2.11 Kapasitas Daya Dukung Bored Pile Dari Hasil Loading Test Dengan
Metode Davisson
Jika kurva beban penurunan telah diperoleh dari uji beban tiang, maka dapat diestimasi beban ultimit yang menyebabkan runtuhnya tiang. Bila tiang
pada lempung lunak penentuan beban ultimit relative mudah karena kurvanya akan berbentuk seperti kurva A gambar 2.14, dimana beban yang menyebabkan
keruntuhan tiang adalah pada beban yang konstan namun penurunan yang terjadi berlebihan. Akan tetapi, bila tiang pada pasir, tanah – tanah campuran atau
lempung kaku, untuk menentukan titik keruntuhan tiang pada kurva beban penurunan menjadi sulit kurva B gambar 2.14. H.C. Hardiyatmo, 2002.
Gambar 2.14 Kurva beban penurunan untuk tanah tertentu Hardiyatmo, 2002
Universitas Sumatera Utara
Davisson 1973, mengusulkan cara yang telah banyak dipakai pada saat ini. Cara ini mendefenisikan kapasitas ultimit tiang pada penurunan tiang sebesar
Gambar 2.15.
Gambar 2.15 Metode Davisson Hardiyatmo, 2002 0,012 d
r
+ 0,1 d d
r
+ QDAE…………………………………….2.13 d = diameterlebar tiang
d
r
= lebar referensi = 1 ft = 300 mm Q = beban yang bekerja pada tiang
D = kedalaman tiang A = luas penampang tiang
E = modulus elastis tiang σ
r
= 0,1 Mpa
Universitas Sumatera Utara
PONDASI SUMURAN CAISSON
Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang digunakan apabila tanah dasar terletak pada kedalaman yang
relatif dalam.
Persyaratan Pondasi Sumuran 1.
Daya dukung pondasi harus lebih besar dari pada beban yang dipikul oleh pondasi tersebut
2. Penurunan yang terjadi harus sesuai batas yang diizinkan toleransi yaitu 1”
2,54cm.
Pondasi ini terbuat dari beton bertulang atau beton pracetak, yang umum digunakan pada pekerjaan jembatan di Indonesia adalah dari silinder beton
bertulang dengan diameter 250 cm, 300 cm, 350 cm, dan 400 cm. Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan penurunan dinding sumuran yang dicor di tempat atau
pracetak yang terdiri unit-unit beton pracetak. Penurunan dilakukan dengan menggali sedikit demi sedikit di bawah dasarnya. Berat beton pada sumuran
memberikan gaya vertical untuk mengatasi gesekan friction antara tanah dengan beton,dandengandemikiansumurandapatturun.
Ketepatan pematokan pada sumuran sangat penting karena tempat yang digunakan oleh sumuran sangat besar. Akibat kesalahan pematokan, bersama-
sama dengan kemiringan yang terjadi pada waktu sumuran diturunkan, dapat menyebabkan sumuran itu berada di luar daerah kepala jembatan atau pilar. Hal
ini merupakan tambahan pekerjaan untuk memperbesar kapala jembatan atau
Universitas Sumatera Utara
pilar, dan akan meneruskan beban vertical dari bangunan atas kepada bangunan bawah secara eksentris.
Garis tengah memanjang jembatan dan garis tengah melintang dari sumuran harus ditentukan dan dioffset sejauh jarak tertentu untuk memastikan bahwa titik-titik
referensi tersebut tidak terganggu pada saat pembangunan sumuran. Harus diperhatikan penentuan letak tiap segmen untuk memastikan bahwa segmen
baru akan mempunyai alinyemen yang benar sepanjang sumbu vertical. Hal ini penting terutama pada waktu suatu segmen ditambahkan pada sumuran
yang tidak keluar dari vertical. Secara ideal kemiringan ini harus diperbaiki sebelum penambahan segmen berikutnya. Setelah pekerjaan pematokan selesai,
dilakukan penggalian pendahuluan untuk memberikan jalan awal melalui mana sumuran akan diturunkan. Sisi galian ini harus sedapat mungkin vertical.
Universitas Sumatera Utara
a. Pembuatan Pondasi Sumuran
1 Unit Beton Pracetak
Unit beton pracetak harus dicor pada landasan pengecoran yang sebagaimana mestinya. Cetakan harus memenuhi garis dan elevasi yang tepat dan terbuat
dari logam. Cetakan harus kedap air dan tidak boleh dibuka paling sedikit 3 hari setelah pengecoran. Unit beton pracetak yang telah selesai dikerjakan
harus bebas dari segregasi, keropos, atau cacat lainnya dan harus memenuhi dimensi yang disyaratkan.
Unit beton pracetak tidak boleh digeser paling sedikit 7 hari setelah pengecoran, atau sampai pengujian menunjukkan bahwa kuat tekan beton
telah mencapai 70 persen dari kuat tekan beton rancangan dalam 28 hari. Unit beton pracetak tidak boleh diangkut atau dipasang sampai beton tersebut
mengeras paling sedikit 14 hari setelah pengecoran, atau sampai pengujian
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan kuat tekan mencapai 85 persen dari kuat tekan rancangan dalam 28hari.
2 Dinding Sumuran dari Unit Beton Pracetak
Beton pracetak yang pertama dibuat harus ditempatkan sebagai unit yang terbawah. Bilamana beton pracetak yang pertama dibuat telah diturunkan,
beton pracetak berikut-nya harus dipasang di atasnya dan disambung sebagimana mestinya dengan adukan semen untuk memperoleh kekakuan dan
stabilitas yang diperlukan. Penurunan dapat dilanjutkan 24 jam setelah
penyambungan selesai dikerjakan.
3 Dinding Sumuran Cor Di Tempat
Cetakan untuk dinding sumuran yang dicor di tempat harus memenuhi garis dan elevasi yang tepat, kedap air dan tidak boleh dibuka paling sedikit 3 hari
setelah pengecoran. Beton harus dicor dan dirawat sesuai dengan ketentuan dari Spesifikasi ini. Penurunan tidak boleh dimulai paling sedikit 7 hari
setelah pengecoran atau sampai pengujian menunjukkan bahwa kuat tekan beton mencapai 70 persen dari kuat tekan rancangan dalam 28 hari.
b. Penggalian dan Penurunan
Bilamana penggalian dan penurunan pondasi sumuran dilaksanakan, perhatian khusus harus diberikan untuk hal-hal berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
1. Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan aman, teliti, mematuhi undang-undang keselamatan kerja, dan sebagainya.
2. Penggalian hanya boleh dilanjutkan bilamana penurunan telah dilaksanakan dengan tepat dengan memperhatikan pelaksanaan dan
kondisi tanah. Gangguan, pergeseran dan gonjangan pada dinding sumuran harus dihindarkan selama penggalian.
3. Dinding sumuran umumnya diturunkan dengan cara akibat beratnya sendiri, dengan menggunakan beban berlapis superimposed loads, dan
mengurangi ketahanan geser frictional resistance, dan sebagainya 4.
Cara mengurangi ketahanan geser : Bilamana ketahanan geser diperkirakan cukup besar pada saat penurunan
din-ding sumuran, maka disarankan untuk melakukan upaya untuk mengurangi geseran antara dinding luar sumuran dengan tanah di
sekelilingnya. 5.
Sumbat Dasar Sumuran Dalam pembuatan sumbat dasar sumuran, perhatian khusus harus
diberikan untuk hal-hal berikut ini : i
Pengecoran beton dalam air umumnya harus dilaksanakan dengan cara tremies atau pompa beton setelah yakin bahwa tidak terdapat
fluktuasi muka air dalam sumuran. ii
Air dalam sumuran umumnya tidak boleh dikeluarkan setelah pengecoran beton untuk sumbat dasar sumuran.
Universitas Sumatera Utara
6. Pengisian Sumuran
Sumuran harus diisi dengan beton siklop K175 sampai elevasi satu meter di bawah pondasi telapak. Sisa satu meter tersebut harus diisi dengan
beton K250, atau sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar. 7. Pekerjaan Dinding Penahan Rembesan Cut-Off Wall Work
Dinding penahan rembesan cut-off wall harus kedap air dan harus mampu menahan gaya-gaya dari luar seperti tekanan tanah dan air
selama proses penurunan dinding sumuran, dan harus ditarik setelah pelaksanaan sumuran selesai dikerjakan.
8. Pembongkaran Bagian Atas Sumuran Terbuka Bagian atas dinding sumuran yang telah terpasang yang lebih tinggi dari
sisi dasar pondasi telapak harus dibongkar. Pembongkaran harus dilaksanakan dengan menggunakan alat pemecah bertekanan pneumatic
breakers. Peledakan tidak boleh digunakan dalam setiap pembongkaran ini.
Baja tulangan yang diperpanjang masuk ke dalam pondasi telapak harus mempunyai panjang paling sedikit 40 kali diameter tulangan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Data Umum
Data umum dari proyek pembangunan Gedung GRHA 165 adalah sebagai berikut :
1. Nama Proyek
: Gedung GRHA 165 2.
Lokasi Proyek : Jalan TB. Simatupang – Jakarta
3. Sumber Dana
: Swasta 4.
Pemilik Proyek : PT. PRATAMA INDONESIA
5. Kontraktor Utama : PT. BAUER PRATAMA
6. Sub Kontraktor
: PT. INDECO PRIMA
3.2 Data Teknis Bored Pile
Data ini diperoleh dari pihak kontrkator dengan data sebagai berikut: 1.
Panjang Bored Pile : 18 m
2. Diameter Bored Pile
: Φ 1000 mm
3. Mutu Beton Bored Pile
: K-300 4.
Bagan alir penelitian : Dapat dilihat pada Gambar 3.1
Universitas Sumatera Utara