35
kapasitas untuk memproduksi, valume barang dan jasa yang sama dan kapasitas untuk memproduksi nilai barang dan jasa yang sama.
• General purchasing power, productive capacity maintenance yaitu
physical yang diukur dengan unit tenaga ahli yang sama. Menurut konsep ini kapasitas produksi fisik perusahaan yang diukur dalam unit tenaga
beli yang sama dipertahankan.
2.3. Hubungan Perputaran Persediaan dengan Laba Bersih
Menurut Syafaruddin Alwi 1993:116 menjelaskan bahwa:
”Inventory Turnover bila rasio ini rendah berarti masih bangak stock yang belum terjual hal ini akan menghambat cash flow, sehingga berpengaruh terhadap
keuntungan”. Dari pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa apabila tingkat perputaran
persediaan yang dihasilkan oleh perusahaan rendah, maka laba yang dihasilkan akan berpengaruh terhadap perusahaan.
2.4 Studi Empiris Dengan Penelitian Terdahulu
NO NAMA
TAHUN JUDUL
PERSAMAAN PERBEDAAN
1 Siti
Aulia Handay
ani 2009
Pengaruh perputaran persediaan dan
perputaran piutang terhadap marjin laba
Persamaan penelitian yang
dilakukan oleh Siti Aulia Handayani
dengan penulis yaitu pada variabel
X
1
Perbedaan penelitian yang
dilakukan oleh Siti Aulia Handayani
dengan penulis yaitu pada variabel
X
2
dan Y
36
2.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 2.5.1. Kerangka Pemikiran
Persediaan merupakan suatu modal yang umum digunakan untuk menyelesaikan masalah yang terkait dengan usaha pengendalian bahan baku
maupun bahan jadi dalam suatu aktivitas perusahaan. Ciri khas dari modal persediaan adalah solusi optimalnya difokuskan untuk menjamin persediaan biaya
yang serendah-rendahnya.
Pengertian persediaan menurut Agus Ristono 2009:1 menyatakan
bahwa: Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk
digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang. Persediaan terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan barang setengah
jadi, dan persediaan barang jadi.
Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa persediaan terdiri dari
persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi, dan persediaan barang 2
Silvester 2006
Analisis pengaruh perputaran persediaan,
penjualan bersih dan perputaran piutang
terhadap harga pokok penjualan
Persamaan penelitian yang
dilakukan oleh Silvester dengan
penulis yaitu pada variabel X
1
Perbedaan penelitian yang
dilakukan oleh Silvester dengan
penulis yaitu pada variabel X
2
dan Y 3
Dewi Marutha
2009 Analisis Rasio
efisiensi operasional terhadap laba bersih
perusahaan pada pabrik gula mojo
Persamaan penelitian yang
dilakukan oleh Dewi Marutha
dengan penulis yaitu pada variabel
Y Perbedaan
penelitian yang dilakukan oleh
Dewi Marutha dengan penulis
yaitu terletak pada variable X
37
jadi. Persediaan bahan baku dan barang setengah jadi disimpan sebelum digunakan atau dimasukan ke dalam proses produksi. Sedangkan barang jadi atau
barang dagangan disimpan sebelum dijual atau dipasarkan. Dengan demikian setiap perusahaan yang melakukan kegiatan usaha umumnya memiliki persediaan.
Persediaan menurut Moh. BennyAlexandri 2009:135 menyatakan :
Persediaan adalah suatu aktiva yang melipiti barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu atau persediaan
barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses
produksi.
Menurut John J.Wild, K.R.Subramanyam, Robert F Hasley 2005:265
“Persediaan merupakan barang yang dijual dalam aktivitas normal perusahaan”.
Pengertian persediaan menurut Dermawan Sjahrial 2007:189 yaitu:
“Persediaan merupakan unsur utama dari modal kerja aktiva lancar. Persediaan merupakan investasi yang sangat berarti pada banyak perusahaan”.
Dari beberapa pengertian persediaan diatas dapat diketahui bahwa persediaan merupakan elemen modal kerja yang sangat penting bagi perusahaan,
karena persediaan akan berpengaruh terhadap jalannya operasional dan produktivitas dalam menghasilkan barang. Dengan demikian diperlukan adanya
suatu manajemen untuk mengelolaan persediaan dan kebijakan mengenai apa yang harus dilakukan perusahaan terhadap persediaan tersebut.
Tujuan Manajemen Persediaan menurut Lukas Setia Admaja 2008:63
menyatakan: Tujuan manajemen persediaan adalah mengadakan persediaan yang
dibutukan untuk operasi yang berkelanjutan pada biaya yang diminimalisir, langkah pertama dalam mengembangkan suatu model
persediaan adalah mengidentifikasi biaya yang berhubungan dengan
38
pengesahaan dan penyimpangan persediaan ordering costs and carrying costs.
Dari tujuan manajemen persediaan diatas maka dapat diketahui bahwa
peran serta manajemen persediaan adalah untuk menyelesaikan masalah yang terkait dengan usaha pengendalian bahan baku maupun bahan jadi dalam suatu
aktivitas perusahaan.
Tujuan kebijakan persediaan menurut Gunawan Adisaputro 2007:163- 164
sebagai berikut : “Tujuan Kebijakan Persediaan adalah untuk merencanakan tingkat optimal
investasi persediaan dengan mempertahankan tingkat optimal tersebut melalui pengembalian”.
Tujuan kebijakan persediaan diatas menjelaskan bahwa tingkat persediaan harus dipertahankan antara dua perbedaan besar, tingkat yang berlebihan
menyebabkan biaya penyimpanan, resiko dan investasi dan yang berlebihan. Disisi lain tingkat yang tidak memadai untuk memenuhi permintaan dan produksi
dengan cepat akan muncul biaya kehabisan persediaan yang tinggi. Dengan adanya manajemen dan kebijakan persediaan dalam suatu
perusahaan maka persediaan dalam perusahaan akan terjaga dengan baik. Persediaan tersebut akan berputar secara normal, tanpa adanya hambatan, terjaga
persediaan dari kerusakan, penumpukan barang ataupun biaya-biaya kerugian lainnya. Perputaran persediaan mengindikasikan seberapa efektif perusahaan
dalam menghasilkan barang yang tertanam didalamnya.
Menurut Sofyan Harahap 2009:308 perputaran persediaan adalah :
39
“Menunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan
penjualan berjalan cepat”. Perputaran persediaan = Harga pokok penjualan
Rata-rata persediaan barang Hari dalam perputaran =
365 Perputaran persediaan
Pengertian Inventory Turnover menurut Susan Irawati 2006:56 yaitu :
Inventory Turnover adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas kemampuan dana suatu perusahaan yang tertanam dalam inventory atau
persediaan yang berputar dalam suatu periode tertentu atau likuiditas dari inventory dan perkiraan untuk adanya overstock. Semakin capat persediaan
perputaran semakin efektif perusahaan dalam mengelola persediaan inventory.
Sedangkan menurut Dwi Prastowo dan Rafika Juliaty 2005:87
menjelaskan bahwa : “Ratio perputaran persediaan mengukur berapa kali persediaan perusahan telah
terjual selama periode tertentu, misalnya selama tahun tertentu”. Perputaran persediaan = Harga Pokok Penjualan
Rata-rata persedian Jumlah hari persediaan = Jumlah hari pertahun
Perputaran persediaan Dari pengertian perputaran persediaan diatas dapat diketahui bahwa
perputaran persediaan merupakan perbandingan antara harga pokok penjualan dengan rata-rata persediaan. Rasio ini menunjukkan frekuensi perputaran
persedian, dari rasio ini dapat ditentukan berapa lama rata-rata persediaan tersebut digudang, yaitu dengan membagi jumlah hari dalam satu tahun dengan angka
perputaran persediaan. Selain itu perputaran persediaan menunjukan bahwa
40
apabila semakin cepat perputarannya semakin baik karena dianggap kegiatan
penjulan berjalan cepat dan efektif menghasilkan laba, sebagaimana diungkapkan
oleh Syafaruddin Alwi 1993:116 menjelaskan bahwa:
”Inventory Turnover bila rasio ini rendah berarti masih banyak stock yang belum terjual. Hal ini akan menghambat cash flow, sehingga berpengaruh terhadap
keuntungan”.
Menurut Darsono Prawironegoro 2008:180 menyatakan bahwa:
“Laba adalah seluruh prestasi karyawan dalam suatu perusahaan yang dinyatakan dalam bentuk angka keuangan yaitu selisih antara pendapatan dikurangi
bebanexpenses”. Laba biasanya dihitung secara berkala yaitu setahun sekali. Penetapan laba
secara periodik memerlukan perhatian yang serius sebab laba atau rugi benar- benar mencerminkan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita pada periode
yang bersangkutan.
Soemarso 2004: 235 menjelaskan:
“Laba bersih net income merupakan selisih lebih semua pendapatan dan keuntungan terhadap semua biaya-biaya kerugian”.
Laba Bersih = Pendapatan - Biaya
Pengertian laba bersih menurut Ahmed Riohi Belkaoui 2004:279 yaitu:
Laba bersih merupakan kelebihan dan kekurangan pendapatan dibandingkan dengan biaya yang telah habis masa berlaku serta
keuntungan dan kerugian dari perusahaan dari penjualaan, pertukaran, atau konversi lainya dari aktiva.
Kedua pengertian laba bersih diatas dapat disimpulkan bahwa laba bersih didalamnya terdapat selisih antara semua pendapatan dan biaya. Dengan laba yang
41
didapat perusahaan secara optimal maka mencerminkan kegiatan operasional perusahan berjalan dengan baik.
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas dapat dibuat skema kerangka pemikiran sebagai berikut :
Teori Penghubung Syafaruddin Alwi 1993:116
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian
Analisis Perputaran Persediaan Terhadap Laba Bersih 2.5.2 Hipotesis
Pengertian hipotesis menurut Sugiyono 2004:70 adalah :
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengambil dugaan sementara
atau hipotesis sebagai berikut: “Perputaran Persediaan Berdampak Positif Terhadap Laba Bersih”.
Variabel X
Perputaran persediaan 1.
Harga pokok penjualan 2.
Rata-rata persediaan barang
Sofyan Syafri Harahap 2009:308
Variabel Y
Laba bersih
1. Pendapatan
2. Biaya
Soemarso 2004: 235
42
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Objek penelitian yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah :
1. Perputaran persediaan sebagai variabel bebas independent.
2. Laba bersih sebagai variabel terikat dependent.
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu sebagai berikut: 1.
Variabel Idependen Variabel Bebas Menurut Sugiyono 2009:61, Variabel independen adalah merupakan variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen terikat. Variabel independen dalam penelitian ini adalah
Sense. 2.
Variabel Dependen Variabel Terikat Menurut Sugiyono 2009:61, Variabel dependen adalah merupakan variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat Variabel independen dalam penelitian ini adalah Keputusan Pembelian.
3.2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian
diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulan. Artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan pada analisis data numeric angka. Dengan