PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN POKOK BAHASAN DAUR AIR KELAS V SD NEGERI 1 GISTING ATAS

(1)

ABSTRAK

PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN SEBAGAI UPAYA

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN

POKOK BAHASAN DAUR AIR KELAS V

SD NEGERI 1 GISTING ATAS

Oleh

MUJAYIN

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya aktivitas dan hasil belajar yang diperoleh siswa kelas V SD Negeri 1 Gisting Atas. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas V SD Negeri 1 Gisting Atas.Metode yang dipilih peneliti Tindakan Kelas (PTK) tehnik pengumpulan data pada penelitian ini adalah pengamatan terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa, selanjutnya data yang diperoleh dianalisis menggunakan presentase.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas siklus I mencapai tingkat 52%, pada siklus II aktivitas belajar mencapai 76 % dan pada siklus III aktivitas belajar mencapai 96 %. Sedangkan hasil belajar siklus I mencapai rata-rata 62,4 hasil belajar pada siklus II mencapai rata-rata 70 dan untuk hasil belajar pada Siklus IIIrata-ratanya meningkat menjadi 77,5. Hal ini berarti aktivitas dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus satu ke siklus berikutnya. Pada siklus I ke siklus II aktivitas siswa mengalami peningkatan sebesar 24% dan dari siklus II ke siklus III mengalami peningkatan sebesar 20% sedangkan untuk hasil belajar siswa pada siklus I ke siklus II rata-ratanya mengalami peningkatan sebesar 7,6 dan dari siklus II ke siklus III mengalami peningkatan sebesar 7,5. Kata Kunci: Metode eksperimen, Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar


(2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu interaksi antara pendidik dengan anak didik. Pendidikan diselenggarakan dengan memberikan keteladanan, membangun kemauan dan mengembangkan kreatifitas peserta didik dalam proses pembelajaran (UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2008).

Berkaitan dengan fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional maka pendidik mempunyai peranan penting dalam meningkatkan keberhasilan pendidikan. Standar Pendidikan Nasional No. 19 Tahun 2005 menjelaskan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, menyenangkan menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsakreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat minat dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik.

Rendahnya minat belajar anak terutama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sangat menarik untuk diteliti. Mata pelajaran ini sebenarnya tidak begitu sulit namun banyak siswa yang kurang menyukainya.

Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip tetapi juga merupakan suatu pengenyam pendidikan. IPA diharapkan menjadi wahana peserta didik untuk mempelajari diri sendiri, alam sekitar dan prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah,


(3)

pendidikan IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan.

Berdasarkan wawancara dan dari hasil dokumentasi dari SD Negeri 1 Gisting Atas diperoleh data aktivitas belajar sangat tidak aktif sehingga hasil belajar siswa pun menjadi sangat rendah, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1: Nilai Ulangan Mid Semester Mata Pelajaran IPA kelas V SD Negeri 1 Gisting Atas Tahun Pelajaran 2011/2012.

No Nama Siswa KKM Skor Keterangan

1 AFI BAYU SAPUTRA 65 65 Tuntas

2 AGNES SILVIA 65 60 Tidak Tuntas

3 CINDI NABILA CAHYANI 65 60 Tidak Tuntas

4 DIMAS BAGAS KARA 65 55 Tidak Tuntas

5 EGI MALINDO 65 65 Tuntas

6 ELZA FEBRIANA AULIA 65 70 Tuntas

7 FALEN AFRIAN PRADANA 65 60 Tidak Tuntas

8 FASIL CINANDA AGUSTAF 65 75 Tuntas

9 GYM NASTIAN CHOTA 65 60 Tidak Tuntas

10 HERLAMBANG DANU 65 55 Tidak Tuntas

11 IAN PRABOWO 65 55 Tidak Tuntas

12 YONDA PRADANA 65 65 Tuntas

13 M. RIZAL RAHMADANI 65 65 Tuntas

14 M. RAIHAN 65 70 Tuntas

15 NURBAITI FAIRUZIAH 65 60 Tidak Tuntas

16 NOVAL WALI ZULVA 65 55 Tidak Tuntas

17 OCHA WALDI PUTRA 65 55 Tidak Tuntas

18 OKVINA ISNAINI 65 55 Tidak Tuntas

19 OKTAVIA TRI YANTOHA 65 60 Tidak Tuntas

20 PANJI PAMUNGKAS 65 70 Tuntas

21 ROFI KHOIRUNISA 65 55 Tidak Tuntas

22 SUMAYA AZZAHRA 65 50 Tidak Tuntas

23 SIFA AKHRIDO MALIHA 65 60 Tidak Tuntas

24 SITI SAROH 65 70 Tuntas

25 KLARISTA DARA FITRIANA 65 65 Tuntas

Nilai terendah 50

Nilai tertinggi 75


(4)

Sumber: Dokumen SD Negeri 1 Gisting Atas

Berdasarkan pada tabel 1 dapat diketahui bahwa hasil ulangan Mid Semester pada mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri 1 Gisting Atas sangat rendah hanya mencapai rata-rata 61,40 sehingga belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan.

Rendahnya aktivitas dan hasil belajar tersebut di sebabkan antara lain : 1. Pembelajaran yang di sajikan terlalu monoton

2. Metode yang digunakan selalu metode ceramah 3. Penjelasan terlalu abstrak untuk siswa kelas V 4. Siswa hanya menjadi pendengar pasif

5. Tidak memfasilitasi siswa untuk melakukan percobaan dan menemukan sendiri

Berdasarkan uraian keadaan seperti ini, mendorong penulis untuk melakukan penelitian tidakan kelas tentang “Penggunaan Metode Eksperimen Sebagai Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Dengan Pokok Bahasan Daur Air Kelas V SD Negeri 1 Gisting Atas”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka dapat diidentifikasi masalah adalah sebagai berikut :

1. Ketidaktepataan penggunaan metode ceramah pada mata pelajaran IPA dengan pokok bahasandaur air pada kelas V SD Negeri 1 Gisting Atas.

2. Aktivitas dan hasil pembelajaran siswa masih rendah.

3. Perlu adanya metode pembelajaran lain yang digunakan untuk peningkatan aktivitas dan hasil pembelajaran IPAdengan pokok bahasandaur air di kelas V SDN 1 Gisting Atas, yang salah satunya adalah penerapan metode eksperimen.


(5)

Masalah pada penelitian akan dibatasi pada penggunaan metode eksperimen sebagai upaya peningkatan aktivitas dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam dengan pokok bahasan daur air kelas Vsemester II Tahun Pelajaran 2011-2012.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah dengan menggunakan metode eksperimen pada mata pelajaran IPA dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Gisting Atas ?

2. Apakah dengan menggunakan metode eksperimen pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Gisting Atas ?

1.5. Tujuan Penelitian

Dari permasalahan yang diteliti, maka tujuan penelitian ini adalah: meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SD Negeri 1 Gisting Atas dengan menggunakan metode eksperimen.

1.6. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat : 1. Bagi Siswa :

 Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri 1 Gisting Atas dengan rasa percaya diri dan bertanggungjawab karena proses belajar dengan menggunakan metode eksperimen

 Dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri 1 Gisting Atas dengan menggunakan metode eksperimen


(6)

2. Bagi Guru sebagai Peneliti :

 Membantu guru dalam meningkatkan profesionalisme dalam bidang pendidikan.  Meningkatkan keterampilan guru dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan dan

penilaian pembelajaran

 Memberikan keterampilan bagi guru dalam merefleksi dan memecahkan masalah yang timbul dalam proses pembelajaran

3. Bagi Sekolah

 Memberi sumbangan yang berharga bagi Sekolah bahwa dengan penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam dengan pokok bahasan daur air kelas V SD Negeri 1 Gisting Atas .


(7)

(8)

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Metode Pembelajaran

2.1.1. Pengertian Metode Pembelajaran

Metodepembelajaran merupakan cara yang digunakan guru dalam membelajarkan siswa agar terjadi interaksi dan proses belajar yang efektif dalam pembelajaran. Setiap metode pembelajaran memiliki karakteristik yang berbeda-beda dalam membentuk pengalaman belajar siswa, tetapi satu dengan yang lainnya saling menunjang.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun untuk membentuk kemampuan siswa diperlukan adanya suatu metode mengajar yang efektif. Metode mengajar ini bukan hanya harus dikuasai oleh guru tetapi juga harus dikuasai oleh siswa itu sendiri. Contohnya, guru mengajar dengan metode eksperimen maka yang akan melakukan eksperimen adalah siswa itu sendiri sehingga siswa dalam hal ini harus mampu menguasai langkah atau prosedur dalam melakukan eksperimen. Sebelum guru mengajar dengan metode eksperimen tugas guru yang pertama adalah meyakinkan dahulu bahwa siswa yang bersangkutan sudah menguasai tekhnik-tekhnik eksperimen, demikian juga dengan metode pembelajaran yang lainnya.

2.1.2. Macam-macam Metode Pembelajaran

Macam-macam metode yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam antara lain :

1. Metode Penugasan

Apabila kita memberikan tugas pada siswa harus ada pedoman tugas yang harus dikerjakan siswa. Siswa harus mengetahui dengan jelas apa yang diharapkan dari tugas itu.


(9)

Tujuan-tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa. Menugaskan siswa dengan hanya menyuruh menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dibelakang akhir bab kurang bermanfaat, siswa yang memiliki kemampuan tinggi tidak memperoleh manfaat dengan menjawab pertanyaan tersebut, sebab ia telah paham akan isi bab itu. Bagi siswa yang berkemampuan rendah tidak tidak akan berhasil dengan penugasan seperti itu. Penugasan yang baik adalah bersifat menantang dan bersifat lentur sesuai minat dan bakat siswa.

2. Metode Diskusi

Metode diskusi merupakan suatu perbandingan mengenai subyek dari berbagai sudut pandang, metode diskusi kerap digunakan dalam Ilmu Pengetahuan Alam. Diskusi sangat bermanfaat dalam membahas keberartian suatu data.

3. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah metode pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana siswa mengerti dan mengingat tentang fakta yang dipelajari dan didengarnya. Dengan mengajukan pertanyaan siswa lebih memiliki pengertian yang mendalam tentang fakta itu.

4. Metode Latihan

Dalam pembelajaran IPA banyak juga hal-hal yang perlu dilatihkan, seperti penggunaan mikroskop, penggolongan jenis hewan dan tanaman dan lain sebagainya. Perlu kita ketahui latihan dalam laboratorium berbeda dengan percobaan dalam laboratorium. Latihan itu ditunjukkan akan hasilnya oleh guru kepada siswanya, sedangkan percobaan itu belum diketahui akan berupa apa hasilnya.

5. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah metode yang paling tradisional yaitu guru berbicara dan siswa mendengarkannya. Ceramah sangat ekonomis untuk menyampaikan informasi dengan


(10)

jumlah siswa yang besar dan bahan yang harus diselesaikan banyak dapat dilakukan dalam tempo singkat.

6. Metode Eksperimen

Metode ini banyak digunakan dalam mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam, eksperimen atau percobaan yang dilakukan tidak selalu harus dilakasanakan di dalam laboratorium tetapi dapat dapat dilakukan pada alam sekitar. Apabila kita melakukan eksperimen haruslah didahului dengan adanya masalah berupa pertanyaan atau dalam bentuk pertanyaan.

7. Metode Demonstrasi

Diwaktu melakukan metode demonstrasi dalam mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam biasanya guru sendirilah yang melakukannya, tetapi alangkah baiknya bila siswa yang melakukannya. Dalam demonstrasi IPA hasil yang akan terjadi harus kita sampaikan pada siswa sehingga siswa tidak merumuskan masalah dan menarik kesimpulan sendiri berdasarkan apa yang disaksikannya.

2.2. Metode Eksperimen

2.2.1. Pengertian Metode Eksperimen

Metode eksperimen merupakan suatu cara penyajian materi pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri yang di pelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode eksperimen ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri, melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu proses tertentu. Dengan demikian siswa dituntut untuk mencari suatu kebenaran dengan mencoba mencari data


(11)

baru yang diperlukannya, mengolah sendiri dan membuktikan suatu hukum atau dalil serta menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya itu. Roestiyah (1985 : 80 ) berpendapat bahwa : Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, dimana siswa melakukan percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya, serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan di kelas dan di evaluasi oleh guru.

Agar metode eksperimen dapat berhasil dengan baik dalam pembelajaran, maka perlu diperhatikan prosedur atau langkah-langkah sebagai berikut :

1. Mempersiapkan alat bantu ( alat eksperimen )

2. Petunjuk dan informasi tentang tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam eksperimen 3. Pelaksanaan eksperimen dengan menggunakan lembaran kerja yang di susun secara

sistematis sehingga siswa dalam pelaksanaannya tidak banyak mendapat kesulitan dan membuat laporan

4. Penguatan perolehan temuan-temuan eksperimen dilakukan dengan diskusi, tanya jawab dan atau tugas

5. Kesimpulan

2.2.2. Kelebihan Metode Eksperimen

Adapun kelebihan metode eksperimen adalah sebagai berikut :

a. Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku

b. Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi, suatu sikap yang dituntut dari seorang ilmuwan; dan


(12)

c. Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaannya yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia

2.2.3. Kelemahan Metode Eksperimen

Adapun kelemahan metode eksperimen adalah sebagai berikut :

a. Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan eksperimen;

b. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran; serta

c. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi

2.2.4. Langkah-langkah Metode Eksperimen

Apabila akan melakukan eksperimen, maka perlu malakukan langkah-langkah hal-hal berikut ini :

1. Jelaskan tujuan dan harapan apa yang diinginkan dari eksperimen itu

2. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan, berapa ukuran atau takaran yang dibutuhkan 3. Terangkan tahap-tahap kegiatannya atau tahap-tahap prosesnya

4. Apa-apa saja yang perlu diamati dan dicatat, semua hal tersebut tertuang dalam suatu buku petunjuk eksperimen


(13)

2.3. Aktivitas Belajar

Pada dasarnya guru mengharapkan agar anak didiknya dapat memperoleh hasil belajar yang baik melalui proses belajar mengajar. Sebagai suatu proses dalam belajar dituntut adanya suatu aktivitas yang dilakukan oleh siswa dan guru sebagai peningkatan hasil belajar.

Menurut Winkel dalam Friana ( 1998:8 ) bahwa “ Aktivitas balajar adalah setiap macam kegiatan belajar yang menghasilkan status perubahan yang khas, yaitu belajar”.

Pendapat tersebut menekankan pentingnya memiliki kemampuan awal untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Hal ini berlaku pula dalam mempelajari pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) khususnya pada jenjang SD.

Proses pembelajaran melibatkan banyak faktor, yaitu siswa, guru, metode yang digunakan, alat bantu dan materi pelajaran. Agar tujuan pembelajaran yang direncanakan dapat dicapai sesuai dengan harapan maka guru harus memperhatikan faktor-faktor tersebut. Guru sangat berperan dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang baik sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif. Hal ini sesuai pendapat Ivor. K Dervies (1988:252) yang mengatakan “ Khusus dalam proses belajar mengajar, sebagai pemimpin guru membawa peranan besar dan gaya mengajarnya sangat menentukan . Oleh sebab itu, pada setiap waktu dan kondisi kita harus memiliki gaya pengajaran yang terbaik serta dengan luwes menyesuaikan gaya pengajaran dengan strategi yang dipilih”.

Dengan demikian, guru harus cermat dalam memperhatikan siswa-siswanya. Guru harus berusaha membangkitkan minat dan rasa senang pada setiap proses pembelajaran yang berlangsung dengan langkah-langkah pengajaran yang tepat.


(14)

Salah satu hal yang memegang peranan penting bagi keberhasilan pengajaran adalah proses pelaksanaan pengajaran. Pelaksanaan yang baik sangat dipengaruhi oleh perencanaan yang baik pula. Pengajaran berintikan interaksi antara guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar. Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa sedangkan mengajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru yang sangat mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Agar pelaksanaan pengajaran berjalan efektif danefisien, maka diperlukan perencanaan yang tersusun secara sistematis dengan proses belajar mengajar yang lebih bermakna dan mengaktifkan siswa serta dirancang dalam satu scenario yang jelas (Ibrahim, 2003 : 30).

Keberhasilan guru dalam proses pembelajaran, ditunjukkan oleh beberapa hal, salah satunya adalah terlihat pada prestasi atau hasil belajar yang dicapai oleh siswa, sehingga diharapkan proses belajar mengajar dapat senantiasa diperbaiki dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa itu sendiri.

Menurut, Dymiati dan Mudjion (1994 : 200) hasil belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, dimana tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau symbol.

Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibanding dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan dan sebagainya (Hamalik, 2003 : 155).

Pembelajaran di dalam kelas baik secara klasikal atau individual dibutuhkan adanya model pembelajaran. Untuk itu perlu diketahui terlebih dahulu pengertian model secara umum.


(15)

Model dalam kehidupan sehari – hari merupakan suatu pola yang di contoh, baik dalam bentuk fisik suatu hasil kerja atau suatu pola tertentu menghasilkan perilaku belajar yang baik. Model pembelajaran merupakan penyederhanaan dari hubungan berbagai komponen yang ada dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Komponen – komponen pembelajaran meliputi : metode belajar, sarana dan prasarana, guru, siswa, kurikulum, alat evaluasi, dan sebagainya.

2.5. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) bahwa “IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsipsaja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”. Selain itu IPA juga merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual. Hal ini menunjukkan bahwa, hakikat IPA sebagai proses diperlukan untuk menciptakan pembelajaran IPA yang empirik dan faktual. Asy’ari, Muslichah (2006: 22) menyatakan bahwa ketrampilan proses yang perlu dilatih dalam pembelajaran IPA meliputi ketrampilan proses dasar misalnya mengamati, mengukur, mengklasifikasikan, mengkomunikasikan, mengenal hubungan ruang dan waktu, serta ketrampilan proses terintegrasi misalnya merancang dan melakukan eksperimen yang meliputi menyusun hipotesis, menentukan variable, menyusun definisi operasional, menafsirkan data, menganalisis dan mensintesis data. Poedjiati (2005:78) menyebutkan bahwa ketrampilan dasar dalam pendekatan proses adalah observasi, menghitung, mengukur, mengklasifikasi, dan membuat hipotesis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketrampilan proses dalam pembelajaran IPA di SD meliputi ketrampilan dasar dan ketrampilan terintegrasi. Kedua


(16)

ketrampilan ini dapat melatih siswa untuk menemukan dan menyelesaikan masalah secara ilmiah untuk menghasilkan produk-produk IPA yaitu fakta, konsep,generalisasi,hukumdanteori-teoribaru.

Sehingga perlu diciptakan kondisi pembelajaran IPA di SD yang dapat mendorong siswa untuk aktif dan ingin tahu. Dengan demikian, pembelajaran merupakan kegiatan investigasi terhadap permasalahan alam di sekitarnya. Setelah melakukan investigasi akan terungkap fakta atau diperoleh data. Data yang diperoleh dari kegiatan investigasi tersebut perlu digeneralisir agar siswa memiliki pemahaman konsep yang baik. Untuk itu siswa perlu di bimbing berpikir secara induktif. Selain itu, pada beberapa konsep IPA yang dilakukan, siswa perlu memverifikasi dan menerapkan suatu hukum atau prinsip. Sehingga siswa juga perlu dibimbing berpikir secara deduktif. Kegiatan belajar IPA seperti ini, dapat menumbuhkan sikap ilmiah dalam diri siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA meliputi beberapa aspek yaitu faktual, keseimbangan antara proses dan produk, keaktifan dalam proses penemuan, berfikir induktif dan deduktif, serta pengembangansikapilmiah. Pelaksanaan pembelajaran IPA seperti diatas dipengaruhi oleh tujuan apa yang ingin dicapai melalui pembelajaran tersebut. Tujuan pembelajaran IPA di SD telah dirumuskan dalam kurikulum yang sekarang ini berlaku di Indonesia. Kurikulum yang sekarang berlaku di Indonesia adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam kurikulum KTSP selain dirumuskan tentang tujuan pembelajaran IPA juga dirumuskan tentang ruang lingkup pembelajaran IPA, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan arah pengembangan pembelajaran IPA untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Sehingga setiap kegiatan pendidikan formal di SD harusmengacupadakurikulumtersebut.


(17)

Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut Kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) secara terperinci adalah: (1) memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaann-Nya, (2) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (3) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, (4) mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, (5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, dan (7) memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs. Ruang lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum meliputi dua aspek yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep. Lingkup kerja ilmiah meliputi kegiatan penyelidikan, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas, pemecahan masalah, sikap, dan nilai ilmiah. Lingkup pemahaman konsep dalam Kurikulum KTSP relatif sama jika dibandingkan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang sebelumnya digunakan. Secara terperinci lingkup materi yang terdapat dalam Kurikulum KTSP adalah: (1) makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. (2) benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas. (3) energi dan perubahaannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana. (4) bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya. Dengan demikian, dalam pelaksanaan pembelajaran IPA kedua aspek tersebut saling berhubungan. Aspek kerja ilmiah diperlukan untuk memperoleh pemahaman atau penemuan konsep IPA.


(18)

2.6. HipotesisTindakan

Berdasarkanrencanatindakan, hipotesisdalampenelitianiniadalahdenganmenggunakanmetode eksperimendapatmeningkatkanaktivitasdan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas V SD Negeri 1 Gisting Atas.


(19)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian tidakan kelas (PTK). Menurut Rustam Mundilarto, Penelitian Tindakan Kelas adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Penelitian tindakan kelas (Classroom action research )ini menggunakan desain sebagai berikut :

Merencanakan Melakukan Tindakan

Merefleksi Mengamati

Setelah melakukantindakan dan pengamatan dari apa yang telah direncanakan maka dilakukan refleksi yang mencakup analisis, sintesis dan penilaian. Dari hasil refleksi biasanya muncul permasalahan yang perlu mendapat perhatian, sehingga perlu dilakukan perencanaan ulang, tindakan ulang, pengamatan ulang, serta diikuti pula dengan refleksi ulang. Tahapan-tahapan ini dilakukan secara berulang dan berkelanjutan sampai suatu permasalahan dianggap teratasi.


(20)

3.2. Setting Penelitian

3.2.1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 1 Gisting Atas. Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas V tempat peneliti melakukan kegiatan belajar mengajar dengan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ). Alasan mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan sekolah tersebut tempat mengajar peneliti, sehingga peneliti lebih mengetahui keadaan siswa yang akan diteliti, dan mudah dalam mengumpulkan data, serta peluang waktu yang luas dan subyek penelitian yang sangat sesuai dengan target peneliti.

3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian yaitu selama 3 (tiga) bulan, yaitu dari bulan Maret – Mei 2012 tahun ajaran 2011 / 2012. Waktu dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian tersebut selesai pada minggu ke II (Dua) bulan Mei 2012.

3.2.3. Subyek Penelitian

Dalam kegiatan penelitian ini yang menjadi subyek adalah guru SD Negeri 1 Gisting Atas yang mendapat tugas mengajar kelas V dan siswa kelas V SD Negeri 1 Gisting Atas berjumlah 25 siswa yang terdiri dari 10 perempuan dan 15 laki - laki. Penelitian ini berkolaborasi dengan teman sejawat untuk membantu tindakan PTK agar objektif.


(21)

Objek penelitian ini adalah aktivitas belajar dan penguasaan konsep IPA melalui metode eksperimen dikelas V SD Negeri 1 Gisting Atas yang masih rendah maka perlu diadakan upaya untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa IPA melalui metode eksperimen.

3.2.5. Faktor Yang Diteliti

Faktor yang diteliti adalah aktivitas belajar dan penguasaan konsep IPA melalui metode eksperimen dikelas V SD Negeri 1 Gisting Atas yang masih rendah maka perlu diadakan upaya untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa IPA melalui metode eksperimen.

3.3.Rencana Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini secara keseluruhan terdiri dari tiga siklus, dan masing-masing siklus dibagi ke dalam empat tahap kegiatan, yaitu:

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dibuat berdasarkan kurikulum yang digunakan oleh sekolah yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

b. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS)

Peneliti membuat LKS berdasarkan materi dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. LKS ini akan dikerjakan secara individu oleh siswa.

c. Membuat lembar catatan

Lembar catatan lapangan ini dibuat untuk merekam kejadian yang terjadi selama pemberian tindakan dan digunakan sebagai catatan perilaku siswa maupun permasalahan yang ada untuk bahan pertimbangan guru dalam menentukan hasil belajar siswa.


(22)

d. Membuat lembar observasi kegiatan siswa

Lembar ini digunakan untuk melihat seberapa banyak aktivitas yang dilakukan oleh siswa untuk kemudian dilakukan perhitungan

e. Menyiapkan perangkat tes

Setelah dua atau tiga kali pertemuan, maka diadakan tes untuk mengukur hasil belajar siswa. Tes yang dibuat disesuaikan dengan materi yang telah diajarkan.

2. Implementasi Tindakan

Kegiatan ini merupakan pelaksanaan dari tahap perencanaan. Penerapan dari rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun secara garis besar yaitu guru menyiapkan materi terlebih dahulu secara garis besar, lalu siswa mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru secara mandiri.

3. Observasi

Pada tahap ini dilakukan pengamatan atau observasi yang berkaitan dengan pelaksanaan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan.

4. Analisis dan Refleksi

Refleksi adalah kegiatan menganalisis dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan. Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil observasi dan tes yang digunakan sebagai dasar untuk perbaikkan siklus berikutnya.


(23)

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif yaitu berupa nilai yang diperoleh siswa setiap akhir siklusnya. Data tersebut akan didukung oleh data kualitatif yaitu antara lain berupa catatan lapangan atau lembar observasi yang dibuat oleh observer atau kolabolator yang menjadi teman sejawat dalam melaksanakan penelitian ini.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengumpulan data, yaitu teknik observasi, catatan lapangan, dan tes.

1. Observasi

Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. Pengamatan dilakukan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan guru dengan menggunakan lembar pengamatan yang dilakukan oleh observer.

Observasi dalam pembelajaran ada dua macam yaitu observasi yang dilakukan kolabolator untuk mengetahui sejauh mana kemampuan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dan observasi yang dilakukan oleh guru terhadap siswa yang untuk mengukur hasil prestasi siswa dalam pembelajaran yang sudah diberikan oleh guru.

Observasi implementasi pembelajaran guru dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah dibuat dan didiskusikan bersama guru mitra atau guru pamong. Hasil observasi pada persiapan mengajar meliputi menyiapkan silabus, RPP, LKS, bahan ajar dan alat peraga atau media pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Observasi untuk mengumpulkan data tentang aktivitas belajar siswa saat kegiatan pembelajaran berlangsung dilaksanakan dengan mengamati proses pembelajaran, terutama yang berkaitan dengan aktivitas belajar siswa meliputi :


(24)

b. Antusiasme saat mengikuti pelajaran c. Keberanian saat tanya jawab

d. Keberanian saat mengemukakan pendapat e. Kebersamaan dalam mengerjakan tugas 2. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah catatan perilaku siswa atau permasalahan yang tidak terekam dalam lembar observasi yang dapat dijadikan pertimbangan bagi pelaksanaan langkah berikutnya atau masukan terhadap keberhasilan yang telah dicapai dalam proses pembelajaran.

3. Tes

Evaluasi dilakukan dengan tes yang diadakan pada setiap akhir siklus untuk mengetahui hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen. Materi yang diujikan untuk siklus pertama sampai ketiga dengan menggunakan tes essay yang disesuaikan dengan materi yang telah diberikan oleh guru kepada peserta didik.

Untuk mendapatkan data yang baik, maka tes yang digunakan haruslah memenuhi beberapa hal, diantaranya adalah validitas dan reabilitas. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah validitas isi. Untuk mendapatkan tes yang valid beberapa hal yang dapat dilakukan adalah membuat kisi-kisi tes sesuai kurikulum yang berlaku. Membuat soal tes dan melakukan penilaian terhadap kurikulum yang berlaku oleh guru mitra yang dipandang sebagai ahli.

Hal tersebut dilakukan agar tes benar-benar dapat mengukur tujuan pembelajaran. Reabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen yang digunakan sudah cukup baik.


(25)

3.5. Instrumen Penelitian

Dalam pembelajaran menggunakan metode eksperimen instrumen yang digunakan penulis dalam penelitian adalah, sebagai berikut :

1. Lembar aktivitas belajar siswa

2. Lembar pengamatan terhadap guru yang sedang melaksanakan pembelajaran di kelas yangdilaksanakan oleh kolabolator

3. Tes akhir digunakan untuk mengukur peningkatan kemampuan pemahaman konsep IPA dengan melihat hasil belajar yang diperoleh siswa dalam setiap siklus pembelajaran.

3.6. Teknik Analisis Data

Setelah data diperoleh, selanjutnya dilakukan analisis data yang dilakukan dengan cara menganalisis data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa presentase aktivitas siswa (off task). Sedangkan data kuantitatif berupa data hasil belajar yang diperoleh siswa setelah diterapkan pembelajaran dengan metode eksperimen yang diambil setiap akhir siklusnya.

Langkah -langkah analisis data kuantitatif sebagai berikut ; 1. Membuat kunci jawaban

2. Memeriksa jawaban siswa

3. Memberi skor dari hasil jawaban siswa sesuai dengan skor patokan yang ditentukan atau sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal ( KKM)

4. Menentukan rata - rata untuk tiap siklusnya.

Analisis data siswa : 1. Lembar pengamatan


(26)

Dilakukan dengan menggunakan teknik analisis kualitatif, karena data yang diperoleh berbentuk kategori atau kualitatif. Teknik ini digunakanuntuk menganalisis sejauh mana aktifitas guru dalam pembelajaran padasetiap siklus, dengan teknik analisis sebagai berikut :

Keterangan :

% AS = Presentase aktivitas siswa JSAS = Jumlah skor aktivitas siswa JSM = Jumlah skor maksimum

Selanjutnya dari hasil perhitungan rumus terhadap aktivitas siswadapat dilihat pada tabel kategori sebagai berikut :

Tabel 2. Presentasi aktivitas siswa

No Presentase Kegiatan Aktivitas

1 1 % - 20 % Sangat tidak aktif

2 21 % - 40 % Tidak aktif

3 41 % - 60 % Kurang aktif

4 61 % - 80 % Aktif

5 81 % - 100 % Sangat aktif

2. Analisis data hasil belajar siswa

Untuk mengetahui hasil belajar siswa melalui metode eksperimen, maka diambil data dari tes pada setiap akhir siklus dengan rumus :

% AS =JSAS x 100 JSM

% C = Cs x 100 N


(27)

Keterangan :

% C = Persentase siswa yang mendapat nilai >65 Cs = Jumlah siswa yang mendapat nilai >65 N = Jumlah seluruh siswa

3.7. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan proses pembelajaran dalam penelitian ini adalah sekurang-kurangnya 65% siswa aktif dalam proses pembelajaran, yang diharapkan akan berdampak 65% siswa tuntas belajar dengan mendapat nilai lebih dari atau sama dengan 65 dan jumlah persentase perilaku siswa yang aktif lebih dari atau sama dengan 50% dari faktor yang diteliti.

3.8. Langkah-langkah Kegiatan Penelitian

Pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu :

a. Planning ( Perencanaan)

b. Action ( Pelaksanaan Tindakan ) c. Observation (Pengamatan)

d. Reflection (Refleksi) untuk setiap siklus.

Secara terperinci prosedur penelitian tindakan untuk setiap siklusnya dapat dijabarkan sebagai berikut :


(28)

1. Siklus I

a. Perencanaan(Planning)

Tahap-tahap yang dilakukan dalam perencanaan ini adalah :

1. Mendiskusikan dan menetapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama proses pembelajaran berlangsung di kelas

2. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode eksperimen yang mengacu pada kurikulum sesuai dengan materi yang telah ditetapkan

3. Membuat rencana perbaikan

4. Membuat lembar observasi aktivitas terstruktur untuk melihat aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung

5. Membuat lembar evaluasi tes hasil belajar untuk memperoleh data hasil belajar siswa 6. Membuat lembar analisis hasil belajar siswa untuk mengetahui sejauh mana siswa

menguasai setiap materi yang diberikan

b. Pelaksanaan Tindakan(Action)

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengelola proses pembelajaran menggunakan metode eksperimen. Urutan kegiatan pembelajarannya secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :


(29)

1. Pendahuluan

Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan cara memberikan masalah atau pertanyaan yang berkaitan dengan konsep awal siswa. Atau dengan kata lain guru memberikan konflik untuk memacu semangat belajar siswa, serta mengetahui konsep awal siswa terhadap materi yang akan disampaikan agar siswa aktif selama proses pembelajaran. Pada bagian ini guru juga mengungkapkan tujuan dari hasil pembelajaran yang akan dilakukan.

2. Kegiatan Inti

Pada bagian ini guru menjelaskan materi dengan metode eksperimen, kemudian guru memberikan contoh soal. Pada bagian ini juga siswa dengan bimbingan guru dan alat bantu yang disediakan akan mencoba melakukan pengamatan dan penelitian tentang daur air kemudian menarik kesimpulan dari hasil percobaan yang telah dilakukan. Kemudian guru memberikan tugas agar siswa memahami konsep secara bermakna bukan sekedar hafal hukum, rumus atau konsep pengerjaan soal.

3. Penutup

Dalam kegiatan penutup guru menegaskan konsep-konsep penting sesuai dengan tujuan pembelajaran dan menegaskan sekali lagi konsep yang benar dari konsep awal siswa yang kurang relevan dengan teori yang ada.

c. Mengamati (observasi)

Pada tahap ini dilaksanakan proses evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan berdasarkan lembar observasi aktivitas siswa dan hasil belajar siswa mengenai konsep yang benar.


(30)

Refleksi disini meliputi analisis, menjelaskan dan menyimpulkan berdasarkan hasil pengamatan. Refleksi dilakukan dengan cara menganalisis hasil tes dan observasi yang hasilnya digunakan untuk mengadakan revisi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan guna perbaikan kinerja guru dan membuat perencanaan guna perbaikan kinerja guru dan membuat perencanaan yang lebih baik yang akan digunakan pada siklus berikutnya.

Siklus II

a. Tahap Perencanaan (Planning):

1) Hasil refleksi dievaluasi, didiskusikan, dan mencari upaya perbaikan untuk 2) diterapkan pada pembelajaran berikutnya

3) Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran 4) Merancang perbaikan II berdasarkan refleksi siklus I

b. Tahap Melakukan Tindakan (Action): 1) Melakukan analisis pemecahan masalah

2) Melaksanakan tindakan perbaikan II dengan memaksimalkan penerapan modelpembelajaran interaktif dengan kerja kelompok

c. Tahap Mengamati (observasi)

1) Melakukan pengamatan terhadap penerapan model pembelajaran interaktif dengan kerjakelompok

2) Mencatat perubahan yang terjadi pada tindakan siswa

3) Melakukan diskusi membahas masalah yang dihadapi saatpembelajaran dan memberikan balikan


(31)

1) M erefleksi proses pembelajaran pada siklus I

2) Merefleksi hasil belajar siswa dengan penerapan metode eksperimen 3) Menganalisis temuan dan hasil akhir penelitian

4) Rekomendasi Siklus III

a. Tahap Perencanaan (Planning):

1) Hasil refleksi dievaluasi, didiskusikan, dan mencari upaya perbaikan untuk diterapkan pada pembelajaran berikutnya

2) Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran 3) Merancang perbaikan III berdasarkan refleksi siklus II

b. Tahap Melakukan Tindakan (Action): 1) Melakukan analisis pemecahan masalah

2) Melaksanakan tindakan perbaikan III dengan memaksimalkan penerapan metode eksperimen

c. Tahap Mengamati (observasi)

1) Melakukan pengamatan terhadap penerapan metode eksperimen 2) Mencatat perubahan yang terjadi pada tindakan siswa

3) Melakukan diskusi membahas masalah yang dihadapi saat pembelajaran dan memberikan balikan

d. Tahap refleksi (Reflection)

1) Merefleksi proses pembelajaran dengan metode eksperimen pada siklus II 2) Merefleksi hasil belajar siswa dengan penerapan metode eksperimen


(32)

3) Menganalisis temuan dan hasil akhir penelitian 4) Rekomendasi


(33)

(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan :

1. Penggunaan metode eksperimen pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, hal ini terlihat dari peningkatan setiap siklus. siklus I mencapai 52 % dengan kategori kurang aktif, pada siklus II meningkat menjadi 76 % dengan kategori aktif dan aktivitas belajar siklus III meningkat menjadi 96 % dengan kategori sangat aktif.

2. Penggunaan metode eksperimen pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini terlihat dari peningkatan hasil rata-rata setiap siklus. Pada siklus I mencapai rata-rata 62,4 dengan kategori kurang baik, pada siklus II ratanya meningkat menjadi 70,0 dengan kategori baik dan hasil belajar siklus III rata-ratanya meningkat lagi menjadi 77,5 dengan kategori sangat baik.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka disarankan : 1. Siswa

a. Agar dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode eksperimen dapat berjalan dengan efektif, siswa harus mengetahui langkah-langkah dalam bereksperimen.

b. Sebaiknya seluruh siswa ikut berpartisipasi dalam bereksperimen, sehingga akan menghasilkan prestasi belajar yang tinggi.

2. Guru

a. Pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sebaiknya menggunakan metode eksperimen agar aktivitas belajar siswa dapat ditingkatkan

b. Pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sebaiknya menggunakan metode eksperimen agar hasil belajar siswa dapat ditingkatkan

3. Kepala Sekolah

a. Sebaiknya Kepala Sekolah memfasilitasi alat bantu untuk pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen yang lengkap


(35)

b. Kepala Sekolah segera mensosialisasikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan metode eksperimen kepada guru lain


(36)

PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN SEBAGAI UPAYA

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN

POKOK BAHASAN DAUR AIR KELAS V

SD NEGERI 1 GISTING ATAS

( SKRIPSI )

Oleh :

MUJAYIN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012


(37)

(38)

i

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Lampiran 25: Foto Praktik Tindakan Kelas Siklus I...73

2. Lampiran 26: Foto Praktik Tindakan Kelas Siklus II...74

3. Lampiran 27: Foto Praktik Tindakan Kelas Siklus


(39)

1 DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta

Djamarah,S.B dan Zain, Aswan.1996. Strategi Belajar Mengajar.Rineka Cipta.Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran.Rineka Cipta.Jakarta.

Depdiknas. 2006.Kurikulum KTSP.Rineka Cipta. Jakarta

Gie The Liang.1985.Cara Belajar yang Efesien.Gajah Mada. Universitas Press.

Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Hopkins, O. 1993. A. Teachers Guide to Classsroom Research. Open University Press. Philadelphia.

Ibrahim, M. Nur dan Ismono. 2000. PembelajaranKooperatif. Surabaya.UNESA

University Press.

Ibrahim dan Syaodih. 1996. Perencanaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta

K Dervies.Ivor .1988.Proses Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta

Muslichah,Asy’ari. 2006. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.Bumi Aksara. Jakarta

Roestiyah.1985. Pembelajaran Dengan Metode Eksperimen.Rineka Cipta. Jakarta.

Semiawan, Conny. dkk. (1996). Pendekatan Keterampilan Proses Bagaimana

Mengaktifkan Siswa dalam Belajar. PT. Gramedia. Jakarta

Sardiman, A.M. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Bumi Aksara. Jakarta.

Surakhmad, Winarno. 1986. Pengantar Interaksi Mengajar.Tarsito. Bandung.

Suyanto, Eko. 1999. Pengembangan Pembelajaran sebagai Salah Satu kegiatan Ilmiah

untuk Penulisan Skripsi dan Makalah


(40)

2


(41)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel1 :Nilai Ujian Tengah Semester Mata Pelajaran IPA T.P. 2011/2012 ...2

Tabel2 :Presentasiaktivitassiswa ...23

Tabel 3 : Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus 1...30

Tabel 4 : Hasil Tes Pembelajaran IPA siklus 1...31

Tabel 5 : Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus II...32

Tabel 6 : Hasil Tes PembelajaranIPA siklus II...33

Tabel 7 : Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus III...34

Tabel 8 : Hasil tes pembelajaranIPA siklus III ...35

Tabel 9 : Rekapitulasi Hasil Tes Pembelajaran IPA Siklus I, II dan III ...44


(42)

JUDUL SKRIPSI : Penggunaan Metode Eksperimen Sebagai Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Dengan Pokok Bahasan Daur Air Kelas V SD Negeri 1 Gisting Atas

IDENTITAS PENELITI

Nama : MUJAYIN

NPM : 1012137025

Program Studi : S.1 PGSD Guru dalam Jabatan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

LOKASI PENELITIAN

Nama Sekolah : SD Negeri 1 Gisting Atas

Kelas : V ( Lima )

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )

Alamat : Gisting Atas Blok 18 Kecamatan Gisting

Kabupaten Tanggamus Propinsi Lampung

LAMA PENELITIAN : Bulan Maret - Mei 2012

Menyetujui

Dosen Pembimbing Dosen Pembahas

Dr.SUPOMO KANDAR, MS Drs.SISWANTORO, S.Pd.M.Pd

NIP.195401151979031003 NIP. 195409291984031001


(43)

Drs. BAHARUDDIN RISYAK, M.Pd NIP.19510507 198103 1 002

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Penguji : Dr. Supomo Kandar, MS ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Siswantoro, S.Pd.M.Pd ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si NIP.19600315 198503 1 003


(44)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Benculuk Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur pada tanggal 09 Agustus 1960, sebagai anak pertama dari empat bersaudara, dari pasangan ayah Maulan dan ibu Kartini.

Peneliti mengenal pendidikan pertama kali di SDN 1 Taman Agung Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi yang diselesaikan pada tahun 1974. Peneliti melanjutkan pendidikannya di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama ( SLTP ) di SLTP Negeri 1 Benculuk yang diselesaikan pada tahun 1977 dan Sekolah Pendidikan Guru Muhammadiyah Gisting ( SPGM ) yang diselesaikan pada tahun 1982.

Pada tahun 1983, peneliti diangkat sebagai guru SD sampai sekarang masih sebagai guru SD. Pada tahun 2000 melanjutkan pendidikan ke D2 PGSD dan tamat pada tahun 2003. Pada tahun 2009 melanjutkan pendidikannya ke Universitas Lampung.


(45)

SANWACANA

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan PTK ini yang berjudul

Penggunaan Metode Eksperimen Sebagai Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Ilmu

Pengetahuan Alam Dengan Pokok Bahasan Daur Air Kelas V SD Negeri 1 Gisting Atas“. PTK

ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Penyusunan PTK ini dapat terselesaikan dengan adanya bantuan dari berbagai pihak, untuk itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd selaku ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung

3. Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd selaku ketua Program Studi S.1 PGSD Universitas Lampung

4. Bapak Drs. Siswantoro, M.Pd selaku Dosen Pembahas yang telah memberikan saran-saran

dan masukan

5. Bapak Dr. Supomo Kandar, M.Pd selaku pembimbing yang telah memberikan bantuannya

selama ini

6. Bapak/Ibu Dosen dan Staf Karyawan S-1 PGSD Guru dalam jabatan yang telah membantu

sampai PTK ini selesai

7. Kepala Sekolah SDN 1 Gisting Atas Bapak Sibrom Lizi, S.Pd

8. Kedua orang tua tercinta dan adik-adik peneliti yang telah banyak memberikan dukungan

moril maupun materil serta kasih sayang demi keberhasilan studi peneliti

9. Seluruh rekan-rekan S-1 PGSD angkatan 2009 yang tidak bisa peneliti sebutkan satu


(46)

10. Sahabat peneliti Nasiman, S.Pd yang selalu memberikan semangat serta motivasi untuk keberhasilan peneliti dalam menyelesaikan penyusunan PTK ini

11. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan PTK ini.

Mungkin PTK ini masih terdapat kekurangan, bahkan kesalahan baik isi maupun tulisan, oleh karena itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan PTK ini. Semoga PTK ini dapat memberikan manfaat bagi peningkatan dan perkembangan mutu pendidikan khususnya pendidikan dasar.

Bandar Lampung, 07 Agustus 2012 Peneliti

MUJAYIN


(47)

(1)

JUDUL SKRIPSI : Penggunaan Metode Eksperimen Sebagai Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Dengan Pokok Bahasan Daur Air Kelas V SD Negeri 1 Gisting Atas

IDENTITAS PENELITI

Nama : MUJAYIN

NPM : 1012137025

Program Studi : S.1 PGSD Guru dalam Jabatan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

LOKASI PENELITIAN

Nama Sekolah : SD Negeri 1 Gisting Atas

Kelas : V ( Lima )

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )

Alamat : Gisting Atas Blok 18 Kecamatan Gisting

Kabupaten Tanggamus Propinsi Lampung

LAMA PENELITIAN : Bulan Maret - Mei 2012

Menyetujui

Dosen Pembimbing Dosen Pembahas

Dr.SUPOMO KANDAR, MS Drs.SISWANTORO, S.Pd.M.Pd

NIP.195401151979031003 NIP. 195409291984031001


(2)

Drs. BAHARUDDIN RISYAK, M.Pd NIP.19510507 198103 1 002

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Penguji : Dr. Supomo Kandar, MS ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Siswantoro, S.Pd.M.Pd ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si NIP.19600315 198503 1 003


(3)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Benculuk Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur pada tanggal 09 Agustus 1960, sebagai anak pertama dari empat bersaudara, dari pasangan ayah Maulan dan ibu Kartini.

Peneliti mengenal pendidikan pertama kali di SDN 1 Taman Agung Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi yang diselesaikan pada tahun 1974. Peneliti melanjutkan pendidikannya di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama ( SLTP ) di SLTP Negeri 1 Benculuk yang diselesaikan pada tahun 1977 dan Sekolah Pendidikan Guru Muhammadiyah Gisting ( SPGM ) yang diselesaikan pada tahun 1982.

Pada tahun 1983, peneliti diangkat sebagai guru SD sampai sekarang masih sebagai guru SD. Pada tahun 2000 melanjutkan pendidikan ke D2 PGSD dan tamat pada tahun 2003. Pada tahun 2009 melanjutkan pendidikannya ke Universitas Lampung.


(4)

SANWACANA

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan PTK ini yang berjudul “Penggunaan Metode Eksperimen Sebagai Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Ilmu

Pengetahuan Alam Dengan Pokok Bahasan Daur Air Kelas V SD Negeri 1 Gisting Atas“. PTK

ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Penyusunan PTK ini dapat terselesaikan dengan adanya bantuan dari berbagai pihak, untuk itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd selaku ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung

3. Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd selaku ketua Program Studi S.1 PGSD Universitas Lampung

4. Bapak Drs. Siswantoro, M.Pd selaku Dosen Pembahas yang telah memberikan saran-saran

dan masukan

5. Bapak Dr. Supomo Kandar, M.Pd selaku pembimbing yang telah memberikan bantuannya

selama ini

6. Bapak/Ibu Dosen dan Staf Karyawan S-1 PGSD Guru dalam jabatan yang telah membantu

sampai PTK ini selesai

7. Kepala Sekolah SDN 1 Gisting Atas Bapak Sibrom Lizi, S.Pd

8. Kedua orang tua tercinta dan adik-adik peneliti yang telah banyak memberikan dukungan

moril maupun materil serta kasih sayang demi keberhasilan studi peneliti

9. Seluruh rekan-rekan S-1 PGSD angkatan 2009 yang tidak bisa peneliti sebutkan satu


(5)

10.Sahabat peneliti Nasiman, S.Pd yang selalu memberikan semangat serta motivasi untuk keberhasilan peneliti dalam menyelesaikan penyusunan PTK ini

11.Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan PTK ini.

Mungkin PTK ini masih terdapat kekurangan, bahkan kesalahan baik isi maupun tulisan, oleh karena itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan PTK ini. Semoga PTK ini dapat memberikan manfaat bagi peningkatan dan perkembangan mutu pendidikan khususnya pendidikan dasar.

Bandar Lampung, 07 Agustus 2012 Peneliti

MUJAYIN NPM.1013127025


(6)

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SUKABUMI BANDAR LAMPUNG

0 6 35

PENGGUNAAN ALAT PERAGA MAGNET UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM SISWA KELAS V SD NEGERI 2 MARGAAGUNG

0 7 45

Pembelajaran Kebencanaan Alam Berwawasan SETS Terintegrasi pada Pokok Bahasan Daur Air pada Siswa Kelas V SD

0 3 161

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN METODE EKSPERIMEN SISWA KELAS V Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Dengan Metode Eksperimen Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Wanglu, T

0 3 14

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN METODE EKSPERIMEN SISWA KELAS V Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Dengan Metode Eksperimen Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Wanglu, Tru

0 3 14

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI DAN DENGAN Perbandingan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Dengan Penggunaan Media Animasi Dan Dengan Penggunaan Media Gambar Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Malanggaten,

0 1 12

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM POKOK BAHASAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN DENGAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM POKOK BAHASAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN DENGAN PENERAPAN MEDIA KARTU PUZZLE PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NE

0 0 15

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 NGABEYAN KARTASU

0 0 15

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PADA SISWA Penerapan Metode Pemberian Tugas Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Pada Siswa Kelas V SDN

0 3 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGAMATI DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI METODE GUIDED DISCOVERY SISWA KELAS V SD NEGERI KEPUHAN, SEWON.

0 1 187