42
Buku Guru Kelas X SMASMK
pemikiran dari agama-agama lain termasuk Islam dan Kristen. Dia percaya bahwa manusia dari segala agama harus mempunyai hak yang
sama dan hidup bersama secara damai di dalam satu negara. Pada 1947, India menjadi merdeka dan pecah menjadi dua negara,
India dan Pakistan. Hal ini tidak disetujui Gandhi. Prinsip Gandhi, satyagraha, sering diterjemahkan sebagai “jalan
yang benar” atau “jalan menuju kebenaran”, telah menginspirasi berbagai generasi, aktivis-aktivis demokrasi, dan anti-rasisme seperti Martin
Luther King, Jr. dan Nelson Mandela. Gandhi sering mengatakan kalau nilai-nilai ajarannya sangat sederhana, yang berdasarkan kepercayaan
Hindu tradisional: kebenaran satya, dan non-kekerasan ahimsa.
Pada 30 Januari 1948, Gandhi dibunuh seorang lelaki Hindu yang marah kepada Gandhi karena ia terlalu memihak kepada Muslim.
2. Ibu Teresa Bunda Teresa Agnes Gonxha Bojaxhiu
; lahir di Üsküb, Kerajaan Ottoman, 26 Agustus 1910 –
meninggal di Kalkuta, India, 5 September 1997 pada umur 87 tahun adalah seorang biarawati Katolik
Roma keturunan Albania dan berkewarganegaraan India yang mendirikan Misionaris Cinta Kasih
bahasa Inggris: Missionaries of Charity di Kalkuta, India, pada tahun 1950. Selama lebih dari 45 tahun, ia
melayani orang miskin, sakit, yatim piatu dan sekarat, sementara membimbing ekspansi Misionaris Cinta
Kasih yang pertama di seluruh India dan selanjutnya di negara lain. Setelah kematiannya, ia diberkati oleh
Paus Yohanes Paulus II dan diberi gelar Beata Teresa dari Kalkuta.
Pada 1970-an, ia menjadi terkenal di dunia internasional untuk pekerjaan kemanusiaan dan advokasi bagi hak-hak orang miskin dan tak
berdaya. Misionaris Cinta Kasih terus berkembang sepanjang hidupnya dan pada saat kematiannya, ia telah menjalankan 610 misi di 123 negara,
termasuk penampungan dan rumah bagi penderita HIVAIDS, lepra, dan TBC, program konseling untuk anak dan keluarga, panti asuhan,
dan sekolah. Pemerintah, organisasi sosial dan tokoh terkemuka telah terinspirasi dari karyanya, namun tak sedikit ilosoi dan implementasi
Bunda Teresa yang menghadapi banyak kritik. Ia menerima berbagai penghargaan, termasuk penghargaan pemerintah India, Bharat Ratna
1980 dan Penghargaan Perdamaian Nobel pada tahun 1979. Ia merupakan salah satu tokoh yang paling dikagumi dalam sejarah. Saat
peringatan kelahirannya yang ke-100 pada tahun 2010, seluruh dunia menghormatinya dan karyanya dipuji oleh Presiden India, Pratibha Patil.
http:id.wikipedia.orgwikiBunda_Teresa
Sumber: http:id.wikipedia.orgwiki Bunda_Teresa
Gambar 1.5 Bunda Teresa
Diunduh dari
http:bse.kemdikbud.go.id
43
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
3. YB. Mangunwijaya
Sebagai seorang tokoh agama yang peduli pada nasib rakyat kecil, ia tak lelah membela hak-hak kaum
yang tertindas. Seperti saat masyarakat Kedungombo menggugat penggusuran tanah mereka tanpa ganti
rugi yang berarti karena di tanah yang akan mereka tempati akan dibuat sebuah waduk. Pada 5 Juli 1994,
MA akhirnya mengabulkan tuntutan kasasi 34 warga Kedungombo dengan ganti rugi yang cukup besar.
Namun niat baik rupanya tidak selalu ditanggapi dengan baik. Romo Mangun yang setia melakukan
pendampingan sejak tahun 1986 itu justru dituding berusaha melakukan Kristenisasi. Mendapat
tudingan itu, pria yang pernah mengikuti kuliah
singkat tentang kemanusiaan di Amerika Serikat itu hanya terdiam. Selain menaruh kepedulian yang tinggi pada nasib rakyat miskin,
Romo Mangun juga dikenal sebagai sosok yang sangat peduli dengan dunia pendidikan. “Anak-anak miskin yang tanpa sepengetahuan
mereka terlempar lahir di kalangan kumuh, itulah yang sebetulnya lebih memerlukan pertolongan. Dari pengalaman itu saya mengambil
kesimpulan bahwa prioritas selanjutnya yang ingin saya kerjakan adalah mengabdi kepada pendidikan dasar anak-anak miskin.” aku Romo.
Kekecewaan Romo Mangun terhadap sistem pendidikan di Indonesia menimbulkan gagasan-gagasan di benaknya. Pada 19 Mei 1994, ia
membangun Yayasan Dinamika Edukasi Dasar. Sebelumnya, Romo Mangun membangun gagasan SD yang eksploratif untuk penduduk
korban proyek pembangunan waduk Kedungombo, Jawa Tengah, serta penduduk miskin di pinggiran Kali Code, Yogyakarta. Romo Mangun
yakin bahwa interaksi saling ajar antar guru dan murid adalah hal yang paling menentukan keberhasilan pendidikan. Menurutnya, meski
pendidikan tinggi di Indonesia tidak cukup baik, tapi lantas jangan meninggalkan pendidikan dasar. Perjuangannya dalam membela kaum
miskin, tertindas dan terpinggirkan oleh politik dan kepentingan para pejabat menjadikan dirinya beroposisi selama masa pemerintahan
Presiden Republik Indonesia Kedua 1966-1988 Orde Baru. Bahkan tak jarang ia bersuara lantang memprotes kesewenang-wenangan seperti
pada 26 Mei 1998, Romo Mangun menjadi salah satu pembicara utama dalam aksi demonstrasi peringatan terbunuhnya Moses Gatutkaca di
Yogyakarta. Namun sayang, semua kebaikannya harus terhenti karena kehendak Yang Maha Kuasa. Sosok pemuka agama yang santun dan
bijak itu harus kembali ke haribaan-Nya ketika menghadiri sebuah acara. Kepergiannya terbilang tiba-tiba tetapi sangat tenang. Usai
mengisi seminar ‘Meningkatkan Peran Buku dalam Upaya Membentuk
Sumber: ambardhie.blogspot.com
Gambar 1.6 YB. Mangunwijaya
Diunduh dari
http:bse.kemdikbud.go.id
44
Buku Guru Kelas X SMASMK
Masyarakat Indonesia Baru’ di Hotel Le Meridien, tubuhnya seketika limbung. Ia pun dilarikan ke Rumah Sakit Saint Carolus, Jakarta. Namun
tak lama kemudian ia menghembuskan nafasnya yang terakhir pada Rabu, 10 Februari 1999 pukul 14:10 WIB akibat serangan jantung.
Jenazahnya kemudian dimakamkan di makam biara komunitasnya di Kentungan, Yogyakarta.
Kepergian Romo yang mendadak menyisakan rasa kehilangan yang teramat dalam bagi orang-orang yang pernah mengenal sosoknya.
Berbagai komentar dari tokoh masyarakat waktu itu, termasuk Mantan Presiden Republik Indonesia Ketiga 1998-1999 BJ Habibie,
menunjukkan bahwa bangsa ini telah kehilangan seorang tokoh yang menjadi suri tauladan. Kebaikan, keteladan, ketekunan, dan jalan
kebenaran yang ia tempuh, membuatnya dijadikan contoh oleh banyak orang. Tidak hanya untuk orang yang seiman, mereka yang berbeda
keyakinan pun juga mengamini pendapat itu. Di mata kawan-kawannya, ia dikenal sebagai pejuang yang cinta perdamaian, yang memberikan
perhatian lebih pada mereka yang menderita dan butuh bantuan.
http:id.wikipedia.orgwikiYB Mangunwijaya
4. Munir Munir Said halib