Sejarah Komik Indonesia Data Produk

commit to user 8

3. Sejarah Komik Indonesia

Di Indonesia cikal bakal komik banyak dipengaruhi oleh agama Budha, Hindu dan Islam. Indikasi ditemukannya Gua Leang-Leang, Sulawesi Selatan. Temuan ini berupa gambar babi hutan juga candi-candi sekitar abad ke 18 juga didapati gambar-gambar kuno diatas kertas dengan tinta berwarna yang disertai keterangan teks beraksara Arab dalam bahasa Jawa yang dipakai dalam penyebaran agama Islam. Di Bali komik di buat di atas daun lontar yang bercerita tentang Ramayana dalam aksara Bali berbahasa Jawa kuno. Di candi Borobudur dan Prambanan terdapat relief yang menceritakan kehidupan spiritual dan kebudayaan pada abad pertengahan, juga kita kenal dalam cerita wayang beber dan wayang kulit yang menjadi kesenian masyarakat Jawa menjadi referensi timbulnya komik di Indonesia. Sejarah perkembangan komik di Indonesia mengalami pasang surut. Cerita bergambar atau komik pertama kali terbit di Indonesia sejalan dengan munculnya media masa berbahasa Melayu Cina di masa pendudukan Belanda. Cergam Put On karya Kho Wan Gie tahun 1930 diharian Sin Po menceritakan sosok gendut bermata sipit yang melindungi rakyat kecil bercerita Indonesia sebagai tanah kelahirannya. Komik karangannya sangat populer pada masa itu. Cerita bergambar yang bercorak realistis baru dimulai oleh Nasoen As sejak tahun 1939. Bonnef menempatkan awal perang dunia satu sebagai masa awal pertumbuhan komik Indonesia. Komik pertama dalam kasanah sastra commit to user 9 Indonesia adalah Mencari Putri Hijau karya Nasroen As yang dimuat dalam harian Ratoe Timoer. Pada masa pendudukan Jepang tahun 1942 muncul cerita Legenda Roro Mendut gambaran B. Margono, di harian Sinar Matahari Jogjakarta. Setelah Indonesia merdeka, harian Kedaulatan Rakyat memuat komik Pangeran Diponegoro dan Joko Tingkir pada tahun 1948. Cerita yang bertemakan petualangan dan kisah-kisah kepahlawanan yang diangkat dari cerita rakyat sehubungan dengan situasi politik pada masa itu. Buku komik jenis ini banyak bermunculan pada tahun 1952, sebagai contoh Sri Asih dan Sri Dewi tahun 1952 karya R.A Kosasih, Tanglima Najan karya Tino Sidin dan sebagainya. Pada era 1950 sampai pertengahan 1960 komik Indonesia pernah mengalami suatu masa yang diyakini sebagai masa klasik pada jaman modern, yaitu bentuk komik yang dikenal saat ini. Pada masa itu komik Indonesia berkembang dan menemukan identitas estetik yang merupakan gesekan antara pengaruh budaya barat dengan budaya lokal. Ini adalah sebuah periode keemasan dimana komik Indonesia menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Pada tahun 1954 dan 1955, komik wayang terbitan pertama muncul, dengan Lahirnya Gatotkatja terbitan Keng Po, Raden Palasara karya Johnlo dan seri panjang Mahabharata karya R.A Kosasih. Masa keemasan dan kebangkitan kedua komik Indonesia pada tahun 1980 ditandai dengan banyaknya ragam dan judul komik yang diterbitkan pada masa itu. Ragam komik yang disukai pada periode ini, yakni komik roman remaja yang bertemakan kehidupan kota. Beberapa komikus yang dominan adalah Budijanto, commit to user 10 Zaldy, Sim dan Mintaraga. Karya Jan Mintaraga yang cukup populer adalah Sebuah Noda Hitam. Komik silat adalah komik yang bertemakan petualangan pendekar ahli silat. Ganes TH spesialis dalam jenis komik ini, karya-karyanya antara lain Si Buta dari Gua Hantu, Siluman Serigala Putih, Tuan Tanah Kedaung dan Si Djampang. Selain tiu juga ada Panji tengkorak karya Hans Jaladara, Godam karya Wid NS dan Gundala karya Hasmi. Menjelang tahun 1980 sampai 1994 mulai jarang ditemukan komik baru karya anak bangsa. Hal ini disebabkan komik terjemahan dari Eropa, Amerika dan Jepang semakin gencar menyerbu Indonesia. Komik Indonesia kalah dalam bersaing dengan komik terjemahan luar negeri, hal ini dikarenakan komikus lokal saat itu tidak siap bersaing dengan komikus luar. Dari segi perkembangan tema dan seni grafis, komik luar jauh lebih unggul dengan lay out halaman yang inovatif. Selain itu tema-tema komik luar negeri sangatlah luas dan beraneka ragam. Kelemahan itulah yang membuat komik Indonesia secara perlahan mulai kurang mendapat perhatian generasi muda Indonesia yang menyukai hal-hal yang bersifat kreatif dan inovasi baru yang dinamis. Meskipun komik Indonesia mengalami masa-masa sulitnya, namun komik Indonesia masih bertahan dalam media massa seperti koran dan majalah yang mempunyai rubrik khusus komik, seperti Kompas Minggu, Suara Pembaharuan, majalah humor dan Harian Pos Kota. Sehingga pada akhir tahun 1980 muncullah komik strip Panji Koming dan Sawung Kampret yang terkenal, buah karya dari Dwi Koendoro. commit to user 11 Pada tahun 1995 sampai sekarang, dunia komik Indonesia mulai bangkit kembali secara perlahan, dengan mulai munculnya para komikus yang menerbitkan karyanya melalui penerbit komik besar seperti Elex media Komputindo, Gramedia Majalah, MC dan Mizan yang umumnya mempunyai jaringan manajemen dan distribusi yang kuat dan profesional.

4. Wayang