Teori Pengeluaran Pemerintah dan Pertumbuhan Ekonomi

✙✙ tingkat pendapatan Y mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2 : Tingkat harga, P AS P P E Y Y Output Y Sumber : Muana Nanga, 2001 Gambar 2. Kebijakan Fiskal Kontraktif dalam Model AD-AS Teori permintaan agregat dari keynes mencoba mencari pola hubungan antara kebijakan fiskal terhadap output nasional. Keynes menyatakan bahwa permintaan agregat yang rendah bertanggung jawab terhadap rendahnya pendapatan dan tingginya pengangguran yang menjadi karakteristik kemerosotan ekonomi. Model permintaan agregat yang merupakan interpretasi terkemukan dari teori Keynes di sebut model IS-LM. Tujuan dari model tersebut adalah untuk menunjukkan apa yang menentukan pendapatan nasional pada berbagai tingkat harga. Sebagaimana yang ditunjukan pada gambar 3, dalam jangka pendek ketika tingkat harga tetap, ✚ ✛ pergeseran kurva permintaan agregat menyebabkan perubahan pendapatan nasional. Tingkat Harga P Pendapatan, output, Y Gambar 3 : Pergeseran Permintaan Agregat Untuk tingkat harga tertentu, pendapatan nasional berfluktuasi karena pergeseran dalam kurva permintaan agregat. Model IS-LM menggunakan tingkat harga tertentu dan menunjukkan apa yang menyebabkan pendapatan berubah. Model tersebut menunjukkan apa yang menyebabkan permintaan agregat bergeser.Kurva IS menyatakan hubungan antara tingkat bunga serta tingkat pendapatan yang muncul di pasar barang dan jasa. Dalam The General Theory, Keynes menyatakan bahwa pendapatan total perekonomian, dalam jangka pendek sangat ditentukan oleh keinginan rumah tangga, perusahaan dan pemerintah untuk membelanjakan pendapatannya. Semakin banyak orang yang mengeluarkan pendapatannya, semakin banyak barang dan jasa yang bisa dijual perusahaan. Semakin banyak perusahaan ✜ ✢ menjual, semakin banyak output yang akan mereka produksi dan semakin banyak pekerja yang akan di karyakan. Efek pengganda pengeluaran pemerintah muncul akibat permintaan belanja pemerintah direspon oleh perusahaan dan dijadikan sebagai pendapatan, kemudian pendapatan perusahaan dijadikan sebagai dana untuk belanja perusahaan seperti belanja modal, belanja gaji dan sebagainya. Pendapatan dari gaji maupun modal dijadikan untuk konsumsi lagi konsumsi meningkatkan pendapatan perusahaan dan begitu seterusnya. • Pengganda Pengeluaran Pemerintah Belanja pemerintah merupakan salah satu komponen pengeluaran, maka belanja pemerintah yang lebih tinggi mengakibatkan pengeluaran yang direncanakan yang lebih tinggi untuk semua tingkat pendapatan. Kenaikan belanja pemerintah mendorong adanya kenaikan dalam pendapatan yang lebih besar, yaitu ∆Y lebih besar dari ∆G. Rasio ∆Y∆G disebut pengganda belanja pemerintah government- purchases multiplier . Rasio ini menyatakan seberapa besar pendapatan meningkat dalam menanggapi kenaikan 1 dalam belanja pemerintah. Implikasi dari perpotongan Keynesian adalah bahwa pengganda belanja pemerintah lebih besar dari 1. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar 5 : ✣ Pengeluaran, E Pengeluaran Aktual P.direncanakan = B ∆G ∆Y = A Y = = Gambar 5. Kenaikan Belanja Pemerintah dalam Perpotongan Keynesian Kenaikan belanja pemerintah sebesar ∆G meningkatkan pengeluaran yang direncanakan sebesar jumlah itu untuk semua tingkat pendapatan. Ekuilibrium bergerak dari titik A ke B dan pendapatan meningkat dari ke . Kenaikan dalam pendapatan ∆Y melebihi kenaikan belanja pemerintah ∆G. Jadi, kebijakan fiskal memiliki dampak terhadap pendapatan. Pengganda belanja pemerintah adalah ∆Y∆G = 1 + MPC + + + ... persamaan pengganda ∆Y∆G = 11 – MPC Mankiw, 2006. Kenaikan G menggeser P.direncanakan ... yang meningkatakan pendapatan ekuilibrium ✤ ✥

6. Teori Penerimaan Pajak dan Pertumbuhan Ekonomi

Hubungan instrumen fiskal penerimaan perpajakan terhadap output juga dapat dijelaskan dalam teori perpotongan Keynesian. Efek pengganda yang muncul dari pemotongan pajak langsung direspon dengan meningkatkan pendapatan disposabel. Penurunan pajak sebesar ∆T secara langsung akan menaikan disposable income Y – T sebesar ∆T dan dengan demikian menaikkan konsumsi sebesar MPC x ∆T. Pada setiap tingkat pendapatan Y, pengeluaran yang direncanakan sekarang akan lebih tinggi. Seperti diperlihatkan pada gambar 6, kurva pengeluaran yang direncanakan bergeser ke atas sebesar MPC x ∆T. Ekuilibrium perekonomian bergerak dari titik A ke titik B. Sebagaimana kenaikan belanja pemerintah memiliki dampak pengganda terhadap pendapatan, begitu pula pengurangan pajak. Perubahan awal dalam pengeluaran, yang sekarang MPC x ∆T, dikalikan dengan 11 – MPC. Dampak keseluruhan terhadap pendapatan dari perubahan pajak tersebut adalah ∆Y∆T = - MPC1 – MPC Persamaan ini adalah pengganda pajak tax multiplier, jumlah perubahan pendapatan yang disebabkan oleh perubahan sebesar 1 dalam pajak. ✦ Pengeluaran, E Pengeluaran Aktual P.direncanakan = B MPCx∆T ∆Y = A Y = = Gambar 6. Pengurangan Pajak dalam Perpotongan Keynesian Pengurangan pajak sebesar ∆T meningkatkan pengeluaran yang direncanakan sebesar MPC x ∆T untuk setiap tingkat pendapatan. Ekuilibrium bergerak dari titik A ke titik B, dan pendapatan meningkat dari ke . Kebijakan fiskal memiliki dampak pengganda terhadap pendapatan Mankiw, 2006. Pemotongan pajak menggeser P.direncanakan ... yang meningkatakan pendapatan ekuilibrium ✧ ★

7. Teori Pengeluaran Pemerintah dan Inflasi

Teori permintaan dan penawaran agregat Keynes dapat menjelaskan terjadinya inflasi. Inflasi yang disebabkan oleh kelebihan permintaan terhadap penawaran barang dan jasa atau disebut dengan demand pull inflation. Inflasi tarikan permintaan atau disebut juga inflasi sisi permintaan demand side inflation atau inflasi karena guncangan permintaan demand shock inflation adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya kenaikan permintaan agregat AD yang terlalu besar atau pesat dibandingkan dengan penawaran atau produksi agregat. Barang-barang menjadi berkurang dikarenakan pemanfaatan sumberdaya yang telah mencapai tingkat maksimum atau karena produksi tidak dapat ditingkatkan secepatnya untuk mengimbangi permintaan yang semakin meningkat atau bertambah. Demand-pull inflation dapat dijelaskan secara grafik dan dapat dilihat pada gambar 7 : Tingkat harga P SRAS P E P E Y Y OutputY Gambar 7. Inflasi dan Permintaan ✩ ✪ Dari gambar 7 ditunjukkan bahwa perekonimian mula-mula berada pada titik E . Dengan kenaikan permintaan agregat AD dari ke , yang menyebabkan tingkat harga naik dari ke , dan pada saat yang sama perekonomian akan bergerak sepanjang kurva penawaran agregat jangka pendek SRAS dari titik ke . Dalam jangka pendek output naik dari ke Nanga, 2005. Inflasi ini terjadi karena naiknya tingkat pendapatan masyarakat sehingga cenderung membeli barang dan jasa lebih banyak dari yang biasanya mereka konsumsi. Kebijakan fiskal ekspansif, kenaikan belanja pemerintah menstimulus peningkatan konsumsi agregat sedangkan disatu sisi kenaikan kapasitas produksi perusahaan terbatas dalam menghasilkan barang dan jasa sehingga menyebabkan kenaikan harga barang-barang.

8. Teori Penerimaan Pajak dan Inflasi

Teori kedua yang menjelaskan hubungan instrumen fiskal dengan inflasi adalah cost push inflation , yaitu kenaikan harga barang-barang yang disebabkan oleh kenaikan biaya produksi akibat adanya kenaikan dari faktor-faktor produksi itu sendiri. Kebijakan fiskal seperti kenaikan tarif pajak tinggi sangat membebankan kegiatan produksi, akibatnya dunia usaha mengurangi output produksinya. Berkurangnya penawaran sedangkan permintaan tetap pada akhirnya menjadi dasar terciptanya inflasi. Inflasi dorongan biaya cost- push inflation atau juga disebut inflasi sisi penawaran suppy- side inflation atau inflasi karena guncangan penawaran supply- shock inflation adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya kenaikan biaya produksi yang pesat dibandingkan dengan produktivitas dan efisiensi, yang menyebabkan perusahaan mengurangi supply barang dan jasa