151
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
diharapkan akan membangun suatu negara atau kerajaan yang adil dan sejahtera. Impian ini dapat menjadi suatu kepercayaan bahwa pada suatu
saat Kerajaan Ratu Adil akan terciptaterjadi.
Langkah Kedua: Mendalami Pewartaan Yesus tentang Kerajaan Allah dalam konteks Masyarakat Yahudi pada
Zaman-Nya
a. Bila memungkinkan, peserta didik dapat melakukan studi pustaka atau mencari informasi dari berbagai sumber tentang kondisi sosial masyarakat
Yahudi pada zaman Yesus serta paham Kerajaan Allah yang berkembang dalam masyarakat mereka.
b. Bila tidak memungkinkan, guru dapat meminta peserta didik membaca uraian tentang kondisi sosial masyarakat Yahudi zaman Yesus dan paham-
paham Kerajaan Allah yang berkembang saat itu. Sambil membaca, peserta didik diminta memberi tanda tanya ? = untuk kata, kalimat atau paragraf
yang tidak belum dimengerti dan tanda seru = untuk kata, kalimat, atau paragraf yang dianggap kunci dan penting.
Latar Belakang Kehidupan Masyarakat pada Zaman Yesus
Untuk memahami Kerajaan Allah yang diwartakan dan diperjuangkan oleh Yesus, alangkah baiknya jika kita memahami situasi zaman Yesus yang
meliputi latar belakang geograis, politik, ekonomi, sosial, dan religiusnya. Hal itu perlu karena warta Kerajaan Allah yang diperjuangkan oleh Yesus
tidak dapat lepas dari situasi-situaai yang terjadi dan melingkupi kehidupan bangsa Israel.
1. Dari Segi Geograis
Pada abad pertama masehi “tanah Israel” secara resmi disebut Yudea. Akan tetapi sesudah perang Yahudi tahun 135 disebut “Siria-Palestina”,
lalu menjadi “Palestina”. Palestina pada zaman Yesus meliputi beberapa wilayah, yaitu Yudea, Samaria, dan Galilea. Wilayah Yudea terletak di
Palestina Selatan dan merupakan daerah pegunungan yang terletak di sekitar Yerusalem dan Bait Allah. Lahan daerah ini gersang dan kering.
Di sini dibudidayakan buah zaitun dan lain-lain, sedangkan peternakan kambing dan domba merupakan kegiatan yang tersebar luas.
Wilayah Samaria terletak di Palestina bagian tengah. Daerah itu dihuni oleh orang-orang Samaria, yang menurut keyakinan orang
Yahudi dianggap bukan Yahudi asli, melainkan sudah keturunan campuran antara orang Yahudi dan bangsa kair. Orang-orang Samaria
tidak diperbolehkan merayakan ibadat di Bait Allah di Yerusalem. Itulah sebabnya mereka mempunyai tempat ibadat dan upacara sendiri.
Wilayah yang ketiga adalah Galilea yang terletak di Palestina bagian Utara. Di Galilea inilah terdapat desa Nazaret, tempat tinggal Yesus.
Daerah ini merupakan bentangan lahan yang subur dan merupakan
Diunduh dari
http:bse.kemdikbud.go.id
152
Buku Guru Kelas X SMASMK
tanah yang luas untuk tanaman gandum dan jagung atau peternakan besar. Di daerah ini terdapat rute perdagangan dari Damsyik menuju ke
Laut, dan dari Damsyik menuju ke Yerusalem. Pedagang-pedagang asing berpengaruh besar di daerah ini. Di daerah ini terdapat danau Galilea
Tiberias yang merupakan salah satu sumber hidup bagi masyarakat.
2. Dari Segi Ekonomi
Penduduk Palestina pada zaman Yesus berjumlah kurang lebih 500.000 jiwa dan penduduk kota Yerusalem 300.000 jiwa. Dari jumlah
penduduk itu terdapat 18.000 orang imam dan Lewi, 6.000 orang Farisi, dan 4.000 orang Eseni. Dengan keluarga mereka, kelompok-kelompok
tersebut mencakup 20 dari seluruh penduduk.
Penduduk desa umumnya memiliki lahan-lahan kecil pertanian. Sebagian besar tanah dikuasai oleh para tuan tanah yang tinggal di
kota. Lahan-lahan itu digunakan untuk menanam gandum, jagung, dan peternakan yang besar. Rakyat kebanyakan menjadi penggarap atau
gembala. Selain para petani dan gembala, masih terdapat pengrajin- pengrajin kecil yang umumnya melakukam perdagangan dengan sistem
barter.
Di kota-kota terdapat tiga sektor ekonomi: pertama, para pengrajin tekstil, makanan, wangi-wangian, dan perhiasan; kedua, mereka yang
bekerja di bidang konstruksi; ketiga, para pedagang baik besar maupun kecil.
Sebagian besar penduduk Palestina adalah rakyat kecil yang keadaan ekonominya cukup parah, karena penghasilan mereka terlalu kecil.
Situasi seperti itu masih diperparah Iagi dengan beban berbagai pajak dan pungutan untuk pemerintah, untuk angkatan perang Romawi,
untuk para aristokrat setempat, dan untuk Bait Allah. Konon pajak dan pungutan itu mencapai 40 dari penghasilan rakyat.
3. Dari Segi Politik