fermentasi dilakukan selama 21 hari. Setelah 21 hari, silase dibuka dan dilakukan uji organoleptik dan uji palatabilitas silase.
c. Uji Organoleptik
Uji organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses pengindraan. Uji ini
dilaksanakan untuk mengetahui kualitas fisik silase yaitu tekstur, warna, dan aroma. menyiapkan 10 orang panelis yang terdiri dari mahasiswa jurusan peternakan
dalam keadaan sehat 20 menit sebelum pengujian; menyiapkan silase R0, R1, R2, R3;
membuka kemasan silase dan menyajikan kepada 10 panelis secara bergantian;
panelis menilai sampel berdasarkan 3 tingkat warna, aroma, dan tekstur pada formulir beriku :
Tabel 2. Formulir uji organoleptik Nama Panelis
: Tanggal Pengujian
: Jenis sampel yang diuji
:
Perlakuan Peubah
Ulangan 1
2 3
R0 Tekstur
Warna Aroma
R1 Tekstur
Warna Aroma
R2 Tekstur
Warna
Aroma
Tekstur R3
Warna Aroma
Keterangan : diberi tanda √ pada kolom skala penilaian menurut saudara Skala penilaian.
Tekstur: 1,00 = lembek menggumpal, berlendir, dan berair 2,00 = agak lembek agak menggumpal, terdapat lendir 3,00 = padat tidak
menggumpal, tidak berlendir, remah. Warna
: 1,00 = coklatsampai hitam , 2,00 = kuning kecoklatan, 3,00 = hijau alami hijau kekuningan.
Aroma : 1,00 = busuk,2,00 = tidak asam,3,00 = asam.
Formulir yang telah dibagikan wajib diisi pada saat panelis melakukan uji organoleptik berlangsung. Panelis dipersilahkan keluar ruangan uji organoleptik
setelah menyerahkan formulir yang telah diisi.
d. Uji Palatabilitas
Hasil silase penelitian ini diujikan pada ternak melalu uji palatabilitas atau uji
kesukaan. Uji palatabilitas dilaksanakan saat ternak dalam keadaan lapar dan berlangsung selama tiga hari berturut-turut.
menyiapkan 250g silase dari setiap komposisi silase R0, R1, R2, R3 menyiapkan tiga ekor kambing;
memberikan silase dengan komposisi silase R0, R1, R2, R3 secara bersamaan pada masing-masing kambing;
mengamati kambing yang memakan silase selama satu jam; menimbang sisa kosumsi silase;
mencatat tingkat kosumsi silase, dan data dianalisis secara deskriptif.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diambil simpulan sebagai berikut:
1. penambahan berbagai sumber karbohidrat memiliki pengaruh yang nyata terhadap
tekstur dan berpengaruh sangat nyata terhadap warna dan aroma silase limbah sayuran;
2. perlakuan terbaik terdapat pada penambahan tepung gaplek terhadap teksur dan
warna silase, sedangan perlakuan terbaik pada penambahan molases terhadap aroma dan palatabilitas silase.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan penulis yakni perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai pembuatan silase limbah sayuran dengan penambahan tingkat molasses
yang berbeda terhadap kualitas fisik dan sifat kimiawi.
DAFTAR PUSTAKA
Arnon, I. 1972. Crop Production in Dry Regions. Cox and Wyma Ltd. Great Britain.
Cullison, A. E. 1975. Feed and Feding . University Of George Reston Publishing Company Inc. Virginia.
Devendra C. dan Burns. M. 1994. Produksi Kambing di Daerah Tropis. Bandung: Penerbit IPB Bandung.
Dukes, H. H. 1995. The Phisycology of Domestic Animal. Ed. Ke – 7. New
York. Comstock Publishing Associates. Ewing, W. R. 1963. Poultry Nutrition. 5th Edition. The Ray Ewing Company.
Pasadena. California. Gunawan, B., Tangendaja, D., Zainuddin, J., Darma, dan A. Thalib. 1988. Silase.
Laporan Penelitian. Balai Penelitian Ternak Ciawi, Bogor. Hadiwiyoto, S. 1983. Penanganan dan Pemanfaatan Sampah, Yayasan Idayu.
Jakarta. Hafez, E. S. E. 1962. The Behafiour of Domestic Animal. The Williams and
Wiking Company. Baltimore. Heinritz, S. 2011. Ensiling Suitability of High Protein Tropical Forages and Their
Nutrional Value for Feeding Pigs. Diploma Thesis. University of Hohenheim. Stutgart.
Kartadisastra, H. R. 1997. Penyediaan dan Pengelolaan Pakan Ternak Ruminansia Sapi, Kerbau, Domba, Kambing. Kanisius. Yogyakarta.
Komar, A. 1984. Teknologi Pengolahan Jerami Sebagai Makanan Ternak. Yayasan Dian Grahita. Jakarta.
Lubis, D. A. 1992. Ilmu Makanan Ternak. Pembangunan. Jakarta.
Muktiani, A., B. I. M. Tampubolon, dan J. Achmadi. 2006. Potensi Sampah Organik Sebagai Pengganti Rumput Ditinjau dari Parameter Metabolisme
Rumen Secra In Vitro dan Kandungan Logam Berat Timbal Pb. Dalam : Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Inovatif untuk
Mendukung Pembangunan Peternakan Berkelanjutan. Fakultas Peternakan Universitas Jendral Soedirman. Purwokerto. Hal. 108
– 114. Makfoeld, D. 1982. Deksripsi Pengolahan Hasil Nabati. Agritech. Yogyakarta.
McDonald, P. R.A. Edwards. J.F.D. Greenhalgh. and C.A. Morgan. 2002. Animal
Nutrition. 6 th
Edition. Pearson Education Limited. Harlow. England. Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia. UI Press,
Jakarta. Patrick, H. and P. J. Schaible. 1980. Poultry Feeds and Nutrition. Avi Publishing
C., Inc. Westport Connecticut. Pond, W. G., D. C. Church, and K. R. Pond. 1995. Basic Animal Nutrition and
Feeding. 4th ed. John Willey and Sons. Canada. Puslitbangnak. 2013. Limbah Pasar Alternatif Penyedia Hijauan Pakan Ternak.
Bogor Jawa Barat 11 September 2013. Rahayu, W. P. 1998. Diktat Penuntun Praktikum Penilaian Organoleptik. Fakultas
Teknologi Pertanian Bogor, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Reksohadiprodjo, S. 1988. Pakan Ternak Gembala. Bio Partening Future Europe.
Yogyakarta. Santi, R. K., Fatmasari, D., Widyawati, S. D, dan Suprayogi, W. P. S. 2012.
Kualitas dan Nilai Kecernaan In Vitro Silase Batang Pisang dengan Penambahan Beberapa Akselerator. Skripsi. Program Studi Peternakan,
Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Saenab, A. 2010. Evaluasi Pemanfaatan Limbah Sayuran Pasar Sebagai Pakan Ternak Ruminansia di DKI Jakarta. Balai Pengkajian Teknologi Jakarta.
Safarina. 2009. Optimalisasi Kualitas Silase Daun Rami Boehmeria nivea, L. GAUD Melalui Penambahan Beberapa Zat Aditif. Jurusan Ilmu Nutrisi dan
Teknologi Pakan. Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Siregar, M. E. 1996. Pengawetan Pakan Ternak. Penebar Swadaya. Jakarta.