Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Public Relations dalam Komunikasi Pemasaran Terpadu T1 362006801 BAB IV
BAB IV
DATA PENELITIAN
4.1
Profil Perusahaan
Badan Hukum : PT. Baba Rafi Indonesia
Pemilik saham : Hendy Setiono
Mulai beroperasi : 2003
Kantor pusat : Jl. Semolowaru Elok I/17 Surabaya
Jumlah outlet : 500 counter (tahun 2009)
Subjek penelitian ini adalah PT. Baba Rafi Indonesia, dengan produk unggulannya Kebab Turki Baba Rafi dengan founder Bapak Hendy Setiono. Kebab merupakan salah satu dari perusahaan ini. Berdiri 9 tahun yang lalu di kota Surabaya, perusahaan menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga bisnis seperti The Bridge (sebagai konsultan franchise & bisnis), Universal InfoXcommindo (sebagai Management System Development) dan Chimera (sebagai Management Marketing System) menjadikan perusahaan ini tumbuh pesat dalam kurun waktu pengembangan 1 tahun, terbukti dengan adanya lebih dari 30 cabang franchisee yang tersebar diseluruh kota di Indonesia.
Kebab sendiri adalah salah satu nama makanan khas dari Timur Tengah yang terdiri dari tortila di dalamnya terdiri daging sapi panggang, daun letuce, timun jepang, bombay, tomat, saos, sambal dan mayonise, kemudian digoreng dengan mentega. Kebab Turki ini diaplikasikan di Indonesia dengan bahan baku
(2)
yang sama dan rasa yang tidak jauh berbeda dari aslinya. Untuk pengelolaannya daging dengan ukuran besar diasap, baru dipotong, dan diiris tipis – tipis dengan begitu aroma asap membuat daging terasa nikmat. Sedangkan untuk bumbu dan saos dibuat sedikit manis yang disesuaikan dengan lidah orang Indonesia.
4.1.1 Visi dan Misi Kebab Turki Baba Rafi
Bagi karyawan : menjadikan karyawan merasa memiliki bisnis Kebab Turki baba Rafi melalui suasana kekeluargaan dan dengan sistim bagi hasil yang adil.
Bagi franchisee : Menjadikan Kebab Turki Baba Rafi sebagai sarana investasi yang menguntungkan dan membanggakan.
Bagi pelanggan : menjadikan Kebab Turki Baba Rafi menjadi sebagai alternatif makanan pilihan dengan rasa yang lezat dan harga terjangkau.
Makanan Kebab sangat digemari di Timur Tengah, yang juga populer di Eropa serta di Negara lain. Bahkan di Indonesia diminati sebagai makanan yang menarik, unik, dan lezat. Harga yang terjangkau semua kalangan mulai dari Rp. 6.500/ bungkus sampai dengan Rp. 9.000/ bungkus ditambah lagi dengan kemasan yang menarik serta kekhasannya yang bernuansa Timur Tengah mengingatkan konsumen akan suasana makanan saat ibadah haji di Mekkah. Menu yang ditawarkan Kebab Turki Baba Rafi pun terus bertambah. Kini ada 9 macam varian, semuanya dikemas seperti makanan ala franchise. Outlet-nya pun memiliki banyak style, mulai dari yang berkarakter outdoor sampai yang berkarakter indoor.
(3)
Kebab Turki Baba Rafi (KTBR), sebuah bisnis makanan cepat saji yang kini semakin dikenal luas. Dengan produk utama ”Kebab”, yang lezat dan bercitarasa khas terbukti bukanlah bisnis musiman seiring dengan kiprahnya yang menusantara bahkan siap merambah Asia Tenggara. Tentu saja langkah sukses itu tercapai berkat kerja sama saling dukung antara Franchisee dengan Franchisor.
Gambar 4.1 Logo Kebab Turki Baba Rafi
Dalam menjalankan usahanya PT. Kebab Baba Rafi Indonesia menjalin kerjasama dengan PT. Belfoods Indonesia. Berawal dari tahun 2009, PT. Baba Rafi Indonesia menunjuk PT. Belfoods Indonesia untuk menjadi salah satu suplier daging sapi berkualitas untuk bahan baku utamanya. Tahun 2011 yang lalu, tepat sudah keduanya menjalin kerjasama. Kini selain kebab, ada pula Hotdog Jumbo, Syawarma, Beef Burger dan Double Burger yang menjadi menu andalan Kebab Turki Baba Rafi. Bagi penyuka keju atau telur, Kebab Turki Baba Rafi juga menyediakan menu plus plus, berupa tambahan keju, telur atau keju dan telur.
(4)
Gambar 4.2 Daftar Menu Kebab Turki Baba Rafi dalam www.mykebab.blogspot.com (2009).
Dan kini, seluruh gerai waralaba Kebab Turki ada 500 buah dan tersebar di 60 kota Indonesia. Bahkan, 8 buah gerai sudah dibuka di Malaysia. Jumlah gerai ini melejit 100 persen dibanding tahun-tahun sebelumnya. Jumlah karyawan plus operator di lapangan 1000 orang (majalahqalam.com, 2010).
Beberapa penghargaan yang diraih Kebab Turki Baba Rafi antara lain: Asia’s Best Entrepreneur Under 25 versi Business Week, 1 dari 10 tokoh yang mengubah Indonesia versi Majalah Tempo, Terbaik I Wirausaha Muda Mandiri 2007 dari Bank Mandiri, Asian Young Leaders Climate Forum dari British Council, Inspirator “Sound of Change” dari A Mild Live Soundrenaline 2007,
(5)
Best Achivement Young Entrepreneur Award 2007, Outstanding Entrepreneur Award dari Asia Pacifik Entrepreneurship Award 2009 dan lain sebagainya.
Tabel 4.1
Contoh Harga Menu Kebab Turki Baba Rafi
No Nama Menu Harga
1. Kebab besar Rp.9.500
2. Kebab gila Rp.8.000
3. Kebab pisang coklat keju Rp.7.000
4. Syawarma Rp.8.000
5. Beef burger Rp. 7.500
6. Chicken burger Rp.7.500
7. Burger gila Rp. 6.000
8. Double Burger Rp.11.500
9. Chicken crispy Rp.8.000
10. Hot beef (hot dog) Rp.7.000
11. Hot dog jumbo Rp.10.000
12. Wienner jumbo Rp.11.000
13. Canai salad Rp. 8.500
14. Canai original Rp. 5.000
15. Canai coklat keju Rp.7.000
Sumber: www.mykebab.blogspot.com (2009).
* Harga menu setiap Lokasi berbeda-beda.
Tabel 4.2
Cabang Kebab Turki Baba Rafi
No Propinsi Jumlah Outlet
1. Bali 11 Outlet
2. Banten 42 Outlet
3. Bengkulu 1 Outlet
4. DKI Jakarta 115 Outlet
5. Jambi 2 Outlet
(6)
7. Jawa Tengah 42 Outlet
8. Jawa Timur 45 Outlet
9. Kalimantan Barat 2 Outlet
10. Kalimantan Selatan 4 Outlet
11. Kalimantan Tengah 1 Outlet
12. Kalimantan Timur 15 Outlet
13. Kepulauan Riau 3 Outlet
14. Lampung 6 Outlet
15. Maluku 1 Outlet
16. Nanggroe Aceh Darussalam 5 Outlet
17. Nusa Tenggara Barat 4 Outlet
18. Papua 2 Outlet
19. Riau 4 Outlet
20. Sulawesi Selatan 10 Outlet
21. Sulawesi Utara 2 Outlet
22. Sumatera Barat 14 Outlet
23. Sumatera Selatan 5 Outlet
24. Sumatera Utara 5 Outlet
(7)
4.1.2 Struktur Organisasi Kebab Turki Baba Rafi
Gambar 4.3 Struktur Organisasi Kebab Turki Baba Rafi
Keterangan Tugas : - HRD Manager :
1. Melakukan perekrutan karyawan
2. Melakukan training karyawan
3. Melakukan penilaian harian karyawan
4. Housing karyawan
5. Mengurus masalah pemecatan
(8)
6. Pemberian reward 7. Grade karyawan 8. Improvement karyawan 9. IT handling
- Finance Manager :
1. Menyusun laporan keuangan dari marketing
2. Menyusun laporan keuangan dari franchise fee
3. Menyusun laporan keuangan dari hasil penjualan bahan baku dan
distribusinya
4. Mengalokasikan keuangan untuk keperluan promosi dan stok bahan baku
serta kelengkapan sarana kebab
5. Membuat grafik bulanan laporan keuangan
- Quality Assurance Manager :
1. Mengaudit system management pusat setiap satu minggu sekali
2. Mengaudit system master franchise (setahun dua kali) 3. Mengaudit outlet pusat (dua minggu sekali)
4. Menjaring pendapat pelanggan
5. Melakukan standarisasi rasa dan kualitas produk
6. Mengontrol bahan baku harian
7. Mengaudit setiap proses operasional - Daily Service Manager :
1. Melayani penjualan harian dari franchisee
(9)
3. Mendistribusikan bahan baku
4. Mempersiapkan stok outlet mandiri
5. Melakukan program promosi lokal (contoh : voucher)
6. Mempersiapkan sarana bisnis kebab (contoh : rombong)
4.1.3 Desain Outlet
Design outlet bertujuan untuk menciptakan sebuah design yang unik, menarik serta customized dari franchisor kepada para franchisee. Dengan menciptakan design yang sedemikian menarik, fungsional, sesuai kebutuhan dan sesuai konsep marketing, franchisee akan lebih mudah membangun kepercayaan dan mendapatkan posisi strategis untuk memajukan usahanya.
Gambar 4.4 Desain Outlet Kebab Turki Baba Rafi
Type A1 : Konsep Outdoor ( Gerobak )
Investasi Total : Rp 40.000.000,-Type A2 : Konsep Outdoor ( Booth )
Investasi Total : Rp
60.000.000,-Type B : Konsep Indoor ( Shooping Centre, Plaza / Mall )
(10)
80.000.000,-4.1.4 Fasilitas yang didapatkan dari Pihak Kebab Turki Baba Rafi 1. Satu unit counter
2. Alat burner kebab
3. Paket perlengkapan counter lengkap
4. Paket promosi usaha ( neon box, banner, flyer, dll )
5. Bahan baku produksi pemakaian rutin
6. Sistem operasional yang sudah terbukti
7. Training karyawan
8. Quality Control dan maintenance
9. Asistensi survey lokasi
10. Manual book ( Standard Operational Procedure ) 11. Freezer Box
4.1.5 Fasilitas yang diperlukan oleh franchisee
1 Lokasi berada di tempat yang strategis (Sewa) Ex : daerah kampus, komplek perumahan, pusat perbelanjaan, mall, dll.
2 Luas tempat ukuran 2 x 2 m
3 Tenaga pelaksana yang memenuhi kualifikasi yang akan ditraining oleh team management Kebab Turki Baba Rafi
4 Transportasi lokal (Sepeda motor) - Bisa kredit. 4.1.6 Supporting Franchisor (Pusat)
1. Menyediakan training karyawan
2. Menjamin bahwa karyawan diatas msiap kerja dan memenuhi standar keahlian Kebab Turki Baba Rafi
(11)
3. Menyediakan perlengkapan yang butuhkan dalam bisnis Kebab Turki Baba Rafi
4. Menyediakan stock bahan baku utama
5. Melaksanakan training secara berkala, baik di training center maupun di cabang
6. Melakukan audit control seluruh cabang
7. Melakukan perubahan harga jual ke konsumen
8. Melakukan kegiatan promosi nasional
4.1.7 Peranan Franchisee (Penerima)
1. Mengajukan usulan lokasi
2. Melakukan pengawasan secara menyeluruh atas peralatan, disiplin
karyawan dan kebersihan outlet
3. Melakukan pembelian bahan baku sesuai standar Kebab Turki Baba Rafi
4. Bertanggung jawab atas penjualan
5. Secara terus-menerus memberikan support kepada karyawan dalam tugas sehari-hari
6. Bertanggung jawab atas biaya sewa tempat / lokasi 7. Melakukan promosi +/- 1 km dari outlet
4.1.8 Tahapan Menjadi Franchisee
1. Presentasi Bisnis
2. Pembayaran sebesar 70% dari total nilai investasi
3. Asistensi Survey Lokasi
(12)
5. Penandatanganan Franchise Agreement
6. Grand Opening dan Pelunasan investasi
4.1.9 Garis Besar Fungsi Kerja Harian
Gambar 4.5 Garis Besar Fungsi Kerja Harian Kebab Turki Baba Rafi
4.2
Profil Kebab Turki Baba Rafi di Jakarta Barat
4.2.1 Kebab Turki Baba Rafi di Jl. Muwardi II No. 19 Grogol
Franchisee Kebab Turki Baba Rafi ini adalah Bapak Mahmud yang mulai beropersi pada tanggal 16 September 2009. Outlet yang terletak di Jl. Muwardi II No. 19 Grogol, Petamburan Jakarta Barat ini memiliki 2 karyawan yang berpengalaman dan terlatih dalam memberikan pelayanan. Dilihat dari lokasi
(13)
keberadaan outlet ini yang berdekatan dengan Sekolah SD-SMP Sumbangsih, pasar Grogol, dan kawasan komplek hunian akan kost. Outlet Kebab Turki Baba Rafi ini beroperasi dari jam 9 pagi hingga pukul 21 malam, dan buka setiap hari. Outlet ini memiliki konsep resto dengan gerobak KTBR dan memiliki tempat untuk konsumennya menyantap kebab dengan luas ± 3 X 4 m2.
Konsep KTBR ini tidak memiliki konsep yang tidak inline dengan konsep outlet KTBR yang lainya, karena terlihat agak sedikit kotor, peralatan yang ada terlihat tidak terawat, penataan cahaya yang redup.
Tata cara penyajian kebab pada dasarnya memiliki keseragaman, yang mana karayawan yang menyajikan selalu mengunakan sarung tangan untuk menjaga kehigienitasan makanan. Kebab disajikan dalam kemasan Kebab Turki Baba Rafi. Tetapi penampilan karyawan tidak mengunakan seragam KTBR, rambut yang gondrong (karena sebagai juru masak seharusnya mengunakan topi atau penutup kepala agar konsep penyajian makanan higienis tetap terjaga dan tidak setengah – setengah).
Bapak Mahmud sebagai outlet kurang melakukan promosi untuk outletnya, karena menurutnya gerobak Baba Rafi sudah memberikan komunikasi yang cukup dan jalan Jl. Muwardi II sangat hidup dan jika siang hari banyaknya siswa sekolah sumbangsih beserta orang tuanya, seringkali berlalulalang, sehingga gerobak KTBR yang meiliki ciri khusus dirasa sudah mampu memberikan komunikasi yang sangat memadai.
(14)
4.2.2 Kebab Turki Baba Rafi di Jl. Tanjung Duren Raya No.6 RT.10 RW.02 Tanjung Duren Grogol
Pemilik Franchisee Kebab Turki Baba Rafi di Jl. Tanjung Duren Raya No.6 RT.10 RW.02 Tanjung Duren Grogol adalah Bapak Santoso mulai beroperasi pada tanggal 15 November 2008. Posisi lokasi berjualan tepat dipingir jalan raya Tanjung Duren. Jalan ini sangat hidup dan berlokasi disekitar perumahan dan perkantoran yang sangat hidup dan padat. Jalan Tanjung Duren Raya ini sangat hidup dan beropersional selama 24 jam dan tansaksaksi perdangangan pada jalan ini sangat tinggi frekuensinya.
Franchisee Kebab Turki Baba Rafi milik Bapak Santoso berada di area ruko Alfamart tempat diarea parkir dan berkonsep K5 dan tidak menyediakan bangku bagi pelangannya dan lebih menekankan kebab yang dibeli di bawa pualang (Drive-Thru). Aktivitas marketing yang nyaris tidak ada. Karena konsep K5. Hanya mengedepankan gerobak dan posisi yang strategis saja, sedangkan aktivitas public relations pada outlet Baba Rafi ini hanya penjelasan harga dan jenis produk dari pelayan ataupun karyawan yang menjaga outlet tersebut.
4.2.3 Kebab Turki Baba Rafi di Jl. Daan Mogot Raya KM.16
Ibu Mulyani sebagai Franchisee Kebab Turki Baba Rafi di Jl. Daan Moogot Raya KM.16 Jakarta Barat 11840 Jakarta Barat outlet KTBR kali ini berada di dalam Mal Matahari, Lokasi berjualan tepat di lantai dasar dekat elevator (tangga naik) dan konsep penjualannya tidak menyediakan tempat duduk bagi konsumen, tetapi lebih menekankan untuk konsumen yang ingin menikmatinya sambil berkeliling mall.
(15)
Outlet ini lebih mengandalkan rapainya pengunjung mall dan aktivitas promosinya terlihat karyawan KTBR yang menyapa dan menawarkan produk Kebab dan gerobak dan tampilan kemasan panganan, tetapi lebih dari itu lebih sering mengandalkan aktivitas PR mall dalam upaya meningkatkan upaya peningkatan pengunjung.
4.2.4 Kebab Turki Baba Rafi di Jl. KH. Syahdan Kemanggisan
Kebab Turki Baba Rafi Pemilik Franchisee di Jl. KH. Syahdan
Kemanggisan (depan kampus Bina Nusantara / Binus) Jakarta Barat adalah Bapak Liem. Posisi lokasi berjualan tepat dipingir jalan raya dan didepan kampus. Outlet ini beropersional didepan kampus Binus, area ini sangat padat dengan aktivitas mahasiswa, dan sangat hidup karena letaknya berada disekitar kos mahasiswa, pertokoan, perkantoran dan pedagangan.
Franchisee Kebab Turki Baba Rafi ini berkonsep K5, tidak menyediakan bangku bagi pelangannya dan lebih menekankan kebab yang dibeli di bawa pulang (Drive-Thru). Namun terlihat salah satu karyawan membagi-bagikan brosur.
4.3 Komunikasi Pemasaran Terpadu Kebab Turki Baba Rafi
4.3.1 Keberadaan Sistem Franchise di PT Kebab Turki Baba Rafi Indonesia
Franchise adalah hubungan kemitraan antara usahawan yang usahanya kuat dan sukses dengan usahawan yang relatif baru atau lemah dalam usaha tersebut dengan tujuan saling menguntungkan, khususnya dalam bidang usaha
(16)
penyediaan produk dan jasa langsung kepada konsumen. Adapun unsur-unsur yang harus dimiliki sebuah franchise adalah:
1. Adanya minimal 2 pihak, yaitu pihak franchisor dan pihak franchisee. Pihak franshisor sebagai pihak yang memberikan franchise sementara pihak franshisee merupakan pihak yang diberikan/ menerima franshise tersebut;
2. Adanya penawaran paket usaha dari franchisor,
3. Adanya kerja sama pengelolaan unit usaha antara pihak franchisor dengan pihak franchisee,
4. Memiliki unit usaha tertentu (outlet) oleh pihak franchisee yang akan memanfaatkan paket usaha miliknya pihak franchisor.
5. Seringkali terdapat kontrak tertulis antara pihak franchisor dan pihak franchisee.
Tabel 4.3
Keuntungan dan Kerugian Franchisee
N0 Keuntungan Kerugian
1
Pihak franchisee memperoleh program-program pelatihan yang disediakan oleh pihak franchisor
Kebijakan-kebijakan pihak franchisor tidak selamanya berkenaan di hati pihak franchisee
2
Pihak franchisee mempunyai inisiatif yang besar untuk berusaha sekuat tenaga untuk dapat memajukan bisnisnya itu di samping mendapat bantuan dan bimbingan yang terus menerus dari pihak
franchisor
Marketing dan advertising fees; Karena franchisor yang melakukan marketing dan iklan, maka pihak franchisee mesti juga ikut menanggung beban biaya tersebut dengan menghitungnya baik secara persentase dari omset penjualan ataupun jika ada marketing atau iklan tertentu
3
Terdapat keuntungan bagi franshisee
yang langsung dapat berbinis dibawah nama besar dan terkenal pihak franchisor
Royalti; pembayaran oleh pihak franchisee
kepada pihak franchisor sebagai imbalan dari pemakaian hak franchise oleh franchisee 4 Menghemat cost dan permodalan
diperlukan.
Franchise fee: biasanya dilakukan sekali saja dan dengan jumlah tertentu pada saat penandatangan akte franchise
(17)
5
Pihak franchisee memperoleh penyeleksian tempat, pelatihan karyawan, Pembelian peralatan, Seleksi dan pembelian suku cadang.
Direct expenses: Biaya langsung yang harus dikeluarkan sehubungan dengan pembukaan/ pengembangan suatu bisnis franchise seperti biaya pemodokan pihak yang akan menjadi pelatih dan feenya, biaya pelatihan dan biaya pada saat pembukaan
6 Keuntungan atas adanya iklan bersama
secara meluas.
Franchisor bisa jadi membuat kesalahan dalam kebijakannya
7
Keuntungan bagi franchisee dari adanya daya beli yang besar dan negosiasi yang dilakukan pihak franchisor atas nama seluruh jaringan franchisee
Pihak franchisee harus membayar berbagai macam fee kepada pihak franchisor
8
Adanya akses bagi pihak franchisee untuk mendapatkan pengetahuan dan skill khusus dari pihak franchisor
Biasanya kontrak franchise berisikan juga pembatasan-pembatasan terhadap bisnis franchise dan riang gerak dari pihak
franchisor
9
Franchisee mendapatkan hak untuk menggunakan merek dagang, paten, hak cipta, rahasia dagang, serta proses, formula dn resep rahasia milik franchisor
Assignment fees; biaya yang harus dibayar oleh pihak franchisee kepada pihak franchisor
jika pihak franchisee tersebut mengalihkan bisnisnya kepada pihak lain biasanya untuk kepentingan persiapan pembuatan perjanjian penyerahan, pelatihan pemegang franchise
yang baru dsb
10 Franchisee memperoleh jasa-jasa dari staf
lapangan pihak franchisor
Kontrol yang besar menyebabkan pihak
franchisee hilang kemandiriannya
Tabel 4.4
Keuntungan dan Kerugian Franchisor
N0 Keuntungan Kerugian
1
Usahanya dapat cepat berkembang tetapi dengan menggunakan modal dan motivasi dari pihak franchisee
Franchisor tidak gampang mendikte
franchisee, sehingga tidak gampang baginya untuk mengadakan perubahan atau inovasi bisnis yang baru
2
Mudahnya dikembangkan suatu pasar baru atau perluasan wilayah baru karena nama franchisor yang sudah terkenal itu
Timbul kesulitan bagi franchisor dikarenakan biasanya terdapat harapan yang terlalu tinggi bagi pihak franchisee yakin untuk mendapat keuntungan yang sebesar-besarnya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya
3
Franchisee akan memiliki motivasi yang kuat untuk mengembangkan bisnis franchise, karena dia memiliki bisnisnya sendiri
Jika ada kenaikan dari segi biaya, biasanya pihak franchisor tidak mudah untuk meyakinkan pihak franchisee
4
Kecilnya modal untuk memperluas usaha karna sebahagian besar modal ditanggung oleh pihak franchisee
Bisa bisa menghancurkan reputasi dari pihak franchisor jika pihak franchisee ternyata dipilih secara tidak tepat
5 Jumlah karyawan dari pihak franchisor
relatif lebih sedikit
Mengingat ikatan franchise biasanya untuk jangka waktu yang lama, maka apabila pihak
franchisor ingin mengakhiri perjanjian
franchise secara sepihak, misalnya karena ada kejadian yang tak terantisipasi, tidak gampang
(18)
diakhiri kontrak franchise tersebut tampa alasan-alasan yang sah
6
Setiap kali dibuka unit franchise yang baru, biasanya daya beli kelompok usaha relatif meningkat
7 Banyak dana dapat dihemat karena
adanya promosi dan pelayanan bersama
8 Return on investment cukup tinggi,
terutama setelah tahun kedua dan ketiga
Kebab Turki Baba Rafi yang merupakan salah satu anak perusahaan Baba Rafi Indonesia menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga bisnis dan perusahaan lain, seperti: 1). The Bridge (sebagai konsultan franchise dan bisnis); 2). Universal InfoXcommindo (sebagai Management System Development); 3). Chimera (sebagai Management Marketing System); dan PT. Belfoods Indonesia (suplier daging sapi).
System franchise pada Baba Rafi Indonesia dengan beberapa alasan kuat, yang antara lain:
1. Inovasi baru Kebab Turki Baba Rafi
2. Belum banyak competitor
3. Start up cost relatif terjangkau
4. Pangsa pasar yang terus tumbuh
5. Produk kebab cepat saji, bergizi dan lezat
6. Bahan baku murah, mudah didapat dan disupplay rutin
7. Royalty fee yang kecil = 5% dari omset 8. Proyeksi BEP cepat kurang dari 2 tahun
9. Dalam jangka waktu 3 tahun telah berdiri lebih dari 50 outlet 10. Sistem yang telah teruji dan mudah untuk diaplikasikan.
(19)
4.3.1.1 Prosedur Program Promosi
Adapun program promosi yang dilakukan franchise Kebab Turki Baba Rafi dilakukan terpisah antara franchisor dan franchisee seperti yang tertentu pada gambar brosur Kebab Turki Baba Rafi dibawah ini:
Gambar 4.6 Brosur Peranan Kebab Turki Baba Rafi
Dalam kelengkapan brosur tersebut sangat jelas diuraikan bahwa : Peran franchisor (pusat) menyediakan :
1. Traning karyawan.
2. Menyediakan kelengkapan yang dibutuhkan dalam usaha Kebab Turki
Baba Rafi
3. Menyediakan stock bahan baku.
4. Melaksanakan training secara berkala, baik training center maupun training kantor cabang.
(20)
6. Melakukan kegiatan promosi nasional
Adapun dalam sarana dan prasarana prosedur komunikasi KTBR dilakukan daily service dan finance, procedure adalah sebagai berikut :
1. Program promosi akan dibuat oleh department daily service dan akan dipresentasikan pada saat rapat mingguan.
2. Keputusan dijalankan atau tidaknya suatu program promosi oleh
management akan diputuskan paling lambat 2 minggu setelah program promosi diajukan dan dibahas.
3. Setelah mendapatkan persetujuan dari management pusat, maka pihak management akan memberikan rekomendasi bagi department finance untuk mencairkan dana yang dibutuhkan.
4. Department QA akan mengawasi jalannya penggunaan dana promosi. 5. Efektivitas program promosi yang telah dijalankan akan dinilai oleh
Department QA dan di-report-kan dalam program mingguan.
6. Penilaian suatu program promosi sesuai dengan form audit yang ada. Peran franchisee (penerima) Kebab Baba Rafi :
1. Mengajukan Usulan Lokasi tempat.
2. Melakukan pengawasan secara menyeluruh baik pralatan, disiplin
karyawan dan lain – lain.
3. Melakukan pembelian Bahan Baku kebab Baba Rafi
4. Bertanggung jawab atas hasil penjualan
5. Bertanggung jawab atas biaya sewa tempat atau lokasi usaha
(21)
Dari penjelasan diatas terlihat jelas bahwasanya setelah franchisee membeli hak usaha franchisor, maka hanya pada tahap pembelian dan masa training saja franchisee memiliki kewajiban untuk mengikuti program integrated marketing, selanjutnya franchisee bertanggung jawab penuh atas usahanya sendiri; mulai dari peningkatan penjualan, maupun aktivitas promosi ataupun segala aktivitas pemasaran lainnya. Sehingga jelas dari 4 (empat) outlet Kebab Turki Baba Rafi diatas memiliki beragam variasi komunikasi pemasaran yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Keragaman tersebut, berdampak tidak terintegrasinya komunikasi yang ada, akibat dari persepsi yang berbeda-beda dari para pemilik outlet. Sehingga baik tidaknya transaksi penjualan tiap outlet sangat tergantung dari kepedualian para franchisee.
Sedang franchisor (Kebab Turki Baba Rafi Pusat) hanya seolah – olah memiliki kewajiban memperkenalkan Kebab Turki Baba Rafi secara nasional dan selama proses presentasi usaha seperti terurai didalam brosur berikut ini :
(22)
Pada gambar brosur di atas jelas bahwasannya flow chart komunikasi dapat diuraikan sebagai berikut: perkenalan jenis usaha, down payment, protek lokasi untuk Kebab Baba Rafi, penjelasan oprasional, survey lokasi, penandatangan MOU, penyerahan SOP, pembuatan outlet dan training, persiapan opening & grand opening.
Jika dilihat pola komunikasi yang dilakukan oleh Kebab Turki Baba Rafi yakni mengintegrasikan seluruh pola komunikasi pusat yang terstandarisasi dan terukur, sedangkan untuk setiap outlet komunikasi yang dilakukan dari pusat dengan menstandarisasi tata penyajian penanganan dan gerobak atau stan Kebab Turki Baba Rafi.
(1)
5
Pihak franchisee memperoleh penyeleksian tempat, pelatihan karyawan, Pembelian peralatan, Seleksi dan pembelian suku cadang.
Direct expenses: Biaya langsung yang harus dikeluarkan sehubungan dengan pembukaan/ pengembangan suatu bisnis franchise seperti biaya pemodokan pihak yang akan menjadi pelatih dan feenya, biaya pelatihan dan biaya pada saat pembukaan
6 Keuntungan atas adanya iklan bersama
secara meluas.
Franchisor bisa jadi membuat kesalahan dalam kebijakannya
7
Keuntungan bagi franchisee dari adanya daya beli yang besar dan negosiasi yang dilakukan pihak franchisor atas nama seluruh jaringan franchisee
Pihak franchisee harus membayar berbagai macam fee kepada pihak franchisor
8
Adanya akses bagi pihak franchisee untuk mendapatkan pengetahuan dan skill khusus dari pihak franchisor
Biasanya kontrak franchise berisikan juga pembatasan-pembatasan terhadap bisnis franchise dan riang gerak dari pihak
franchisor
9
Franchisee mendapatkan hak untuk menggunakan merek dagang, paten, hak cipta, rahasia dagang, serta proses, formula dn resep rahasia milik franchisor
Assignment fees; biaya yang harus dibayar oleh pihak franchisee kepada pihak franchisor
jika pihak franchisee tersebut mengalihkan bisnisnya kepada pihak lain biasanya untuk kepentingan persiapan pembuatan perjanjian penyerahan, pelatihan pemegang franchise
yang baru dsb
10 Franchisee memperoleh jasa-jasa dari staf
lapangan pihak franchisor
Kontrol yang besar menyebabkan pihak
franchisee hilang kemandiriannya
Tabel 4.4
Keuntungan dan Kerugian Franchisor
N0 Keuntungan Kerugian
1
Usahanya dapat cepat berkembang tetapi dengan menggunakan modal dan motivasi dari pihak franchisee
Franchisor tidak gampang mendikte
franchisee, sehingga tidak gampang baginya untuk mengadakan perubahan atau inovasi bisnis yang baru
2
Mudahnya dikembangkan suatu pasar baru atau perluasan wilayah baru karena nama franchisor yang sudah terkenal itu
Timbul kesulitan bagi franchisor dikarenakan biasanya terdapat harapan yang terlalu tinggi bagi pihak franchisee yakin untuk mendapat keuntungan yang sebesar-besarnya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya
3
Franchisee akan memiliki motivasi yang kuat untuk mengembangkan bisnis franchise, karena dia memiliki bisnisnya sendiri
Jika ada kenaikan dari segi biaya, biasanya pihak franchisor tidak mudah untuk meyakinkan pihak franchisee
4
Kecilnya modal untuk memperluas usaha karna sebahagian besar modal ditanggung oleh pihak franchisee
Bisa bisa menghancurkan reputasi dari pihak franchisor jika pihak franchisee ternyata dipilih secara tidak tepat
5 Jumlah karyawan dari pihak franchisor
relatif lebih sedikit
Mengingat ikatan franchise biasanya untuk jangka waktu yang lama, maka apabila pihak
franchisor ingin mengakhiri perjanjian
franchise secara sepihak, misalnya karena ada kejadian yang tak terantisipasi, tidak gampang
(2)
diakhiri kontrak franchise tersebut tampa alasan-alasan yang sah
6
Setiap kali dibuka unit franchise yang baru, biasanya daya beli kelompok usaha relatif meningkat
7 Banyak dana dapat dihemat karena
adanya promosi dan pelayanan bersama
8 Return on investment cukup tinggi,
terutama setelah tahun kedua dan ketiga
Kebab Turki Baba Rafi yang merupakan salah satu anak perusahaan Baba Rafi Indonesia menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga bisnis dan perusahaan lain, seperti: 1). The Bridge (sebagai konsultan franchise dan bisnis); 2). Universal InfoXcommindo (sebagai Management System Development); 3). Chimera (sebagai Management Marketing System); dan PT. Belfoods Indonesia (suplier daging sapi).
System franchise pada Baba Rafi Indonesia dengan beberapa alasan kuat, yang antara lain:
1. Inovasi baru Kebab Turki Baba Rafi 2. Belum banyak competitor
3. Start up cost relatif terjangkau 4. Pangsa pasar yang terus tumbuh
5. Produk kebab cepat saji, bergizi dan lezat
6. Bahan baku murah, mudah didapat dan disupplay rutin 7. Royalty fee yang kecil = 5% dari omset
8. Proyeksi BEP cepat kurang dari 2 tahun
9. Dalam jangka waktu 3 tahun telah berdiri lebih dari 50 outlet 10. Sistem yang telah teruji dan mudah untuk diaplikasikan.
(3)
4.3.1.1 Prosedur Program Promosi
Adapun program promosi yang dilakukan franchise Kebab Turki Baba Rafi dilakukan terpisah antara franchisor dan franchisee seperti yang tertentu pada gambar brosur Kebab Turki Baba Rafi dibawah ini:
Gambar 4.6 Brosur Peranan Kebab Turki Baba Rafi
Dalam kelengkapan brosur tersebut sangat jelas diuraikan bahwa : Peran franchisor (pusat) menyediakan :
1. Traning karyawan.
2. Menyediakan kelengkapan yang dibutuhkan dalam usaha Kebab Turki Baba Rafi
3. Menyediakan stock bahan baku.
4. Melaksanakan training secara berkala, baik training center maupun
training kantor cabang.
(4)
6. Melakukan kegiatan promosi nasional
Adapun dalam sarana dan prasarana prosedur komunikasi KTBR dilakukan daily service dan finance, procedure adalah sebagai berikut :
1. Program promosi akan dibuat oleh department daily service dan akan dipresentasikan pada saat rapat mingguan.
2. Keputusan dijalankan atau tidaknya suatu program promosi oleh
management akan diputuskan paling lambat 2 minggu setelah program promosi diajukan dan dibahas.
3. Setelah mendapatkan persetujuan dari management pusat, maka pihak
management akan memberikan rekomendasi bagi department finance
untuk mencairkan dana yang dibutuhkan.
4. Department QA akan mengawasi jalannya penggunaan dana promosi.
5. Efektivitas program promosi yang telah dijalankan akan dinilai oleh
Department QA dan di-report-kan dalam program mingguan.
6. Penilaian suatu program promosi sesuai dengan form audit yang ada. Peran franchisee (penerima) Kebab Baba Rafi :
1. Mengajukan Usulan Lokasi tempat.
2. Melakukan pengawasan secara menyeluruh baik pralatan, disiplin karyawan dan lain – lain.
3. Melakukan pembelian Bahan Baku kebab Baba Rafi 4. Bertanggung jawab atas hasil penjualan
5. Bertanggung jawab atas biaya sewa tempat atau lokasi usaha 6. Melakukan promosi dalam radiaus 1 km dari outlet.
(5)
Dari penjelasan diatas terlihat jelas bahwasanya setelah franchisee
membeli hak usaha franchisor, maka hanya pada tahap pembelian dan masa training saja franchisee memiliki kewajiban untuk mengikuti program integrated marketing, selanjutnya franchisee bertanggung jawab penuh atas usahanya sendiri; mulai dari peningkatan penjualan, maupun aktivitas promosi ataupun segala aktivitas pemasaran lainnya. Sehingga jelas dari 4 (empat) outlet Kebab Turki Baba Rafi diatas memiliki beragam variasi komunikasi pemasaran yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Keragaman tersebut, berdampak tidak terintegrasinya komunikasi yang ada, akibat dari persepsi yang berbeda-beda dari para pemilik outlet. Sehingga baik tidaknya transaksi penjualan tiap outlet sangat tergantung dari kepedualian para franchisee.
Sedang franchisor (Kebab Turki Baba Rafi Pusat) hanya seolah – olah memiliki kewajiban memperkenalkan Kebab Turki Baba Rafi secara nasional dan selama proses presentasi usaha seperti terurai didalam brosur berikut ini :
(6)
Pada gambar brosur di atas jelas bahwasannya flow chart komunikasi dapat diuraikan sebagai berikut: perkenalan jenis usaha, down payment, protek lokasi untuk Kebab Baba Rafi, penjelasan oprasional, survey lokasi, penandatangan MOU, penyerahan SOP, pembuatan outlet dan training, persiapan
opening & grandopening.
Jika dilihat pola komunikasi yang dilakukan oleh Kebab Turki Baba Rafi yakni mengintegrasikan seluruh pola komunikasi pusat yang terstandarisasi dan terukur, sedangkan untuk setiap outlet komunikasi yang dilakukan dari pusat dengan menstandarisasi tata penyajian penanganan dan gerobak atau stan Kebab Turki Baba Rafi.