BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG ADVOKAT MENURUT HUKUM ISLAM
A. Pengertian Dan Tujuan Hukum Islam 1.
Pengertian Hukum Islam
Kata hukum yang berakar kata
ﻜ
mengandung makna mencegah atau menolak, yaitu mencegah ketidakadilan, mencegah kezhaliman, mencegah
penganiyaan dan menolak untuk kemafsadatan lainnya.
34
Hukum islam merupakan istilah khas Indonesia, sebagai terjemahan dari al- fiqh al-Islamy
atau dalam keadaan konteks tertentu dari as-syari’ah al-Islamy. Istilah ini dalam hukum barat disebut Islamic law. Dalam Al-qur’an dan Sunnah, istilah Al-
hukm al-Islam tidak ditemukan. Namun yang digunakan adalah kata Syari’at Islam.
Yang kemudian dalam penjabarannya disebut istilah Fiqh.
ﺊ ت ﺎ ﺛا ا ﻰ
ْو ْ
ﺔ ْ
35
Artinya: “menetapkan sesuatu atas sesuatu atau meniadakan sesuatu dari padanya”.
34
Zainuddin Ali, Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum Islam di Indonesia. Jakarta; Sinar Grafika, 2006, Cet.1. Hal 1.
35
Ibid Hal. 1 36
Dalam perkembangan ilmu fiqhushul fiqh yang demikian pesat, para ulama ushul fiqh telah menetapkan definisi hukum islam secara terminologi diantaranya
dikemukakan oleh Al-Badhawi dan Abu Zahra sebagai berikut:
ب ﺎ ا ﷲا
ﺎ ل ﺎ
ا ﻜ
ْ ْ ﻻﺎ
ءﺎ ا
ْو ا
ْْ ﺮ
ا ْو
ﻮ ا ْ
36
Artinya: Firman Allah yang berhubungan dengan perbuatan mukallaf, baik berupa
tuntunan, pilihan, maupun bersifat wadl’iy”.
ب ﺎ ا ﷲا
ﺎ ل ﺎ
ا ﻜ
ْ ً
ا ﺎ ْو
ْْ ًﺮ
ا ا
ْو و
ًْ ﺎ
37
Artinya: “khitab titah yang berhubungan dengan perbuatan orang mukallaf yang
bersifat memerintah terwujudnya kemaslahatan dan mencegah terjadinya kejahatan, baik titah itu mengandung tuntunan perintah dan larangan atau
semata-mata menerangkan pilihan kebolehan memilih atau menjadikan sesuatau sebagai sebab, syarat atau pengahalang terhadap sesuatu hukum”.
Uraian diatas memberi asumsi bahwa hukum yang dimaksud adalah hukum islam, sebab kajiannya dalam perspektif hukum islam. Maka yang dimaksud pula
adalah hukum syara’ yang bertalian dengan perbuatan manusia dalam ilmu fiqh, bukan hukum yang bertalian dengan aqidah dan akhlak.
38
Penyebutan hukum islam sering dipakai sebagi terjemahan dari syari’at Islam atau fiqh Islam. Apabila syari’at Islam di terjemahkan sebagai hukum islam hukum
36
Ibid Hal. 2.
37
Muhammad Abu Zahra, Ushul Fiqih, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994, Hal. 26.
38
Zainuddin Ali, Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum Islam di Indonesia. Jakarta; Sinar Grafika, 2006, Cet.1. Hal 2.
in abstracto , maka berarti syariat Islam yang dipahami dalam makna yang sempit,
karena kajian syariat Islam meliputi aspek I’tiqadiyah, khuluqiyah, dan amal syr’iyah. Sebaiknya bila hukum islam menjadi terjemahan dari fiqh Islam, maka hukum Islam
termasuk bidang kajian ijtihadi yang bersifat dzanni.
39
Namun demikian, untuk mendapatkan pemahaman yang benar tentang hukum islam, maka menurut H. Mohammad Daud Ali yang harus dilakukan sebagai
berikut:
40
1. Mempelajari hukum Islam dalam kerangka dasar, dimana hukum Islam
menjadi bagian yang utuh dari ajaran Dinul Islam. 2.
menempatkan hukum Islam pada suatu kesatuan 3.
dalam aplikasinya saling memberi keterkaitan antara syari’ah dan fiqh yang walaupun dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan.
4. dapat mengatur tata hubungan kehidupan, baik secara vertikal maupun
horizontal. Berdasarkan hal diatas maka definisi hukum Islam adalah koleksi daya upaya
para ahli hukum untuk menerapkan syariat atas hubungan masyarakat. Dalam khazanah hukum Islam di Indonesia. Istilah hukum Islam dipahami sebagi
penggabungan dua kata hukum dan Islam. Hukum adalah seperangkat aturan tentang
39
Ibid, Hal.2.
40
Muhammad Daud Ali, Hukum IslamPengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di Indonesia.Jakarta: PT Raja Grafindo, 2006. Hal. 18.
tindak tanduk atau tingkah laku yang diakui oleh suatu negara atau masyarakat yang berlaku dan mengikat seluruh anggotanya. Kemudian kata hukum disandarkan pada
kata Islam, jadi dapat dipahami bahwa hukum Islam adalah peraturan yang dirumuskan berdasarkan wahyu Allah dan sunnah Rosulullah tentang tingkah laku
mukallaf orang yang sudah dapat dibebani kewajiban yang diakui dan diyakini berlaku mengikat bagi semua pemeluk agama Islam.
2. Tujuan Hukum Islam Tujuan utama dari syari’ah adalah untuk menjaga dan memperjuangkan tiga
katagori hukum. Yang disebut sebagai Daruriyyat, Hajiyyat, dan Tahsiniyyat.
41
Tujuan dari masing-masing katagori tersebut adalah untuk memastikan bahwa kemaslahatan masalih kaum muslimin, baik di dunia maupun diakhirat, terwujud
dengan cara yang terbaik. Tujuan hukum Islam adalah untuk memenuhi kepentingan, kebahagian,
kesejahteraan, dan keselamatan hidup manusia di dunia dan di akhirat.
42
Oleh karena itu, apabila hukum positif yang tidak berasaskan Al-Quran dan Al-Hadist
dibandingkan dengan tujuan hukum islam, maka ditemukan bahwa tujuan hukum Islam lebih tinggi dan bersifat lebih abadi artinya tidak terbatas kepada lapangan
41
Wael B Hallaq, Sejarah Teori Hukum Islam, Jakrta: Raja Grafindo Persada, 2001. Hal 247-248.
42
Zainuddin Ali, Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum Islam di Indonesia. Jakarta; Sinar Grafika, 2006, Cet.1. Hal. 13.
materi yang bersifat sementara. Sebab faktor-faktor individu, masyarakat, dan kemanusiaan pada umumnya selalu diperhatikan dan dirangkaikan satu sama lain, dan
dengan hukum Islam dimaksudkan dengan kebaikan semua dapat terwujud. Dalam lapangan ibadah misalnya, shalat, puasa, zakat dan haji. Hal ini dimaksudkan untuk
membersihkan jiwa dan mempertemukannya dengan Tuhan, kesehatan jasmani dan kebaikan individu maupun masyarakat bersama-sama dengan berbagai aspeknya. Hal
tampak lapangan muamalat hubungan sesama manusia dengan segala aspeknya. Tujuan dimaksud tampak jelas, seperti yang terlihat pada aturan peraktek hukum
Islam yang menguasai lapangan tersebut. Diantara kaidah aturannya yang berbunyi sebagai berikut:
د ا
رﺎ ﺪ
م ﻰ
ﺟ ْ
ا ﺎ
43
“menolak keburukan mendahulukan atas mendatangkan kebaikan”.
ا ﺎ
ﻻا ﺔ
ﺪ ﺔ
ﻰ ا
ﺎ ا
ﺎ ﺔ
44
“kepentingan umat harus didahulukan atas kepentingan –kepentingan pribadi”
Secara garis besar tujuan hukum Islam dapat dilihat dari dua aspek, yaitu : 1.
kalau dilihat dari aspek pembuat hukum Allah dan Nabi Muhammad, maka tujuan hukum Islam adalah untuk memenuhi keperluan hidup manusia yang
43
Zainuddin Ali, Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum Islam di Indonesia. Jakarta; Sinar Grafika, 2006, Cet.1. Hal. 13.
44
Ibid, Hal. 15.
bersifat primer, sekunder, dan tertier istilah fiqh disebut Daruriyyat, hajiyyat, dan tahsiniyyat. Selain itu adalah untuk ditaati dan dilaksanakan oleh
manusia dalam kehidupan sehari-hari serta meningkatkan kemampuan manusia untuk memahami hukum Islam melalui metodologi pembentukannya
ushul al fiqh. 2.
kalau dilihat dari segi pelaku hukum dan pelaksana hukum Islam manusia, maka tujuan hukum Islam adalah untuk mencapai kehidupan yang bahagia.
Caranya yaitu mengambil yang bermanfaat dan menolak yang tidak berguna bagi kehidupan. Singkat kata adalah untuk mencapai keridhaan Allah dalam
kehidupan manusia, baik di dunia maupun di akhirat.
B. Status Hukum Dalam Hukum Islam