Dari Segi Politik Dari Segi Sosial Budaya

152 Buku Guru Kelas X SMASMK tanah yang luas untuk tanaman gandum dan jagung atau peternakan besar. Di daerah ini terdapat rute perdagangan dari Damsyik menuju ke Laut, dan dari Damsyik menuju ke Yerusalem. Pedagang-pedagang asing berpengaruh besar di daerah ini. Di daerah ini terdapat danau Galilea Tiberias yang merupakan salah satu sumber hidup bagi masyarakat.

2. Dari Segi Ekonomi

Penduduk Palestina pada zaman Yesus berjumlah kurang lebih 500.000 jiwa dan penduduk kota Yerusalem 300.000 jiwa. Dari jumlah penduduk itu terdapat 18.000 orang imam dan Lewi, 6.000 orang Farisi, dan 4.000 orang Eseni. Dengan keluarga mereka, kelompok-kelompok tersebut mencakup 20 dari seluruh penduduk. Penduduk desa umumnya memiliki lahan-lahan kecil pertanian. Sebagian besar tanah dikuasai oleh para tuan tanah yang tinggal di kota. Lahan-lahan itu digunakan untuk menanam gandum, jagung, dan peternakan yang besar. Rakyat kebanyakan menjadi penggarap atau gembala. Selain para petani dan gembala, masih terdapat pengrajin- pengrajin kecil yang umumnya melakukam perdagangan dengan sistem barter. Di kota-kota terdapat tiga sektor ekonomi: pertama, para pengrajin tekstil, makanan, wangi-wangian, dan perhiasan; kedua, mereka yang bekerja di bidang konstruksi; ketiga, para pedagang baik besar maupun kecil. Sebagian besar penduduk Palestina adalah rakyat kecil yang keadaan ekonominya cukup parah, karena penghasilan mereka terlalu kecil. Situasi seperti itu masih diperparah Iagi dengan beban berbagai pajak dan pungutan untuk pemerintah, untuk angkatan perang Romawi, untuk para aristokrat setempat, dan untuk Bait Allah. Konon pajak dan pungutan itu mencapai 40 dari penghasilan rakyat.

3. Dari Segi Politik

Enam abad sebelum Yesus, Palestina selalu berada di bawah penjajahan Kerajaan Persia 538 - 332 SM, Yunani 332 - 6250 SM dan kekaisaran Romawi 6250 SM sampai zaman kekristenan Sesudah Masehi. Secara internal masyarakat Palestina dikuasai oleh raja-raja dan pejabat-pejabat “boneka” yang ditunjuk oleh penguasa Roma. Di samping pejabat-pejabat “boneka” ini masih ada tuan-tuan tanah yang kaya raya dan kaum rohaniwan kelas tinggi yang suka menindas rakyat demi kepentingan dan kedudukan mereka. Golongan-golongan ini senantiasa memihak penjajah, supaya mereka tidak kehilangan hak istimewa dan nama baik di mata penjajah, karena penguasa Roma memiliki kekuasaan untuk mencabut hak milik seseorang. Struktur kekuasaan dapat digambarkan secara piramidal dengan puncak kekuasaan politik adalah prokurator Yudea ia harus orang Romawi dan berwenang menunjuk Imam Agung yang dipilih dari empat Diunduh dari http:bse.kemdikbud.go.id 153 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti kalangan keluarga yang mempunyai pengaruh di dalam masyarakat waktu itu. Di Yudea, Imam Agung berperan secara politis sebagai raja selain sebagai pemimpin agama. Di Galilea, kekuasaan dipegang oleh raja Herodes Antipas, yang juga “boneka” Roma. Selain itu ada pejabat-pejabat yang menjadi perantara yang ditunjuk langsung oleh penguasa Romawi dan pada umumnva diambil dari kalangan sesepuh Sanhedrin MajelisMahkamah Agama serta majelis rendah yang diambil dari kelas bawah.

4. Dari Segi Sosial Budaya

Masyarakat Palestina terbagi dalam kelas-kelas. Di daerah pedesaan terdapat tiga kelas, yaitu: tuan tanah; pemilik tanah kecil dan perajin; kaum buruh dan budak. Di daerah perkotaan terdapat tiga lapisan juga: lapisan yang tertinggi yaitu kaum aristokrat yang terdiri atas para imam, pedagang-pedagang besar, dan pejabat-pejabat tinggi; lapisan menengah bawah yang terdiri atas para perajin, pejabat-pejabat rendah, awam atau imam, dan kaum Lewi; dan lapisan yang paling bawah, terdapat kaum buruh. Selain itu masih terdapat kaum proletar marjinal yang tidak terintegrasi dalam kegiatan ekonomi, yang terdiri atas orang-orang yang dikucilkan oleh masyarakat karena suatu sebab yang bukan ekonomis. Mereka itu misalnya: para pendosa publik seperti: pelacur dan pemungut cukai, penderita kusta yang menurut keyakinan orang Yahudi disebabkan oleh dosa si penderita atau dosa orang tuanya. Menurut pandangan orang Yahudi, dosa juga dapat berjangkit seperti kuman penyakit. Oleh sebab itu, orang “baik-baik” sebaiknya tidak bergaul dengan orang-orang berdosa, supaya tidak tertulari dosanya. Selain kelas-kelas sosial di atas, pada masyarakat Palestina terdapat pula berbagai diskriminasi, antara lain: diskriminasi rasial, diskriminasi seksual perendahan martabat perempuan, diskriminasi dalam pekerjaan, diskriminasi terhadap anak-anak, dan diskriminasi terhadap orang yang menderita. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kebanyakan rakyat Palestina pada zaman Yesus sangat tertindas baik secara politis, sosial, ekonomi, maupun religius keagamaannya. Oleh karena itu kita perlu menyadari, mengapa orang Yahudi kebanyakan sangat mendambakan kedatangan sang Pembebas, yang mereka beri gelar Mesias.

5. Dari Segi Religius Keagamaan