Hubungan Jenis Transportasi ke Sekolah dengan Status Gizi, Tingkat Kecukupan Zat Gizi, dan Kebugaran Jasmani Remaja

HUBUNGAN JENIS TRANSPORTASI KE SEKOLAH
DENGAN STATUS GIZI, TINGKAT KECUKUPAN
ZAT GIZI DAN KEBUGARAN JASMANI REMAJA

PUTRI AKSOVA MASTURINA

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Jenis
Transportasi ke Sekolah dengan Status Gizi, Tingkat Kecukupan Zat Gizi dan
Kebugaran Jasmani Remaja adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2015

Putri Aksova Masturina
NIM I14124008



Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak luar IPB
harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.

ABSTRAK
PUTRI AKSOVA MASTURINA. Hubungan Jenis Transportasi ke Sekolah
dengan Status Gizi, Tingkat Kecukupan Zat Gizi, dan Kebugaran Jasmani
Remaja. Dibimbing oleh HADI RIYADI.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status gizi, tingkat kecukupan
zat gizi dan kebugaran jasmani pada remaja berdasarkan jenis transportasi yang
digunakan ke sekolah. Desain penelitian yang digunakan adalah crosssectional

study dengan random sampling dengan jumlah contoh sebanyak 15 orang
kelompok pejalan kaki, 13 orang kelompok bersepeda dan 15 orang kelompok
bukan keduanya. Data yang dikumpulkan meliputi data karakteristik individu,
konsumsi pangan, status gizi, tingkat kecukupan zat gizi, dan kebugaran jasmani.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata antara IMT/U, dan
tingkat kecukupan zat gizi (p>0.05), kecuali tingkat kecukupan zat besi (p=0.026)
pada ketiga kelompok tersebut. Aktifitas fisik dan tingkat kebugaran pada
kelompok bersepeda lebih tinggi dibandingkan kelompok lainnya. Tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, usia, IMT/U, aktivitas fisik,
tingkat kecukupan zat gizi dengan skor kebugaran (p>0.05). Hasil uji regresi
linear berganda menunjukkan bahwa jenis kelamin, usia dan aktivitas fisik
berpengaruh terhadap kebugaran jasmani seseorang sebesar 25.7% dengan
kekuatan kolerasi yang sedang (R=0.507).
Kata kunci: jenis transportasi, kebugaran jasmani, status gizi, tingkat kecukupan
zat gizi

ABSTRACT
PUTRI AKSOVA MASTURINA. Relationship Type of Transportation used to
School with Nutritional Status, Nutritional Adequacy Level, and Physical Fitness
in Adolescents. Supervised by HADI RIYADI.

This research aimed to analyze nutritional status, nutritional adequacy, and
physical fitness of adolescents based on a type of transportation that used to
school. Design used for this study was a cross-sectional with random sampling
with 15 subject of walker group, 13 subject of bikecycle group, and 15 subject
non walker-bikecycle group. The data collected includes data of individual
characteristics, food consumption, nutritional status, physical activity and physical
fitness. The result showed no significant assosiation between BMI and nutritional
adequacy (p>0,05) except nutritional adequacy level of iron (p = 0.026) on three
groups type of transportation that used to school. Physical activity and physical
fittness on bikecycle group is higher than the other groups. This study showed no
significant association between gender, age, BMI, physical activity, nutrient
intake with score of physical fittness (p>0.05). The results of a multiple regression
showed that gender, age, and physical activity is positively associated with
physical fitness of subjects (25.7%) and moderate correlation (R = 0.507).
Keywords: nutritional adequacy level, nutritional status, physical fitness, type of
transportation

HUBUNGAN JENIS TRANSPORTASI KE SEKOLAH
DENGAN STATUS GIZI, TINGKAT KECUKUPAN
ZAT GIZI DAN KEBUGARAN JASMANI REMAJA


PUTRI AKSOVA MASTURINA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi
dari Program Studi Ilmu Gizi pada
Departemen Gizi Masyarakat

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Judul Skripsi : Hubungan Jenis Transportasi ke Sekolah dengan Status Gizi,
Tingkat Kecukupan Zat Gizi, dan Kebugaran Jasmani Remaja
Nama
: Putri Aksova Masturina
NIM

: I14124008

Disetujui oleh

Dr Ir Hadi Riyadi, MS
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Rimbawan
Ketua Departemen

Tanggal Lulus :

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga proposal penelitian ini dapat diselesaikan
dengan baik. Shalawat dan salam untuk Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi
wassallam serta keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya hingga akhir
zaman. Tema yang dipilih dalam penelitian ini Hubungan Jenis Transportasi ke

Sekolah dengan Status Gizi, Tingkat Kecukupan Zat Gizi, dan Kebugaran Jasmani
Remaja dalam rangka memenuhi persyaratan untuk melaksnakan tugas akhir guna
memperoleh gelar sarjana di Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi
Manusia, Institut Pertanian Bogor dapat. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih
kepada:
1. Dr Ir Hadi Riyadi, MS selaku dosen pembimbing skripsi dan akademik
yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan.
2. Prof Dr Ir Ali Khomsan, MS selaku dosen pemandu seminar dan penguji
yang telah memberikan kritik dan saran untuk perbaikan skripsi.
3. Bapak Budi selaku pembimbing lapang dan seluruh pihak SMP Negeri 09
Bekasi, Jatiasih atas izin dan kerjasamanya selama penelitian berlangsung.
4. Keluarga tercinta : Ayah, Mamah, Hasna H. dan Nur Fadillah A. serta
seluruh keluarga besar atas segala do’a dan dukungannya.
5. Sobat terdekat : Ni Putu Dewi A., Nur Azizah, Astri Sekar D., Lia
Mar’atus S., Reni Rayendra P., Faiza Harsah, Intan Caesari, kak Tita Nia
Fanina, kak Syarifah Nufus J., kak Eva Oktavera S., dan Gandis Asti R
yang telah membantu selama penelitian dan memberikan semangat dan
motivasi.
6. Teman-teman Alih Jenis Gizi angkatan 6 atas segala dukungan, perhatian,
semangat, dan motivasi yang selalu diberikan kepada penulis.

Tidak lupa penulis mohon maaf atas segala kekurangan penyusunan karya
ilmiah. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Maret 2015
Putri Aksova M.

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

x

DAFTAR TABEL

x

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang


1

Tujuan Penelitian

2

Hipotesis Penelitian

2

Manfaat Penelitian

2

KERANGKA PEMIKIRAN

3

METODE PENELITIAN


4

Desain, Tempat, dan Waktu

4

Jumlah dan Cara Penarikan Subjek

5

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

6

Pengolahan dan Analisis Data

7

Definisi Operasional

HASIL DAN PEMBAHASAN

10
11

Karakteristik Subjek

11

Status Gizi

14

Aktivitas Fisik

15

Tingkat Kecukupan Zat Gizi

16


Kebugaran Jasmani

21

Uji Hubungan Antar Variabel

22

Analisis Regresi Linear Berganda

27

SIMPULAN DAN SARAN

28

DAFTAR PUSTAKA

29

LAMPIRAN

33

RIWAYAT HIDUP

46

DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran hubungan jenis transportasi ke sekolah dengan

4

DAFTAR TABEL
1 Jenis variabel dan indikator penelitian
2 Klasifikasi tingkat kecukupan energi dan zat gizi
3 Kategori aktivitas fisik berdasarkan nilai PAR
4 Kategori tingkat aktivitas fisik berdasarkan nilai PAL
5 Kategori tingkat kebugaran jasmani
6 Sebaran subjek berdasarkan karakteristik dan jenis transportasi
7 Sebaran subjek berdasakan kategori status gizi (IMT)
8 Sebaran subjek berdasarkan kategori aktivitas fisik
9 Sebaran subjek berdasarkan kategori tingkat kecukupan energi
10 Sebaran subjek berdasarkan kategori tingkat kecukupan protein
11 Sebaran subjek berdasarkan kategori tingkat kecukupan lemak
12 Sebaran subjek berdasarkan kategori tingkat kecukupan karbohidrat
13 Sebaran subjek berdasarkan kategori tingkat kecukupan kalsium
14 Sebaran subjek berdasarkan kategori tingkat kecukupan zat besi
15 Sebaran subjek berdasarkan kategori tingkat kecukupan vitamin B1
16 Sebaran subjek berdasarkan kategori tingkat kecukupan vitamin C
17 Sebaran subjek berdasarkan kategori tingkat kebugaran

6
8
8
9
10
11
14
15
16
17
17
18
19
19
20
21
21

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Remaja adalah aset bangsa dan penentu masa depan bangsa. Remaja
merupakan periode yang paling rawan dalam perkembangan hidup seorang
manusia untuk bertahan hidup di mana secara fisik akan mengalami perubahan
yang spesifik dan secara psikologi akan mencari identitas diri (Sarwono 2007).
Remaja merupakan masa di mana individu berkembang mulai saat pertama kali
menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat mencapai kematangan
seksual. Setiap individu mengalami perkembangan biologi, psikologi, dan
sosiologi yang saling terkait satu sama lain. Secara biologi ditandai dengan
percepatan pertumbuhan tulang, secara psikologi ditandai dengan akhir
perkembangan kognitif dan pemantapan kepribadian, dan secara sosiologi ditandai
dengan intensifnya persiapan dalam menyongsong peranannya sebagai seorang
dewasa muda. Batasan usia remaja itu sendiri ialah 10-19 tahun (WHO 2014).
Perkembangan remaja yang optimal tidak hanya tergantung dari pemberian
nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik, melainkan didukung dengan pola
hidup yang aktif dan sehat. Di sisi lain, remaja saat ini terbiasa melakukan
kegiatan dengan bantuan alat-alat yang serba praktis, sehingga menjadi mudah
lelah ketika melakukan kegiatan fisik yang bersifat aktif (Judarwanto 2005).
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka
yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik yang kurang merupakan
salah satu faktor risiko munculnya penyakit kronis. Rekomendasi untuk anak-anak
dan remaja berusia 5-17 tahun setidaknya harus melakukan 60 menit aktivitas
fisik dengan intensitas sedang sampai kuat setiap harinya. Aktivitas fisik yang
dapat dilakukan yaitu terdiri dari bermain, olahraga, penggunaan transportasi,
edukasi fisik atau latihan yang dapat dilakukan di dalam keluarga, sekolah dan
lingkungan sekitar (WHO 2011).
Saat ini ada berbagai pilihan transportasi anak-anak dan remaja menuju ke
sekolah. Pilihan tersebut dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu transportasi aktif
(berjalan kaki dan bersepeda) dan transportasi pasif (berkendara motor dan
angkutan umum). Pemilihan transportasi aktif menuju ke sekolah dapat menjadi
sumber dari aktivitas fisik yang memberi manfaat kesehatan dan kebugaran
jasmani. Perbedaan kebugaran jasmani antara orang yang memilih transportasi
aktif dan pasif dikarenakan efek langsung dari pemilihan jenis transportasi ke
sekolah atau dapat disebabkan oleh keterlibatannya dalam aktivitas fisik yang
telah disarankan sebelumnya (Ostergaard et al 2013).
Bagi seorang anak, kebugaran sangat penting terutama sebagai modal utama
dalam melaksanakan kegiatan belajar dan bermain. Anak yang bugar akan
memiliki rentang perhatian lebih lama dalam belajar, bermain, atau berbagai
kegiatan lainnya (Sriundy 2009). Kebugaran jasmani dipengaruhi oleh beberapa
hal, diantaranya asupan zat gizi dan status gizi. Survei tim pengembang Sport
Development Index tahun 2007 meneliti kebugaran jasmani pelajar SD, SMP dan
SMA di seluruh Indonesia. Hasilnya untuk kategori baik sekali 0%, baik 5,66%,
sedang 37,66%, kurang 45,97%, kurang sekali 10,71%.

2

Di sisi lain, perkembangan jumlah kendaraan bermotor setiap tahunnya
semakin meningkat (BPS 2012). Pada tahun 2011 telah tercatat jumlah kendaraan
bermotor di Jawa Barat sebanyak 4 330 405 unit. Penggunaan kendaraan bermotor
ke sekolah, tentunya turut andil dalam bertambahnya jumlah kendaraan bermotor
termasuk di Kota Bekasi. Dengan adanya hal tersebut, anak sekolah pengguna
sepeda dan pejalan kaki pun semakin menipis. Tentu hal ini sangat berpengaruh
pada kebugaran jasmaninya, belum lagi terkait status gizi dan tingkat kecukupan
zat gizi pada anak. Oleh karena itu, mengacu pada permasalahan pemilihan jenis
transportasi ke sekolah dan masih rendahnya kebugaran jasmani di Indonesia,
penelitian tentang hubungan jenis transportasi ke sekolah dengan status gizi,
tingkat kecukupan zat gizi dan kebugaran jasmani pada anak remaja menjadi
menarik untuk dikaji lebih dalam.
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah menganalisis status gizi, tingkat
kecukupan zat gizi, dan kebugaran jasmani pada remaja berdasarkan jenis
transportasi yang digunakan ke sekolah.
Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi karakteristik subjek.
2. Menganalisis status gizi, aktivitas fisik, tingkat kecukupan zat gizi, dan
tingkat kebugaran jasmani subjek.
3. Menganalisis perbedaan status gizi, aktivitas fisik, tingkat kecukupan zat
gizi, dan kebugaran jasmani subjek.
4. Menganalisis hubungan jenis kelamin, usia, status gizi, aktivitas fisik,
tingkat kecukupan zat gizi dengan kebugaran jasmani subjek.
5. Menganalisis variabel-variabel yang mempengaruhi kebugaran subjek.
Hipotesis Penelitian
1. Terdapat perbedaan nyata status gizi, tingkat kecukupan zat gizi, dan
kebugaran jasmani subjek antara ketiga kelompok.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, usia, status gizi,
aktivitas fisik, tingkat kecukupan zat gizi dengan kebugaran jasmani subjek.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi mengenai pentingnya
pemilihan jenis transportasi ke sekolah terkait dengan status gizi, tingkat
kecukupan zat gizi, dan kebugaran jasmani para remaja. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak sekolah dan orangtua
terkait tingkat kebugaran jasmani subjek dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya terutama jenis kelamin, usia, status gizi, aktifitas fisik, dan
asupan zat gizi. Diharapkan hasil penelitian ini juga dapat menjadi rujukan untuk
penelitian selanjutnya.

3

KERANGKA PEMIKIRAN
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka
yang memerlukan pengeluaran energi. Penggunaan berbagai jenis transportasi ke
tempat tujuan dapat menjadi salah satu bentuk aktivitas fisik yang dilakukan.
Adapun jenis transportasi yang dimaksud terbagi menjadi dua jenis yaitu
transportasi aktif dan pasif. Aktivitas fisik menggunakan transportasi aktif yang
dimaksud dapat berupa berjalan kaki dan bersepeda sedangkan transportasi pasif
berupa menggunakan kendaraan. Aktivitas fisik secara teratur memiliki efek yang
menguntungkan terhadap kesehatan terutama untuk meningkatkan dan
mempertahankan kebugaran jasmani. Teratur tidaknya aktivitas fisik yang
dilakukan dapat dipengaruhi oleh konsumsi pangan seseorang. Konsumsi pangan
yang baik sangat diperlukan untuk menyediakan energi dalam menunjang aktifitas
fisik sehari-hari seseorang.
Konsumsi pangan merupakan banyaknya atau jumlah pangan yang
dikonsumsi seseorang atau sekelompok orang yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan fisiologis, psikologis, dan sosiologis. Kebutuhan fisiologis terkait
dengan mengkonsumsi makanan ialah untuk memenuhi keinginan makan (rasa
lapar) atau untuk memperoleh zat-zat gizi yang diperlukan tubuh. Kebutuhan
psikologis terkait untuk memenuhi kepuasan emosional atau selera, sedangkan
kebutuhan sosiologis adalah untuk memelihara hubungan manusia dalam keluarga
dan masyarakat. Konsumsi pangan merupakan faktor utama untuk memenuhi
kebutuhan gizi yang selanjutnya bertindak menyediakan energi bagi tubuh,
mengatur proses metabolisme, memperbaiki jaringan tubuh serta untuk
pertumbuhan. Melihat pentingnya fungsi dari konsumsi pangan tersebut tentu
pada akhirnya akan sangat berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Konsumsi
pangan yang bergizi, beragam dan berimbang pastinya akan menghasilkan status
gizi yang baik, namun jika konsumsi pangan tidak sesuai maka status gizi yang
diperoleh dapat menjadi kurang ataupun lebih.
Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan zat gizi seseorang
yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan. Status gizi juga
didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara
kebutuhan dan asupan zat gizi. Tentunya status gizi yang akan berpengaruh
terhadap tingkat kebugaran seseorang. Jika status gizi seseorang baik, tentu
tingkat kebugarannya akan lebih tinggi, namun jika status gizi seseorang tidak
baik (kurang atau lebih) maka tingkat kebugarannya akan rendah.
Kebugaran adalah keadaan tubuh seseorang dalam melaksanakan tugastugas setiap hari tanpa mengalami kelemahan yang berarti. Kebugaran jasmani
adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan adaptasi terhadap kegiatan
fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa
menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Tingkat kebugaran seseorang dapat
dilihat dari skor tes kebugaran jasmani yang dilakukan. Salah satunya melalui Tes
Kebugaran Jasmani Indonesia.
Kerangka pemikiran hubungan jenis transportasi ke sekolah dengan status
gizi, asupan zat gizi dan kebugaran jasmani pada remaja dapat dilihat pada
Gambar 1.

4

Karakteristik Subjek :
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Uang Saku
4. BB dan TB
5. Jarak Tempuh

Pengetahuan Gizi

AktivitasFisik
JenisTransportasi :
1. Aktif
2. Pasif

Penyakit Infeksi

Konsumsi Pangan

Ketersediaan

Tingkat Kecukupan :
1. Energi
2. Pro, Lem, Kh
3. Vitamin & Mineral

Status Gizi
IMT

Penyakit Non Infeksi

Kebugaran Jasmani
TKJI

Prestasi Belajar

Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
: Hubungan yang diteliti
: Hubungan yang tidak diteliti
Gambar 1 Kerangka pemikiran hubungan jenis transportasi ke sekolah dengan
status gizi, tingkat kecukupan zat gizi, dan kebugaran jasmani remaja

METODE PENELITIAN

Desain, Tempat, dan Waktu
Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini
dilakukan di SMPN 09 Bekasi, Desa Jatiasih, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi.
Sejarah singkat sekolah ini berawal ketika SMPN 1 Pondok Gede membuka kelas
filial untuk persiapan SMP Negeri Jatiasih tahun 1983. Tanggal 18 Oktober 1985

5

turun SK Mendiknas tentang status Penegrian SMPN Jatiasih dan tanggal tersebut
dianggap sebagai tanggal berdirinya SMPN 09 Bekasi.
Sekolah ini memiliki akreditasi A, kegiatan belajar mengajar (KBM) untuk
kelas VII dan VIII berlangsung dari hari Senin hingga Jumat dimulai pukul 13.00
sampai dengan pukul 17.00 WIB. Hari Sabtu, semua kelas VII dan VIII masuk
pagi mulai pukul 07.00 sampai 13.00 WIB yang kemudian dilanjutkan dengan
kegiatan ekstrakulikuler wajib untuk kelas VII hingga pukul 16.00 atau 17.00
WIB. Sekolah ini mempunyai kegiatan ekstrakulikuler yaitu paskibra, pramuka,
PMR, basket, futsal, dan taekwondo. Pengambilan data dilakukan pada bulan
September sampai November tahun 2014.

Jumlah dan Cara Penarikan Subjek
Pemilihan subjek di SMPN 09 Bekasi dilakukan dengan teknik random
sampling yang terbagi menjadi 3 kelompok. Kelas yang dijadikan subjek yaitu
kelas VII dan VIII. Total kelas VII ada 9 kelas dan kelas VIII ada 10 kelas,
dimana masing-masing kelas berisi 44 siswa/i. Jumlah subjek ditentukan
berdasarkan rumus uji hipotesis (Lemeshow 1997) dengan jumlah minimal 16
orang per kelompok jenis transportasi. Kriteria inklusi subjek adalah remaja lakilaki dan perempuan, usia 10-19 tahun, jarak tempuh minimal pulang pergi ±300 m
untuk kelompok bersepeda, bersedia menjadi partisipan sampai penelitian selesai,
tidak sakit, tidak cacat jasmani dan tidak mendapat pengobatan.

z
n

1 / 2

Ket :

n
Z1-α/2
Z1-β
P1
P2
P

2 P (1  P )  z1  P1 (1  P1 )  P2 (1  P2 )



2

( P1  P2 ) 2

= besar sampel minimal
= nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α 0,05
= nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada β 0,1
= perkiraan proporsi pelajar SMP pengguna transportasi aktif
= perkiraan proporsi pelajar SMP pengguna transportasi pasif
= (P1+P2)/2

Jumlah minimal ditambah 10% untuk menghindari adanya calon subjek
yang gugur. Jumlah subjek yang mengikuti penelitian ini adalah sebanyak 18
orang per kelompok. Namun, saat tahap akhir penelitian berlangsung yaitu tes
kebugaran, ada beberapa subjek yang gugur sebanyak 11 orang. Hal ini
dikarenakan subjek sakit, mengikuti perlombaan antar sekolah (dispensasi/izin),
dan mengundurkan diri. Selain itu, sempitnya waktu pelaksanaan di mana pihak
sekolah hanya mengizinkan 1 sesi yang dilakukan pada hari Jumat pagi, 17
November 2014. Hal ini dikarenakan pihak sekolah sedang menjalankan
Kurikulum Pendidikan tahun 2013 dengan jadwal yang begitu padat, kemudian
terbiasanya subjek masuk siang sehingga subjek sulit untuk berangkat pagi dan
banyaknya tugas subjek baik dari sekolah (PR) maupun rumah sehingga total
subjek tidak memenuhi syarat. Banyaknya subjek yang mengundurkan diri juga
didukung karena dalam satu kelas yang menjadi subjek berkisar 1-3 orang. Hal ini
terjadi dikarenakan pemilihan subjek berdasarkan jenis transportasi ke sekolah

6

bukan per kelas. Total akhir subjek yang mengikuti keseluruhan proses penelitian
yaitu sebanyak 15 orang kelompok jalan kaki, 13 orang kelompok sepeda dan 15
orang kelompok pasif.
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan subjek dan penyebaran
kuesioner. Data primer ini meliputi usia, jenis kelamin, jenis transportasi ke
sekolah, uang saku, jarak tempuh, aktivitas fisik, tinggi badan dan berat badan,
konsumsi pangan dan data kebugaran jasmani subjek. Data sekunder sebagai data
pendukung yang diambil meliputi gambaran umum lokasi penelitian (jumlah
murid dan guru, lama belajar, serta sarana dan prasarana) diperoleh dari lokasi
penelitian. Berbagai jenis variabel dan indikator penelitian dapat dilihat pada
Tabel 1.
Data karakteristik subjek dan jenis transportasi ke sekolah dikumpulkan
melalui wawancara menggunakan kuesioner kepada subjek. Data konsumsi
pangan diperoleh dengan recall konsumsi pangan dengan bantuan kuesioner yang
dilakukan selama dua kali, yaitu satu kali pada hari sekolah dan satu hari pada hari
libur. Data aktivitas fisik diperoleh dengan cara record aktivitas fisik dua hari.
Data status gizi diperoleh dengan pengukuran antropometri dan perhitungan
Indeks Massa Tubuh (IMT/U) perhitungan Z-score. Berat badan subjek diukur
menggunakan timbangan digital dengan kapasitas maksimum 200 kg dan
ketelitian 0.1 kg. Tinggi badan subjek diukur menggunakan stature meter dengan
kapasitas maksimum 200 cm dengan ketelitian 0.1 cm. Data tingkat kebugaran
jasmani subjek diperoleh melalui TKJI.
Tabel 1 Jenis variabel dan indikator penelitian
No Variabel
1 Karakteristik
subjek
2

Jenis
transportasi

3

Konsumsi
pangan

Jenis Data Indikator
Primer
Usia, jenis kelamin,
uang saku, dan jarak
tempuh
Primer
Jalan kaki, sepeda
dan pasif
(kendaraan)
Primer
Konsumsi hari
sekolah dan libur

4
5

Aktivitas fisik
Status gizi

Primer
Primer

Skor PAL
IMT/U

6

Tingkat
kebugaran
Profil sekolah

Primer

Penjumlahan skor
kelima item
Arsip sekolah

7

Sekunder

Cara Pengumpulan Data
Usia, jenis kelamin, uang
saku, dan jarak dengan
penjelasan dan kuesioner
Penjelasan dan kuesioner

Wawancara langsung
dengan metode recall
2x24 jam
Penjelasan dan kuesioner
BB dengan timbangan
digital, TB dengan stature
TKJI (Tes Kebugaran
Jasmani Indonesia)
Melihat arsip sekolah

7

Pengolahan dan Analisis Data
Proses pengolahan data meliputi editing, coding, entry, dan analisis. Proses
editing adalah pemeriksaan seluruh kuesioner setelah data terkumpul dari
responden. Coding adalah pemberian angka atau kode tertentu yang telah
disepakati terhadap jawaban pertanyaan dalam kuesioner. Entry merupakan
tahapan memasukkan data jawaban kuesioner sesuai kode yang telah ditentukan
untuk setiap variabel sehingga menjadi data dasar untuk dianalisis. Data-data yang
diperoleh dari kuesioner diolah menggunakan program Microsoft Excel 2013.
Data status gizi ditentukan berdasarkan data yang diperoleh yaitu usia
subjek, berat badan, dan tinggi badan dengan parameter Indeks Massa Tubuh
menurut umur (IMT/U) dengan menggunakan perhitungan Z-score. Nilai indeks
massa tubuh menurut IMT/U dibagi menjadi 5 kategori berdasarkan WHO (2007)
yaitu sangat gemuk (>+3 SD), gemuk (+2 SD sampai dengan +3 SD), normal (2 SD sampai dengan 2 SD), kurus (-3 sd sampai -2 sd), sangat kurus (0.05). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Andersen et al
(2009). Penelitian tersebut menunjukan tidak ada perbedaan tinggi badan, berat
badan dan IMT berdasarkan jenis transportasi mereka ke sekolah. Status gizi yang
homogen di mana sebagian besar masuk ke dalam kategori normal, dimungkinkan
menjadi alasan tidak adanya perbedaan status gizi antara ketiga kelompok.
Adapun rata-rata IMT per jenis kelamin yaitu pada laki-laki adalah 20.1±3.3
2
kg/m kelompok jalan kaki, 19.4±4.8 kg/m2 kelompok sepeda dan 18.6±4.2 kg/m2
kelompok pasif. Rata-rata IMT pada perempuan adalah 17.7±1.5 kg/m2 kelompok
jalan kaki, 18.2±2.6 kg/m2 kelompok sepeda dan 16.9±2.9 kg/m2 kelompok pasif.
Hasil uji beda T-Test menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan IMT yang nyata
antara jenis kelamin (p>0.05). Nilai p value pada kelompok jalan kaki (0.118),
kelompok sepeda (0.577), dan kelompok pasif (0.406).

15

Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik adalah suatu rangkaian gerak tubuh yang menggunakan
tenaga atau energi. Setiap kegiatan fisik menentukan energi yang berbeda menurut
lamanya intensitas dan sifat kerja otot (FKM-UI 2007). Menurut WHO (2007),
aktivitas fisik subjek sekolah dibagi atas beberapa bagian, yaitu tidur, waktu
sekolah, waktu luang, mengerjakan tugas, melakukan perjalanan ke sekolah, dan
berolahraga. Lamanya perjalanan ke sekolah tentu tergantung dari bagaimana cara
dia menuju ke sekolah. Menurut Ostergaard et al.(2013) saat ini berbagai cara
transportasi anak-anak dan remaja menuju ke sekolah terdiri menjadi 2 kelompok
yaitu transportasi aktif (berjalan kaki dan bersepeda) dan transportasi pasif
(berkendara). Sebaran subjek berdasarkan aktivitas fisik disajikan dalam Tabel 8.
Tabel 8 Sebaran subjek berdasarkan kategori aktivitas fisik
Aktivitas Fisik
Sangat Ringan
Ringan
Total

n
9
6
15

J. Kaki
%
60.0
40.0
100

n
4
9
13

Sepeda
%
30.8
69.2
100

n
10
3
15

Pasif
%
66.7
33.3
100

p value
0.146

Berdasarkan Tabel 8 di atas, aktivitas fisik kelompok jalan kaki, sepeda dan
pasif tersebar pada kategori sangat ringan dan ringan. Rendahnya aktivitas fisik
subjek didukung dengan hasil Riskesdas (2013) yang menyatakan proporsi
penduduk ≥10 tahun berdasarkan aktivitas sedentari menurut karakteristik
kelompok umur 10-14 tahun yaitu sebanyak 28.2% melakukan aktivitas sedentari
0.05). Hal ini berbeda dengan penelitian
yang dilakukan oleh Schoeppe et al (2012). Penelitian tersebut menunjukan
bahwa anak yang berjalan kaki atau bersepeda ke sekolah memiliki tingkat
aktifitas fisik lebih tinggi daripada anak yang menaiki mobil atau bus.
Adapun rata-rata nilai PAL per jenis kelamin yaitu pada laki-laki adalah
1.39±0.09 kelompok jalan kaki, 1.50±0.17 kelompok sepeda dan 1.37±0.09
kelompok pasif. Rata-rata nilai PAL pada perempuan adalah 1.35±0.06 kelompok
jalan kaki, 1.39±0.06 kelompok sepeda dan 1.39±0.13 kelompok pasif. Hasil uji
beda T-Test menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nilai PAL yang nyata antara
jenis kelamin (p>0.05). Nilai p value pada kelompok jalan kaki (0.323), kelompok
sepeda (0.138), dan kelompok pasif (0.753).
Tidak adanya perbedaan aktifitas fisik di antara ketiga kelompok mungkin
dikarenakan sebagian besar aktivitas subjek dalam sehari-hari ialah sama, yaitu
belajar di sekolah dari pukul 13.00 sampai 17.00 WIB, kemudian mengerjakan
pekerjaan rumah di malam hari, tidur malam dan bermain keesokan pagi harinya.
Khusus untuk aktivitas perjalanan ke dan dari sekolah menggunakan berbagai
jenis transportasi ialah hanya sebagian kecil dari waktu 24 jam sehari.

16

Tingkat Kecukupan Zat Gizi
Angka Kecukupan Gizi (AKG) merupakan suatu kecukupan rata-rata zat
gizi setiap hari bagi semua orang menurut golongan usia, jenis kelamin, ukuran
tubuh, aktifitas tubuh untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. AKG
digunakan sebagai acuan untuk menentukan Tingkat Kecukupan Gizi (TKG)
subjek. Adapun TKG yang dihitung pada penelitian ini terdiri dari Energi, Protein,
Lemak, Karbohidrat, Kalsium, Zat Besi, Vitamin B1 dan C.
Tingkat Kecukupan Energi
Subjek penelitian berada dalam 2 golongan usia pada tabel Angka
Kecukupan Gizi (2013). Angka Kecukupan Energi (AKE) subjek usia 10-12 tahun
untuk laki-laki adalah 2100 kkal per hari dan perempuan adalah 2000 kkal per
hari. Subjek dengan usia 13-15 tahun untuk laki-laki memiliki AKE sebesar 2475
kkal per hari dan perempuan adalah 2125 kkal per hari. Sebaran subjek
berdasarkan tingkat kecukupan energi disajikan dalam Tabel 9.
Tabel 9 Sebaran subjek berdasarkan kategori tingkat kecukupan energi
Tingkat Kecukupan
Energi
Def. Berat
Def. Sedang
Def. Ringan
Normal
Lebih
Total

J. Kaki
n
%
0
0
6
40.0
4
26.7
3
20.0
2
13.3
15
100

Sepeda
n
%
3
23.1
1
7.7
4
30.8
3
23.1
2
15.3
13
100

Pasif
n
3
0
2
4
6
15

%
20.0
0
13.3
26.7
40.0
100

p value

0.361

Berdasarkan Tabel 9, sebagian besar tingkat kecukupan energi kelompok
jalan kaki masuk dalam kategori defisit sedang (40%), kelompok sepeda masuk
dalam kategori defisit ringan (30.8%) sedangkan kelompok pasif masuk dalam
kategori normal (26.7%) dan lebih (40%). Rata-rata asupan energi subjek
kelompok jalan kaki, sepeda dan pasif adalah 2075±473.8 kkal per hari,
2071±382.7 kkal per hari dan 2065±490 kkal per hari. Hasil uji beda Kruskal
Wallis menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat kecukupan energi yang
nyata antara ketiga kelompok (p>0.05).
Adapun rata-rata asupan energi subjek per jenis kelamin yaitu subjek lakilaki kelompok jalan kaki, sepeda dan pasif adalah 2272±491.1 kkal per hari,
2029±313.4 kkal per hari dan 1746±766.0 kkal per hari. Rata-rata asupan energi
subjek perempuan kelompok jalan kaki, sepeda dan pasif adalah 1882±592.1 kkal
per hari, 2078±341.8 kkal per hari dan 2194±493.2 kkal per hari. Hasil uji beda TTest menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat kecukupan energi yang
nyata antara jenis kelamin (p>0.05). Nilai p value pada kelompok jalan kaki
(0.245), kelompok sepeda (0.735), dan kelompok pasif (0.165).
Menurut Contento (2011) faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan
adalah preferensi, kebiasaan, ketersediaan, tradisi, budaya, dan pendapatan.
Kecenderungan asupan energi yang sama antara ketiga kelompok kemungkinan
disebabkan karena ketiga kelompok cenderung memiliki tingkat uang saku untuk
jajan dan lokasi membeli jajanan yang sama sehingga akses dan daya beli
terhadap pangan relatif sama dan konsumsinya cenderung tidak berbeda.

17

Tingkat Kecukupan Protein
Subjek penelitian berada dalam 2 golongan usia pada tabel Angka
Kecukupan Gizi (2013). Angka Kecukupan Protein (AKP) subjek usia 10-12
tahun untuk laki-laki adalah 56 gram per hari dan perempuan adalah 60 gram per
hari. Subjek dengan usia 13-15 tahun untuk laki-laki memiliki AKP sebesar 72
gram per hari dan perempuan adalah 69 gram per hari. Sebaran subjek
berdasarkan tingkat kecukupan protein disajikan dalam Tabel 10.
Tabel 10 Sebaran subjek berdasarkan kategori tingkat kecukupan protein
Tingkat Kecukupan
Protei