Komponen Kimia Kayu TINJAUAN PUSTAKA

Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009. ketahanan kayu terhadap serangan mahluk perusak kayu. Selain itu dapat pula menentukan pengerjaan dan pengolahan kayu, sehingga didapat hasil yang maksimal. Komposisi unsur-unsur kimia kayu adalah: - Karbon 50 - Hidrogen 6 - Nitrogen 0,04 – 0,10 - Abu 0,20 – 0,50 - Sisanya adalah oksigen Dumanauw,J.F, 1990

2.3. Komponen Kimia Kayu

Sepanjang menyangkut komponen kimia kayu, maka perlu dibedakan antara komponen-komponen makromolekul utama dinding sel selulosa, poliosa hemiselulosa dan lignin, yang terdapat pada semua kayu, dan komponen-komponen minor dengan berat molekul kecil ekstraktif dan zat-zat mineral, yang biasanya lebih berkaitan dengan jenis kayu tertentu dalam jenis dan jumlahnya.

2.3.1. Selulosa

Selulosa merupakan komponen kayu yang terbesar, yang dalam kayu lunak dan kayu keras jumlahnya mencapai hampir setengahnya. Didalam kayu, selulosa tidak hanya disertai dengan poliosa dan lignin, tetapi juga terikat erat dengannya, dan pemisahannya memerlukan perlakuan kimia yang intensif. Selulosa merupakan bahan dasar dari banyak produk teknologi kertas, film, serat, aditif dan sebagainya dan karena itu diisolasi terutama dari kayu dengan proses pembuatan pulp dalam skala Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009. besar. Dengan menggunakan berbagai bahan kimia dalam pembutan pulp, pada keadaan asam, netral atau alkalis, dan tekanan, diperoleh pulp dengan sifat-sifat yang berbeda. Gambar 1. Struktur selulosa Fengel,D, 1995

2.3.2. Hemiselulosa

Berbeda dengan selulosa yang merupakan homopolisakarida, hemiselulosa merupakan heteropolisakarida. Hemiselulosa relatif mudah dihidrolisis oleh asam menjadi komponen-komponen monomernya yang terdiri dari glukosa, manosa, galaktosa, xilosa dan arabinosa. Kebanyakan hemiselulosa mempunyai derajat polimerisasi hanya 200. berbeda dengan selulosa, polimer hemiselulosa berbentuk tidak lurus, tetapi merupakan polimer-polimer yang bercabang, yang berarti hemiselulosa tidak akan dapat membentuk struktur kristal dan serat mikro seperti selulosa. Pada proses pembuatan pulp hemiselulosa bereaksi lebih cepat dibandingkan dengan selulosa. Sjostrom,E, 1995

2.3.3. Lignin

Merupakan bagian yang bukan karbohidrat, sebagai persenyawaan kimia yang jauh dari sederhana, tidak berstruktur, bentuknya amorf. Dinding sel tersusun oleh suatu Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009. oleh suatu rangka molekul selulosa, antara lain terdapat pula lignin. Kedua bagian ini merupakan suatu kesatuan yang erat, yang menyebabkan dinding sel menjadi kuat menyerupai beton bertulang besi. Selulosa laksana batang-batang besi dan lignin sebagai semen betony. Lignin terletak terutama dalam lamella tengah dan dinding primer. Kadar lignin dalam kayu gubal lebih tinggi dalam kayu teras. Dumanauw,J.F, 1990 Di dalam kayu lignin merupakan bahan yang tidak berwarna. Apabila lignin bersentuhan dengan udara, terutama dengan adanya sinar matahari, maka bersama- sama dengan karbohidrat-karbohidrat tertentu lama kelamaan lignin cenderung menjadi kuning. Lignin bersifat termoplastik artinya lignin akan menjadi lunak dan dapat dibentuk pada suhu yang lebih tinggi dan keras kembali apabila menjadi dingin. Haygreen,J.H, 1996

2.3.4. Zat Ekstraktif

Istilah ekstraktif kayu meliputi sejumlah besar senyawa yang berbeda yang dapat diekstraksi dari kayu dengan menggunakan pelarut polar dan non polar. Dalam arti yang sempit ekstraktif merupakan senyawa-senyawa yang larut dalam pelarut organik, dan dalam pengertian ini nama ekstraktif digunakan dalam analisis kayu. Tetapi senyawa-senyawa karbohidrat dan anorganik yang larut dalam air juga termasuk dalam senyawa yang dapat diekstraksi. Komposisi ekstraktif berubah selama pengeringan kayu; terutama senyawa-senyawa tak jenuh, lemak dan asam lemak terdegradasi. Fakta ini penting untuk produksi pulp karena ekstraktif tertentu dalam kayu segar mungkin menyebabkan noda kuning gangguan getah atau penguningan Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009. pulp. Ekstraktif dapat juga mempengaruhi kekuatan pulp, perekatan dan pengerjaan akhir kayu maupun sifat-sifat pengeringan. Fengel,D, 1995 Distribusi komponen kimia tersebut dalam dinding sel kayu tidak merata. Tabel berikut menunjukkan persen perkiraan berat masing-masing senyawa tersebut pada kayu keras dan kayu lunak. Tabel 1.1. Komposisi Bahan Kimia antara Kayu Keras dan Kayu Lunak Komponen Kayu Keras Kayu Lunak Selulosa 42± 2 45 ± 2 Hemiselulosa 27 ± 2 30 ± 5 Lignin 20 ± 4 27 ± 2 Zat Ekstraktif 3 ± 2 5 ± 3 Sumber: Training Manual PT. Toba Pulp Lestari, Tbk

2.4. Proses Pembuatan Pulp