bersifat primer, sekunder, dan tertier istilah fiqh disebut Daruriyyat, hajiyyat, dan tahsiniyyat. Selain itu adalah untuk ditaati dan dilaksanakan oleh
manusia dalam kehidupan sehari-hari serta meningkatkan kemampuan manusia untuk memahami hukum Islam melalui metodologi pembentukannya
ushul al fiqh. 2.
kalau dilihat dari segi pelaku hukum dan pelaksana hukum Islam manusia, maka tujuan hukum Islam adalah untuk mencapai kehidupan yang bahagia.
Caranya yaitu mengambil yang bermanfaat dan menolak yang tidak berguna bagi kehidupan. Singkat kata adalah untuk mencapai keridhaan Allah dalam
kehidupan manusia, baik di dunia maupun di akhirat.
B. Status Hukum Dalam Hukum Islam
Macam-macam hukum adalah sebagi berikut :
45
1. Al-Ijab, yaiut tuntutan secara pasti dari syariat untuk dilaksanakan dan tidak
boleh dilanggar ditinggalkan, karena orang yang meninggalkannya dikenai hukuman. Istilah al-ijab terkait dengan khitab firman Allah SWT disebut al-
wajib perbuatn yang dituntut oleh khitab Allah SWT. 2.
An-Nadh, yaitu tuntutan untuk melaksanakan suatu perbutan, tetapi tuntutan itu tidak secara pasti. Seorang tidak di larang untuk meninggalkannya, karena
orang yang meninggalkan tuntutan tersebut tidak dikenai hukuman.
45
Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: Ichtiar Bara Van Hove, 1999, Cet, Ke-2, Hal. 572.
3. Al-Ibahah, yaitu khitab firman Allah SWT yang mengandung pilihan antara
berbuat atau tidak. Akibat khitab Allah SWT ini disebut juga dengan Al- Ibahah,
dasn perbuatn yang boleh dipilih itu disebut Al-mubah. 4.
Al-Karahah, yaitu tuntutan untuk meninggalkan suatu perbuatan, tetapi tuntutan itu di ungkapkan melalui reaksi yang pasti. Seseorang yang
mengerjakan perbuatan yang dituntut untuk meninggalkan itu tidak dikenai hukuman. Akibat dari tuntunan itu disebut Al-Karahah, dan perbuatan yang
dituntut untuk meninggalkan itu disebut dengan Al-Makruh. 5.
At-Tahri, yaitu tuntutan untuk tidak mengerjakan suatu perbuatan dengan tuntutan yang pasti. Akibat dari tuntutan ini disebut Al-Hurmah dan perbuatan
yang dituntut disebut dengan Al-Haram.
C. Landasan Hukum Advokat Dalam Islam
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa advokat merupakan profesi yang mulia karena perannya terhadap masyarakat dalam bidang hukum dan keadilan, advokat
lebih memprioritaskan hak-hak asasi manusia ketimbang dirinya terhadap pencapaian kepentingan ekonomis.
Sesungguhnya Al-Qur’an dan As-Sunnah merupakan sumber hukum yang selalu menyerukan kepada kebajikan dan tanggung jawab moral yang tinggi. Menurut
Al-Qur’an rasa tanggung jawab yang komprehensif dapat menjamin hak-hak dasar manusia. Bukan sebaliknya, dan orang yang merefleksikan tanggung jawab moral
tadi adalah dalam kemenangan. Sebagaimana Allah menjelaskan dalam firman-Nya dalam surat Al-Imran ayat 104-105 :
46
☺ ☺
. ⌧
⌧ ⌧
. Artinya :
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung. Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan
yang jelas kepada mereka. mereka Itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat”. QS Al-Imran : 104-105.
Dalam ayat lain yang lebih tegas mengharamkan perbuatan yang melanggar hak-hak asasi manusia. Dalam Al-Qur’an surat Al-A’raaf ayat 33 :
47
☺ ⌧
Artinya :
46
Ahmad Toha Putra, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: Asy Syifa’, 2000, Hal. 122.
47
Ibid, Hal. 323.
“Katakanlah: Tuhanku Hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar
hak manusia tanpa alasan yang benar, mengharamkan mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan
mengharamkan mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui. QS Al-A’raaf :33
Dalam sebuah hadist riwayat Tabrani agar berbuat kebajikan tanpa membeda- bedakan golongan yaitu:
ر سا
ا ْﺪ
ْﻻا نﺎ
ا ﻮ
د ا د
ﻰ ا
سﺎ و
ا ْ
نﺎ ا
ﻰ آ
ا ْ
نﺎ ًﺮ
آ ا نﺎ
ا ْو
ﺎ ﺮ
ا
48
Artinya : “kepala akal sesudah iman adalah berkasih-kasihan kepada manusia dan
membuat kebajikan kepada segala orang, baik orang itu shaleh atau fasik”. Al-Qur;an dan As-Sunnah banyak memberi bimbingan etika pada pihak yang
memasuki dunia hukum yang lainnya, maka bimbingan etika dari Rasulullah berlaku juga bagi para advokat sebagai pihak yang terlibat dalam pengambilan putusan hakim
diantara hadist yang menjelaskan tentang para penegak hukum dalam peradilan salah satunya:
ْا ه ﻰ
ﺮ ْﺮ
ة ر
ﷲا ﺎ
ل :
لﺎ ر
ْﻮ ل
ﷲا ﻰ
ﷲا ْ
و :
ْ و
ا ﻰ
ْ ذ
ﻐْ ﺮ
ﻜْ نﺎ ا
و ﺔ رﻻا و ﺪ ا اور
49
Artinya : “dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: barang siapa
memegang kekuasaan pengadilan, maka sesungguhnya ia telah menyembelih dirinya tanpa dengan pisau HR. Ahmad Al-Arba’ah dan Ibnu Hibban
mensyahihkan.”
48
T.M. Hasby ash Shiediqy, Al-Islam Jakarta: Bulan Bintang, 1952, Cet, ke-1,, Hal. 464.
49
Ibid, hal. 464.
Hadist ini menjadi peringatan keras bagi para ahli hukum yang terlibat dalam proses peradilan dan bagi orang yang memasuki dunia peradilan, hal ini dinyatakan
dalam lafadz dzubiha yang berarti menjerumuskan diri
50
. Dari beberapa penjelasan ayat Al-Qur’an dan Hadist diatas tampak Islam
mengakomodasikan segala urusan umat manusia, tak terkecuali yang berkaitan dengan hukum. Dengan diterapkannya hukum, maka hidup manusia akan mencapai
keteraturan dan kedamaian. Dalam penerapannya ada tujuan penting yang hendak dicapai yaitu terpenuhinya rasa keadilan umat manusia, sebagaimana firman Allah
SWT pada surat Al-Maidah ayat 8 :
51
⌧ ☺
☺ Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran Karena Allah, menjadi saksi dengan adil.
dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. berlaku adillah, Karena adil itu lebih dekat
kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan
. QS. Al-Maa’idah : 8 Ayat diatas menunjukan bagaimana Allah SWT lewat ajaran Islam
mengajarkan kepada orang-orang yang beriman untuk menegakkan kebenaran dan
50
Ibid, Hal. 464.
51
Ahmad Toha Putra, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Hal. 226.
bersikap adil. Kandungan ajaran Islam ini pun sesuai dengan prinsip dasar bagi para aparat hukum, baik itu hakim, jaksa dan khususnya bagi profesi yang diangkat pada
tulisan ini yaitu advokat. Hal ini sesuai dengan filsafah bangsa Indonesia, yaitu pancasila yang berkaitan dengan peradilan yang meracu pada sila “keadilan bagi
seluruh rakyat Indonesia”. Adapun maksud adil dalam Islam disini adalah seperti apa yang dijelaskan
Ibnu Katsir tentang definisi keadilan. Ibnu Katsir dalam magnum opusnya “Tafsir Ibnu Katsir” ketika menafsirkan ayat-ayat yang berkaitan dengan keadilan
menyesuaikan dengan konteks ayatnya. Berikut ini dalam tafsirnya mengenai definisi keadilan
52
: “ Allah SWT menyuruh orang yang beriman untuk berbuat adil dalam
perbuatan dan perkataan, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Keadilan yang dimaksud adalah keadilan menyampaikan hak kepada yang berhak
membutuhkannya dengan cara yang tepat, dan juga menyampaikan hak bagi setiap orang dalam setiap waktu dan tempatnya.”
Mengenai keberadaan advokat dipengadilan telah banyak dinyatakan dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist telah diperaktekan pada masa Rasulullah SAW, Sahabat dan
generasi sesudahnya. Di antara ayat Al-Qur’an yang mengandung pedoman mengenai
52
Muhammad Al As-Shabuni, Mukhtashor Tafsir Ibnu Kasir, Beirut: Dar al-Fikr, t.t, Jilid 1 Hal. 633.
peraktekadvokat di pengadilan yaitu firman Allah SWT dalam surat Al-Anbiyaa’ ayat 78-79:
53
☺ ☺
⌧ ⌧
☺ ⌧
. ☺
⌧ ☺
⌧ ☺
☺
Artinya : “ Dan ingatlah kisah Daud dan Sulaiman, di waktu keduanya memberikan
Keputusan mengenai tanaman, Karena tanaman itu dirusak oleh kambing- kambing kepunyaan kaumnya. dan adalah kami menyaksikan Keputusan
yang diberikan oleh mereka itu, Maka kami Telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum yang lebih tepat dan kepada masing-
masing mereka Telah kami berikan hikmah dan ilmu dan Telah kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama
Daud. dan kamilah yang melakukannya. QS. Al-Anbiyaa’ 78-79.
Sesuai dengan perkembangan zaman dan tuntutan manusia yang semakin beragam dalam penyelesaian hukum, advokat dalam pengertian positif di masa kini
memiliki system dan ruang lingkup kerja yang lebih luas dan modern.
53
Ahmad Toha Putra, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Hal. 698
BAB IV ANALISIS ADVOKAT MENURUT UNDANG-UNDANG DAN HUKUM