Latar Belakang dan Masalah

produktivitas jagung per kecamatan di Kabupaten Lampung Timur tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Luas panen, produksi, dan produktivitas jagung per kecamatan di Kabupaten Lampung Timur 2011 No . Kecamatan Luas panen ha Produksi ton Produktivitas tonha 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Metro Kibang Batanghari Sekampung Marga Tiga Sekampung Udik Jabung Pasir Sakti Way Karya Marga Sekampung Labuhan Maringgai Mataram Baru Bandar Sribhawono Melinting Gunung Pelindung Way Jepara Braja Selebah Labuhan Ratu Sukadana Bumi Agung Batanghari Nuban Pekalongan Raman Utara Purbolinggo Way Bungur 6.389 374 3.171 1.355 15.092 9.441 638 3.592 19.004 286 2 14.520 3.541 171 1.898 1.889 895 2.830 1.214 2.323 2.468 2.002 1.238 1.732 37.516 2.257 17.656 8.515 81.737 52.928 3.281 21.426 111.420 1.672 11 77.661 18.940 1.092 11.278 11.224 5.232 16.992 7.118 13.381 12.439 9.836 7.302 7.572 5,8 6 5,5 6,2 5,4 5,6 5,1 5,9 5,8 5,8 5,2 5,3 5,3 6,3 5,9 5,9 58 5,9 5,8 5,7 5 4,6 5,8 4,3 Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Lampung Timur 2012 Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa kecamatan yang memiliki luas panen terbesar kedua adalah Kecamatan Sekampung Udik. Luas panen sebesar 12.092 ha dengan jumlah produksi 81.737 ton serta produktivitas sebesar 5,4 tonha. Hal ini menunjukkan bahwa Kecamatan Sekampung Udik masih memiliki luas tanam tanaman jagung yang tinggi jika dibandingkan dengan daerah lainnya di Kabupaten Lampung Timur. Kecamatan Sekampung Udik terdiri dari 15 desa, yang masing-masing desa telah malakukan pembudidayaan tanaman jagung. Salah satu desa yang memiliki produktivitas jagung tertinggi adalah Desa Sidorejo yaitu sebesar 6,3 tonha. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Produktivitas jagung per Desa di Kecamatan Sekampung Udik 2012 No. Desa Produktivitas tonha 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Gunung Agung Gunung Pasir Jaya Gunung Sugih Bauh Gunung Sari Sidorejo Brawijaya Pugung Raharjo Bojong Toba Mengundang Sari Sindang Anom Gunung Mulyo Banjar Agung Bumi Mulyo Purwo Kencono 5,3 5,3 5,7 5.9 6,3 6,2 5,9 5,6 5,3 5,6 5.3 5,6 5,6 5,7 6,2 Sumber : BP3K Balai Penyuluhan Perikanan dan Kehutanan Kecamatan Sekampung Udik, Kabupaten Lampung Timur 2013 Tingginya produktivitas tanaman jagung selain ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan seperti kesuburan tanah dan iklim, ditentukan juga oleh keputusan petani dalam menentukan bagaimana cara petani membudidayakan tanaman jagung. Ada berbagai macam cara yang dapat dilakukan oleh petani, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengikuti perkembangan teknologi pertanian. Teknologi pertanian khususnya teknologi jagung telah banyak dihasilkan oleh pemerintah, namun demikian fakta lapangan menunjukkan teknologi tersebut belum sepenuhnya dapat diterapkan oleh petani. Salah satu usaha yang telah dilakukan oleh Pemerintah adalah dengan memperkenalkan teknologi sapta usahatani kepada petani dengan harapan petani mampu menerapkan dan mengaplikasikan teknologi yang diperkenalkan dalam rangka pencapaian sasaran yaitu peningkatan produktivitas. Penerapan teknologi sapta usahatani jagung mencakup penggunaan benih unggul, teknik bercocok tanam pemupukan, pengairan, pengendalian hama dan penyakit, panen dan paska panen, serta pemasaran. Petani di Desa Sidorejo merupakan petani yang telah lama melakukan penerapan teknologi sapta usahatani jagung. Untuk itu peneliti ingin melihat bagaimana penerapan teknologi sapta usahatani di Desa Sidorejo dan selanjutnya melihat produksi dan produktivitas jagung yang dihasilkan. Hal ini bermaksud apabila penerapan teknologi bagus maka diharapkan dapat menjadi contoh untuk petani lain dan dapat menjadi acuan bagi petani yang belum menerapkan teknologi sapta usahatani. Namun, apabila penerapan kurang bagus maka petani perlu meningkatkan penerapan teknologi sapta usahatani jagung agar produktivitas jagung dapat meningkat. Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui tingkat penerapan teknologi sapta usahatani jagung di Desa Sidorejo Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : Tingkat penerapan teknologi sapta usahatani jagung di Desa Sidorejo Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur.

C. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan referensi bagi penelitian sejenis dan wahana belajar bagi penelitian yang didasarkan pada teori yang diperoleh sewaktu kuliah dengan yang ada di lapangan.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A.

Tinjauan Pustaka 1. Tanaman Jagung Menurut Marzuki, A.R dan Suprapto 2005, jagung Zea mays L termasuk tanaman semusim, yang memiliki lima bagian tanaman yaitu akar, batang, daun, bunga, dan biji. Akar tanaman jagung berbentuk serabut menyebar kesamping dan kebawah sepanjang 25 cm. Batang jagung berwarna hijau sampai keunguan, berbentuk bulat berbuku-buku yang dibatasi oleh ruas-ruas. Daun tanaman jagung terdiri atas pelepah dan helaian daun yang panjang dan meruncing. Jumlah daun setiap batang jagung berkisar10-20 helai pada setiap ruas batang dengan kedudukan yang saling berlawanan. Tanaman jagung memiliki biji berkeping tunggal berderet rapi pada tongkolnya. Setiap tongkol terdapat 10-14 deret biji jagung yang terdiri dari 200-400 butir biji jagung. Bunga jagung berumah satu, letak bunga jantan terpisah dengan buga betina. Bunga jantan berada diujung taaman sedangkan bunga betina berada diketiak daun.

2. Varietas Unggul Jagung Hibrida

Varietas unggul mempunyai peran penting dalam meningkatkan produksi jagung. Perannya terlihat dalam potensi hasil per satuan luas. Contoh varietas unggul jagung hibrida dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Varietas Unggul Jagung Hibrida Varietas Potensi hasil tonha Umur panen hari Keunggulan spesifik Bisi 16 11 105 - Memiliki akar yang baik, batang yang besar, kokoh dan tegak. - Tinggi tanaman sekitar 224 cm dengan batang berwarna hijau. - Tahan terhadap penyakit karat daun dan penyakit bercak daun Bisi 18 12 105 - Memiliki tongkol seragam dengan letak tongkol yang relatif sama antara masing- masing tanaman. - Tahan dari ancaman penyakit karat daun dan hawar daun yang dipicu oleh jamur. - memiliki biji yang penuh hingga ujung tongkol. NK 22 12 110 - Memiliki batang besar dan kokoh berwarna hijau. - Tinggi tanaman mencapai 235 cm. - Peka terhadap penyakit bulai dan tahan terhadap penyakit hawar daun,dan karat. Tabel 5. Lanjutan Varietas Potensi hasil tonha Umur panen hari Keunggulan spesifik DK 99 10 105 - Memiliki batang besar dan kokoh berwarna hijau serta tinggi tanaman 196 cm. - Tahan terhadap penyakit bulai, karat daun dan bercak daun. PIONER 21 12 105 - Tongkol terisi penuh, batang kokoh, perakaran kuat sehingga tahan kerebahan, kelobot menutup biji dengan sempurn - Tahan terhadap penyakit karat daun PIONER 27 11 110 - Tahan terhadap penyakit karat daun - Kelobot menutup biji dengan baik, perakaran kuat dan memiliki batang kokoh. Sumber : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian 2009

3. Jagung Sebagai Tanaman Pangan Utama

Jagung merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan. Penduduk di beberapa daerah di Indonesia misalnya di Madura dan Nusa Tenggara juga menggunakan jagung sebagai bahan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak daun maupun tongkolnya, diambil minyaknya dari biji, dibuat tepung, dan bahan baku industri. Tongkol jagung kaya akan pentosa,