Analisis Korelasi OBJEK DAN METODE PENELITIAN

 Jika d U D-W 4 – d U , kesimpulannya pada data tidak terdapat autokorelasi  Tidak ada kesimpulan jika : d L  D-W  d U atau 4 – d U  D-W  4 – d L Ghozali, 2006: 470 Apabila hasil uji Durbin-Watson tidak dapat disimpulkan apakah terdapat autokorelasi atau tidak maka dilanjutkan dengan runs test.

b. Analisis Korelasi

Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi hubungan linier antara dua variabel. Korelasi juga tidak menunjukkan hubungan fungsional. Dengan kata lain, analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen dengan variabel independen. Dalam analisis regresi, analisis korelasi yang digunakan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen selain mengukur kekuatan asosiasi hubungan. Sedangkan untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X 1 dan Y, Variabel X 2 dan Y, X 1 dan X 2 sebagai berikut: Sumber: Nazir 2005: 464 n∑X 1 X 2 - ∑X 1 ∑X 2 rx 1 x 2 = √ [n∑X 1 X 2 - ∑X 1 2 ][n∑X 2 2 – ∑Y 2 ] Langkah-langkah perhitungan uji statistik dengan menggunakan analisis korelasi dapat diuraikan sebagai berikut: a. Koefisien korelasi parsial Koefisien korelasi parsial antar X 1 terhadap Y, bila X 2 dianggap konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: b. Koefisien korelasi parsial Koefisien korelasi parsial antar X 2 terhadap Y, apabila X 1 dianggap konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: c. Koefisien korelasi secara simultan Koefisien korelasi simultan antar X 1 dan X 2 terhadap Y dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Besarnya koefisien korelasi adalah -1 r 1 : a. Apabila - berarti terdapat hubungan negatif. b. Apabila + berarti terdapat hubungan positif. Interprestasi dari nilai koefisien korelasi : ry 1 2 + ry 2 2 -2 ry 1 .ry 2 .r 12 r 12 y = √ `1-r 12 2 Sumber: Riduwan dan Sunarto 2007:81 a. Kalau r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variabel kuat dan mempunyai hubungan yang berlawanan jika X naik maka Y turun atau sebaliknya. b. Kalau r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan yang kuat antara variabel X dan variabel Y dan hubungannya searah. Sedangkan harga r akan dikonsultasikan dengan table interprestasi nilai r sebagai berikut : Tabel 3.6 Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000 Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat Sumber: Sugiyono 2007:183 c. Koefisiensi Determinasi Analisis Koefisiensi Determinasi KD digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen X berpengaruh terhadap variabel dependen Y yang dinyatakan dalam persentase. Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Dimana : KD = Seberapa persen perubahan variabel Y dipergunakan oleh variabel X r² = Kuadrat koefisien korelasi Kd = r 2 x 100

3.2.6.2 Uji Hipotesis

Rancangan pengujian hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, penelitian uji statistik dan perhitungan nilai uji statistik, perhitungan hipotesis, penetapan tingkat signifikan dan penarikan kesimpulan. Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hipotesis nol H o tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan Hipotesis alternatif H a menunjukkan adanya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat. Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel independent X yaitu Faktor manajerial X 1 dan Penerimaan pajak Reklame X 2 terhadap Pendapatan Asli Daerah sebagai variabel dependen Y, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Penetapan Hipotesis

a. Hipotesis Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: a Hipotesis parsial antara variabel bebas Faktor manajerial terhadap variabel terikat Pendapatan Asli Daerah. Ho : Faktor manajerial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah. Ha : Faktor manajerial berpengaruh secara signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah. b Hipotesis parsial antara variabel bebas Penerimaan pajak Reklame terhadap variabel terikat Pendapatan Asli Daerah. Ho : Penerimaan pajak Reklame tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah. Ha : Penerimaan pajak Reklame berpengaruh secara signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah. Hipotesis secara simultan antara variabel bebas Faktor manajerial dan Penerimaan pajak Reklame terhadap variabel terikat Pendapatan Asli Daerah. H o : Faktor manajerial dan Penerimaan pajak Reklame tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah. H a : Faktor manajerial dan Penerimaan pajak Reklame berpengaruh secara signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah.. b. Hipotesis Statistik  Pengujian Hipotesis Secara Parsial Uji Statistik t. Dalam pengujian hipotesis ini menggunakan uji dua pihak two tail test dilihat dari bunyi hipotesis statistik yaitu hipotesis nol H : β = 0 dan hipotesis alternatifnya H 1 : β ≠ 0 Ho : β = 0 : Faktor manajerial tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah lebih kecil dari. Ha : β ≠ 0 : Faktor manajerial berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah lebih besar. Ho : ρ = 0 : Penerimaan pajak Reklame tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah lebih kecil dari. Ha : β ≠ 0 : Penerimaan pajak Reklame berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah lebih besar.  Pengujian Hipotesis Secara Simultan Uji Statistik F. Ho : β 0 : Faktor manajerial dan Penerimaan pajak Reklame tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah. Ha : β ≠ 0 : Faktor manajerial dan Penerimaan pajak Reklame berpengaruh secara signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah.

2. Menentukan tingkat signifikan

Ditentukan dengan 5 dari derajat bebas dk = n – k – l, untuk menentukan t tabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 atau 5 karena dinilai cukup untuk mewakili hubungan variabel – variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikasi yang umum digunakan dalam statu penelitian.  Menghitung nilai t hitung dengan mengetahui apakah variabel koefisien korelasi signifikan atau tidak dengan rumus : dan Dimana : r = Korelasi parsial yang ditentukan n = Jumlah sampel t = t hitung  Selanjutnya menghitung nilai F hitung sebagai berikut : Sumber: Sugiyono Dimana: R = koefisien kolerasi ganda K = jumlah variabel independen n = jumlah anggota sampel

3. Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan

Untuk menggambar daerah penerimaan atau penolakan maka digunakan kriteria sebagai berikut :  Hasil t hitung dibandingkan dengan F tabel dengan kriteria : a Jika t hitung ≥ t tabel atau t hitung ≤ -t tabel maka H ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima artinya antara variabel X dan variabel Y ada pengaruhnya. b Jika -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel maka H ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada pengaruhnya. c t hitung; dicari dengan rumus perhitungan t hitung, dan d t tabel; dicari di dalam tabel distribusi t student dengan ketentuan sebagai berikut, α = 0,05 dan dk = n-k-1 atau 24-2-1=21  Hasil Fhitung dibandingkan dengan F tabel dengan kriteria : a Tolak ho jika F hitung F tabel pada alpha 5 untuk koefisien positif. b Tolak Ho jika F hitung F tabel pada alpha 5 untuk koefisien negatif. c Tolak Ho jika nilai F-sign ɑ ,05.

4. Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan

Gambar 3.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

5. Penarikan Kesimpulan

Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya. Jika t hitung dan F hitung jatuh di daerah penolakan penerimaan, maka Ho ditolak diterima dan Ha diterima ditolak. Artinya koefisian regresi signifikan tidak signifikan. Kesimpulannya, Faktor manajerial dan Penerimaan pajak Reklame berpengaruh tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah. Tingkat signifikannya yaitu 5 α = 0,05, artinya jika hipotesis nol ditolak diterima dengan taraf kepercayaan 95 , maka kemungkinan bahwa hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95 dan hal ini menunjukan adanya tidak adanya pengaruh yang meyakinkan signifikan antara dua variabel tersebut. 82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pada gambaran umum Dinas Pendapatan Daerah ini, terlebih dahulu akan menjabarkan sejarah singkat berikut struktur organisasi yang menguraikan tugas dan fungsi bagian-bagian yang ada didalamnya, sehingga akan memberikan gambaran yang menyeluruh tentang kegiatan yang sedang diteliti serta mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan wewenang dan tanggung jawab Dinas Pendapatan Daerah.

4.1.1.1 Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung

Berdasarkan surat keputusan Walikotamadya kepala Daerah Tingkat II Bandung nomer : 992272 Tanggal 12 Juni 1972, Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung membawahi 5 lima satuan kerja, yaitu : 1. Bagian Perpajakan dan Restribusi BAPAR, 2. Bagian Iuran Rehabilitasi Daerah IREDA, 3. Bagian Eksploitasi Parkir BEP, 4. Bagian Perusahaan Pasar BPP,