253
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
rahmat Allah. Yang tidak boleh kita lupakan juga adalah dorongan untuk berdoa, berpuasa, dan menerima sakramen yang merupakan
dorongan rahmat Allah. Dalam kebijaksanaan-Nya, Allah akan memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti
yang dikehendaki-Nya lih. 1Kor 12:11.
2. Rahmat pengudusan sanctifying grace
Katekismus Gereja Katolik mendeinisikan rahmat pengudusan sebagai berikut: ”Rahmat pengudusan adalah satu anugerah yang tetap,
satu kecondongan adikodrati yang tetap. Ia menyempurnakan jiwa, supaya memungkinkannya hidup bersama dengan Allah dan bertindak
karena kasih-Nya. Orang membeda-bedakan apa yang dinamakan rahmat habitual, artinya satu kecondongan yang tetap, supaya hidup dan bertindak
menurut panggilan ilahi, dari apa yang dinamakan rahmat pembantu, yakni campur tangan ilahi pada awal pertobatan atau dalam proses karya
pengudusan.”
Rahmat pengudusan adalah anugerah sukarela, yang dianugerahkan Allah kepada kita. Ia dicurahkan oleh Roh Kudus ke dalam jiwa kita
untuk menyembuhkannya dari dosa dan menguduskannya. Rahmat pengudusan membuat kita “berkenan kepada Allah “. Karunia-karunia
Roh Kudus yang khusus, karisma-karisma, diarahkan kepada rahmat pengudusan demi kesejahteraan umum Gereja. Allah juga bertindak
melalui aneka rahmat yang membantu, yang dibedakan dari rahmat habitual, yang selalu ada di dalam kita.
Dari deinisi di atas, kita dapat memahami beberapa pengertian berikut:
a. Kerjasama dengan rahmat pembantu memberikan rahmat pengudusan
Nabi Zakharia menulis, “Kembalilah kepada-Ku, maka Akupun akan kembali kepadamu” Za 1:3. Jika seorang pendosa bekerjasama
dengan rahmat pembantu, maka dia akan menerima rahmat pengudusan, di mana Roh Kudus sendiri diam di dalam diri orang
itu. Rasul Paulus menyebutnya tubuh kita sebagai bait Roh Kudus lih. 1Kor 6:19. Rahmat Pengudusan membuat jiwa kita berkenan
kepada Allah. Rahmat pengudusan membuat kita menjadi ‘serupa’ dengan Kristus, atau kita menjadi sahabat Allah.
b. Cara untuk menerima rahmat pengudusan
Cara biasa yang diberikan Tuhan kepada kita adalah lewat Sakramen Baptis dan Sakramen Tobat. Katekismus Gereja
Katolik menuliskan: “Tritunggal Mahakudus menganugerahkan kepada yang dibaptis rahmat pengudusan, rahmat pembenaran,
yang menyanggupkan dia oleh kebajikan-kebajikan ilahi, supaya percaya kepada Allah, berharap kepada-Nya, dan mencintai-Nya;
menyanggupkan dia oleh anugerah-anugerah Roh Kudus, supaya
Diunduh dari
http:bse.kemdikbud.go.id
254
Buku Guru Kelas X SMASMK
hidup dan bekerja di bawah dorongan Roh Kudus; menyanggupkan dia oleh kebajikan-kebajikan susila, supaya bertumbuh dalam
kebaikan. Dengan demikian, berakarlah seluruh organisme kehidupan adikodrati seorang Kristen di dalam Pembaptisan kudus”.
Tetapi rahmat pengudusan dapat hilang akibat dosa berat. Dosa berat mengakibatkan manusia kehilangan kebajikan ilahi,
kasih, dan rahmat pengudusan. terkucilkan dari Kerajaan Kristus dan menyebabkan kematian abadi di dalam neraka. Agar bisa
kembali dalam kondisi rahmat, maka kita memerlukan Sakramen Tobat. Dengan demikian, menjadi sangat penting bagi kita untuk
senantiasa mengadakan pemeriksaan batin dan bila didapati dosa berat, segeralah mengaku dosa.
c. Bila Roh Kudus tinggal dalam diri kita, maka Ia membawa kehidupan rohani yang baru
Bila kita menerima Roh Kudus, maka kita akan memperoleh hidup ilahi yang memampukan kita mengenal, mengasihi dan
menikmati Tuhan. Ini adalah hidup yang adikodrati. Selanjutnya kita akan mengalami:
• Roh Kudus memurnikan kita dari dosa berat Sebagaimana besi dimurnikan oleh api, demikianlah jiwa
dimurnikan oleh api Roh Kudus. Rahmat yang menguduskan tidak dapat ada bersama-sama dengan dosa berat. Maka Roh
Kudus hanya dapat tinggal dalam diri orang-orang yang tidak dalam keadaan berdosa berat.
• Roh Kudus mempersatukan kita dengan Tuhan dan menjadikan kita bait Allah
Orang yang mempunyai Roh Kudus disatukan dengan Kristus, seperti halnya ranting disatukan dengan pokok anggur
lih. Yoh 15:5. Roh Kudus membuat kita mengambil bagian dalam kodrat ilahi 2 Pet 2:14. Dalam Kitab Suci dikatakan
bahwa manusia adalah allah lih. Yoh 10:34, Mzm 82:6. Tuhan menghendaki agar kita berjuang agar menjadi seperti Allah,
namun dalam kesatuan di dalam Dia. Keberadaan Roh Kudus menjadikan kita bait Allah. Rasul Paulus mengajarkan, “Tidak
tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” 1Kor 3:16; “kita adalah bait dari
Allah yang hidup” 2 Kor 6:16.
• Roh Kudus menerangi pikiran dan mendorong berbuat baik. Roh Kudus memperkuat akal dan kehendak kita, terlebih
lagi Ia memberikan terang iman 2 Kor 4:6 dan menyalakan api kasih ilahi Rom 5:5, membuat kita mampu dan mau
untuk bekerja sama dengan dorongan-Nya. mendorong kita untuk berbuat baik. Roh Kudus mengubah seluruh kehidupan
Diunduh dari
http:bse.kemdikbud.go.id
255
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
rohani kita, sehingga manusia tidak hanya memikirkan hal-hal duniawi, melainkan mengarahkan sebagian besar pikirannya
kepada Tuhan, dan mendorongnya untuk mengasihi Tuhan. Ia akan dapat berkata bersama Rasul Paulus, “Aku hidup, tetapi
bukannya aku lagi yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.” Gal 2:20.
• Roh Kudus memberikan damai yang sejati Orang yang mempunyai terang Roh Kudus hidupnya akan
penuh dengan damai yang melampaui segala akal Fil 4:7. • Roh Kudus adalah Guru dan Pembimbing kita
Roh Kudus akan mengajar kita segala sesuatu 1 Yoh 2:27. Roh Kudus bagaikan Guru yang membuat kita mengerti segala
sesuatu. Roh Kudus adalah Pembimbing kita, yang memimpin kita seperti seorang bapa menggandeng tangan anaknya melalui
jalan yang sulit.
• Roh Kudus mendorong kita melakukan perbuatan baik untuk memperoleh Kerajaan Surga
Roh Kudus selalu aktif, selalu mendorong kita untuk berbuat baik, menggerakkan hati kita untuk melakukan perbuatan yang
berguna untuk keselamatan kekal dan sempurna • Roh Kudus membuat kita anak-anak Allah dan ahli waris
Kerajaan Surga. Berkat Roh Kudus masuk ke dalam jiwa kita melalui
Baptisan, Allah Bapa menerima kita sebagai anak-anak angkat- Nya dan Surga terbuka bagi kita. Kita tidak lagi di bawah roh
perhambaan dosa melainkan roh anak-anak Allah, sehingga kita dapat memanggil Allah sebagai “Abba, Bapa” Rom 8:15.
Semua yang dipimpin oleh Roh Allah adalah anak-anak Allah Rom 8:14. Jika kita adalah anak-anak Allah, kita juga adalah
ahli waris kerajaan-Nya, bersama dengan Kristus Rom 8:17.
d. Rahmat Pengudusan dipertahankan dan ditambahkan dengan melakukan perbuatan baik dan dengan sarana rahmat yang
ditawarkan Gereja; namun rahmat tersebut dapat hilang oleh dosa berat.
Dengan perbuatan baik, rahmat pengudusan yang telah kita terima diteguhkan dan ditambahkan di dalam kita “Barangsiapa yang
benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya” Why 22:11, sementara itu
dosa menghalangi Roh Kudus untuk dapat berkarya di dalam hidup kita. Satu dosa berat saja dapat merampas rahmat pengudusan kita.
Orang yang kehilangan rahmat pengudusan, dapat memperolehnya kembali melalui sakramen Pengakuan Dosa, namun harus dengan
usaha yang sungguh-sungguh lih. Mat 12:45.
Diunduh dari
http:bse.kemdikbud.go.id
256
Buku Guru Kelas X SMASMK
e. Orang yang tidak mempunyai rahmat pengudusan, mati secara rohani dan akan menderita kebinasaan kekal
Orang yang tak mempunyai Roh Kudus, duduk “di dalam kegelapan dan di bawah bayangan maut” Luk 1:79. Ia yang tidak
mengenakan pakaian pesta, dan akan dicampakkan ke tempat kegelapan lih. Mat 22:12. Jika seseorang tidak mempunyai Roh
Kristus ia bukan milik Kristus Rom 8:9.
f. Tak seorangpun mengetahui dengan pasti apakah ia mempunyai rahmat pengudusan, atau akan menerimanya pada saat ajal
Setiap orang yang sudah dibaptis boleh mempunyai keyakinan bahwa kita berada di dalam keadaan rahmat Tuhan. Tetapi rahmat
pengudusan itu harus tetap dipelihara tanpa putus. Walaupun Rasul Paulus mengingatkan kita, “Kerjakanlah keselamatanmu dengan
takut dan gentar” Flp 2:12. Kita bisa berkaca dari Raja Salomo. Awalnya Raja Salomo, diberkati Allah dengan kebijaksanaan, namun
menjelang ajalnya ia menjadi penyembah berhala.
3. Tujuh Karunia Roh Kudus lih. Yes 11:1-2 a. Karunia takut akan Tuhan fear of the Lord