2.3 Relaksasi nafas dalam
2.3.1 Pengertian
Relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan nafas
dalam, nafas lambat menahan inspirasi secara maksimal dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan. Selain dapat meningkatkan kualitas tidur,
teknik relaksasi nafas dalam juga dapat meningkatkkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah Brunner Suddart, 2002.
Latihan nafas dalam adalah suatu kegiatan dengan memasukkan udara ke dalam paru-paru yang jumlahnya 1 ½ - 2 kali nafas normal. Menurut Smeltzer dan
Bare 2002. Latihan pernafasan bertujuan untuk mencapai ventilasi yang lebih terkontrol dan efisien, meningkatkan inflasi alveolar maksimal, meningkatkan
relaksasi otot, menghilangkan ansietas, menyingkirkan pola aktivitas otot-otot pernafasan yang tidak berguna dan mengurangi kerja pernafasan.
2.3.2 Indikasi
Relaksasi nafas dalam di indikasikan pada klien yang akan mengalami gangguan pada kualitas istirahatnya terutama yang memiliki gangguan dalam
kualitas tidur insomnia, klien yang mengalami gangguan ventilasi paru seperti pada penderita PPOK dan klien yang mengalami kecemasan.
2.3.3 Tujuan
Menurut Alimul 2003 dalam Potter dan Perry 2005 tujuan teknik relaksasi nafas dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara
pertukaran gas, mencegah atelektasi paru, meningkatkan efisiensi batuk,
mengurangi stress baik stress fisik maupun emosional, menurunkan intensitas nyeri, menurunkan tingkat kecemasan serta mampu memperbaiki kualitas tidur
seseorang.
2.3.4 Prosedur teknik relaksasi nafas dalam
Bentuk pernafasan yang digunakan pada prosedur ini adalah pernafasan diafragma yang mengacu pada pendataran kubah diafragma selama inspirasi yang
mengakibatkan pembesaran abdomen bagian atas sejalan dengan desakan udara masuk selama inspirasi. Adapun langkah-langkah teknik relaksasi nafas dalam
adalah sebagai berikut Potter Perry, 2005: a.
Atur posisi klien dengan posisi duduk ditempat tidur atau dikursi. b.
Letakkan satu tangan klien diatas abdomen tepat dibawah iga dan tangan lainnya pada tengah-tengah dada untuk merasakan gerakan dada dan abdomen
saat bernafas. c.
Keluarkan nafas dengan perlahan dan penuh bersamaan dengan gerakan iga menurun dan kedalam mengarah pada garis tengah.
d. Tarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik sampai dada dan abdomen
terasa terangkat maksimal, jaga mulut tetap tetutup selama menarik nafas. e.
Tahan nafas dalam selama 2 detik. f.
Hembuskan dan keluarkan nafas melalui mulut selama 4 detik g.
Lakukan secara berulang dalam 5 siklus selama 15 menit dengan periode istirahat 2 menit 1 siklus adalah satu kali proses mulai dari tarik nafas, tahan
dan hembuskan
h. Satu siklus adalah satu proses mulai dari menarik nafas, tahan dan
menghembuskan nafas. Lakukan langkah ini berulang-ulang hingga klien merasa nyaman dan
akhirnya dapat beristirahat tidur. Efektifitas lama pelaksanaan relaksasi nafas dalam untuk mendapatkan hasil yang maksimal, berdasarkan hasil penelitian
Hendraman 2010, tentang pengaruh relaksasi nafas dalam terhadap kualitas tidur lansia dipanti jompo menunjukkan terjadi peningkatan kualitas tidur kearah yang
lebih baik setelah diberikan relaksasi nafas dalam, dimana kualitas tidur lansia sebelum diberikan relaksasi nafas dalam sebagian besar buruk yaitu sebesar
88,5, setelah hari pertama pemberian perlakukan sebagian besar lansia masih memiliki kualitas tidur yang buruk sebesar 63,5, setelah tiga hari perlakuan
kualitas tidur lansia sebagian besar masih buruk sebesar 52,6 dan setelah satu minggu perlakuan terjadi perubahan dimana didapatkan sebagian besar lansia
mengalami kualitas tidur yang baik yaitu sebesar 68,9. Hasil penelitian ini juga menunjukkan ada pengaruh yang efektif pemberian relaksasi nafas dalam
terhadap kualitas tidur lansia dip anti jompo.
2.4 Pengaruh Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Kualitas Tidur Pasien PPOK