Penggolongan Titrimetri Metode Titrimetri

18

2.3.3 Kandungan Alkali pada Sabun

Kandungan alkali yang cukup besar menandakan bahwa produk sabun yang dihasilkan memiliki kualitas yang kurang baik, karena semakin besar kandungan kadar alkali dalam produk sabun yang dihasilkan maka kualitas produk yang dihasilkan pun semakin menurun kualitasnya. Akan tetapi, produk sabun yang bebas alkali pun tidak berarti bahwa kualitasnya lebih baik. Sabun yang bebas alkali justru dapat menyebabkan kerusakan kulit Zaelana, 2011.

2.4 Metode Titrimetri

Titrimetri atau analisis volumetri adalah pemeriksaan jumlah zat yang didasarkan pada pengukuran volume larutan pereaksi yang dibutuhkan untuk bereaksi secara stoikiometri dengan zat yang ditentukan Rivai, 1995.

2.4.1 Penggolongan Titrimetri

Analisis secara titrimetri volumetri dapat digolongkan sebagai berikut: a. Berdasarkan reaksi kimia Berdasarkan reaksi yang terjadi selama titrasi, volumetri dapat dikelompokkan menjadi 4 jenis: 1. Reaksi asam-basa asidi-alkalimetri = netralisasi Penetapan kadar ini berdasarkan pada perpindahan proton dari zat yang bersifat asam atau basa, baik dalam lingkungan air ataupun dalam lingkungan bebas air TBA = titrasi bebas air. Universitas Sumatera Utara 19 2. Reaksi oksidasi-reduksi redoks Dasar yang digunakan adalah perpindahan elektron. Penetapan kadar senyawa berdasarkan reaksi ini digunakan secara luas seperti permanganometri, serimetri, iodi-iodometri, iodatometri, serta bromatometri. 3. Reaksi pengendapan presipitasi Penetapan kadar berdasarkan pada terjadinya endapan yang sukar larut misalnya pada penetapan kadar secara argentometri. 4. Reaksi pembentukan kompleks Dasar yang digunakan adalah terjadinya reaksi antara zat-zat pengkompleks organik dengan ion logam menghasilkan senyawa kompleks yang mantap. Penetapan kadar yang menggunakan prinsip ini adalah metode kompleksometri. b. Berdasarkan cara titrasi Teknik volumetri berdasarkan cara titrasinya dapat dikelompokkan menjadi: 1. Titrasi langsung Cara ini dilakukan dengan melakukan titrasi langsung terhadap zat yang akan ditetapkan. Cara ini mudah, cepat, dan sederhana. 2. Titrasi kembali Dilakukan dengan cara penambahan titran dalam jumlah berlebihan, kemudian kelebihan titran dititrasi dengan titran lain. Pada cara ini ada 2 sumber kesalahan karena menggunakan 2 titran sehingga kesalahan Universitas Sumatera Utara 20 menjadi lebih besar. Disamping itu cara ini juga memakan waktu yang lama. c. Berdasarkan jumlah sampel Menurut Rohman 2007, berdasarkan jumlah sampel, teknik volumetri dibedakan menjadi: 1. Titrasi makro - Jumlah sampel : 100 – 1000 mg - Volume titran : 10 – 100 ml - Ketelitian buret : 0,02 ml 2. Titrasi semi mikro - Jumlah sampel : 10 – 100 mg - Volume titran : 1 – 10 ml - Ketelitian buret : 0,001 ml 3. Titrasi mikro - Jumlah sampel : 1 – 100 mg - Volume titran : 0,1 – 1 ml - Ketelitian buret : 0,001 ml

2.4.2 Asidimetri-Alkalimetri