Persiapan Alat dan Bahan

13. Mencetak campuran menjadi pelet dengan ukuran diameter 10 mm. Gambar 24. Zeolit pellet yang sudah dicetak 14. Memanaskan zeolit pelet dengan oven dengan temperatur 200 C selama 1 jam aktivasi fisik. Prosedur pengaktivasian zeolit dapat diilustrasikan dalam diagram alir yang ditunjukkan pada gambar 25: Mempersiapkan Alat dan Bahan Menimbang zeolit Membuat Larutan Kimia H 2 SO 4 0,1N; 0,2N; 0,3N dan HCl 0,1N; 0,2N; 0,3N Mengaduk campuran zeolit dan larutan Kimia Menambahkan Larutan Kimia pada zeolit Menyaring zeolit dari larutan Kimia A Mulai Gambar 25. Diagram alir proses pembuatan dan pengaktivasian zeolit Zeolit pelet yang telah selesai diaktivasi selanjutnya akan dibungkus dengan wadah yang terdiri dari kawat jaring dengan lapisan dalam berupa kain tipis. Kawat jaring kawat parabola dimaksudkan agar zeolit pelet dapat tertata rapih dan kokoh tidak mudah goyah. Dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 26. Zeolit dalam kemasan Zeolit pelet dikemas dengan beragam variasi berat, dari 40, 50 dan 60 gram. Mencuci zeolit hingga pH 7 Mencetak zeolit pelet Mengeringkan zeolit dengan oven Menumbuk dan mengayak zeolit Memanaskan zeolit pelet aktivasi fisik A Selesai

C. Prosedur Pengujian

Data yang diambil dalam pengujian ini adalah pengujian prestasi mesin pada pengujian berjalan ini untuk melihat perbandingan karakteristik kondisi tanpa zeolit dan menggunakan zeolit. Data yang diambil tiap pengujiannya pada cuaca dan lokasi pengujian yang sama permukaan kering dengan beban kendaraan dan cara berkendara yang juga sama. Adapun pengujian yang akan dilakukan yaitu : 1. Konsumsi bahan bakar pada kecepatan konstan 50 kmjam pada jarak 5 km Persiapan yang perlu dilakukan adalah tabung bensin berkapasitas 200 ml. Kemudian tabung bensin disambungkan dengan rapat bersama selang bensin dan diikat ke sisi samping sepeda motor, setelah itu botol tersebut diisi dengan bensin yang sudah disiapkan. Kemudian dilakukan pengujian dengan kondisi motor tanpa zeolit. Jarak tempuh dapat diukur pada odometer dengan jarak 5 km. Bensin yang tersisa diukur dengan gelas ukur, kemudian jumlah bensin awal dikurangkan dengan jumlah bensin yang tersisa, maka didapatkan jumlah bensin yang terpakai pada kondisi normal. Selanjutnya pengujian dengan kondisi motor dengan saringan udara menggunakan zeolit. Dengan teknis pengambilannya data dilakukan dengan cara berkendara yang sama perpindahan gigi secara teratur dan berjalan secara konstan, kondisi jalan yang sama dan pada kondisi jalan yang kering. Pengujian dilakukan pada siang hari dengan beban kendaraan yang sama. Format pencatatan data mengenai konsumsi bahan bakar dapat dilihat di tabel 2. Tabel 2. Data pengujian konsumsi bahan bakar pada kecepatan konstan No Normalitas N Massa Gram Konsumsi vahan bakar ml Rata- rata ml 1 2 3 1 0,1 40 2 50 3 60 4 0,2 40 5 50 6 60 7 0,3 40 8 50 9 60 10 0,5 40 11 50 12 60 2. Akselerasi dari keadaan diam 0 – 70 kmjam Pada pengujian akselerasi, pengambilan data dilakukan dengan menggunakan stopwatch, sehingga didapat waktu detik jarak tempuh. Data yang diperoleh dalam bentuk waktu sekon dikarenakan percepatan dari kendaraan yang diuji belum diketahui, sementara kecepatannya sudah diketahui dari speedometer kendaraan bermotor. Pengujian akselerasi menggunakan kondisi filter tanpa zeolit dan menggunakan zeolit cetak. Setelah semua persiapan dilakukan, mobil yang telah dinyalakan harus dalam keadaan berhenti 0 kmjam. Ketika gas mulai ditekan, stopwatch mulai diaktifkan. Setelah sampai pada kecepatan yang diinginkan 70 kmjam, stopwatch dinon-aktifkan kemudian dicatat waktu tempuhnya. Untuk mencapai kecepatan yang diinginkan 70 kmjm, pengendara melakukan perpindahan gigi yang teratur dan sesuai setiap pengujian. Tabel 3 menampilkan format data akselerasi pada pengujian. Tabel 3. Data pengujian akselerasi 0-70 kmjam sekon No Normalitas N Massa Gram Waktu detik Rata – rata sekon 1 2 3 1 0,1 40 2 50 3 60 4 0,2 40 5 50 6 60 7 0,3 40 8 50 9 60 10 0,5 40 11 50 12 60 3. Akselerasi dari keadaan berjalan 40 – 70 kmjam Parameter zeolit yang digunakan dan langkah-langkahnya sama seperti pada pengambilan data pengujian akselerasi dari keadaan diam, hanya saja stopwatch mulai diaktifkan ketika kecepatan awal yaitu 40 kmjam hingga kecepatan akhir yang diinginkan 70 kmjam melakukan perpindahan perseneling dari gigi 1 sampai gigi 4. Pada Tabel 4 menampilkan data akselerasi pengujian kecepatan 40 hingga 70 kmjam. Tabel 4. Data pengujian akselerasi 40-70 kmjam detik No Normalitas N Massa Gram Waktu detik Rata – rata sekon 1 2 3 1 0,1 40 2 50 3 60 4 0,2 40 5 50 6 60 7 0,3 40 8 50 9 60 10 0,5 40 11 50 12 60 4. Pengujian stasioner Pengujian ini dilakukan untuk melihat konsumsi bahan bakar yang digunakan pada kondisi diam putaran stasioner dan membandingkan karakteristik kendaraan bermotor tanpa zeolit, dengan zeolit aktivasi basa- fisik dan massa yang telah ditentukan. Persiapan pertama yang dilakukan adalah memanaskan mesin agar kondisi mesin di saat pengujian sudah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemanfaatan Filter Udara Eksternal Yang Menggunakan Zeolit Alam Lampung Teraktivasi Basa-Fisik Terhadap Prestasi Mesin Dan Emisi Gas Buang Sepeda Motor Bensin 4 Langkah

7 86 95

PENGARUH APLIKASI FLY ASH BENTUK PELET PEREKAT YANG DIAKTIVASI FISIK TERHADAP PRESTASI MESIN DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR BENSIN 4-LANGKAH

4 50 83

PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT ALAM LAMPUNG SEBAGAI ADSORBEN PADA SALURAN GAS BUANG TERHADAP PRESTASI DAN KONSENTRASI EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

2 9 74

PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT ALAM LAMPUNG SEBAGAI ADSORBEN PADA SALURAN GAS BUANG TERHADAP PRESTASI DAN KONSENTRASI EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

0 7 11

PENGUNAAN ZEOLIT AKTIVASI KIMIA (H2S04 DAN HCl) – FISIK PADA BERAGAM NORMALITAS DALAM MENINGKATKAN PRESTASI MESIN DAN MENURUNKAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR BENSIN 4-LANGKAH

2 62 75

PENGARUH VARIASI NORMALITAS NaOH DAN KOH PADA AKTIVASI BASA-FISIK ZEOLIT PELET PEREKAT TERHADAP PRESTASI SEPEDA MOTOR BENSIN 4-LANGKAH

1 10 87

PENGARUH VARIASI JENIS AIR DAN TEMPERATUR AKTIVASI DALAM CAMPURAN FLY ASH BENTUK PELET TERHADAP PRESTASI MESIN DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

8 26 45

PENGARUH VARIASI BENTUK DAN POSISI PENEMPATAN FILTER ZEOLIT KIMIA-FISIK EKSTERNAL TERHADAP PRESTASI MESIN DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR KARBURATOR 4-LANGKAH

0 34 61

PENGGUNAAN FLYASH DAN ZEOLIT UNTUK MENGHEMAT KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN MEREDUKSI EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR BENSIN 4-LANGKAH

0 2 115

PENGARUH PENGGUNAAN BOTTOM ASH KELAPA SAWIT DENGAN AKTIVASI FISIK TERHADAP PRESTASI MESIN DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR BENSIN 4-LANGKAH

1 11 78