BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Peran dan Fungsi Public Relations
Public  relations  dapat  berfungsi  sebagai  fungsi  manajemen  yang  membangun  dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang bisa
mempengaruhi  kesuksesan  atau  kegagalan  organisasi  tersebut.  Dalam  perjalanan  sebuah manajemen,  seringkali  dihadapkan  dengan  konflik.  Terkadang  penyelesaian  dengan  berbagai
cara,  dianggap  belum  dapat  membantu  menyelesaikannya.  Untuk  itu  dikenallah  sebuah  action penting  yang  disebut  dengan  mediasi.  Mediasi  adalah  sesuatu  yang  memungkinkan  untuk
dijadikan  sebagai  faktor  penting  dalam  dunia  PR  yang  diperlukan  dalam  sebuah  penyelesain konflik.
Dalam hal ini, PR akan lebih banyak berperan sebagai mediator, disamping peran-peran PR  yang  lain.  Maka  dari  itu,  dibutuhkn  semacam  strategi  dalam  manajemen  PR,  agar  proses
mediasi  tersebut  berhasil  dengan  baik.  Strategi  tersebut  sebenarnya  merupakan  empat  model yang asli yaitu model agen pemberitaan, model informasi publik, model asimetris dua arah, dan
model simetris dua arah. Tiga model pertama merefleksikan sebuah praktik public relations yang berusaha  mencapai  tujuan  organisasi  melalui  persuasi.  Model  keempat  berfokus  pada  usaha
menyeimbangkan kepentingan pribadi dengan kepentingan publik atau kelompok lainnya.
2.2 Strategi Penyelesaian Konflik
Menurut  Frank  Jefkin  2003:32  menuliskan  tentang  kinerja  dan  strategi  dalam penyelesaian  konflik  PR,  ada  dua    strategi  dalam  penyelesaian  konflik  antara  lain  Two  Models
And Mixed Motivities.
1.2.1 Two Way Models
Dalam model ini, dibagi menjadi dua lagi yaitu : 1.
Two Way Asymetrical Models
Praktisi  public  relations  dengan  model  ini  menggunakan  survei,  wawancara,  dan  fokus group  untuk  mengukur  serta  menilai  publik  sehingga  mereka  bisa  merancang  program  public
relations yang bisa memperoleh dukungan dari publik kunci. 2.
Two Way Symetrical Models Model  ini  berfokus  pada  penggunaan  metode  riset  ilmu  sosial  untuk  memperoleh  rasa
saling pengertian serta komunikasi dua arah antara publik dan organisasi ketimbang persuasi satu arah.
2.2.2  Mixed motives
Tahun  2001,  James  E.  Grunig  menciptakan  nama  lain  model  ini;  mixed  motives. Tujuannya  adalah  untuk  mempresentasikan  sebuah  model  yang  menyeimbangkan  kepentingan
pribadi dengan kepentingan publik dalam proses memberi serta menerima yang bisa berfluktuasi antara  advokasi  dan  kolaborasi.  Grunig  berpendapat  bahwa  model  ini  merupakan  model  yang
paling etis karena semua kelompok merupakan bagian dari resolusi masalah.
1.3 Contingency Models Of Conflict