Pengaruh Pemungutan Pajak Reklame Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) (Studi Pada Dinas Pendapatan Kabupaten Nias)
PENGARUH PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME TERHADAP
PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)
(Studi pada Dinas Pendapatan Kabupaten Nias)
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana
(S-1) Pada Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik
Oleh :
APELES AGUST SAPUTRA MENDROFA
070903052
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(2)
KATA PENGANTAR
Dengan Kasih Tuhan yang Maha Esa, akhirnya skripsi yang sederhana ini
dapat diselesaikan dengan judul “ Pengaruh Pemungutan Pajak Reklame terhadap
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) (studi pada Dinas Pendapatan
Kabupaten Nias)”. Oleh karena itu penulis menyampaikan rasa syukur yang
sedalam-dalamnya kepada Tuhan.
Dalam penulisan skripsi ini, dari awal hingga akhirnya Penulis sangat
banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, baik itu secara langsung maupun
tidak, termasuk doa-doa untuk kelancaran penulisannya. Sehingga dalam
kesempatan ini, Peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1.
Kepada kedua Orang Tua saya tercinta yaitu Saba’aro Mendrofa, BA dan
Asatina Lase, A.Mpd, yang tidak henti-hentinya memberikan doa dan
semangat di sepanjang hidup saya. Dua insane yang selalu hadir dan setia
mendapampingi saya di segala keadaan sulit maupun bahagia. Semoga
selalu diberikan berkat dan sukacita di dalam hidupnya dan saya bersyukur
telah menjadi bagian dari kehidupan kalian. Terima kasih.
2.
Bapak Drs. M. Husni Thamrin, Nst, M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu
Admnistrasi Negara.
3.
Ibu Dra. Elita Dewi, M.SP selaku Sekretaris Departemen Ilmu
Administrasi Negara.
4.
Ibu Nurlela Kataren, M.SP selaku dosen pembimbing saya yang telah
memberikan motivasi dan masukan bagi saya dalam membantu proses
(3)
penyelesaian skripsi ini. Meskipun ada kekurangan dari penulisan saya,
semoga tetap bisa memberikan kebanggaan bagi Ibu selaku dosen
pembimbing saya.
5.
Seluruh Bapak/Dosen Departemen Ilmu Administrasi Negara. Terima
kasih atas ilmu dan pendidikan yang telah saya terima selama
diperkuliahan di kampus.
6.
Bapak Yuliaro Gea, SE, M.AP selaku Kepala Dinas Pendapatan Kab. Nias
yang telah memberi izin bagi penelitian saya. Serta para pegawai Dinas
Pendapatan Kab. Nias yang telah meluangkan waktu dan ikut membantu
jalannya penelitian saya.
7.
Kepada Kakak dan adik saya yaitu Enos Saputra Mendrofa, dan Ester Try
Rahmat Waty mendrofa. Terima kasih atas dukungan kalian selama ini,
yang selalu keluh kesah saya selama berjuang menyelesaikan skripsi ini.
Semoga kita bertiga bias menjadi kebanggaan buat orang tua dan keluarga.
8.
Buat Tunangan saya tercinta Marthiani Hia, yang selalu setia dan tetap
memberi dukungan, semangat, serta doa buat saya dalam penyelesaian
skripsi ini. Makasih ya dek, semoga “Lexty”
tetap abadi
selamanya,..Amiiieeennn…
9.
Buat Kak 3 dan Bang Nelis yang juga turut memberi semangat dan
bantuan selama penelitian saya, hingga akhirnya bisa menyelesaikan
skripsi ini. Semoga Tuhan membalaskan semua kebaikan kakak dan
abang. Makasih ya…
(4)
10.
Untuk sahabat-sahabat saya, Noa, Tommy Fabregas, Juliando, Ownyah,
K’Dwi, K’Suji, K’Martha, K’Yofitha, B’Andre, B’Sonasa Gulo, dan
special buat Narto Sitinjak (Tokai) sebagai teman sepenanggungan dan
seperjuangan yang selalu menghadirkan canda dan tawa yang selalu
menghibur karena kehadirannya selalu menjadi bagian menyenangkan
dalam hidupku. Kalian semua salah satu motivasi saya sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini. Thanks ya..Guys…
11.
Rekan-rekan stambuk 2007 yang sama-sama berjuang dalam meraih
pendidikan di kampus tercinta ini. Sukses slalu ya…
12.
Untuk Kak Dian dan Kak Mega yang telah banyak membantu masalah
administrasi di Kampus.
Demikian dan Terima Kasih.
Medan, Mei 2010
Penulis
(5)
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ... i
Daftar Isi... ... iv
Daftar Tabel... ... vi
Daftar Lampiran... ... ix
Abstraksi... ... x
Bab I Pendahuluan ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian... ... 6
1.5 Kerangka Teori... ... 7
1.5.1 Pendapatan Asli Daerah... ... 7
1.5.1.1 Pengertian Pendapatan Asli Daerah... ... 7
1.5.1.2 Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah... ... 10
1.5.2 Pajak Daerah... ... 12
1.5.2.1 Pajak Reklame... ... 14
1.5.2.2 Dasar Pengenaan Tarif dan Tata Cara Perhitungan Reklame... ... 17
1.5.2.3 Tata Cara Pendaftaran, Pendataan dan Pembayaran Reklame... ... 18
1.5.2.4 Jumlah Pemohon Izin Reklame... ... 22
1.5.3 Pengaruh Pemungutan Pajak Daerah terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah... ... 23
1.6 Hipotesis... ... 24
1.7 Definisi Konsep ... 25
(6)
Bab II Metode Penelitian... ... 27
2.1. Jenis penelitian ... ... 27
2.2. Lokasi Penelitian...27
2.3 Populasi dan Sampel... 27
2.3.1 Populasi ... 27
2.3.2 Sampel ... 28
2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 28
2.5 Teknik Penentuan Skor ... 30
2.6 Teknik Analisa Data ... 31
Bab III Deskripsi Lokasi Penelitian ... 34
3.1 Gambaran Umum Kabupaten Nias ... 34
3.2 Kependudukan ... 37
3.3 Gambaran Umum Dinas Pendapatan Kabupaten Nias ... 38
3.3.1 Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Kabupaten Nias ... 38
3.3.2 Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kabupaten Nias ... 39
3.3.3 Uraian Pokok dan Fungsi Bagian, Sub Bagian, Sub Dinas dan Sub Seksi pada Dinas Pendapatan kabupaten Nias... 42
Bab IV Penyajian Data ... 49
4.1 Hasil Kuesioner/Angket ... 50
4.1.1 Identitas Responden ... 50
4.1.2 Variabel Penelitian ……….. ... 52
4.1.2.1 Pemungutan Pajak Reklame (X) ... 52
4.1.2.2 Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (Y)... 63
4.2 Hasil Wawancara ... 70
4.2.1 Hasil Wawancara Kepada Kepala Bidang Pendataan dan Penetapan Dinas Pendapatan Kabupaten Nias ... 70
(7)
4.2.2 Hasil Wawancara Kepada Masyarakat Pengguna Reklame ... 78
Bab V Analisa Data ... 94
5.1 Klasifikasi Data ... 94
5.1.1 Pemungutan Pajak Reklame (X) ... 95
5.1.2 Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (Y) ... 96
5.2 Pengujian Korelasi ... 96
5.2.1 Korelasi product Moment ... 96
5.2.2 Pengujian Hipotesis ... 98
5.2.3 Koefisien Korelasi ... 100
5.3 Analisa Data ... 101
5.3.1 Variabel Pemungutan Pajak Reklame (X) ... 101
5.3.2 Variabel Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (Y) ... 107
Bab VI Kesimpulan dan Saran ... 109
6.1 Kesimpulan ... 109
6.2 Saran ... 110
(8)
DAFTAR TABEL
No. Tabel
Halaman
1.1
: Target dan Penerimaan Pajak Reklame
Kabupaten Nias Tahun 2005-2010………..
6
1.2 : Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Perjenis Penerimaan
Kabupaten Nias Tahun 2005-2010………..
11
1.3
: Perhitungan Nilai Sewa berdasarkan Lokasi, Luas Reklame,
Sudut Pandang dan Kelas Jalan serta Bobot dan
Score masing-masing faktor………
19
1.4 : Jumlah Pemohon Izin Reklame (2005-2010)……….
22
3.1 : Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kabupaten Nias…………
39
4.1 : Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………
50
4.2 : Distribusi Responden Menurut Umur………
50
4.3 : Distribusi Responden Menurut Pendidikan Terakhir……….
51
4.4 : Distribusi Responden mengenai Pekerjaan………
52
4.5 : Tanggapan Responden mengenai pemahaman tentang
pemungutan Pajak Reklame ……….
52
4.6 : Tanggapan Responden mengenai manfaat diberlakukannya
pemungutan Pajak Reklame oleh Pemerintah Daerah
melalui Dinas Pendapatan di Kabupaten Nias………..
53
4.7 : Tanggapan Responden mengenai Pemungutan Pajak Reklame
yang dilaksanakan oleh Dinas Pendapatan Kabupaten Nias
bermanfaatkah bagi Pembangunan Daerah di Kabupaten Nias…..
53
4.8 : Tanggapan Responden mengenai diberlakukannya pemungutan
Pajak Reklame di Kabupaten Nias……….
54
4.9 : Tanggapan Responden terhadap mengetahui cara pendaftaran
dan pembayaran Pajak reklame………
54
4.10 : Tanggapan Responden mengenai Mengetahui tentang Tata Cara
(9)
Penetapan Target Pajak Reklame oleh Pemerintah Kabupaten Nias
melalui Dinas Pendapatan Kabupaten Nias………. 55
4.11 : Tanggapan Responden mengenai penetapan Target Pajak Reklame
oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Nias melalui
Dinas Pendapatan Kabupaten Nias dari tahun 2005-2010………..
55
4.12 : Tanggapan Responden terhadap pencapaian target
Pajak Reklame dari tahun 2005-2010 dapat dipenuhi…………....
56
4.13 : Tanggapan Responden mengenai Target Pajak Reklame dari
tahun 2005-2010 dapat memberikan peningkatan
terhadap Pendapatan Asli Daerah………..
57
4.14 : Tanggapan Responden mengenai yang dimaksud dengan
Nilai Sewa Reklame………..
58
4.15 : Tanggapan Responden mengenai pemahaman tentang pemungutan
Pajak Reklame yang didasarkan oleh Nilai Sewa Reklame………
58
4.16 : Tanggapan Responden mengenai Persetujuan terhadap pemungutan
Pajak Reklame didasarkan oleh Nilai Sewa Reklame…………....
59
4.17 : Tanggapan Responden terhadap mengerti tentang penggolongan
Nilai Sewa Reklame……….
60
4.18 : Tanggapan Responden mengenai persetujuan terhadap penetapan
tarif Reklame berdasarkan penggolongan Nilai Sewa Reklame….
60
4.19 : Tanggapan Responden mengenai pemungutan Pajak Reklame
yang didasarkan pada Lokasi Penempatan Reklame………
61
4.20 : Tanggapan Responden mengenai persetujuan terhadap
pemungutan Pajak Reklame yang didasarkan atas
Lokasi Penempatan Reklame……… 62
4.21 : Tanggapan Responden mengenai pemahaman tentang pemungutan
Pajak Reklame berdasarkan pada Lokasi Pajak Reklame………… 62
4.22 : Tanggapan Responden mengenai penetapan prosedur penentuan
Tarif Dasar Pengenaan Pajak Reklame oleh Pemerintah
(10)
4.23 : Tanggapan Responden dalam mengetahui Jumlah Pemohon
Izin Reklame Pertahun (2005-2010) ……… 64
4.24 : Tanggapan Responden mengenai pengetahuan terhadap
peningkatan Jumlah Pemohon Izin Reklame
Pertahun (2005-2010) mengalami peningkatan………
64
4.25 : Tanggapan Responden dalam mengetahui Jumlah Penerimaan
Pajak Reklame Pertahun (2005-2010)……….
65
4.26 : Tanggapan Responden mengenai Jumlah Penerimaan
Pajak Reklame Pertahun apakah mengalami peningkatan……..
66
4.27 : Tanggapan Responden mengenai Jumlah Penerimaan
Pajak Reklame pertahun 2005-2010 dapat memberikan
pengaruh terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah………
66
4.28 : Tanggapan Responden dalam mengetahui Sumber-Sumber
Pendapatan Asli Daerah (PAD)………
67
4.29 : Tanggapan Responden dalam mengetahui bahwa
Pajak Reklame merupakan salah satu sumber
Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Nias……….
68
4.30 : Tanggapan Responden mengenai Pemungutan Pajak
Reklame dapat meningkatkan Jumlah PAD………
68
4.31 : Tanggapan Responden dalam mengetahui jumlah
Penerimaan Pendapatan Asli Daerah pertahun (2005-2010)
di Kabupaten Nias………
69
5.1 : Distribusi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden
untuk Variabel Pemungutan Pajak Reklame (X)………
95
5.2 : Distribusi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 : Wawancara
Lampiran 3 : Variabel X
Lampiran 4 : Variabel Y
Lampiran 5 : Koefisien Produt Moment
Lampiran 6 : Tabel “r” Product Moment
Lampiran 7 : Tabel Nilai-Nilai dalam ditribusi “t”
Lampiran 8 : Surat Permohonan Pengajuan Judul
Lampiran 9 : Surat Undangan Seminar Proposal
Lampiran 10 : Daftar hadir Peserta Seminar Proposal
Lampiran 11 : Surat Penunjukkan Dosen Pembimbing
Lampiran 12 : Surat Izin Penelitian dari Fisip USU
Lampiran 13 : Surat Rekomendasi Penelitian dari Balitbangtis Kab. Nias
Lampiran 14 : Surat Keterangan telah melaksanakan Penelitian dari Dinas
Pendapatan Kabupaten Nias
(12)
PENGARUH PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)
(Studi pada Dinas Pendapatan Kabupaten Nias) Nama : Apeles Agust Saputra Mendrofa
NIM : 070903052
Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Dra. Nurlela Kataren, M.SP
Adapun masalah pada penelitian ini adalah “Seberapa besar pengaruh pemungutan Pajak Reklame terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Nias”. Dengan tujuan untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh pemungutan Pajak Reklame terhadap peningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kab. Nias. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan pertimbangan bagi Dinas Pendapatan Kab. Nias dalam rangka peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pemungutan Pajak Reklame dan penelitian awal yang dapat dimanfaatkan bagi penelitian di masa mendatang. Adapun jumlah sampel yaitu ada 42 orang yang terdiri dari 37 orang dari pegawai Dinas Pendapatan Kabupaten Nias dan 5 orang dari masyarakat pengguna reklame. Metode analisa dan data statistik yang digunakan yaitu analisa korelasi product moment (r) untuk menentukan pengaruh antara variabel X terhadap Y. Adapun hasil kuesioner dari jawaban responden diantaranya yaitu untuk Variabel Pemungutan Pajak Reklame (X) adalah mayoritas responden menyatakan sangat paham (59,5%), sangat mengerti terhadap manfaatnya (57,1%), sangat mengerti terhadap manfaatnya bagi Kab. Nias (66,6%), terhadap pemungutan Pajak Reklame oleh Dinas Pendapatan Kab. Nias. Dan mayoritas responden menyatakan sangat setuju terhadap pemungutan Pajak Reklame (52,4%), sangat mengetahui terhadap tata cara pendaftaran dan pembayarannya (47,6%), mengetahui tentang cara penetapan targetnya (42,9%), namun, kurang setuju terhadap penetapan target tersebut (50%), menyatakan tidak terpenuhi targetnya (73,8%). Lalu setuju mengenai target pajak reklame tersebut dapat meningkatkan PAD (42,9%), sangat mengerti (59,5%), sangat paham (45,2%) dan setuju (57,1%) terhadap pemungutan pajak reklame berdasarkan nilai sewa reklame. Dan menyatakan sangat mengerti (59,5%) dan sangat setuju (40,5%) terhadap pemungutan pajak reklame berdasarkan penggolongan nilai sewa reklame. Kemudian mengerti (45,2%), setuju (40,5%) dan sangat paham (64,3%) terhadap pemungutan pajak reklame berdasarkan Lokasi Penempatan Reklame selain itu menyatakan baik terhadap penetapan prosedur penentuan tarif dasar reklame. Dan untuk Variabel Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) (Y) adalah mengetahui jumlah pemohon pajak reklame pertahun (71,5%) dan mengetahui bahwa jumlah pemohon izin reklame pertahun mengalami peningkatan (66,7%). Selain itu mengetahui jumlah penerimaan reklame (38,1) dan meningkat (61,9%) dan menyatakan sangat berpengaruh terhadap PAD (57,2%) kemudian mengetahui sumber-sumber PAD (50%) dan mengetahui jumlah PAD pertahun (61,9%), mengetahui pajak reklame sebagai sumber PAD (61,9), dan pajak reklame sangat dapat meningkatkan PAD (47,6%), dan mengetahui jumlah PAD pertahun (52,9%). Lalu, hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara Pemungutan Pajak Reklame (X) dengan Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (Y). Dilihat dari nilai rxy sebesar 0,57 yang bernilai positif dan signifikan setelah dilakukan uji t dan pengaruhnya sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pemungutan pajak reklame di Kabupaten Nias dapat meningkatkaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 32%. Dan hal ini dapat dilihat dari teori Masyhuri yang menyatakan bahwa dalam membiayai pembangunan salah satu upaya pemerintah daerah adalah menyerap dari sektor pajak dan retribusi, meskipun tidak kalah pentingnya pemasukan dari berbagai sektor pendapatan yang lain. Upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah dapat dilakukan dengan cara peningkatan terhadap sumber daya yang sudah ada, dalam hal ini adalah pajak daerah, yang salah satunya adalah Pajak Reklame.
(13)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Republik Indonesia sebagai Negara Kesatuan yang menganut azas
Desentralisasi dalam Pemerintahan, yaitu dengan memberikan kesempatan dan
keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan Otonomi Daerah. Menurut
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
menyatakan bahwa Otonomi Daerah adalah hak, kewenangan dan kewajiban daerah
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Dengan demikian telah dibuka saluran baru bagi
Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk mengambil tanggung jawab yang lebih
besar dalam memberikan pelayanan umum kepada masyarakat untuk mengatur dan
mengurus rumah tangga sendiri.
Melalui otonomi diharapkan daerah akan lebih mandiri dalam menentukan
seluruh kegiatannya dan pemerintah pusat diharapkan tidak terlalu aktif mengatur daerah.
Untuk itu, Pemerintah daerah diharapkan mampu memainkan peranannya dalam
membuka peluang memajukan daerah dengan melakukan identifikasi potensi
sumber-sumber pendapatannya dan mampu menetapkan belanja daerah secara ekonomi yang
wajar, efektif, dan efisien termasuk kemampuan perangkat daerah meningkatkan
kinerjanya, mempertanggungjawabkan kepada pemerintah pusat maupun kepada
(14)
Dengan adanya Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah
dan Undang-Undang No 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
maka Pemerintah Daerah diberikan wewenang dan tanggung jawab untuk mengatur
rumah tangga sendiri melalui sistem otonomi daerah. Ciri utama yang menunjukkan suatu
daerah otonom ataupun berotonom yaitu yang terletak pada kemampuan keuangan
daerah. Artinya, daerah otonom harus memiliki kewenangan dan kemampuan untuk
menggali sumber-sumber keuangan sendiri, mengolah, dan menggunakan keuangan
sendiri yang cukup memadai untuk membiayai penyelenggaraan Pemerintah Daerah,
sehingga Pendapatan Asli Daerah (PAD) khususnya pajak dan retribusi daerah harus
menjadi bagian sumber keuangan yang terbesar.
.Berbicara masalah pembiayaan, idealnya pembiayaan daerah harus bertumpu
pada Pendapatan Asli Daerah terutama dalam pembiayaan pelayanan dasar pada
masyarakat umum. Salah satu sumber PAD yaitu berasal dari Pajak Daerah. Pajak daerah
adalah pungutan daerah menurut peraturan yang ditetapkan guna pembiayaan daerah
sebagai badan hukum publik yang diatur dalam UU Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah, yang menguraikan bahwa Pajak Daerah yang selanjutnya
disebut Pajak, adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. (Wardi, 2010:29)
Menurut Masyhuri dalam jurnalnya yang berjudul “Kontribusi Pajak Reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kudus tahun 2000-2004” menyebutkan bahwa kriteria pajak daerah tidak jauh berbeda dengan kriteria pajak secara umum, yang membedakan keduanya adalah pihak pemungutnya. Pajak umum
(15)
yang memungut adalah Pemerintah Pusat, sedangkan Pajak Daerah yang memungutnya adalah Pemerintah Daerah. Kriteria pajak daerah secara spesifik diuraikan oleh K.J. Davey (1988) dalam bukunya Financing Regional Government, yang terdiri dari 4 (empat) hal yaitu:
a. Pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah berdasarkan pengaturan dari
daerah sendiri.
b. Pajak yang dipungut berdasarkan peraturan pemerintah pusat tetapi penetapan tarifnya dilakukan oleh pemerintah daerah.
c. Pajak yang ditetapkan dan atau dipungut oleh pemerintah daerah.
d. Pajak yang dipungut dan diadministrasikan oleh pemerintah pusat tetapi hasil pungutannya diberikan kepada pemerintah daerah.
( http://masyhuri.blogspot.com)
Adapun jenis pajak Kabupaten/ Kota menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah tersebut adalah Pajak hotel, Pajak
restoran, Pajak hiburan, Pajak reklame, Pajak penerangan jalan, Pajak mineral bukan
logam dan batuan, Pajak parkir, Pajak air tanah, Pajak sarang burung walet, Pajak bumi
dan bangunan pedesaaan dan perkotaan, dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan.
(Wardi, 2010:29)
Pajak daerah termasuk salah satunya adalah pajak reklame yang merupakan
sumber pendapatan daerah guna membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan
pembangunan daerah untuk meningkatkan dan memeratakan kesejahteraan masyarakat.
Dimana Pajak reklame ini dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan Pendapatan
Asli Daerah (PAD). Sehinggga diharapkan, pajak reklame dapat dijadikan sebagai
(16)
dalam pengertiannya, Reklame adalah benda, alat, perbuatan atau media yang bentuk atau
corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersial memperkenalkan, menganjurkan,
mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa, orang, atau
badan yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan/atau dinikmati oleh umum.
Dengan demikian kontribusi Pajak Daerah khususnya Pajak Reklame sangat
diharapkan dan semakin meningkat dari tahun ketahun untuk menambah penerimaan
Pendapatan Asli Daerah sehingga daerah mampu melaksanakan otonomi, yaitu mampu
mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dan dalam rangka mencapai otonomi
daerah yang luas, nyata, dan bertanggung jawab.
Adapun salah satu Kabupaten yang melaksanakan otonomi daerah adalah
Kabupaten Nias. Dimana, Kabupaten Nias merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi
Sumatera Utara, yang berada dalam satu pulau dengan Kabupaten Nias Utara, Nias Barat,
Nias Selatan dan Kota Gunungsitoli (semuanya merupakan pemekaran dari Kabupaten
Nias) yang disebut dengan Pulau Nias. Kabupaten ini merupakan Kabupaten yang sedang
berkembang dan dengan perekonomiannya, yang juga sedang mengalami perkembangan.
Hal ini terbukti dari banyaknya pembangunan berupa sarana dan prasana serta berbagai
fasilitas umum lainnya. Dimana pembangunan tersebut berasal dari pendanaan yang
bersumber dari Pendapatan Asli Daerah yang salah satunya adalah Pajak Daerah
khususnya Pajak Reklame.
Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Nias melalui Dinas Pendapatan Kabupaten
Nias, selalu berupaya untuk mencari sumber pendanaan yang berguna untuk membiayai
pembangunan yang salah satunya adalah Pajak Reklame. Dimana pajak ini merupakan
salah satu alternatif yang baik sebagai sumber pendanaan bagi pembangunan daerah,
(17)
penggunaan reklame baik untuk kepentingan pribadi/individu maupun badan tertentu,
semakin banyak. Hal tersebut dapat menambah jumlah penerimaan bagi Pajak Reklame,
sehingga dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Adapun tabel Target dan Penerimaan Pajak Reklame Kabupaten Nias seperti
dibawah ini :
Tabel 1.1
Target dan Penerimaan Pajak Reklame
Kabupaten Nias Tahun 2005-2010
No. Tahun
Target (Rupiah)
Penerimaan (Rupiah)
1 2005 15.618.530 12.772.231
2 2006 22.772.231 21.520.374
3 2007 31.520.374 29.924.913
4 2008 39.924.913 33.829.719
5 2009 43 829.719 41.143.231
6 2010 51. 143.231 44.626.324
Sumber : Dinas Pendapatan Kabupaten Nias Tahun 2005-2010
Tabel 1.1 di atas menunjukkan perolehan penerimaan Pajak Reklame pada umumnya mengalami kenaikan yaitu dari tahun 2005-2010, tetapi pada sisi lain masih belum memenuhi target yang diharapkan. Namun, dengan meningkatnya penerimaan
(18)
dari Pajak Reklame, apakah memberikan pengaruh terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah(PAD)?
Oleh karena itulah, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul :
“PENGARUH PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi pada Dinas Pendapatan Kabupaten Nias) “.
1.2 Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan
masalah pada penelitian ini adalah “Seberapa besar pengaruh pemungutan Pajak Reklame
terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Nias ?”
1.3 Tujuan Penelitian
Sebagaimana permasalahan yang penulis kemukakan di atas, maka penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis tentang:
a. Untuk mengetahui berapa jumlah penerimaan Pajak Reklame yang dapat diraih
oleh Dinas Pendapatan Kabupaten Nias tiap tahunnya dalam meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah.
b. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh Pajak Reklame yang dimiliki
Kabupaten Nias dalam meningkatkan Pendapatan Asli daerah.
1.4 Manfaat Penelitian
(19)
A. Manfaat Secara Teoritis
1. Menambah wawasan keilmuan bagi mahasiswa dan pemerhati masalah
Pendapatan Asli Daerah khususnya tentang pajak reklame.
2. Memperoleh pengetahuan tentang potensi pajak reklame, serta berbagai hal
tentang pajak reklame di Kabupaten Nias.
B. Manfaat Secara Praktis
Sebagai bahan masukan kepada Dinas Pendapatan Kabupaten Nias
mengenai pengaruh pemungutan pajak reklame terhadap peningkatan
pendapatan asli daerah.
C. Manfaat Secara Akademis
Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi Strata-1 di Departemen
Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas
Sumatera Utara.
1.5 Kerangka Teori
Kerangka teori ini diperlukan untuk memudahkan penelitian, sebab itu
merupakan pedoman berpikir bagi peneliti. Oleh karena itu, seseorang peneliti harus
terlebih dahulu memiliki suatu kerangka teori sebagai landasan berpikir untuk
menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang dipilihnya.
Selanjutnya, menurut Hoy dan Miskel (Sugiyono, 2009:54) menyebutkan bahwa
teori adalah seperangkat konsep, asumsi, dan generalisasi yang dapat digunakan untuk
mengungkapkan dan menjelaskan perilaku dalam berbagai organisasi.
(20)
1.5.1 Pendapatan Asli Daerah
1.5.1.1 Pengertian Pendapatan Asli Daerah
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004, Pendapatan Asli Daerah
adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (Marihot P. Siahaan, 2005:15).
Pemerintahan daerah yang berotonom diharapkan mampu mengatur dan
mengurus sendiri urusan-urusan pemerintahan yang menjadi urusan pada setiap
pemerintahan lokal (local government) yang menjalankannya. Setiap pemerintahan
daerah yang berotonomi harus mampu menggali sumber keuangan daerahnya.
Di antara berbagai jenis penerimaan daerah yang menjadi sumber daya
sepenuhnya dapat dikelola oleh daerah adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dimana,
Pendapatan Asli Daerah merupakan salah satu komponen sumber penerimaan keuangan
daerah, di samping penerimaan lain berupa dana perimbangan, pinjaman daerah, dan
lain-lain penerimaan yang sah, dan juga sisa anggaran tahun sebelumnya dapat ditambahkan
sebagai sumber pendanaan penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Keseluruhan bagian
penerimaan tersebut setiap tahun tercermin dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD). Meskipun Pendapatan Asli Daerah (PAD) tidak seluruhnya dapat
membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), tetapi proporsi PAD
terhadap total penerimaan tetap merupakan indikasi “derajat kemandirian” keuangan
suatu pemerintah daerah (Santoso, 1995:20).
Koswara (2000:50) menyatakan bahwa ciri utama yang menunjukkan suatu
daerah otonomi mampu berotonom terletak pada kemampuan keuangan daerah.
(21)
sumber-sumber keuangan sendiri. Mengelola dan menggunakan keuangan sendiri yang
cukup memadai untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerahnya.
Ketergantungan kepada pemerintah pusat harus diusahakan seminimal mungkin, sehingga
Pendapatan Asli Daerah (PAD) harus menjadi sumber keuangan terbesar yang didukung
dengan kebijakan perimbangan keuangan pusat dan daerah sebagai prasyarat mendasar
dalam sistem pemerintahan daerah.
Untuk itu upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah perlu mendapat perhatian
yang serius dari pemerintah daerah baik secara intensifikasi maupun secara ekstensifikasi
dengan maksud agar daerah tidak terlalu mengandalkan atau menggantungkan harapan
pada pemerintah tingkat pusat, tetapi harus mampu secara mendiri dalam menggali dan
mencari sumber-sumber penerimaan daerah sesuai dengan cita-cita otonomi yang nyata
dan bertanggung jawab.
Maka dari pada itu, Kabupaten Nias melalui Dinas Pendapatan Kabupaten Nias
melakukan berbagai berusaha dalam menggali potensi daerah untuk meningkatkan
pemasukan daerah untuk mencapai suatu daerah yang berotonom sehingga dapat
meminimalisir ketergantungan terhadap Pemerintah Pusat dalam membiayai
penyelenggarakan Pemerintahan Daerahnya sendiri. Adapun strategi yang digunakan oleh
Dinas Pendapatan Kabupaten Nias untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah adalah
diantaranya melalui :
a) Program Intensifikasi, meliputi aspek Kelembagaan dan Ketatalaksanaan
Pengelolaan PAD, Program Peningkatan Kapasitas SDM yaitu dengan lebih
mengikutsertakan tenaga teknis pada diklat struktural maupun fungsional.
b) Program Ekstensifikasi, yaitu melalui Ekstensifikasi adalah melalui
(22)
Pengawasan Obyek Pajak Daerah, Pengembangan Pajak Daerah dan menumbuhkan
partisipasi wajib pajak. (Sumber : Dinas Pendapatan Kabupaten Nias)
1.5.1.2 Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli daerah adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut
berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pendapatan
Asli Daerah merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil
retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan pendapatan lain
asli daerah yang sah, yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada daerah dalam
menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan asas
desentralisasi. (Ahmad Yani, 2002:51)
Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004, adapun yang merupakan
sumber Pendapatan Asli Daerah terdiri dari:
1. Pajak Daerah
2. Retribusi Daerah
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah. (Marihot, 2005 : 15)
Melalui Dinas Pendapatan Kabupaten Nias, adapun yang menjadi sumber
Pendapatan Asli Daerah yang terdapat di Kabupaten Nias dapat kita lihat dari tabel
Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Perjenis Penerimaan di Kabupaten Nias dapat dilihat
dibawah ini :
Tabel 1.2
Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Perjenis Penerimaan
(23)
No. Jenis
Penerimaan
2005 2006 2007 2008 2009 2010
1. Pajak
Daerah
328.082.555 357.184.034 493.968.823 633.174.560 729.698.927 787.133.228
2. Retribusi
Daerah 443.630.924 509.337.048 617.110.428 838.539.729 919.107.824 846.439.582
3. Bagian
Laba
Perusahaan
Milik
Daerah
0 0 0 0 0 0
4 Lain-lain
PAD
yang sah
429.691.496 500.183.675 353.571.001 21.842.000 457.885.000 665.721.036
Jumlah 906.130.675 1.366.704.757 1.464.650.252 1.471.736.131 2.106.691.751 2.299.293.846
Sumber : Dinas Pendapatan Kabupaten Nias 2005-2010
Dari melihat tabel 1.2 diatas, dapat dijelaskan bahwa Pajak Daerah menempati
urutan kedua yang memiliki jumlah penerimaan terbanyak dibandingkan dengan jumlah
penerimaan Pendapatan Asli Daerah lainnya. Walaupun demikian, Jumlah Penerimaan
Pendapatan Asli Daerah semakin meningkat tiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa
Pajak Daerah memiliki pengaruh dalam hal peningkatan penerimaan Pendapatan Asli
(24)
sah. Oleh karena itu, sumbangan Pajak Daerah cukup berperan terhadap peningkatan
Pendapatan Asli Daerah yang salah satu Pajak Daerah itu adalah Pajak Reklame.
Dalam upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) daerah dilarang
menetapkan peraturan daerah tentang pendapatan yang menyebabkan ekonomi biaya
tinggi dan dilarang menetapkan peraturan daerah tentang pendapatan yang menghambat
mobilitas penduduk, lalu lintas barang dan jasa antar daerah, dan kegiatan ekspor/impor.
Yang dimaksud dengan peraturan daerah tentang pendapatan yang menyebabkan biaya
tinggi adalah peraturan daerah yang mengatur pengenaan pajak dan retribusi oleh daerah
terhadap objek-objek yang telah dikenakan pajak oleh pusat dan provinsi sehingga
menyebakan menurunnya daya saing daerah. Pungutan yang dapat menghambat
kelancaran mobilitas penduduk, lalu lintas barang, dan jasa antar daerah dan kegiatan
ekspor/impor misalnya retribusi izin masuk kota dan pajak/retribusi atas
pengeluaran/pengiriman barang dari satu daerah ke daerah lain. (Ahmad Yani, 2002:52)
1.5.2 Pajak Daerah
Pajak Daerah merupakan iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau
badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk
membiayai penyelenggaraan pemerintahan di daerah dan pembangunan daerah. (Ahmad
Yani, 2002:45)
Undang-undang No.28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
menguraikan bahwa pajak daerah yang selanjutnya disebut pajak adalah kontribusi wajib
kepada daerah yang terutama oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
undang-undang, dengan tidak mengambil imbalan secara langsung dan digunakan untuk
(25)
Adapun jenis-jenis pajak kabupaten/kota menurut undang-undang No.28 Tahun
2009 tersebut adalah:
a. Pajak hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel.
b. Pajak restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran.
c. Pajak hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan.
d. Pajak reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame.
e. Pajak penerangan jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik, baik yang
dihasilkan sendiri maupun diperoleh dari sumber lain.
f. Pajak mineral bukan logam dan batuan adalah pajak atas kegiatan pengambilan
mineral bukan logam dan batuan, baik dari sumber alam di dalam dan atau
permukaan bumi untuk dimanfaatkan.
g. Pajak parkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat parkir dalam badan jalan,
baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan
sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor.
h. Pajak air tanah adalah pajak atas pengambilan dan atau pemanfaatan air tanah.
i. Pajak sarang burung wallet adalah pajak atas kegiatan pengambilan dan atau
pengusahaan sarang burung wallet.
j. Pajak bumi dan bangunan pedesaan dan perkotaan adalah pajak atas bumi dan
atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan atau dimanfaatkan oleh pribadi atau
badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan,
perhutanan, dan pertambangan.
k. Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan adalah pajak atas perolehan hak atas
(26)
1.5.2.1 Pajak Reklame
Berdasarkan peraturan daerah Nomor 7 tahun 1998, yang dimaksud dengan Pajak
Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Reklame adalah benda, alat,
perbuatan atau media yang bentuk atau corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersial
memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum
terhadap barang, jasa, orang, atau badan yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan,
dan/atau dinikmati oleh umum.
Berdasarkan pada Peraturan Daerah Kabupaten Nias Nomor 7 tahun 1998 pasal
2, menyebutkan bahwa Objek pajak reklame adalah semua penyelenggaraan reklame
termasuk tanda usaha atau merek tempat usaha yang pada hakekatnya bertujuan komersil
untuk memperkenalkan suatu jasa usaha untuk menarik perhatian umum atas usaha
penjualan barang-barang yang diperdagangkan. Adapun yang menjadi Objek Pajak
berdasarkan pada Peraturan Daerah Kabupaten Nias Nomor 7 tahun 1998 meliputi;
a. Reklame papan/billboard/videotron/megatron dan sejenisnya;
Reklame papan atau billboard adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan bahan kayu, plastik, fibre glass, mika, plastik kaca, batu, logam, alat penyinar atau bahan lain yang berbentuk lampu pijar atau antara lain yang bersinar yang dipasang pada tempat yang disediakan berdiri sendiri atau dengan cara digantungkan atau ditempelkan.
b. Reklame kain;
Reklame kain adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan bahan kain, dan atau bahan lain yang sejenis dengan itu. Reklame kain contohnya adalah umbul-umbul, reklame jenis ini sering digunakan pada acara-acara insidentiil, atau acara-acara tertentu saja.
(27)
c. Reklame melekat, stiker;
Reklame melekat atau stiker atau poster adalah reklame yang berbentuk lembaran lepas, diselenggarakan dengan cara diberikan atau dapat diminta untuk ditempelkan, dipasang, pada suatu benda milik pribadi atau prasarana umum.
d. Reklame selebaran;
Reklame selebaran adalah reklame yang berbentuk selebaran lepas diselenggarakan dengan cara diberikan atau dapat diminta dengan ketentuan tidak untuk ditempelkan, dilekatkan, dipasang, digantungkan, pada suatu benda lain.
e. Reklame berjalan, termasuk pada kendaraan;
Reklame berjalan adalah reklame yang berpindah dari lokasi satu atau ke lokasi lain dengan suara atau tidak dengan suara. Reklame pada Bis yang berjalan dengan iklan ban mobil, jamu tradisional dan mie instans adalah contoh reklame berjalan.
f. Reklame udara adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan
gas, pesawat, atau alat lain yang sejenis. Reklame ini digunakan pada saat insidentiil saja misalnya launching produk.
g. Reklame suara;
Reklame suara adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan kata-kata yang diucapkan dengan atau yang ditimbulkan dari atau oleh penggunaan alat atau pesawat apapun, reklame jenis ini jarang sekali digunakan tetapi bukan berarti tidak pernah, karena dirasa kurang efektif untuk berpromosi menurut pendapat para wajib pajak maupun biro reklame.
(28)
Reklame film atau slide adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan klise berupa kaca atau film, ataupun bahan-bahan yang sejenis, sebagai alat untuk diproyeksikan dan atau dipancarkan pada layar atau benda lain yang ada di ruangan.
i. Reklame peragaan;
Reklame peragaan adalah reklame yang diselenggarakan dengan cara memperagakan suatu barang dengan atau tanpa disertai suara. (Marihot,
2005:325)
Sedangkan yang tidak termasuk sebagai objek Pajak Reklame berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Nias Nomor 7 tahun 1998 pasal 3 adalah:
1. Reklame yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintahan Daerah;
2. Penyelenggaraan reklame melalui internet, televisi, radio, warta harian;
3. Penyelenggaraan Reklame untuk Kegiatan Sosial Keagamaan.
Adapun yang dimaksud dengan Subjek Pajak dan Wajib Pajak Reklame
berdasarkan Peraturan Daerah kabupaten Nias nomor 7 tahun 1998 adalah Subjek Pajak
Reklame merupakan orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan atau memesan
reklame sedangkan Wajib Pajak Reklame merupakan orang pribadi atau badan yang
menyelenggarakan reklame.
1.5.2.2 Dasar Pengenaan Tarif dan Cara Perhitungan Pajak Reklame
Berdasarkan Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Nias nomor 973
menetapkan dasar pengenaan tarif cara perhitungan Pajak Reklame yaitu dengan
(29)
Pajak/Subjek Pajak atas pelaksanaan reklame. Dimana Nilai Sewa Reklame didasarkan
atas :
1. Nilai Jual Objek Pajak Reklame, merupakan biaya yang dikenakan kepada
Subjek Pajak yang ingin memakai Reklame. Maksudnya, Subjek Pajak sebelum
menggunakan reklame harus dikenakan biaya dalam hal membeli Objek Pajak
(mis: Spanduk/Baliho, dsb) dari Dinas Pendapatan Kabupaten Nias. Dimana
biayanya ditentukan oleh faktor :
a. Biaya Pembuatan/Pemasangan reklame;
b. Biaya Pemeliharaan Reklame;
c. Lamanya Pemasangan Reklame;
d. Jenis Reklame yang dipasang
Dimana biaya Nilai Jual Objek Pajak Reklame disesuaikan berdasarkan
perkembangan harga pasar dan kesepakatan antara Dinas Pendapatan Kabupaten
Nias dengan pihak pengguna reklame yang kemudian disetujui oleh Kepala
Daerah.
2. Nilai Strategis Pemasangan Reklame.
Yang dimaksud dengan Nilai Strategis Lokasi Reklame adalah ukuran nilai
yang ditetapkan pada titik lokasi pemasangan reklame tersebut berdasarkan
kriteria kepadatan pemanfaatan tata ruang kota untuk berbagai aspek kegiatan
dibidang usaha yang ditetapkan berdasarkan keputusan Kepala Daerah dan
ditetapkan Tarif Pajak sebesar 25% dari nilai sewa reklame. Dimana Nilai
Strategis Pemasangan Reklame ditentukan oleh faktor :
a. Lokasi Reklame
b. Luas reklame
(30)
d. Kelas Jalan.
Untuk menghitung Nilai Strategis, masing-masing faktor diberikan bobot dan
skor dan dibedakan ke dalam 2 klasifikasi yaitu :
a. Untuk ibu Kota Kabupaten
Nilai Strategis = 64,52%
b. Untuk Ibu Kota Kecamatan/Desa
Nilai Strategis = 54,84%
Adapun perhitungan Nilai Sewa reklame dapat dilihat dari tabel Lokasi, Luas
Reklame, Sudut Pandang dan Kelas Jalan serta Bobot dan Score masing-masing faktor
dibawah ini :
Tabel 1.3
Perhitungan Nilai Sewa berdasarkan Lokasi, Luas Reklame, Sudut Pandang dan Kelas
Jalan serta Bobot dan Score masing-masing faktor
No. Lokasi Score
Luas Reklame
(m)
Score
Sudut Pandang
Score
Kelas Jalan
(m)
Score
Bobot 30% 15% 15% 15%
1. Ibu Kota Kabupaten/ Ruang Terbuka
5 20,5-25 5 4 8 6-10 5
2.
(31)
Kabupaten/ Ruang Tertutup
3. Ibu Kota Kecamatan /Ruang Terbuka
3 10,5-15 3 2 4 4,5-5 3
4. Ibu Kota Kecamatan /Ruang Tertutup
2 5,5-10 2 1 2 3,5-4 2
5. Desa 1 0,5-5 1 - 1 8 1
Sumber : Dinas Pendapatan Kabupaten Nias 2005-2010
Adapun cara Perhitungan Pajak reklame yaitu :
Keterangan :
NJOP : Biaya Bahan + Upah Pembuatan Reklame
NS : Nilai Strategis
1.5.2.3 Tata Cara Pendaftaran, Pendataan dan Pembayaran Reklame
Berdasarkan Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Nias nomor 973
menetapkan tata cara pendaftaran dan pendataan reklame yaitu diantaranya :
Pajak Reklame = NJOP x NS + NJOP x Tarif Pajak x Lama Pemasangan ( NJOP x NS + NJOP x 25% x 12 Bulan )
(32)
1. Untuk mendapatkan izin reklame, maka dilaksanakan pendaftaran Wajib Pajak
(WP) baik yang berdomisili didalam maupun diluar wilayah Kabupaten Nias
dengan mempersiapkan dokumen yang disediakan oleh Dinas Pendapatan
Kabupaten Nias berupa formulir pendaftaran pajak dan pendataan.
2. Formulir tersebut di isi Wajib Pajak (WP) secara lengkap, benar dan jelas dan
ditandatangi oleh Wajib Pajak (WP) atau kuasanya dan dikembalikan kepada
Petugas Dinas Pendapatan Kabupaten Nias dalam jangka waktu paling lambat
lima belas (15) hari setelah berakhirnya masa pajak.
3. Petugas Dinas Pendapatan mencatat formulir pendaftaran dan pendataan yang
dikembalikan oleh Wajib Pajak dalam Daftar Induk Wajib Pajak berdasarkan
Nomor Urut yang digunakan sebagai NPWPD (Nomor Pengguna Wajib Pajak
Daerah).
4. NPWPD dicantumkan pada setiap dokumen Perpajakan Daerah. Sehingga Wajib
Pajak yang telah memiliki NPWPD setiap awal tahun pajak atau masa pajak
hanya mengisi SPTPD (Surat Pemberitahuan Pajak Daerah).
5. Apabila kewajiban mengisi SPTPD tidak dipenuhi, maka pajak yang terhutang
akan dihitung secara jabaran dan dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan
25% (dua puluh lima persen) dari pokok pajak ditambah sanksi administrasi
berupa bunga 2% (dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau
terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan
dihitung sejak tanggal terutangnya pajak.
6. Seluruh data perpajakan yang diperoleh dari daftar isian (dokumen/formulir),
dihimpun dan dicatat maupun berkas atau kartu data yang merupakan hasil akhir
(33)
7. Pembayaran pajak reklame dilakukan di Kas Daerah (Dinas Pendapatan
Kabupaten Nias) atau tempat lain yang telah ditentukan Kepala Daerah dan
dibayar secara cicilan (angsuran) maupun sekaligus (lunas).
8. Bagi yang membayar dengan cara angsuran (cicilan) harus dilakukan secara
teratur dan berturut-turut dengan dikenakan bunga sebesar 2% (dua persen)
sebulan dari jumlah pajak yang belum atau kurang bayar.
9. Apabila pengguna reklame tidak membayar pajaknya selama 7 hari setelah
berakhirnya masa/lamanya reklame yang digunakannya, maka diberikan surat
teguran/peringatan dari Dinas Pendapatan Kab.Nias dan jika tidak dibayar selama
7 hari setelah dikeluarkannya surat teguran/peringatan tersebut maka dikeluarkan
surat paksa, dan apabila masih tidak membayar juga dalam jangka waktu 2x24
jam setelah dikeluarkannya surat paksa tersebut maka Dispenda mengeluarkan
Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan dan apabila masih belum dilunasi dalam
waktu 10 hari setelah dikeluarkan surat tersebut, maka Dispenda akan
mengajukan permintaan penetapan tanggal pelelangan kepada Kantor Lelang
Negara terhadap barang yang telah disita
1.5.2.4 Jumlah Pemohon Izin Reklame
Adapun jumlah pemohon izin Reklame dari tahun 2005-2010 dapat dilihat dari
tabel di bawah ini :
Tabel 1.4
(34)
No. Tahun Jumlah (Orang)
1. 2005 546
2. 2006 678
3. 2007 872
4. 2008 881
5. 2009 917
6. 2010 956
Jumlah 4.850
( Sumber : Dinas Pendapatan Kabupaten Nias )
Dari tabel 1.4 diatas, dapat dilihat bahwa jumlah pemohon izin reklame dari
tahun 2005-2010 mengalami kenaikan tiap tahunnya. Hal ini membuktikan bahwa adanya
keinginan masyarakat (subjek pajak) dalam menggunakan reklame. Dengan demikian,
semakin banyaknya orang (subjek pajak) yang menggunakan reklame, maka semakin
menambah jumlah penerimaan Pajak Reklame.
1.5.3 Pengaruh Pemungutan Pajak Daerah terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
Dalam rangka kelancaran pembangunan daerah maka dibentuk daerah otonomi di tingkat kabupaten agar dapat dilaksanakan pembangunan sesuai kemampuan dan pemberdayaan daerah. Dimana melalui otonomi ini, daerah akan lebih
(35)
mandiri dalam menentukan seluruh kegiatannya dan pemerintah pusat diharapkan tidak
terlalu aktif mengatur daerah.
Ciri utama yang menunjukkan suatu daerah otonom ataupun berotonom yaitu
yang terletak pada kemampuan keuangan daerah. Artinya, daerah otonom harus memiliki
kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber-sumber keuangan sendiri,
mengolah, dan menggunakan keuangan sendiri yang cukup memadai untuk membiayai
penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
Pembiayaan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah ini, sangat tergantung pada sumber Pendapatan Asli Daerah terutama dalam pembiayaan pelayanan dasar pada
masyarakat umum. Berbicara masalah pembiayaan, idealnya pembiayaan daerah harus
bertumpu pada Pendapatan Asli Daerah terutama dalam pembiayaan pelayanan dasar
pada masyarakat umum. Pajak daerah termasuk salah satunya adalah Pajak Reklame
merupakan salah satu sumber pendapatan daerah guna membiayai penyelenggaraan
pemerintahan daerah dan pembangunan daerah untuk meningkatkan dan memeratakan
kesejahteraan masyarakat. Mengingat Kabupaten Nias merupakan Kabupaten yang
sedang mengalami perkembangan baik dari segi pembangunan, perekonomian, maupun
perdagangan. Dimana tuntutan dalam penggunaan reklamepun semakin banyak dan
sangat dibutuhkan oleh masyarakat maupun pemerintah sendiri, baik digunakan dalam
menyampaikan himbauan kepada masyarakat maupun penggunaan dalam hal
memperkenalkan usaha, ataupun jasa yang dilakukan oleh masyarakat. Hal ini
memberikan dampak positif bagi penerimaan daerah yaitu Pajak Reklame. Sehingga
penerimaan dari Pajak Reklame tersebut, dapat menambah jumlah penerimaan
Pendapatan Asli Daerah (PAD), untuk digunakan dalam membiayai Pembangunan
(36)
Reklame ini, memiliki pengaruh yang besar terhadap peningkatan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) di Kabupaten Nias.
“Dalam membiayai pembangunan salah satu upaya pemerintah daerah adalah menyerap dari sektor pajak dan retribusi, meskipun tidak kalah pentingnya pemasukan dari berbagai sektor pendapatan yang lain. Upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah dapat dilakukan dengan cara peningkatan terhadap sumber daya yang sudah ada,dalam hal ini adalah pajak daerah, yang salah satunya adalah Pajak Reklame”. (Masyhuri, 2004: Kontribusi Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kudus Tahun 2000-2004)
( http://masyhuri.blogspot.com)
Karena itulah, Pajak Daerah khususnya Pajak Reklame sangat diharapkan dapat
memberikan pengaruh yang besar dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Sehingga daerah mampu melaksanakan otonomi, yaitu mampu mengatur dan mengurus
rumah tangganya sendiri dan dalam rangka mencapai otonomi daerah yang luas, nyata,
dan bertanggung jawab.
1.6 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, Dimana
rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. (Sugiyono,
2004:70)
a) Hipotesis Kerja (Ha)
”Adanya pangaruh pemungutan pajak reklame terhadap peningkatan
pendapatan asli daerah di kabupaten Nias.”
(37)
“Tidak ada pengaruh pemungutan pajak reklame terhadap peningkatan
pendapatan asli daerah di kabupaten Nias.”
1.7 Definisi konsep
Defenisi konsep merupakan unsur penelitian yang penting untuk menggambarkan
secara tepat fenomena yang hendak diteliti (Singarimbun, 1993:33). Selain itu tujuan
adanya konsep adalah untuk mendapatkan pembatasan yang jelas dari setiap konsep yang
diteliti. Maka untuk mendapatkan batasan yang jelas, penulis menggunakan defenisi
konsep dalam penelitian ini adalah:
a. Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Dimana reklame
merupakan benda alat, pembuatan atau media menurut bentuk corak ragam
untuk tujuan komersial, menganjurkan atau memajukan suatu barang, jasa
atau orang yang ditempatkan atau dilihat, dibaca dan atau didengar dari suatu
tempat oleh umum kecuali yang dilakukan oleh pemerintah.
b. Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh daerah
yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
c. Pemungutan Pajak Reklame Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) merupakan kewajiban dan kewenangan dari Pemerintah Daerah yang
bertujuan untuk membiayai segala kegiatan pembangunan di daerah serta
dapat mengurangi ketergantungan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat sesuai dengan harapan yang diinginkan dalam otonomi daerah.
(38)
1.8 Definisi Operasional
Definisi Operasional adalah unsur-unsur penelitian yang memberitahukan
bagaimana cara mengukur suatu variabel sehingga dengan pengukuran ini dapat diketahui
indikator-indikator apa saja yang mendukung penganalisaan dari variabel-variabel
tersebut. (Singarimbun,dkk, 1989:46)
Variabel bebas (X) yaitu Pemungutan Pajak Reklame :
a) Target Pajak Reklame Pertahun (2005-2010)
b) Nilai Sewa Reklame
c) Lokasi Penempatan Reklame
Variabel terikat (Y) yaitu Peningkatan Pendapatan Asli daerah
a) Jumlah Pemohon Izin Reklame Pertahun (2005-2010)
b) Jumlah Penerimaan Pajak Reklame Pertahun (2005-2010)
(39)
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
koresional dengan analisa kuantitatif dengan maksud untuk mencari hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen yang menggunakan rumus statistik.
(Suharsini Arikunto, 1996:5). Dengan metode ini, diharapkan dapat menjelaskan
fenomena yang ada berdasarkan data dan fakta yang diperoleh dilapangan.
2.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Dinas Pendapatan Kabupaten Nias yang beralamat di
Jalan Pancasila Nomor 7, Gunungsitoli, Nias.
2.3 Populasi dan Sampel 2.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2004:72), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan
penjelasan tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh
Pegawai Dinas pendapatan Kabupaten Nias yang berjumlah 37 orang.
2.3.2 Sampel
Menurut Singarimbun (1989:152), Sampel diartikan sebagai bagian dari populasi
yang menjadi bagian dari sumber data yang sebenarnya, dengan kata lain sampel adalah
bagian dari populasi. Pengambilan sebagian itu dimaksudkan sebagai representif dari
(40)
Dalam penelitian ini, teknik penentuan sampel yang digunakan adalah Sampling
Jenuh. Menurut Sugiyono (2006:61), Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel
bila semua anggota populasi dijadikan sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah
populasi relatif kecil, berkisar 30 orang. Istilah lain dari sampling jenuh adalah sensus.
Maka dalam penelitian ini sampel berjumlah 37 orang yaitu seluruh Pegawai Dinas
Pendapatan Kabupaten Nias itu sendiri dan untuk menambah data yang ingin diperoleh
dilapangan, maka peneliti juga mengambil sampel diluar dari Pegawai Dinas Pendapatan
Kabupaten Nias yaitu Masyarakat Pengguna Reklame yang dianggap mengetahui
masalah dan manfaat pemungutan pajak reklame di Kab.Nias yang berjumlah 5 orang.
2.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan dua
cara, antara lain :
1. Teknik pengumpulan Data Primer, yaitu data diperoleh langsung ke lokasi
penelitian (field research) untuk mendapatkan data yang lengkap dan berkaitan
dengan data yang diteliti. Hal ini dilakukan dengan cara :
a. Angket/Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan
cara menyebarkan sejumlah pertanyaan dalam bentuk angket kepada
responden, dimana dalam penelitian ini digunakan pertanyaan yang bersifat
tertutup kepada responden yang dilengkapi dengan berbagai alternatif
jawaban.
b. Wawancara yaitu dengan memberikan pertanyaan kepada sejumlah pihak
yang terkait dengan masalah penelitian. Metode ini, akan menggunakan
metode wawancara mendalam dengan orang-orang yang berkompeten di
(41)
wawancara. Hal ini dimaksudkan untuk mendukung hasil kuesioner dan
menjawab masalah yang ditemui dilapangan. Namun, dalam hal ini Peneliti
hanya memberikan wawancara kepada :
a) Kepala Bidang Pendataan dan Penagihan yang mengerti tentang pajak
reklame, dan
b) Masyarakat pengguna reklame yang dianggap mengetahui masalah dan
manfaat pajak reklame.
2. Teknik pengumpulan Data Sekunder yaitu data yang diperlukan untuk
mendukung data primer. Pada penelitian ini, data sekunder yang diadopsi adalah
sebagai berikut :
a) Studi Kepustakaan yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku
ilmiah yang berkaitan dengan penelitian.
b) Dokumentasi yaitu dengan menggunakan catatan-catatan yang ada dilokasi
penelitian serta sumber-sumber yang lain yang relevan dengan objek
penelitian.
2.5 Teknik Penentuan Skor
Teknik penentuan skor oleh nilai yang digunakan dalam penelitian ini adalah
memakai skala ordinal yang menjawab kuisioner yang disebarkan kepada responden.
(Singarimbun, 1995:102)
Melalui penyebaran kuisioner yang berisikan beberapa pertanyaan yang akan
diajukan kepada responden, maka ditentukan skor pada setiap pertanyaan. Penentuan ini
dihitung berdasarkan alternatif a, b, c, d dan e yang akan diberikan skor sebagai berikut:
(42)
Untuk alternatif jawaban b diberi skor 4
Untuk alternatif jawaban c diberi skor 3
Untuk alternatif jawaban d diberi skor 2
Untuk alternatif jawaban e diberi skor 1
Kemudian untuk uji scoring pada data dan informasi dengan cara memberi skor
pada data dan informasi yang dianalisis dan kemudian dihitung rata-rata persentasenya.
Hasilnya dapat digunakan untuk pengambilan kesimpulan yang dapat memberikan arahan
terhadap saran atau rekomendasi sebagai upaya pemecahan masalah.
Untuk mengetahui kategori jawaban dari masing-masing variable apakah
termasuk tinggi, sedang atau rendah ditentukan skala interval dengan formula sebagai
berikut :
Skor Tertinggi – Skor Terendah 5-1
= = 0,8
Banyaknya Bilangan 5
Maka diperoleh : 0,8
Sehingga dapat diketahui kategori jawaban responden untuk masing-masing
variabel yaitu:
KATEGORI NILAI
Sangat Tinggi 4,25 – 5,00
(43)
Sedang 2,62 – 3,42
Rendah 1,81 – 2,61
Sangat Rendah 1,00 – 1,80
2.6 Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang digunakan penulis adalah teknik analisa data kuantitatif,
yaitu analisa yang digunakan untuk menguji hubungan atau pengaruh variabel bebas (X)
dan variabel terikat (Y), yaitu dengan menggunakan:
a. Koefisien Korelasi Product Moment
Untuk mengetahui koefisien korelasi x terhadap variabel y digunakan rumus
Product Moment (Sugiyono, 2005:212) sebagai berikut:
rxy=
( )( )
( ) ( )
{
2 2}
{
( ) ( )
2 2}
∑
∑
∑
∑
∑
−
∑
∑
−
−
y
y
n
x
x
n
y
x
xy
n
Keterangan:rxy = koefisien korelasi antar variabel x (skor subjek tiap butir) dengan variabel
y (total skor subjek dari keseluruhan butir).
x = Variabel bebas
y = Variabel terikat
n = jumlah sampel
(44)
1. Koefisien korelasi yang diperoleh sama dengan nol (r = 0) berarti hubungan
kedua variabel yang diuji tidak ada.
2. Koefisien korelasi yang diperoleh positif (r = +) artinya kenaikan nilai variabel
yang lain dan kedua variabel memiliki hubungan positif.
3. Koefisien korelasi yang diperoleh negatif (r = -) artinya kedua variabel negatif
dan menunjukkan meingkatnya variabel yang satu diikuti menurunnya variabel
yang lain.
Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi, sedang atau rendah antara
kedua berdasarkan nilai r (koefisien korelasi) digunakan penafsiran atau interpretasi
angka sebagai berikut :
Dengan nilai r yang diperoleh maka dapat diketahui apakah nilai r yang diperoleh
berarti atau tidak. Dimana jika r hitung lebih kecil dari r tabel (r hitung < rtabel ) maka Ho
diterima dan Ha ditolak, sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel ( r hitung > r tabel
) maka Ha diterima.
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,19 Sangat rendah
0,20 – 0,39 Rendah
0,40 – 0,59 Sedang
0,60 – 0,79 Kuat
(45)
Dengan nilai r yang dipeoleh maka dapat diketahui apakah nilai r yang diperoleh
berarti atau tidak dan bagaimana tingkat hubungannya melalui tabel korelasi. Tabel
korelasi menentukan batas-batas r yang signifikan. Bila r tersebut signifikan, artinya
hipotesis kerja/hipotesis alternatif dapat diterima.
b. Pengujian hipotesis
Untuk menguji hipotesis, pengaruh antara Pemungutan Pajak Reklame (X)
dengan Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (Y), maka diadakan pengujian dengan
rumus “t” yaitu:
Keterangan:
n = Jumlah sampel
r = Koefisien korelasi
Derajat kebebasan (dk) = n – 2
c. Koefisien Determinan
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar (presentase)
pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat. Rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut:
D = (r)2 x 100%
Keterangan:
D = Koefisien determinasi
(46)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
a. Pemungutan Pajak Reklame di Kabupaten Nias yang dilaksanakan oleh Dinas
Pendapatan Kabupaten Nias sudah berjalan dengan baik, dilihat dari penetapan
target pajak reklame, nilai sewa reklame, maupun lokasi penempatan reklame
yang berdasarkan pada hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada para
Pegawai Dinas Pendapatan dan Masyarakat Pengguna Pajak Reklame,
menyatakan hal tersebut berada pada kategori tinggi dan sekitar 71,5% responden
tergolong didalamnya. Sementara yang tergolong sangat tinggi ada sekitar 19,0%.
Dan juga didukung dari hasil wawancara kepada Kepala Bidang Pendataan dan
Penetapan serta Masyarakat (Pengguna Dan Reklame) yang menyatakan bahwa
pemungutan pajak reklame di Kabupaten Nias sudah berjalan dengan baik, sangat
bermanfaat serta pelaksanaannya mudah dilaksanakan dan dimengerti walaupun
masih terdapat kendala dan masalah yaitu dari segi penetapan targetnya tiap
tahun masih belum terpenuhi dan juga loket tempat pembayaran yang jauh
sehingga menyulitkan dalam proses pembayaran pajak reklame. Itulah yang perlu
diperbaiki dan dicari solusi yang tepat oleh Dinas Pendapatan Kabupaten Nias.
Namun, pengaruh pemungutan pajak reklame terhadap peningkatan pendapatan
asli daerah sudah searah dan signifikan dan tergolong sedang. Hal ini diketahui
dari hasil uji Product Moment atas kedua variabel tersebut juga menghasilkan
(47)
b. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah juga tergolong tinggi dilihat dari jumlah
pemohon izin reklame pertahun (2005-2010), jumlah penerimaan pajak reklame
(2005-2010) dan jumlah pendapatan asli daerah pertahun (2005-2010) yang
dibuktikan dari hasil kuesioner, dimana sebanyak 90,4% responden
menyatakannya. Dan didukung juga dari hasil wawancara kepada Kepala Bidang
Pendataan dan Penetapan dan juga masyarakat (pengguna reklame), menyatakan
bahwa
c. Hasil penelitian menunjukkan kalau Ha diterima yang berarti adanya pengaruh
yang signifikan dan searah antara pemungutan pajak reklame terhadap
peningkatan pendapatan asli daerah. jadi, pemungutan Pajak Reklame oleh Dinas
Pendapatan Kabupaten Nias berpengaruh terhadap peningkatan Pendapatan Asli
Daerah di Kabupaten Nias.
6.2. Saran
Untuk pegawai Dinas Pendapatan Kabupaten Nias, agar mampu meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah tiap tahunnya, maka Pemungutan Pajak Reklame dilaksanakan
dengan melakukan beberapa hal diantaranya :
a. Dalam hal penetapan target pajak reklame pertahun, sebaiknnya Kepala Dinas
Pendapatan Kabupaten Nias tidak perlu terlalu tinggi dalam menetapkan
tergetnya, sebab dapat menimbulkan persepsi negatif dari masyarakat, dimana
Dinas Pendapatan Kab. Nias dianggap tidak mampu mencapai target yang telah
ditetapkan. Tetapi harus lebih jeli dan cermat lagi dengan melihat jumlah
penerimaan pajak reklame tiap tahunnya dan berapa perkiraan penerimaan pajak
(48)
diperlukan kerja sama yang baik antara Kepala Dinas dan para Pegawai Dinas
Pendapatan Kabupaten Nias untuk menentukan berapa target yang sebaiknnya
direncanakan tiap tahun. Sehingga target yang hendak dicapai pun dapat
terpenuhi.
b. Tetap memprioritaskan kepentingan masyarakat (pengguna reklame) dengan
lebih meningkatkan pelayanan, baik dalam segi pendaftaran, pembayaran dan
pemungutan pajak reklame. Sehingga masyarakat lebih merasa nyaman dan
semakin memahami akan Pemungutan Pajak Reklame yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendapatan Kabupaten Nias.
c. Memberikan penyuluhan dan penerangan kepada masyarakat khususnya di
Kabupaten Nias mengenai manfaat pemungutan pajak khususnya pajak reklame
yang hasilnya dapat digunakan untuk Pembangunan Daerah Kabupaten Nias.
d. Mempertimbangkan kembali tarif pengenaan pajak reklame, bila perlu diturunkan
agar lebih mempermudah masyarakat dalam membayar tunggakannya. Sehingga
masyarakat semakin termotivasi dalam menggunakan reklame dalam mendukung
pekerjaan dan kegiatannya.
e. Sebaiknya Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendapatan Kabupaten Nias,
membangun loket/tempat pembayaran reklame baru yang dapat dijangkau oleh
masyarakat khususnya pengguna reklame, dan bila perlu transaksi
pembayarannya dapat dilaksanakan melalui Bank baik dalam bentuk Via
transfer/tunai. Dengan begitu, dapat mempermudah masyarakat khususnya
pengguna reklame dalam pembayaran Pajaknya dan juga dapat menyelesaikan
masalah pembayaran pajak reklame akibat jarak loket pembayaran pajak reklame
(49)
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :Rineka Cipta.
Koswara. 2000. Otonomi dan Pajak Daerah. Jogjakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Mustaqiem. 2008. Pajak Daerah dalam Transisi Otonomi Daerah. Yogyakarta: UII PRESS.
Santoso. 1995. Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah. Yogyakarta : YPAPI.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung: PT.Alfabeta.
Siahaan, Marihot. 2005. Pajak Daerah dan retribusi Daerah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi. 1993. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.
Wardi. 2010. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak
Daerah Dan Retribusi Daerah. Jogjakarta : Bening.
Yani, Ahmad. 2002. Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah di
Indonesia. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
(50)
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Nias Utara
Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Nias Barat
Undang-Undang Nomor 47 Tahun 2008 tentang pembentukan Kota Gunungsitoli
Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 1998 Tentang Pajak Daerah Kabupaten Nias.
Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Nias nomor 973 tentang Tata Cara Pemungutan Reklame.
Internet
Kontribusi Pajak Reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kudus 200-2004.
http://masyhuri.blogspot.com. Diakses pada tanggal 5 November 2010 pada pukul 15.45
(1)
Dengan nilai r yang dipeoleh maka dapat diketahui apakah nilai r yang diperoleh berarti atau tidak dan bagaimana tingkat hubungannya melalui tabel korelasi. Tabel korelasi menentukan batas-batas r yang signifikan. Bila r tersebut signifikan, artinya hipotesis kerja/hipotesis alternatif dapat diterima.
b. Pengujian hipotesis
Untuk menguji hipotesis, pengaruh antara Pemungutan Pajak Reklame (X) dengan Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (Y), maka diadakan pengujian dengan rumus “t” yaitu:
Keterangan:
n = Jumlah sampel r = Koefisien korelasi Derajat kebebasan (dk) = n – 2
c. Koefisien Determinan
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar (presentase) pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
D = (r)2 x 100%
Keterangan:
D = Koefisien determinasi
(2)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
a. Pemungutan Pajak Reklame di Kabupaten Nias yang dilaksanakan oleh Dinas Pendapatan Kabupaten Nias sudah berjalan dengan baik, dilihat dari penetapan target pajak reklame, nilai sewa reklame, maupun lokasi penempatan reklame yang berdasarkan pada hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada para Pegawai Dinas Pendapatan dan Masyarakat Pengguna Pajak Reklame, menyatakan hal tersebut berada pada kategori tinggi dan sekitar 71,5% responden tergolong didalamnya. Sementara yang tergolong sangat tinggi ada sekitar 19,0%. Dan juga didukung dari hasil wawancara kepada Kepala Bidang Pendataan dan Penetapan serta Masyarakat (Pengguna Dan Reklame) yang menyatakan bahwa pemungutan pajak reklame di Kabupaten Nias sudah berjalan dengan baik, sangat bermanfaat serta pelaksanaannya mudah dilaksanakan dan dimengerti walaupun masih terdapat kendala dan masalah yaitu dari segi penetapan targetnya tiap tahun masih belum terpenuhi dan juga loket tempat pembayaran yang jauh sehingga menyulitkan dalam proses pembayaran pajak reklame. Itulah yang perlu diperbaiki dan dicari solusi yang tepat oleh Dinas Pendapatan Kabupaten Nias. Namun, pengaruh pemungutan pajak reklame terhadap peningkatan pendapatan asli daerah sudah searah dan signifikan dan tergolong sedang. Hal ini diketahui dari hasil uji Product Moment atas kedua variabel tersebut juga menghasilkan nilai “r” sebesar 0,57.
(3)
b. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah juga tergolong tinggi dilihat dari jumlah pemohon izin reklame pertahun (2005-2010), jumlah penerimaan pajak reklame (2005-2010) dan jumlah pendapatan asli daerah pertahun (2005-2010) yang dibuktikan dari hasil kuesioner, dimana sebanyak 90,4% responden menyatakannya. Dan didukung juga dari hasil wawancara kepada Kepala Bidang Pendataan dan Penetapan dan juga masyarakat (pengguna reklame), menyatakan bahwa
c. Hasil penelitian menunjukkan kalau Ha diterima yang berarti adanya pengaruh yang signifikan dan searah antara pemungutan pajak reklame terhadap peningkatan pendapatan asli daerah. jadi, pemungutan Pajak Reklame oleh Dinas Pendapatan Kabupaten Nias berpengaruh terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Nias.
6.2. Saran
Untuk pegawai Dinas Pendapatan Kabupaten Nias, agar mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah tiap tahunnya, maka Pemungutan Pajak Reklame dilaksanakan dengan melakukan beberapa hal diantaranya :
a. Dalam hal penetapan target pajak reklame pertahun, sebaiknnya Kepala Dinas Pendapatan Kabupaten Nias tidak perlu terlalu tinggi dalam menetapkan tergetnya, sebab dapat menimbulkan persepsi negatif dari masyarakat, dimana Dinas Pendapatan Kab. Nias dianggap tidak mampu mencapai target yang telah ditetapkan. Tetapi harus lebih jeli dan cermat lagi dengan melihat jumlah penerimaan pajak reklame tiap tahunnya dan berapa perkiraan penerimaan pajak reklame yang akan datang (potensi reklame kedepan). Dan dalam hal ini,
(4)
diperlukan kerja sama yang baik antara Kepala Dinas dan para Pegawai Dinas Pendapatan Kabupaten Nias untuk menentukan berapa target yang sebaiknnya direncanakan tiap tahun. Sehingga target yang hendak dicapai pun dapat terpenuhi.
b. Tetap memprioritaskan kepentingan masyarakat (pengguna reklame) dengan lebih meningkatkan pelayanan, baik dalam segi pendaftaran, pembayaran dan pemungutan pajak reklame. Sehingga masyarakat lebih merasa nyaman dan semakin memahami akan Pemungutan Pajak Reklame yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendapatan Kabupaten Nias.
c. Memberikan penyuluhan dan penerangan kepada masyarakat khususnya di Kabupaten Nias mengenai manfaat pemungutan pajak khususnya pajak reklame yang hasilnya dapat digunakan untuk Pembangunan Daerah Kabupaten Nias. d. Mempertimbangkan kembali tarif pengenaan pajak reklame, bila perlu diturunkan
agar lebih mempermudah masyarakat dalam membayar tunggakannya. Sehingga masyarakat semakin termotivasi dalam menggunakan reklame dalam mendukung pekerjaan dan kegiatannya.
e. Sebaiknya Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendapatan Kabupaten Nias, membangun loket/tempat pembayaran reklame baru yang dapat dijangkau oleh masyarakat khususnya pengguna reklame, dan bila perlu transaksi pembayarannya dapat dilaksanakan melalui Bank baik dalam bentuk Via transfer/tunai. Dengan begitu, dapat mempermudah masyarakat khususnya pengguna reklame dalam pembayaran Pajaknya dan juga dapat menyelesaikan masalah pembayaran pajak reklame akibat jarak loket pembayaran pajak reklame yang jauh dari tempat tinggal mereka.
(5)
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :Rineka Cipta.
Koswara. 2000. Otonomi dan Pajak Daerah. Jogjakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Mustaqiem. 2008. Pajak Daerah dalam Transisi Otonomi Daerah. Yogyakarta: UII PRESS.
Santoso. 1995. Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah. Yogyakarta : YPAPI.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung: PT.Alfabeta.
Siahaan, Marihot. 2005. Pajak Daerah dan retribusi Daerah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi. 1993. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.
Wardi. 2010. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak
Daerah Dan Retribusi Daerah. Jogjakarta : Bening.
Yani, Ahmad. 2002. Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah di
Indonesia. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
(6)
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Nias Utara Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Nias Barat Undang-Undang Nomor 47 Tahun 2008 tentang pembentukan Kota Gunungsitoli
Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 1998 Tentang Pajak Daerah Kabupaten Nias.
Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Nias nomor 973 tentang Tata Cara Pemungutan Reklame.
Internet
Kontribusi Pajak Reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kudus 200-2004.
http://masyhuri.blogspot.com. Diakses pada tanggal 5 November 2010 pada pukul 15.45 WIB.