Tabel 4.5 Data Penentuan pH Optimum Adsorpsi pada 3 kali Pengukuran No
pH Larutan Konsentrasi Akhir Larutan Cd
2+
mgL X
1
X
2
X
3
X 1
3 0,9275
0,9278 0,9274
0,9276 2
4 0,3388
0,3388 0,3390
0,3389 3
5 0,8350
0,8351 0,8349
0,8350 4
6 0,9625
0,9624 0,9629
0,9626 5
7 1,2221
1,2223 1,2222
1,2222
4.1.3.2 Data Penentuan Waktu Pengadukan Optimum
Penentuan waktu pengadukan optimum pada penenlitian ini dilakukan mulai dari waktu 15 menit sampai 60 menit, dimana pH larutan yang digunakan adalah pH 4
pH optimum. Data penentuan waktu pengadukan optimum dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6 Data Penentuan Waktu Pengadukan Optimum Adsorpsi pada 3 kali Pengukuran
No Waktu Pengadukan menit Konsentrasi Akhir Larutan Cd
2+
mgL X
1
X
2
X
3
X 1
15 0,7084
0,7087 0,7084
0,7085 2
30 0,3260
0,3259 0,3264
0,3261 3
45 0,6298
0,6299 0,62300
0,6299 4
60 0,6877
0,6876 0,6878
0,6877
4.1.4 Persentase Penurunan Kadar Ion Kadmium Cd
2+
dalam Larutan Penentuan Persen Adsorpsi
Persentase penurunan kadar ion Cd
2+
dalam larutan sebelum dan setelah diadsorpsi dapat ditentukan menggunakan persamaan berikut:
Universitas Sumatera Utara
�������� = ����������� ���� − ����������� ��ℎ��
����������� ���� × 100
Dari data hasil pengukuran yang terdapat pada Tabel 4.5 dan Tabel 4.6, maka penentuan adsorpsi pada berbagai perlakuan dapat ditentukan sebagai berikut:
1. Pada penentuan pH optimum pH 4 dengan waktu pengadukan selama 30
menit : �������� =
5,0001 − 0,3389
5,0001 × 100
= 93,22 Data adsorpsi pada penentuan pH optimum secara lengkap dapat dilihat pada
Lampiran 2A. 2.
Pada penentuan waktu pengadukan optimum waktu 30 menit dengan kondisi larutan pada pH 4 :
�������� = 5,0001
− 0,3261 5,0001
× 100 = 93,48
Data adsorpsi pada penentuan waktu pengadukan optimum secara lengakap dapat dilihat pada Lampiran 2B.
4.2 Pembahasan 4.2.1 Preparasi dan Karakterisasi Kalsium Oksida dalam Serbuk Cangkang
Keong Mas Pomacea Canaliculata L.
Kalsium oksida yang merupakan kristal berwarna putih dapat dibuat dengan cara pemanasan batu kapur, batu koral dan cangkang-cangkang mollusca yang
mengandung CaCO
3
dengan melepaskan karbon dioksida. Reaksi tersebut bersifat reversibel, dimana kalsium oksida bereaksi dengan karbon dioksida membentuk
kalsium karbonat kembali. Berdasarkan hal tersebut, serbuk cangkang keong mas dikalsinasi pada suhu 800
C untuk mendapatkan kalsium oksida. Pada suhu 700
C dekomposisi kalsium oksida belum terjadi, pada suhu ini kalsium karbonat belum terurai menjadi kalsium oksida. Berdasarkan karakterisasi
menggunakan difraksi sinar-X, CaO terbentuk pada suhu pemanasan 800 C.
Berikut ini pada Tabel 4.7 dapat dilihat perbandingan suhu kalsinasi cangkang
Universitas Sumatera Utara
keong mas pada suhu 700 C dan 800
C selama 3 jam dengan data 2 Ɵ untuk
CaCO
3
dan CaO murni.
Tabel 4.7 Data 2 Ɵ senyawa kalsium karbonat dan kalsium oksida dari JCPDS
Sampel Temperatur Senyawa
2 Ɵ
Data JCPDS
- CaO
32,2 37,3
58,3 64,1
67,3 CaCO
3
29,4 39,4
43,2 47,4
48,5 Serbuk
Cangkang Keong
Mas 700
C CaO
- -
- -
- CaCO
3
29,3 -
- 47,4
48,4 800
C CaO
32,1 37,3
58,3 -
- CaCO
3
- -
- -
-
Dari data di atas, terlihat bahwa kalsium oksida dari cangkang keong mas dapat terbentuk pada suhu dekomposisi 800
C selama 3 jam. Abu cangkang keong mas ini kemudian digunakan sebagai adsorben untuk menyerap logam.
4.2.2 Adsorpsi Ion Kadmium Cd