpulan conclusion dari fakta tersebut. Setiap gejala akan saling berhubungan hingga pada akhirnya berhenti pada kesimpulan atau penyakit yang mungkin diderita. Dalam menjalankan tugasnya, seorang pakar misalnya dokter sering menganalisis informasi yang ada dengan memberikan faktor ketidakpastian, begitu pula terjadi dengan sebuah sistem pakar. Untuk mengatasi hal tersebut untuk memberikan tingkat keyakinan terhadap hasil yang didapatkan maka digunakanlah certainty factor CF. Dalam sistem ini untuk mendapatkan faktor kepastian, setiap jawaban dari user akan memiliki bobotnya masing-masing. Untuk jawaban yang diberikan user pada analisa penyakit akan dibuatkan 5 tingkat jawaban Tidak Tahu, Sedikit Yakin, Cukup Yakin, Yakin, dan Sangat Yakin. Maka komposisi dari bobot untuk masing-masing tingkat jawaban adalah sebagai berikut :  Tidak Tahu = 0.2  Sedikit yakin = 0.4  Cukup yakin = 0.6  Yakin = 0.8  Sangat yakin = 1 Selain itu sebelum melakukan perhitungan, pakar juga memberikan nilai CF faktor kepastian untuk masing-masing aturan rule yang telah ditentukan. Untuk menghitung tingkat keyakinan CF dari sebuah rule, yaitu sebagai berikut : a. Menggunakan metode Net Belief yang diusulkan oleh E.H.Shortliffe dan B.G.Buchanan CF [H,E] = MB [H,E] – MD [H,E] ……………………….. 1.1 Keterangan : CF = certainty factorfaktor kepastian dalam suatu hipotesa yang dipengaruhi oleh fakta E. MB [H,E] = measure of belief ukuran kepercayaan terhadap hipotesa H, jika diberika evidence E antara 0 dan 1. MD [H,E] = measure of disbelief ukuran ketidak percayaan terhadap hipotesa H jika diberikan evidence E antara 0 dan 1. E = evidence peristiwa atau fakta b. Dengan menggali dari hasil wawancara dengan pakar. Nilai dari CF rule didapatkan dari interpretasi „term‟ dari pakar menjadi sebuah nilai CF tertentu seperti yang terlihat pada table di bawah ini. Tabel 2.1 Tabel nilai CF rule interpretasi term Uncertain term CF Definitely not -1.0 Almost certaintly not -0.8 Probably not -0.6 Maybe not -0.4 Unknown -0.2 to 0.2 Maybe 0.4 Probably 0.6 Almost certainly 0.8 Definitely 1.0 Secara umum, rule direpresentasikan dalam bentuk sebagai berikut : IF E 1 AND E 2 ………AND E n THEN H CF rule Atau IF E 1 OR E 2 …………OR E n THEN H CF rule Dimana : E 1 ….E n : fakta-fakta evidence yang ada H : hipotesis atau konklusi yang dihasilkan CF rule : tingkat keyakinan terjadinya hipotesis H akubat adanya fakta- fakta E 1 ….E n Berikut ini adalah beberapa kombinasi certainty factor terhadap berbagai kondisi :  Certainty factor untuk kaidah dengan premis tunggal single premis rule CF[H,E] = CF[E] CF[rule] = CF [user] CF[pakar] ………………………………...1.2  Certainty factor untuk kaidah dengan premis majemuk multiple premis rule CF A AND B = Minimum CF a, CFb CF rule………..1.3 CF A OR B = Maximum CF a, CFb CF rule…………1.4  Certainty factor untuk kaidah dengan kesimpulan yang serupa similiary concluded rules CF combine CF 1, CF 2 = CF 1 + CF 2 1-CF 1 ……………………...1.5 Dan faktor kepastian untuk hasil akhir presentase : Persentase keyakinan = CF combine 100 …………………………..........1.6 21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk menunjang pelaksanaan penelitian mengenai sistem pakar untuk diagnosa diabetes sebagai penyakit degeneratif ini, maka dilakukan tinjauan pustaka yang terdiri dari tinjauan empiris yang berisi hasil penelitian yang pernah dilakukan dan tinjauan teoritis yang membahas mengenai teori-teori dasar yang mendukung penelitian ini.

2.1 Tinjauan Empiris

Berdasarkan penelitian yang ditulis oleh Hamdani 2010 tentang sistem pakar untuk diagnosa penyakit mata pada manusia dengan menggunakan metode forward chaining, dimana hasil dari penentuan penyakit mata didapat dari presentase tertinggi berdasarkan hasil penelusuran gejala yang diberikan.Semakin tinggi nilai presentase dari hasil penelusuran, maka menunjukkan jenis penyakit mata yang diderita oleh pasien tersebut. Selanjutnya berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mustafidah 2011 tentang sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit hati menggunakan metode forward chaining disimpulkan bahwa sistem pakar tersebut dapat menganalisis jenis penyakit organ hati berdasarkan gejala-gejala yang dimasukkan oleh user. Selain itu juga sistem pakar tersebut juga sudah dapat menjelaskan penyebab dan pengobatan dari penyakit secara medis maupun secara herbal berdasarkan jenis penyakitnya. Kemudian berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ritonga 2013 yaitu mengenai sistem pakar mendiagnosa penyakit lambung menggunakan metode certainty factor menyimpulkan bahwa aplikasi sistem pakar dapat memberikan kemudahan pada pasien untuk mendiagnosa penyakit lambung.Selain itu dalam penelitian tersebut menurutnya penerapan metode certainty factor dapat mempermudah dan memberikan perhitungan penyelesaian seberapa pasti pada user atau pasien dalam menderita penyakit lambung. Berdasarkan beberapa penelitian tersebut maka dapat diperoleh perbedaan antara penelitian sebelumnya dengan penelitian yang saat ini dilakukan. Tabel 2.2 Perbandingan Penelitian No Judul Objek Output Metode Implementasi 1 Penelitian oleh Fauzan Masykur, ST, M.Kom Implementasi sistem pakar diagnosisi penyakit diabetes melitus menggunakan metode fuzzy logic berbasis web Objek penelitian terfokus pada kondisi kadar gula darah user yang berupa glukosa darah puasa, glukosa plasma puasa, glukosa plasma tidur, glukosa plasma 2 jam PP, kadar HbA1c, kadar HDL, kadar trigliserida, dan kadar insulin Mendiagnosa user ke dalam kelas diagnosa negative diabetes, prediabetes, diabetes 1, diabetes 2 Menggunakan sistem inferensi fuzzy Pengimpleme ntasian sistem berbasis web. 2 Penelitian oleh Aryati Wuryandari, S.T., Depi Trisnawati Aplikasi sistem pakar untuk diagnosa penyakit diabetes melitus menggunakan metode dhemster shafer Objek penelitian terfokus di gejala-gejala yang dapat dirasakan oleh penderita diabetes melitus Mendiagnosa user ke dalam kelas diagnosa diabetes ringan, diabetes sedang, diabetes akut. Menggunakan metode dhemster shafer 3 Penelitian oleh Dewi Pratama Kurniawati Implementasi Metode Dempster Shafer pada sistem pakar untuk diagnosa jenis-jenis penyakit diabetes melitus Objek penelitian terfokus di gejala-gejala yang dapat dirasakan oleh penderita diabetes melitus. Mendiagnosa user ke dalam kelas diagnosa diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, neuropati diabetes, retinopati diabetes, nefropati diabetes, ketoasdosis diabetes, dan gestasional diabetes. Menggunakan metode dempster shafer 4 Penelitian oleh Efransyah Harahap, suyanto, Endro Ariyanto Implementasi metode forward chaining untuk pendeteksian penyakit diabetes melitus Objek penelitian terfokus pada gejala berupakadar tekanan darah, kadar kolesterol, dan glukosa. Mendiagnosa user ke dalam kelas diagnosa diabetes tipe 1, potensial resiko diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, pontensial resiko diabetes tipe 2, diabetes Menggunakan metode forward chaining. tipe 3, potensial resiko diabetes tipe 3,dan kategori normal 5 Penelitian oleh Wawan Setiawan Penerapan metode forward chaining sebagai model sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit diabetes melitus pada puskesmas sukawali Objek penelitian terfokus pada gejala-gejala yang dapat dirasakan Mendiagnosa user kedalam kelas diagnosa diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, neuropati diabetes, retinopati diabetes, nefropati diabetes, ketoasidosis diabetes, dan gestasional diabetes. Menggunakan mesin inferensi forward chaining. 6 Penelitian sekarang Sistem pakar diagnosa diabetes karena penyakit degenerative dengan menggunakan Objek penelitian terfokus di gejala yang dapat dirasakan dan kondisi kadar gula Mendiagnosa user ke dalam kelas diagnosa diabetes tipe 2, prediabetes, Menggunakan mesin inferensi forward chainng dan certainty factor untuk metode forward chaining dan certainty factor darah penderita glukosa darah puasa dan glukosa TTGO 2 jam dan normal nilai keyakinan.

2.2 Tinjauan Teoritis