III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung dari
bulan Mei sampai dengan Oktober 2009.
B. Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan adalah saluran pencernaan ayam kampung sebagai sample yang meliputi bolus-bolus tembolok, bubur chime pada
ampela, cairan pada proventrikulus, serta kotoran pada usus halus dan usus besar, media Nutrien Agar NA, media Nutrien Broth NB, media standar
produksi enzim, pati, pereaksi Dinitro Salisilic Acid, larutan lugols iodine, aseton alkohol, crystal violet, safranin, mordan, Ziehl Neelsen A, Ziehl
Neelsen B, Ziehl Neelsen C, larutan Bradford, malchit green serta akuades.
Alat-alat yang digunakan adalah cawan petri, otoklaf, inkubator, oven, neraca Ohaus, tabung reaksi, mikroskop, erlenmeyer, vortex mixer, bunsen burner
serta peralatan yang umum dipakai di laboratorium.
C. Rancangan Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mikroorganisme dalam saluran
pencernaan ayam kampung. Sampel yang digunakan yaitu flora normal dari saluran pencernaan yang meliputi flora normal tembolok, ampela,
proventrikulus, usus halus dan usus besar. Penelitian ini menggunakan metode survei. Parameter dalam penelitian ini
adalah adanya aktivitas enzim amilolitik yang ditunjukkan dengan terbentuknya zona jernih. Perbandingan luas zona jernih dengan luas koloni
digunakan untuk menentukan indeks amilolitiknya. Setelah diisolasi dan dihitung indeks amilolitiknya, selanjutnya isolat yang menunjukkan
kemampuan amilolitik diidentifikasi yang meliputi warna, bentuk, elevasi dan tepian koloni
Prosedur Kerja
1.
Isolasi Bakteri
Masing-masing kotoran sebagai sampel diambil dari saluran pencernaan ayam kampung sebanyak satu gram lalu dipanaskan di dalam oven selama
15 sampai 30 menit pada suhu 80 C dengan maksud agar mendapatkan
spora bakteri. Kemudian masing-masing sampel diinokulasikan pada media cair diperkaya yang mengandung nutrient broth + amilum dan
diinkubasi pada suhu 37 C
selama 48 jam. Setelah diinkubasi, masing- masing sampel dibuat pengenceran 10
-1
, 10
-2
, 10
-3
dan 10
-4
. 1 ml sampel dalam media diperkaya dimasukkan ke dalam 9 ml akuades kemudian
dihomogenkan dengan vortex mixer. Pengenceran ini merupakan pengenceran 10
-1
, kemudian suspensi dari pengenceran 10
-1
diambil sebanyak 1 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi lainnya yang juga
berisi 9 ml akuades lalu dihomogenkan. Pengenceran ini merupakan pengenceran 10
-2
begitu seterusnya, hingga pengenceran 10
-4
. Dari pengenceran 10
-2
, 10
-3
dan 10
-4
masing-masing diambil 1 ml kemudian diinokulasikan pada media agar dengan metode pour plate kemudian
diinkubasi selama 24 jam. Setelah diinkubasi, masing-masing kultur ditetesi dengan larutan lugols iodine, dan koloni yang membentuk zona
jernih menunjukkan amilolitik positif. Selanjutnya semua sampel diukur indeks amilolitiknya.
2. Penentuan Indeks Amilolitik
Menghitung indeks amilolitik yaitu menghitung luas koloni total dan luas zona jernih total terlebih dahulu. Untuk menghitung luas koloni total yaitu
dengan menghitung diameter koloni rata-rata. Begitu pula untuk menghitung luas zona jernih total yaitu dengan menghitung diameter zona
jernih. Selanjutnya, diameter koloni digunakan untuk mencari luas koloni total, dan diameter zona jernih digunakan untuk mencari luas zona jernih
total. Kemudian masing-masing luas yang didapat digunakan untuk
menghitung indeks amilolitik yaitu luas zona jernih total dibagi dengan
luas koloni total.
Rumus Indeks Amilolitik: -
Luas koloni total A:
. r
2
.
2 1
. d
koloni 2
- Luas zona jernih total B:
. R
2
.
2 1
. D
zona jernih 2
Sehingga Indeks amilolitik:
A B
Rosenawati, 1996
Keterangan: = 3,14
r = jari-jari koloni R = jari-jari zona jernih
d = diameter koloni D = diameter zona jernih
A = Luas koloni total B = Luas zona jernih total
Gambar 1. Penentuan indeks amilolitik
Ket: a – b = diameter zona jernih
c = diameter koloni a-c, c-b = jari-jari zona jernih
a b c
No Media
pengenceran no. koloni
warna bentuk
elevasi tepian
1 proven 10-2
1 kuning muda
bundar dg tepian timbul cembung
Berombak 2
kuning muda bundar dg tepian kerang
seperti kawah Berombak
3 kuning muda
bundar cembung
Licin 4
kuning muda konsentris
timbul Berombak
5 kuning muda
bundar dg tepian kerang timbul
Berombak 6
kuning muda bundar dg tepian kerang
berbukit-bukit Berombak
7 kuning muda
konsentris datar
Berombak 8
kuning muda bundar dg tepian timbul
timbul Licin
9 kuning muda
kompleks berbukit-bukit
seperti ikal rambut 2
proven 10-3 1
kuning muda bundar dg tepian menyebar
seperti kawah tidak beraturan
2 kuning muda
konsentris timbul
Berombak 3
kuning muda bundar dg tepian timbul
timbul Berombak
4 kuning muda
bundar seperti kawah
Berombak 5
kuning muda bentuk L
seperti kawah Berombak
6 kuning muda
tidak beraturan dan menyebar
berbukit-bukit Berlekuk
7 kuning muda
bundar dg tepian kerang timbul
Licin 8
kuning muda konsentris
seperti kawah Berombak
9 kuning muda
bundar dg tepian timbul seperti kawah
Berombak 3
proven 10-4 1
kuning muda keriput
cembung Berombak
2 kuning muda
bundar dg tepian menyebar seperti kawah
Berombak 3
kuning muda tidak beraturan dan
menyebar timbul
Berombak 4
kuning muda keriput
cembung Berombak
5 kuning muda
bundar dg tepian timbul timbul
Licin 6
kuning muda bundar
seperti tombol Berombak
7 kuning muda
8 kuning muda
9 kuning muda
tidak beraturan dan seperti kawah
Berombak
39 Lampiran 1. Data-data Hasil Penelitian
Tepian
menyebar 4
tembolok 10-2 1
kuning muda tidak beraturan dan
menyebar berbukit-bukit
Berlekuk 2
kuning muda tidak beraturan dan
menyebar berbukit-bukit
Berombak 3
kuning muda bundar dg tepian menyebar
berbukit-bukit Berombak
4 kuning muda
bundar dg tepian kerang berbukit-bukit
Berombak 5
kuning muda kompleks
berbukit-bukit Berombak
6 kuning muda
bundar dg tepian menyebar seperti kawah
Berombak 7
kuning muda bundar dg tepian menyebar
seperti kawah Berombak
8 kuning muda
bundar dg tepian menyebar seperti kawah
Berombak 9
kuning konsentris
timbul Licin
5 tembolok 10-3
1 kuning muda
bundar dg tepian menyebar berbukit-bukit
Berombak 2
kuning muda konsentris
seperti kawah Berombak
3 kuning muda
bundar dg tepian kerang berbukit-bukit
Berombak 4
5 6
kuning muda tidak beraturan dg tepian
menyebar timbul
Licin 6
tembolok 10-4 1
jernih bundar
datar Berombak
2 jernih
bundar datar
Berombak 3
kuning muda bundar dg tepian menyebar
seperti kawah Berombak
4 jernih
bundar datar
Berombak 5
kuning muda bundar dg tepian kerang
berbukit-bukit Berombak
40 No Media No.Koloni Warna
Bentuk Elevasi
Tepian pengenceran
6 kuning muda
konsentris berbukit-bukit
Berombak 7
kuning muda bundar dg tepian timbul
timbul Licin
7 ampela 10-2
1 putih pucat
berbenang-benang cembung
Licin 2
putih pucat berbenang-benang
cembung Licin
3 putih pucat
tidak beraturan dan menyebar
cembung Berombak
4 putih pucat
filiform cembung
Licin 5
putih pucat filiform
berbukit-bukit Berombak
6 putih pucat
bundar dg tepian menyebar berbukit-bukit
Berlekuk 7
putih pucat bundar dg tepian menyebar
berbukit-bukit Berlekuk
8 putih pucat
bundar dg tepian menyebar seperti tombol
Berombak 9
8 ampela 10-3
1 kuning muda
keriput berbukit-bukit
Berlekuk 2
kuning muda keriput
berbukit-bukit Berombak
3 kuning muda
tidak beraturan dan menyebar
berbukit-bukit Berlekuk
4 kuning muda
bentuk L seperti tombol
Berombak 5
kuning muda bundar dg tepian kerang
berbukit-bukit Berombak
6 kuning muda
kompleks berbukit-bukit
berlekuk-lekuk 7
kuning muda konsentris
berbukit-bukit berlekuk-lekuk
8 kuning muda
bundar dg tepian kerang berbukit-bukit
berlekuk-lekuk 9
kuning muda bundar dg tepian kerang
timbul Berombak
9 ampela 10-4
1 jernih
bundar datar
Berombak 2
kuning muda keriput
berbukit-bukit Berombak
3 kuning muda
kompleks berbukit-bukit
Berlekuk 4
kuning muda kompleks
berbukit-bukit Berlekuk
41 No Media No.Koloni Warna
Bentuk Elevasi
Tepian pengenceran
5 kuning muda
kompleks berbukit-bukit
Berlekuk 6
kuning muda kompleks
berbukit-bukit Berlekuk
7 kuning muda
bundar dg tepian kerang berbukit-bukit
Berombak 10
usus halus 10-2 1
kuning muda bundar dg tepian kerang
berbukit-bukit Berombak
2 kuning muda
bundar dg tepian kerang berbukit-bukit
Berombak 3
kuning muda tidak beraturan dan
menyebar berbukit-bukit
Berombak 4
kuning muda bundar dg tepian kerang
timbul Berombak
5 kuning muda
bundar dg tepian kerang berbukit-bukit
Berombak 6
kuning muda bundar
datar Berombak
7 kuning muda
bundar dg tepian kerang timbul
Berombak 8
kuning muda bundar dg tepian kerang
datar Berombak
9 kuning muda
bundar dg tepian kerang berbukit-bukit
Berombak 11
usus halus 10-3
1 kuning muda
bundar dg tepian kerang seperti tombol
Berombak 2
kuning muda bundar dg tepian kerang
timbul Berombak
3 kuning muda
bundar dg tepian kerang datar
Berombak 4
kuning muda bundar dg tepian timbul
seperti tombol Berombak
5 kuning muda
bundar dg tepian kerang berbukit-bukit
Berombak 6
kuning muda bundar dg tepian kerang
seperti tombol Berombak
7 kuning muda
konsentris seperti tombol
Berombak 8
kuning muda konsentris
berbukit-bukit Berombak
9 kuning muda
bundar dg tepian timbul seperti tombol
Berombak 12
usus halus 10-4
1 2
kuning muda bundar dg tepian kerang
berbukit-bukit Berombak
3 kuning
bundar cembung
Licin
42 No Media No.Koloni Warna
Bentuk Elevasi
Tepian pengenceran
4 tidak beraturan dan
menyebar berbukit-bukit
Berombak 5
6 7
8 9
kuning bundar
cembung Licin
13 usus besar 10-2
1 putih pucat
bundar dg tepian kerang cembung
seperti wol 2
putih pucat bundar dg tepian menyebar
berbukit-bukit Berombak
3 putih pucat
bundar dg tepian kerang cembung
Licin 4
putih pucat bundar dg tepian timbul
seperti kawah Berombak
5 kuning
konsentris timbul
Berombak 6
putih pucat bundar
seperti kawah Berombak
7 putih pucat
bundar dg tepian kerang seperti kawah
Berombak 8
putih pucat bundar dg tepian menyebar
berbukit-bukit seperti ikal rambut
9 putih pucat
bundar dg tepian kerang seperti tombol
seperti ikal rambut 14
usus besar 10-3 1
kuning muda bundar dg tepian menyebar
seperti kawah Berombak
2 kuning
bundar dg tepian timbul seperti kawah
Licin 3
jernih bundar
datar Licin
4 kuning muda
bundar dg tepian timbul seperti kawah
Berombak 15
usus besar 10-4 1
2 kuning krem
bentuk L berbukit-bukit
Berombak 3
kuning krem bundar
berbukit-bukit Berombak
4 kuning krem
bundar dg tepian menyebar seperti kawah
Berombak 5
6 kuning krem
kompleks berbukit-bukit
seperti ikal rambut
43 No Media No.Koloni Warna
Bentuk Elevasi
Tepian pengenceran
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Isolasi dan Seleksi Bakteri Penghasil Amilase
Isolasi bakteri penghasil amilase pada beberapa saluran pencernaan ayam kampung tembolok, ampela, proventrikulus, usus halus dan usus besar
telah dilakukan. Bakteri- bakteri tersebut dibiakkan dalam media pati, agar, dan nutrien broth. Setelah 24 jam, ditemukan ada 92 isolat bakteri
yang mempunyai indeks amilolitik yang berbeda- beda. Perbedaan indeks amilolitik yang dihasilkan oleh isolat bakteri dari macam- macam saluran
pencernaan ayam kampung secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Indeks amilolitik isolat bakteri yang diperoleh dari saluran
pencernaaan ayam kampung.
No Nama Organ
Kode Indeks
amilolitik
1 Tembolok
ATA-1 62,89
2 ATA-2
12,64 3
ATA-3 11,40
4 ATA-4
3,79 5
ATA-5 47,16
6 ATA-6
12,25 7
ATA-7 2,77
8 ATA-8
14,54 9
ATA-9 16,54
10 ATA-10
23,06 11
ATA-11 58,24
12 ATA-12
5,76
Tabel 1. Lanjutan Indeks amilolitik isolat bakteri yang diperoleh dari saluran pencernaaan ayam kampung.
No Nama Organ
Kode Indeks
amilolitik
13 Tembolok
ATA-13 9,68
14 ATA-14
23,76 15
ATA-15 24,17
16 ATA-16
33,76 17
ATA-17 4,37
18 Proventrikulus
APA-1 39,51
19 APA-2
9,99 20
APA-3 10,00
21 APA-4
37,15 22
APA-5 44,04
23 APA-6
11,75 24
APA-7 36,99
25 APA-8
35,09 26
APA-9 4,99
27 APA-10
9 28
APA-11 9
29 APA-12
37,95 30
APA-13 1217,3
31 APA-14
51,36 32
APA-15 38,94
33 APA-16
8,06 34
APA-17 23,04
35 APA-18
2,36 36
APA-19 21,78
37 APA-20
32,32 38
A PA-21 32,65
39 APA-22
17,36 40
APA-23 18,68
42 Ampela
AAA-2 16,01
43 AAA-3
16 44
AAA-4 1,84
45 AAA-5
23,05 46
AAA-6 10,24
47 AAA-7
14,75 48
AAA-8 11,76
49 AAA-9
21,07 50
AAA-10 9,87
51 AAA-11
15,27 52
AAA-12 6,70
53 AAA-13
17,44 54
AAA-14 71,38
55 AAA-15
11,45 56
AAA-16 11,45
57 AAA-17
24,03 58
AAA-18 3,62
59 AAA-19
24,12
Tabel 1. Lanjutan Indeks amilolitik isolat bakteri yang diperoleh dari saluran pencernaaan ayam kampung.
No Nama Organ
Kode Indeks
amilolitik
60 Ampela
AAA-20 25,04
61 AAA-21
22,37 62
AAA-22 20,99
63 AAA-23
19,06 64
AAA-24 15,48
65 Usus Halus
AIA-1 9,64
66 AIA-2
7,22 67
AIA -3 6,18
68 AIA-4
9,83 69
AIA-5 8,47
70 AIA-6
16,01 71
AIA-7 5,22
72 AIA-8
10,38 73
AIA-9 15,28
74 AIA-10
7,61 75
AIA-11 11,46
76 AIA-12
8,22 77
AIA-13 20,91
78 AIA-14
7,40 79
AIA-15 14,27
80 Usus Besar
ACA-1 2,05
81 ACA-2
4,57 82
ACA-3 31,01
83 ACA-4
10,47 84
ACA-5 4,76
85 ACA-6
5,75 86
ACA-7 5,06
87 ACA-8
2,81 88
ACA-9 3,51
89 ACA-10
16,67 90
ACA-11 21,30
91 ACA-12
11,28 92
ACA-13 16
Keterangan: APA = Ayam kampung proventrikulus amilase
ATA = Ayam kampung tembolok amilase AAA = Ayam kampung ampela amilase
AIA = Ayam kampung intestine amilase ACA = Ayam kampung colon amilase
2. Berdasarkan tabel di atas, isolat bakteri yang menghasilkan indeks amilolitik tertinggi 1271,3 adalah isolat APA-13 yang diisolasi dari
proventrikulus, sedangkan indeks terendah 1,84 dihasilkan oleh isolat AAA-4 yang diisolasi dari ampela. Dari 92 isolat di atas terpilih 4 isolat
yang memiliki indeks amilolitik tertinggi yaitu APA-13 1217,3, AAA-14 71,38, ATA-1 62,89 dan ATA-11 58,24.
Setelah pemurnian pada hari ke-20 diketahui bahwa isolat yang tetap menghasilkan indeks amilolitik tertinggi yaitu isolat APA-13 dari
proventrikulus.
B. Pembahasan
1. Isolasi dan Seleksi Bakteri Penghasil Amilase
Untuk menghasilkan banyak sedikitnya enzim dipengaruhi beberapa faktor yaitu suhu, pH dan substrat. Dalam penelitian ini faktor suhu,
pH dan substrat dalam media uji sama yaitu suhu 40 C, pH 7, dengan
substrat media pati agar. Berdasarkan hasil penelitian di atas ditemukan ada 92 isolat bakteri amilolitik. Aktivitas enzim amilase
dari 92 isolat bakteri yang diperoleh dari beberapa saluran pencernaan ayam kampung berbeda-beda. Kemampuan amilolitik yang berbeda
disebabkan karena masing-masing spesies mikroba membutuhkan kultur optimum seperti pH, suhu dan nutrisi yang berbeda untuk
memproduksi enzim dalam jumlah maksimal Tillman, 1998: 76. Selain itu, faktor genetik juga mempengaruhi besarnya produksi
enzim. Gen menentukan suatu pembentukan enzim yang berperan
dalam rangkaian reaksi kimia pada saat berlangsungnya metabolisme sel yaitu anabolisme dan katabolisme. Gen setiap mikroorganisme
berbeda- beda sehingga masing- masing mikroorganisme memiliki sifat yang berbeda. Dari tiap gen memiliki sifat yang spesifik untuk
mengkode enzim- enzim tertentu. Beberapa jenis gen menurut fungsinya yaitu gen pengatur dan gen struktural. Gen struktural
menentukan struktur enzim yaitu urutan asam aminonya sedangkan gen pengatur mengarahkan laju sintesis enzim Pelczar, 1986.
Dari ke 92 isolat tersebut, bakteri yang diisolasi dari proventrikulus isolat APA-13 memiliki indeks amilolitik tertinggi, hal ini
disebabkan karena proventrikulus merupakan tempat memulai
terjadinya pencernaan protein dan nutrisi lain diantaranya adalah pati
Rasyaf, 2000: 20. Dengan demikian, bakteri harus mensintesis enzim amilase dalam jumlah yang banyak agar proses pencernaan pati
dapat lebih maksimal. Selain menghasilkan enzim amilase isolat APA-13 juga menghasilkan enzim lipase, selulase dan protease. Hal
ini dapat dilihat dari kemampuan isolat APA-13 untuk hidup dalam media yang mengandung substrat minyak zaitun dan Rhodamin-B,
CMC serta skim milk.
Tabel 2. Kemampuan Bakteri dalam Menghasilkan Enzim Hidrolase Amilase, Selulase, Protease dan Lipase
Bakteri Protease
Amilase Selulase
Lipase APA-13
AAA-14 ATA-1
ATA-11 +
+ +
+ 1217,3
71,38 62,89
58,24 +
+ +
+ +
+ +
+
Selain itu, tingginya indeks amilolitik isolat APA-13 menunjukkan
isolat tersebut memiliki kemampuan yang cepat dalam mensintesis dan mendegradasi pati. Menurut Nurhalim 1992, dalam Nadeak, 2005
jumlah enzim di dalam sel sangat bergantung pada kecepatan mensintesis dan mendegradasi asam amino, karena pada dasarnya
dalam semua bentuk kehidupan, enzim disintesis dari asam amino dan didegradasi menjadi asam amino.
Setiap spesies bakteri memiliki batas toleransi tertentu pada parameter
lingkungan tertentu. Fleksibilitas mikroba dalam menyesuaikan diri pada lingkungan yang berbeda nampak pada perubahan ekspresi
genetik Atlas, 1995: 296. Bakteri amilolitik yang paling mampu bertoleransi dengan lingkungan akan menghasilkan enzim amilase
dengan indeks tertinggi. Kemungkinan lain yang menyebabkan isolat APA-13 memiliki indeks amilolitik tertinggi adalah karena subsrat
yang digunakan dalam media uji merupakan substrat yang sesuai bagi enzim yang dihasilkan oleh isolat APA-13. Enzim tersebut
mendegradasi amilum menjadi dekstrin, kemudian dipecah lagi
menjadi gula yang lebih sederhana yaitu maltosa yang langsung digunakan oleh bakteri Kurniati, 2006: 29.
C. Aplikasi Hasil Penelitian Sebagai Sumber Belajar
Hasil penelitian mengenai isolasi bakteri kandidat probiotik penghasil amilase dari saluran pencernaan ayam kampung dapat diaplikasikan
sebagai bahan pembelajaran Biologi SMA kelas XII semester 1 pada materi pokok Metabolisme.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam saluran pencernaan ayam kampung terdapat bakteri probiotik sebagai penghasil amilase dengan
menumbuhkannya pada media yang mengandung pati dan agar. Dalam kajian sains Biologi, materi mengenai enzim dipelajari di SMA kelas
XII semester 1 pada materi pokok Metabolisme. Standar kompetensi dari materi pokok Metabolisme yang ingin dicapai adalah memahami
pentingnya proses metabolisme pada organisme. Kompetensi dasar dari materi ini adalah mendeskripsikan fungsi enzim dalam
metabolisme. Untuk mencapai kompetensi dasar di atas, maka indikator yang harus dicapai oleh siswa dalam proses pembelajaran
adalah menjelaskan pengertian metabolisme, menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim, menceritakan kembali cara menguji
kerja enzim, dan menjelaskan fungsi enzim dalam metabolisme.
Pembelajaran biologi merupakan wahana untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai. Biologi berkaitan dengan
cara mencari tahu dan memahami alam secara sistematis, sehingga biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga suatu proses penemuan. Pendidikan biologi diharapkan dapat menjadi
wahana bagi siswa untuk mempelajarinya sendiri dan alam sekitar. Pembelajaran biologi menekankan pada pemberian pengalaman belajar
secara langsung. Karena itu, guru perlu membantu siswa untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses supaya siswa mampu
menjelajahi dan memahami alam sekitar. Dengan demikian siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran biologi tersebut bagi diri serta
masyarakatnya Depdiknas, 2003:6. Dengan demikian untuk mencapai kompetensi dasar dan indikator di
atas, maka harus digunakan metode pembelajaran yang sesuai. Pembelajaran yang dapat dipilih yaitu pembelajaran kooperatif.
Dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang
sederajat namun heterogen Trianto, 2007: 41. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi
yang disajikan guru dan saling membantu di antara teman sekelompok untuk mencapai ketuntasan materi. Belajar belum selesai jika salah
satu anggota kelompok ada yang belum menguasai materi pelajaran Trianto, 2007: 42.
Salah satu teknik pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan untuk mencapai kompetensi dasar di atas adalah teknik Think Pair Share
TPS. Think Pair Share adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang pelaksanaannya terdiri dari presentasi kelas, kegiatan
kelompok, melaksanakan evaluasi dan penghargaan kelompok. Melalui model pembelajaran ini, siswa ditempatkan dalam tim yang
heterogen berdasarkan kinerjanya, jenis kelamin, dan suku Trianto, 2007: 52. Tujuan dibentuknya kelompok adalah untuk memberikan
kesempatan kepada siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar Trianto, 2007: 41.
Pembelajaran kooperatif teknik Think Pair Share merupakan pembelajaran yang tidak berpusat pada guru, siswa secara mandiri
menggali informasi guna memantapkan konsep yang telah diperoleh. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberi
kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri dan mengajarkan siswa menjadi sadar dan secara sadar
menggunakan strateginya sendiri untuk belajar Trianto, 2007: 13.
Dengan adanya kerjasama antar kelompok, siswa dapat mengetahui perkembangan anggota timnya. Siswa yang terlebih dahulu
memahami materi dapat membantu temannya yang belum memahami materi. Bersama anggota kelompoknya informasi mengenai ciri-ciri
koloni dan bentuk bakteri yang didapatnya kemudian disajikan dalam bentuk laporan hasil praktikum dan presentasi di depan kelas. Untuk
meningkatkan kerjasama dan interaksi siswa dalam kelompoknya, maka guru memberikan LKS non eksperimen yang berguna untuk
meningkatkan aktifitas siswa, dimana siswa lebih banyak berfikir untuk merespon dan saling membantu, siswa bertanggung jawab
terhadap kelompoknya masing-masing, mengurangi sifat apatis siswa juga secara tidak langsung meningkatkan daya serap siswa terhadap
materi yang diberikan sehingga hasil belajar yang diharapkan menjadi lebih bermakna bagi siswa.
Sebagai aplikasi dari penelitian ini, cara-cara isolasi dan kerja enzim
dibuat dalam bentuk LKS non eksperimen. Aplikasi hasil penelitian isolasi bakteri kandidat probiotik penghasil amilase dari saluran
pencernaan ayam kampung dapat digambarkan dalam strukturisasi hasil penelitian sebagai sumber belajar biologi siswa kelas XII
semester 1 untuk uraian materi pokok Enzim gambar 2.
Memiliki
Menghasilkan
Berperan Sebagai Konsep Tentang Enzim
Gambar 2. Strukturisasi Konsep Isolasi Bakteri Kandidat Probiotik Penghasil Amilase Dari Saluran Pencernaan Ayam Kampung.
SALURAN PENCERNAAN AYAM KAMPUNG
BAKTERI YANG MENGUNTUNGKAN
AMILASE
PENGURAI Kurikulum 2006 KTSP
STANDAR KOMPETENSI: Memahami pentingnya proses metabolisme pada organisme.
KOMPETENSI DASAR : Mendeskripsikan fungsi enzim dalam proses metabolisme.
KONSEP: Bakteri amilolitik merupakan bakteri yang dapat menghasilkan enzim
amilase untuk menguraikan pati yang terdapat di dalam saluran pencernaan ayam kampung menjadi molekul sederhana sehingga dapat digunakan
sebagai sumber nutrisi bagi pertumbuhan bakteri dan ayam tersebut.
METODE 1. Mengamati hasil penelitian.
2. Metode kooperatif teknik Think Pair Share mengenai proses dan hasil
penelitian. 3. Tanya jawab tentang enzim serta manfaat bakteri amilolitik.
MANFAAT Bakteri amilolitik sebagai penghasil enzim amilase yang membantu dalam
proses pencernaan pati pada pakan ayam.
Lampiran 3. Prosedur Pembuatan Media dan Larutan 1.
Media Nutrient Agar Melarutkan 2,8 gram Nutrient Agar ke dalam 50ml akuades kemudian
dituang ke dalam labu erlenmeyer 1000ml dan didtutup dengan kapas. Media disterilkan dalam autoklaf selama 15 menit pada suhu 121
C dengan tekanan 2 atm.
2. Media Nutrient Broth
Melarutkan 1,3 Nutrient broth ke dalam 500ml akuades kemudian dituang ke dalam labu erlenmeyr 1000ml dan ditutup kapas.Media dipanaskan sampai
semua bbahan larut, setelah itu media disterilkan dengan aytoklaf pada tekanan 2 atm
3. Pati
Memasukkan 2 pati ke dalam 100ml akuades
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Probiotik merupakan mikrobial hidup yang diberikan sebagai suplemen pakan yang memberikan keuntungan bagi induk semang dengan cara memperbaiki
keseimbangan populasi mikroba usus Anonim 1, 2008. Kata probiotik berasal dari
bahasa Yunani yang artinya “untuk hidup”. Menurut Lilley dan Stilwell 1965: 747, menjelaskan probiotik sebagai substansi yang dihasilkan
oleh organisme yang merangsang pertumbuhan organisme lain Anonim 1, 2008. Selain itu probiotik juga merupakan suatu produk yang mengandung
mikroba hidup yang
bila dikonsumsi akan menimbulkan efek terapeutik pada tubuh dengan cara memperbaiki keseimbangan mikroflora dalam saluran
pencernaan Fuller, 1989: 365.
Penggunaan probiotik pada ternak dapat meningkatkan pertumbuhannya tanpa mengakibatkan terjadinya mutasi pada ternak Samadi, 2002: 43. Di samping
itu, penggunaan probiotik pada ternak juga dapat meningkatkan produktivitas dan mengembalikan keseimbangan bakteri dalam saluran pencernaan terutama
di usus Iqbalali, 2008: 40. Menurut Sjofjan et al 2003 : 155, probiotik pada ternak dapat mempengaruhi aktivitas enzim di usus halus, asimilasi kolesterol,
meningkatkan pertumbuhan dan penampilan ternak, meningkatkan sistem
kekebalan tubuh serta kesehatan inang, serta meningkatkan ketahanan terhadap penyakit Pamungkas et al, 2006: 15. Selain itu penggunaan
probiotik dapat meningkatkan proses metabolisme Anggorodi, 1995: 180, dan feses menjadi kering, bau ammonia feses berkurang, serta meningkatkan
bobot telur dan produksi telur Gemilang, 2008: 32.
Sumber mikroba yang digunakan sebagai probiotik berasal dari inang yang secara alami terdapat pada saluran pencernaan. Probiotik dapat berupa bakteri,
khamir dan kapang atau kombinasi ketiganya. Mikroba tersebut diisolasi dari organ inang, diidentifikasi, seleksi dan karakterisasi Lopez, 2000 : 12.
Keberadaan mikroba dari pencernaan ayam kampung dapat dijadikan pandangan untuk digunakan sebagai probiotik Sumardi, 2008. Ayam buras -
ayam kampung mempunyai beberapa kelebihan seperti mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan, tahan terhadap penyakit dan dapat diberi pakan sisa
makanan atau hasil samping produk pertanian. Umumnya ayam kampung dipelihara secara ekstensif-tradisional dan hidup di alam bebas dan mencari
makanannya sendiri Mulyono, 2000: 6; Sarwono, 2000: 23. Ayam kampung merupakan ayam pemakan segala, sehingga dalam
makanannya banyak mengandung nutrisi seperti karbohidrat, protein, lemak dan lain-lain. Untuk mencerna senyawa tersebut diperlukan enzim yang
dihasilkan alat pencernaan. Di samping itu juga melibatkan sejumlah enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme flora normal saluran pencernaan, di
antaranya enzim amilase untuk mencerna karbohidrat.
Berdasarkan hasil penelitian Kurniati 2006: 30 bahwa bakteri Bacillus dari saluran pencernaan ayam kampung memiliki aktivitas amilolitik tinggi yaitu
pada isolat bakteri Bacillus sp 7 yang menghasilkan indeks amilolitik terbesar . Selain itu, Sjofjan 2003 : 160 juga telah menemukan kelompok Bacillus
dalam saluran pencernaan ayam yang dapat memproduksi amilase dan protease. Mikroorganisme yang dipilih sebagai probiotik harus memiliki
kemampuan enzimatis tinggi. Penentuan aktivitas enzimatik ini ditetapkan dengan indeks amilolitiknya. Sampai saat ini informasi mengenai penentuan
indeks amilolitik bakteri flora normal usus ayam kampung belum jelas. Uraian materi pokok enzim dipelajari oleh siswa SMA kelas XII semester
ganjil dengan kompetensi dasar menurut KTSP yaitu mendeskripsikan fungsi
enzim dalam proses metabolisme. Uraian materi pokok Enzim meliputi komponen enzim, cara kerja enzim, sifat-sifat enzim sebagai biokatalisator
dan faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi guru dalam membuat LKS non-
eksperimen pada uraian materi pokok Enzim, sehingga siswa dapat mempunyai pengalaman belajar yang bermakna untuk tercapainya kompetensi
dasar.
B. Rumusan Masalah