33 Selanjutnya asas-asas dari hukum Hak atas Kekayaan Intelektual tersebut
harus bersumber dari Pancasila sebagai asas idiil filosofis, dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai asas konstitusional
struktural
34
mengemukakan apa yang dimaksud dengan hak. Hak menurut Sanusi Bintang adalah “kewenangan yang diberikan kepada seseorang untuk dipergunakan
secara bebas”.
35
Sedangkan menurut Satjipto Rahardjo, menegaskan bahwa “hak tidak saja berarti kewenangan yang dilindungi oleh hukum namun juga menekankan
pada pengakuan atas wewenang dari hak tersebut”.
36
Dan diantara hak-hak yang diakui oleh masyarakat bagi perlindungan hasil karya akal atau pikiran manusia.
2. Konsepsi
a. Lisensi
“License noun 1 governmental permission to perform a particular act like getting married, conduct a particular business or occupation, operate machinery
or vehicle after proving ability to do so safely, or use property for a certain purpose. 2 the certificate that proves one has been granted authority to do
something under governmental license. 3 a private grant of right to use real property for a particular purpose, such as putting on a concert. 4 a private grant
of the right to use some intellectual property such as a patent or musical composition
.”
37
Lisensi kata benda 1 izin pemerintah untuk melakukan tindakan tertentu seperti menikah, melakukan bisnis tertentu atau pekerjaan, mengoperasikan mesin atau
kendaraan setelah membuktikan kemampuan untuk melakukannya dengan aman, atau properti digunakan untuk tujuan tertentu. 2 sertifikat yang membuktikan satu
34
Bila dikaitkanan antara UUD 1945 dengan Hak Milik Intelektual HAMI jelas mempunyai hubungan yang erat sekali. Beberapa Pasal dalam UUD 1945 memperlihatkan kepada kita tentang
pertalian tersebut, yakni Pasal 27 ayat 2, Pasal 28 dan Pasal 33 ayat 2 dan ayat 3, lihat Syafrinaldi, op.cit., hal 24.
35
Sanusi Bintang, Hukum Hak Cipta, Citra Aditya, Bandung, 1998, hal 1.
36
Satjipto Rahardjo, op.cit., hal 54.
37
Burtons Legal Thesaurus, 4E. Copyright © 2007 by William C. Burton. Used with permission of The McGraw-Hill Companies, Inc.
Universitas Sumatera Utara
34 telah diberikan kewenangan untuk melakukan sesuatu di bawah lisensi pemerintah.
3 hibah pribadi hak untuk menggunakan properti untuk tujuan tertentu, seperti mengenakan konser. 4 hibah pribadi hak untuk menggunakan beberapa kekayaan
intelektual seperti paten atau komposisi musik
Licensed contract is a right given by some competent authority to do an act, which
without such authority would be illegal. The instrument or writing which secures this right, is also called a license.
38
Kontrak Izin adalah hak yang diberikan oleh beberapa pejabat yang berwenang untuk melakukan tindakan, yang tanpa kewenangan tersebut akan ilegal. Instrumen atau
tulisan yang mengamankan hak ini, juga disebut lisensi A license is also an express or implied. An express license is one which in direct
terms authorizes the performance of a certain act; as a license to keep a tavern given by public authority.
39
Sebuah lisensi juga merupakan yang tersurat maupun tersirat. Sebuah lisensi mengungkapkan adalah salah satu yang dalam hal kewenangan langsung kinerja
suatu tindakan tertentu; sebagai lisensi untuk menyimpan kedai yang diberikan oleh otoritas publik
“An implied license is one which though not expressly given, may be presumed from the acts of the party having a right to give it. The following are examples of
such licenses as when a man knocks at anothers door, and it is opened, the act of opening the door licenses the former to enter the house for any lawful purpose. A
servant is, in consequence of his employment, licensed to admit to the house, those who come on his masters business, but only such persons. It may, however, be
38
Legal Thesaurus , Copyright © 1981-2005 by Gerald N. Hill and Kathleen T. Hill. All Right
reserved.
39
Ibid
Universitas Sumatera Utara
35 inferred from circumstances that the servant has authority to invite whom he
pleases to the house, for lawful purposes.”
40
Sebuah lisensi tersirat adalah salah satu yang walaupun tidak secara tegas diberikan, dapat dianggap dari tindakan partai memiliki hak untuk
memberikannya. Berikut ini adalah contoh lisensi seperti ketika seorang pria mengetuk di pintu lain, dan itu dibuka, tindakan membuka pintu lisensi yang
pertama untuk memasuki rumah untuk tujuan yang sah. Seorang pelayan adalah, sebagai akibat dari pekerjaan itu, lisensi untuk mengakui ke rumah, mereka yang
datang pada bisnis majikannya, tetapi hanya orang tersebut. Mungkin, Namun, disimpulkan dari keadaan yang hamba itu memiliki kewenangan untuk
mengundang siapa ia menyenangkan ke rumah, untuk tujuan yang sah “A license is either a bare authority, without interest, or it is coupled with an
interest. A bare license must be executed by the party to whom it is given in person, and cannot be made over or assigned by him to another; and, being
without consideration, may be revoked at pleasure, as long as it remains executory but when carried into effect, either partially or altogether, it can only be
rescinded, if in its nature it will admit of revocation, by placing the other side in the same situation in which he stood before he entered on its execution.”
41
Lisensi adalah baik otoritas telanjang, tanpa bunga, atau digabungkan dengan kepentingan. Izin telanjang harus dijalankan oleh pihak kepada siapa itu diberikan
secara pribadi, dan tidak dapat dibuat terus menerus atau ditempati oleh dia untuk lain; dan, karena tanpa pertimbangan, dapat dicabut pada kesenangan, selama tetap
pelaksana tetapi ketika dilakukan berlaku, baik sebagian atau sama sekali, itu hanya bisa dibatalkan, jika di alam yang akan mengakui pencabutan, dengan
menempatkan pihak lain dalam situasi yang sama di mana ia berdiri sebelum dia dimasukkan pada pelaksanaannya
When the license is coupled with an interest the authority conferred is not properly a mere permission, but amounts to a grant, which cannot be revoked, and it may then
be assigned to a third person. When the license is coupled with an interest, the formalities essential to confer such interest should be observed.
42
40
Ibid
41
A Law Dictionary, Adapted to the Constitution and Laws of the United States. By John Bouvier. Published 1856.
42
Ibid
Universitas Sumatera Utara
36 Ketika lisensi digabungkan dengan kewenangan kepentingan yang diberikan tidak
benar izin belaka, tetapi sebesar hibah, yang tidak dapat dicabut, dan mungkin akan diberikan kepada orang ketiga. Ketika lisensi digabungkan dengan kepentingan,
formalitas yang penting untuk memberikan kepentingan tersebut harus diamati Menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek, Lisensi
adalah izin yang diberikan oleh pemilik merek terdaftar kepada pihak lain melalui suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian hak bukan pengalihan hak untuk
menggunakan merek tersebut, baik untuk seluruh atau sebagian jenis barang danatau jasa yang didaftarkan dalam jangka waktu dan syarat tertentu
43
Dalam legal dictionary, license : “A term used to describe the grant of a right to certain kinds of business, affected with a public interest. The granting of licenses
and the regulation of licensed business now form an important part of administrative procedure”
44
yang mengandung arti bahwa lisensi adalah sesuatu yang dijelaskan sebagai pemberian hak untuk bisnisusaha tertentu, yang berhubungan kepentingan
publik. Pemberian dari lisensi peraturan dari usaha pemberian lisensi sekarang menjadi bagian yang penting dari prosedur administrasi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan lisensi merek adalah izin yang diberikan oleh pemilik merek untuk menggunakan merek
43
Pasal 1 butir 13 UU No.15 Tahun 2001 tentang Merek
44
Sinha Dheeraj, Legal Dictionary, International Law Book Services, Direct Art Company, Petaling Jaya, Selangor Darul Ehsan, hal 118.
Universitas Sumatera Utara
37 terdaftar atau merek terkenal miliknya selama jangka waktu tertentu dan dengan
menggunakan syarat tertentu dengan menerima royalti dari penerima lisensi merek. b. Pengertian merek
Trademark noun is a distinctive design, picture, emblem, logo or wording or
combination affixed to goods for sale to identify the manufacturer as the source of the product and to distinguish them from goods sold or made by others. Words that
merely name the maker but without particular lettering or a generic name for the product are not trademarks.
45
Merek kata benda adalah desain, khas gambar, lambang, logo atau kata-kata atau kombinasi yang ditempel barang untuk dijual untuk mengidentifikasi produsen
sebagai sumber produk dan untuk membedakan mereka dari barang yang dijual atau dibuat oleh orang lain. Kata-kata yang hanya nama pembuat tapi tanpa huruf
tertentu atau nama generik untuk produk tidak merek dagang A trademark is typically a name, word, phrase, logo, symbol, design, image, or a
combination of these elements. There is also a range of non-conventional trademarks comprising marks which do not fall into these standard categories, such as those
based on color, smell, or sound.
46
Sebuah merek dagang biasanya nama, kata, frasa, logo, simbol, desain, gambar, atau kombinasi dari unsur-unsur. Ada juga berbagai merek dagang non-konvensional
45
Wests Encyclopedia of American Law, edition 2. Copyright 2008 The Gale Group, Inc. All rights reserved
.
46
Directory of trade names in Websters Online Dictionary - The Rosetta Edition
Universitas Sumatera Utara
38 terdiri dari tanda yang tidak jatuh ke dalam kategori standar, seperti yang berdasarkan
warna, bau, atau suara The term trademark is also used informally to refer to any distinguishing attribute by
which an individual is readily identified, such as the well known characteristics of celebrities. When a trademark is used in relation to services rather than products, it
may sometimes be called a service mark, particularly in the United States.
47
Istilah merek dagang ini juga digunakan secara informal untuk mengacu pada setiap atribut membedakan dengan mana seorang individu dengan mudah diidentifikasi,
seperti karakteristik selebriti terkenal. Ketika merek dagang yang digunakan dalam hubungannya dengan layanan ketimbang produk, kadang-kadang dapat disebut
sebagai merek jasa, terutama di Amerika Serikat Dalam Pasal 1 angka 1 Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek,
dapat diketahui tentang arti merek, bentuk merek, tujuan dan kegunaan merek. Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan
warna atau kombinasi dari unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Bentuk merek ditentukan
secara limitatif, yaitu : hanya berupa gambar, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya
pembeda.
47
http:encyclopedia.thefreedictionary.comRegistered+trademark+sign, diakses tanggal 3 Nopember 2010
Universitas Sumatera Utara
39 Sedangkan menurut Molengraff, yang dikutip oleh Muhammad Djumhana dan
R. Djubaedillah menyatakan bahwa merek yaitu dengan mana dipribadikanlah suatu barang tertentu, untuk menunjukkan asal barang, dan jaminan kualitasnya, sehingga
bisa dibandingkan dengan barang-barang sejenis yang dibuat dan diperdagangkan oleh orang, atau perusahaan lain.
48
Bertitik tolak pada batasan tersebut, pada hakekatnya merek adalah suatu tanda. Akan tetapi agar tanda tersebut dapat diterima sebagai merek harus memiliki
daya pembeda. Yang dimaksud dengan memiliki daya pembeda di sini adalah memiliki kemampuan untuk digunakan sebagai tanda yang dapat membedakan hasil
perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Tanda yang sudah memiliki daya pembeda tersebut tidak dapat diterima sebagai merek apabila tidak dapat digunakan
pada kegiatan perdagangan atau jasa. Ciri pembeda demikian diharapkan dapat memberikan citra sekaligus
menunjukan goodwill perusahan tersebut. Demikian pentingnya peranan merek sehingga terhadapnya dilekatkan perlindungan hukum, yaitu sebagai objek yang
terhadapnya terkait hak-hak perseorangan atau badan hukum, sehingga pada dasarnya, merek di mata hukum adalah benda tidak berwujud.
49
Merek dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa mempunyai fungsi sebagai berikut :
48
Muhammad Djumhana dan R. Djubaedillah, op. cit., hal. 121
49
Cita Citrawinda, Teknik Mengajukan Keberatan Dan Sanggahan Terhadap Keberatan atas Pemintaan Merek
, Makalah yang disampaikan pada Kursus Singkat HaKI, Depok 3 Maret 1997, hal. 2
Universitas Sumatera Utara
40 1.
Tanda pengenal untuk membedakan produk perusahaan yang satu dengan produk perusahaan lain product identity. Fungsi ini juga menghubungkan barang atau
jasa dengan produsennya sebagai jaminan reputasi hasil usahanya ketika diperdagangkan.
2. Sarana promosi dagang, promosi tersebut dilakukan melalui iklan produsen atau
pengusaha yang memperdagangkan barang atau jasa. 3.
Jaminan atas mutu barang atau jasa, hal ini tidak hanya menguntungkan pemilik merek melainkan juga perlindungan jaminan mutu barang atau jasa bagi
konsumen.
50
Atas dasar itu, tujuan merek secara tersirat adalah untuk membedakan antara produk yang satu dengan yang lainnya terutama dengan yang sama jenisnya. Sebagai
contoh dalam produk susu, ada susu Cap Nona, susu Indomilk, susu Dancow, susu Cap Bendera
dan sebagainya, di mana semua itu merupakan barang sejenis yang termasuk dalam satu kelas.
Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek mengenal tiga macam merek, hal ini dapat dilihat pada Pasal 1 angka 2, angka 3, dan angka 4 yaitu:
1. Merek Dagang
2. Merek Jasa
3. Merek Kolektif.
Merek Dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan
hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya. Sedangkan merek jasa adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang
50
Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perdata Indoensia, PT. Citra Buana, Bandung, 1993, hal. 120.
Universitas Sumatera Utara
41 atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan
dengan jasa-jasa sejenis lainnya.
51
Dari dua macam merek tersebut tampak jelas letak bedanya, yaitu dari segi sasarannya. Merek dagang memfokuskan sasarannya kepada produk yang berwujud
yaitu produk yang dapat dipegang dengan tangan atau biasanya disebut dengan istilah konkrit, tetapi merek jasa meletakkan sasarannya kepada produk yang hanya
dapat dirasakan atau biasanya dikenal dengan istilah abstrak tetapi tidak dapat dipegang.
Sesuai rumusan merek dagang di atas, pada umumnya merek tersebut ditempatkan atau dilekatkan pada barang yang diproduksi dan diperdagangkan,
sehingga masyarakat menjadi kenal dengan barang yang ditawarkan bermerek tertentu. Lain halnya dengan merek jasa, dimana perusahaan jasa tersebut tidak
memproduksi barang, tetapi melakukan pelayanan jasa terhadap konsumen, sehingga merek tersebut tidak dapat ditempatkan pada produksi jasanya karena perusahaan
tersebut tidak memproduksi barang.
52
Merek Terkenal Undang-Undang tidak memberi definisi apa itu merek terkenal. Tentang
Merek Terkenal dapat kita lihat dalam penjelasan Pasal 6 1 huruf b. Dalam penjelasan tersebut disebutkan bahwa penolakan permohonan yang mempunyai
51
Wiratmo Dianggoro, Pembaharuan UU Merek dan Dampaknya Bagi Dunia Bisnis, Jurnal Hukum Bisnis Volume 2 Tahun 1997.
52
Ahmad Hossan, Beberapa hal Tentang Perlindungan Hukum Merek di Indonesia, Direktorat Merek, Ditjen. Hak atas Kekayaan Intelektual, 1997.
Universitas Sumatera Utara
42 persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan Merek terkenal untuk barang
danatau jasa yang sejenis dilakukan dengan memperhatikan pengetahuan umum masyarakat mengenai Merek tersebut dibidang usaha yang bersangkutan. Disamping
itu, diperhatikan pula reputasi merek terkenal yang diperoleh karena promosi yang gencar dan besar-besaran, investasi diberbagai negara di dunia yang dilakukan oleh
pemiliknya, dan disertai bukti pendaftaran Merek tersebut di beberapa negara. Apabila hal-hal tersebut diatas belum dianggap cukup, Pengadilan Niaga dapat
memerintahkan lembaga yang bersifat mandiri untuk melakukan survei guna memperoleh kesimpulan mengenai terkenal atau tidaknya Merek yang menjadi dasar
penolakan tersebut.
53
Menurut penjelasan tersebut, maka merek terkenal dapat dilihat dari 1.
Pengetahuan umum masyarakat terhadap merek tersebut 2.
Reputasi merek tersebut diperoleh karena promosi yang gencar dan besar-besaran, serta
3. Investasi dibeberapa negara di dunia yang disertai dengan bukti pendaftaran
Merek tersebut di beberapa negara. Kalau hal-hal diatas dianggap belum cukup, maka ditambah
4. Hasil survei yang dilakukan oleh lembaga yang bersifata mandiri yang diperintah
oleh Pengadilan Niaga Karena persyaratan merek terkenal itu bersifat komulatif, maka oleh
Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, permohonan pendaftaran Merek tidak
53
I Gede Wayan Surya Sukanta, op.cit, hal 27.
Universitas Sumatera Utara
43 ditolak sekalipun Merek tersebut mempunyai persamaan pada pokoknya atau
keseluruhannya dengan Merek yang sudah terdaftar terlebih dahulu dan merek tersebut dikenal masyarakat luas di Indonesia, kalau merek yang terdaftar lebih dulu
itu tidak memenuhi salah satu syarat tersebut diatas. Sekalipun Merek tersebut dkenal oleh masyarakat Indonesia secara luas seperti contoh merek roti Holland Bakery,
akan tetapi karena merek Holland Bakery yang terdaftar lebih dahulu itu tidak memenuhi salah satu syarat tersebut diatas yaitu syarat No 2 dan No 3, maka Merek
Holland Bakery yang telah terdaftar lebih dahulu itu dianggap tidak mempunyai dasar
untuk menolak merek lain
54
G. Metode Penelitian 1. Spesifikasi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif Dalam melakukan penelitian ini dipergunakan pendekatan yuridis normatif atau disebut juga dengan
penelitian hukum doktrinal. Penelitian yuridis normatif digunakan dengan maksud untuk mengadakan pendekatan terhadap masalah dengan cara melihat dari segi
peraturan perundang-undangan yang berlaku, dokumen-dokumen dan berbagai teori. Dalam penelitian ini, peraturan perundang-undangan yang berhubungan
dengan merek dan perjanjian lisensi dipergunakan dengan tujuan agar didapati penjelasan terhadap rumusan masalah dalam penelitian ini.
54
Ibid, hal 28.
Universitas Sumatera Utara
44
2. Sumber Data