Dinamika Struktur Tanaman Lanskap Riparian di Bagian Tengah Sungai Ciliwung

DINAMIKA STRUKTUR TANAMAN LANSKAP RIPARIAN
DI BAGIAN TENGAH SUNGAI CILIWUNG

MORITA AYUNING SARI

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Dinamika Struktur
Tanaman Lanskap Riparian di Bagian Tengah Sungai Ciliwung” adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, September 2014
Morita Ayuning Sari
NIM A44100090

ABSTRAK
MORITA AYUNING SARI. Dinamika Struktur Tanaman Lanskap Riparian di
Bagian Tengah Sungai Ciliwung. Dibimbing oleh HADI SUSILO ARIFIN.
Dinamika tanaman lanskap riparian Sungai Ciliwung memiliki keunikan
tersendiri pada masing-masing bagiannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis struktur tanaman berdasarkan keanekaragaman vertikal dan
horizontal di tiga wilayah yang berbeda, yaitu Kota Bogor, Kabupaten Bogor dan
Kota Depok. Data dianalisis menggunakan klasifikasi horizontal dan vertikal
tanaman, indeks keragaman Shannon dan Indeks Nilai Penting (INP). Berdasarkan
hasil yang diperoleh, pekarangan dan talun di bagian atas dari Sungai Ciliwung
tengah mempunyai nilai tertinggi untuk nilai keragaman tanaman (4.45 dan 3.9).
Tetapi, kebun campuran mempunyai nilai tertinggi pada bagian tengah (3.68).
Tanaman yang baik ditanam dan harus dijaga berdasarkan Indeks Nilai Penting
(INP) pada bagian atas, tengah dan bawah, yaitu: pada pekarangan di bagian atas
dan bawah adalah mangga dan di bagian tengah adalah pisang; pada kebun

campuran adalah jagung, jambu biji dan pisang; pada talun atas dan tengah adalah
pisang dan pada talun bawah adalah bambu tali.
Kata kunci: indeks keragaman shannon, indeks nilai penting, keragaman
horizontal, keragaman vertikal, lanskap riparian, tanaman

ABSTRACT
MORITA AYUNING SARI. The Dynamic of Plant Structure in Riparian
Landscape of the Middlestream of Ciliwung River. Supervised by HADI SUSILO
ARIFIN.
The dynamic of plant structure in Ciliwung River riparian landscape have
an uniqueness in every part of the riverstream position. River indirectly has a
positive impact on riparian plants and provide different characteristics. The
objectives of this research are to analyze vegetation structure based on vertical
and horizontal diversity in three different region, Bogor City, Bogor District and
Depok City. The Data were analyzed by classification of horizontal and vertical
diversity of plant, Shannon Index and Important Value Index. Based on the result,
pekarangan and forest garden in the top part of the middlestream of Ciliwung
River had the highest score for diversity (4.45 and 3.9). But, the mixed garden had
the highest score in the middle part (3.68). Good species that must be planted and
kept based on important value index of up, middle and down level: at pekarangan

of up and down level is mango and middle level is banana; at mixed garden are
corn, guajava and banana; and at up and middle level of forest garden is banana
and down level is bamboo.
Keywords: horizontal diversity, important value index, plant, riparian landscape,
Shannon diversity index, vertical diversity

DINAMIKA STRUKTUR TANAMAN LANSKAP RIPARIAN
DI BAGIAN TENGAH SUNGAI CILIWUNG

MORITA AYUNING SARI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Arsitektur Lanskap

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR
2014

Judul Skripsi : Dinamika Struktur Tanaman Lanskap Riparian di Bagian Tengah
Sungai Ciliwung
Nama
: Morita Ayuning Sari
NIM
: A44100090

Disetujui oleh

Prof. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin, M.S.
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, M.Agr.
Ketua Departemen


Tanggal Lulus:

PRAKATA
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan karunia
yang telah diberikan, sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan
baik. Skripsi yang berjudul “Dinamika Struktur Tanaman Lanskap Riparian di
Bagian Tengah Sungai Ciliwung” disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pertanian dengan Mayor Arsitektur Lanskap dari
Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan penghargaan dan terima
kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin, M.S. selaku dosen pembimbing yang
banyak memberikan bimbingan dan arahan selama penelitian ini
berlangsung sehingga penulis dapat menyelesaikannya.
2. Dr. Syartinilia Wijaya, SP, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan bimbingan dan arahan selama penulis menjadi
mahasiswa.
3. Kedua orang tua dan adik-adik tersayang yang telah memberi banyak doa,
perhatian, kasih sayang yang melimpah.
4. Pihak dinas terkait dari Kota Bogor sampai Kota Depok serta warga di

sepanjang riparian di bagian tengah Sungai Ciliwung.
5. Beasiswa Karya Salemba Empat (KSE) IPB yang telah memberi bantuan
studi selama 1 tahun ini.
6. Teman-teman tersayang Arsitektur Lanskap 47, Akang teteh Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM) Lingkung Seni Sunda Gentra Kaheman IPB, KKP
Kec. Widasari, keluarga satu bimbingan serta pihak lainnya yang telah
banyak memotivasi dan mendoakan.

Bogor, September 2014

Morita Ayuning Sari

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

viii

DAFTAR GAMBAR

viii


PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

1

Manfaat Penelitian

1

Ruang Lingkup Penelitian

2


Tahapan Penelitian

2

METODE

4

Tempat dan Waktu Penelitian

4

Alat dan Bahan Penelitian

4

Metode Penelitian

5


HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Situasional
Tanaman Riparian di Kota Bogor

7
7
7

Tanaman Riparian di Kabupaten Bogor

12

Tanaman Riparian di Kota Depok

17

Analisis Keanekaragaman Jenis Tanaman

22


Analisis Indeks Nilai Penting (INP)

28

Rekomendasi Struktur Tanaman Lanskap Riparian

30

SIMPULAN

43

DAFTAR PUSTAKA

44

LAMPIRAN

46


RIWAYAT HIDUP

50

DAFTAR TABEL
1 Alat penelitian
2 Klasifikasi nilai indeks keanekaragaman Shannon
3 Profil keadaan tiap kelurahan di Kota Bogor
4 Batas masing-masing sampel kelurahan di Kota Bogor
5 Jumlah minimal, maksimal dan rata-rata spesies tanaman di Kota Bogor
6 Pemenuhan kriteria sampel pada Kelurahan Katulampa
7 Pemenuhan kriteria sampel pada Kelurahan Sempur
8 Pemenuhan kriteria sampel pada Kelurahan Kedunghalang
9 Profil keadaan tiap kelurahan di Kabupaten Bogor
10 Batas masing-masing sampel kelurahan di Kabupaten Bogor
11 Jumlah minimal, maksimal dan rata-rata spesies tanaman di Kabupaten
Bogor
12 Pemenuhan kriteria sampel pada Kelurahan Waringin Jaya
13 Pemenuhan kriteria sampel pada Kelurahan Karadenan
14 Pemenuhan kriteria sampel pada Kelurahan Sukahati
15 Profil keadaan tiap kelurahan Kota Depok
16 Batas masing-masing sampel kelurahan di Kota Depok
17 Jumlah minimal, maksimal dan rata-rata spesies tanaman di Kota Depok
18 Pemenuhan kriteria sampel pada Kelurahan Tirtajaya
19 Pemenuhan kriteria sampel pada Kelurahan Depok
20 Pemenuhan kriteria sampel pada Kelurahan Pondok Cina
21 Daftar jenis tanaman pada pekarangan, kebun campuran dan talun
22 Nilai INP untuk setiap sampel pekarangan di bagian atas hingga bawah
23 Nilai INP untuk kebun campuran dan talun pada lanskap riparian di
bagian tengah Sungai Ciliwung
24 Jenis tanaman yang cocok ditanam pada pekarangan atas hingga bawah
25 Jenis tanaman yang cocok ditanam pada kebun campuran atas hingga
bawah
26 Jenis tanaman yang cocok ditanam pada talun atas hingga bawah
27 Hasil analisis intensitas ditemukannya tanaman pada pekarangan per
bagian sungai (atas, tengah, bawah)
28 Hasil analisis intensitas ditemukannya tanaman pada kebun campuran
per bagian sungai (atas, tengah, bawah)
29 Hasil analisis intensitas ditemukannya tanaman pada talun per bagian
sungai (atas, tengah, bawah)
30 Fungsi kawasan lindung
31 Masalah dan solusi penetapan sempadan sungai

4
6
8
8
8
10
11
12
13
13
13
15
16
17
18
18
18
19
21
22
22
29
30
31
31
31
32
33
35
41
42

DAFTAR GAMBAR
1 Tahapan penelitian
2 Peta Lokasi Penelitian
3 Diagram keterangan sampel lokasi penelitian
4 Petak contoh untuk pengamatan tanaman berdasarkan diameter batang dan
tinggi tanaman
5 (a) pekarangan, (b) kebun campuran dan (c) talun di Kelurahan Katulampa

3
4
5
6
9

6 (a) pekarangan, (b) kebun campuran dan (c) talun di Kelurahan Sempur
7 Kondisi pekarangan milik Bpk. Dwiko di Kelurahan Kedunghalang,
tampak depan rumah (b) taman depan (c) taman samping
8 Kondisi talun di Kelurahan Kedunghalang
9 (a) pekarangan, (b) kebun campuran dan (c) talun di Kelurahan Waringin
Jaya
10 (a) pekarangan, (b) kebun campuran dan (c) talun di Kelurahan Karadenan
11 (a) pekarangan, (b) kebun campuran dan (c) talun di Kelurahan Sukahati
12 (a) pekarangan, (b) kebun campuran dan (c) talun di Kelurahan Tirtajaya
13 (a) pekarangan, (b) kebun campuran dan (c) talun di Kelurahan Depok
14 (a) pekarangan, (b) kebun campuran dan (c) talun di Kelurahan Pondok
Cina
15 Grafik nilai keragaman pada pekarangan, kebun campuran dan talun per
bagian sungai
16 Rekomendasi struktur tanaman pada pekarangan atas,tengah dan
bawah (a) landscape plan (b) tampak potongan
17 Rekomendasi struktur tanaman pada kebun campuran atas,tengah dan
bawah (a) landscape plan (b) tampak potongan
18 Rekomendasi struktur tanaman pada talun atas,tengah dan bawah
(a) landscape plan (b) tampak potongan
19 Kriteria lebar sempadan tidak bertanggul
20 Kriteria lebar sempadan bertanggul

10
11
12
14
15
17
19
20
21
28
37
38
39
40
41

DAFTAR LAMPIRAN
1 Tabel analisis berdasarkan fungsi tanaman

46

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Aktivitas penduduk kota yang sangat padat menjadi sebuah permasalahan
konkret saat ini. Kondisi ini juga terjadi pada keadaan lanskap Indonesia di bagian
pinggiran sungai. Hal ini terjadi di kota-kota besar dengan tingkat kependudukan
yang tinggi dan jauhnya kesenjangan kelas sosial di masyarakat. Keadaan ini
berdampak pada lingkungan khususnya terhadap keberadaan keanekaragaman
hayati di kota dengan wilayah yang seharusnya memiliki keanekaragaman flora
yang tinggi, khususnya daerah tepi sungai.
Daerah tepi sungai atau yang disebut sebagai riparian didefinisikan sebagai
sebuah koridor yang menghubungkan zona terestrial dan perairan (Forman and
Godron 1986). Riparian juga didefinisikan sebagai zona yang berada di dalam dan
dekat dengan sungai dan secara langsung dipengaruhi oleh proses-proses yang
terkait dengan sungai (Graf 1985). Lanskap riparian adalah bagian dari
lingkungan yang memiliki keunikan karena pengaruh kuat dari habitat terestrial
dan lingkungan perairan yang memiliki konfigurasi spasial tertentu (Malanson
1993).
Sungai Ciliwung merupakan salah satu sungai yang melintasi Kota Bogor,
Kabupaten Bogor, Depok, dan Jakarta. Sungai ini menjadi salah satu sumber
kehidupan bagi komponen biotik, khususnya vegetasi. Secara tidak langsung
sungai memberikan dampak positif bagi tanaman di pinggiran sungai dan
memberikan karakteristik yang berbeda-beda di setiap perbedaan ketinggiannya.
Keanekaragaman ini dapat terlihat baik secara horizontal maupun vertikal.
Keberadaan tanaman pada tepian sungai sangat berpengaruh pada lingkungan.
Dinamika tanaman riparian yang baik dan terjaga sangat dibutuhkan guna
keberlanjutan ekosistem riparian yang aman dan lestari bagi masyarakat
perkotaan. Struktur tanaman yang beragam dan masih terjaga baik pada tepian
sungai tentu memberikan efek positif baik masa kini maupun masa mendatang.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menganalisis struktur tanaman yang terdapat di pekarangan, kebun
campuran, dan talun di bagian tengah Sungai Ciliwung,
2. Menganalisis keanekaragaman jenis tanaman yang terdapat di
pekarangan, kebun campuran, dan talun di bagian tengah Sungai
Ciliwung,
3. Menyusun rekomendasi mengenai struktur tanaman yang terdapat di
bagian tengah Sungai Ciliwung.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberi
gambaran mengenai karakteristik lanskap riparian Sungai Ciliwung dilihat dari
perubahan struktur tanamannya.

2
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dibatasi sampai pembuatan rekomendasi mengenai tanaman
yang baik dan tepat guna bagi lanskap riparian Sungai Ciliwung bagian tengah.
Hal ini dilakukan berdasarkan karakteristik penggunaan lahan dan nilai
keragaman tertinggi. Rekomendasi dibuat dengan model penataan tanaman
berdasarkan ketinggian, jenis dan fungsinya. Selain itu, model juga dibuat dengan
melihat tipe pengunaan lahan, yaitu pada pekarangan, kebun campuran dan talun.
Tahapan Penelitian
Penelitian dimulai dengan melakukan kegiatan pratinjau foto udara guna
memilih sampel yang tepat bagi sempadan atau riparian yang masih memiliki
lahan hijau. Tinjuan foto udara juga berguna untuk mengetahui letak kelurahan di
masing-masing kota dan kabupaten dengan pemilihan sampel sepanjang aliran
Sungai Ciliwung di atas, tengah dan bawah. Kemudian dilakukan cek lapang pada
9 kelurahan dan inventarisasi pada penggunaan lahan untuk 9 pekarangan, 9
kebun campuran dan 9 talun (Gambar 1). Inventarisasi dilakukan pada lahan yang
jelas kepemilikannya (kepemilikan personal). Selain itu, untuk data tambahan
dilakukan survei juga pada 3 lahan milik pemerintah berupa apa saja (taman kota,
talun, kebun campuran, hutan kota, dll).
Setelah itu, analisis mengenai keragaman tanaman pada masing-masing
penggunaan lahan dilakukan, yaitu pada pekarangan, kebun campuran dan talun di
sepanjang riparian Sungai Ciliwung bagian tengah. Kemudian akan didapat hasil
nilai keragaman tanaman tertinggi dan terendah pada Kota Bogor, Kabupaten
Bogor dan Kota Depok (Gambar 1). Analisis kemudian berlanjut pada analisis
Indeks Nilai Penting (INP) dengan mengetahui Kerapatan Relatif (KR), Frekuensi
Relatif (FR) dan Dominansi Relatif (DR) dari masing-masing jenis tanaman.
Analisis ini menghasilkan tanaman mana yang paling memiliki nilai untuk
dipertahankan. Oleh karena itu, rekomendasi mengacu pada pembuatan model
penataan tanaman pada lanskap riparian dengan mengunakan tanaman yang tepat
berdasarkan nilai keragaman dan nilai pentingnya (Gambar 1).

3
Lanskap Riparian di Bagian Tengah Sungai Ciliwung

Pemetaan
Data Spasial:
 Peta Rupa Bumi dari Badan Informasi Geospasial (BIG)
 Digitasi Foto Udara dari Google Earth

Kota Bogor- 3 Kelurahan

Kabupaten Bogor (Cibinong)-3 kelurahan

Kota Depok-3 kelurahan

9 pekarangan

9 kebun talun

9 kebun campuran

Survei Lapangan
Data Fisik
Data Biofisik (tanaman);
 Nama lokal
 Nama latin
 Tinggi tanaman
 Diameter batang
 Fungsi tanaman
Identifikasi
Diameter
Batang Tanaman

Stratifikasi Tanaman
(Arifin 1998)

Fungsi Tanaman
(Arifin 1998)

kriteria

Kriteria

Kriteria

Pohon besar (>10 m)
Perdu besar & pohon
kecil (5-10 m)
Semak & perdu (2-5 m)
Herba & semak (1-2 m)
Rumput & herba (0-1 m)

Tanaman hias
Tanaman buah
Tanaman Sayuran
Tanaman bumbu
Tanaman penghasil pati
Tanaman Obat
Tanaman Industri
Tanaman lain (penghasil
kayu bakar, pakan dan
bahan kerajinan)

Pohon (>19 cm)
Tiang (10-19 cm)
Pancang (19
cm), 10x10 m untuk tiang (10-19 cm) dan 5x5 m untuk pancang (10 m). Selanjutnya, dilakukan analisis menurut
8 fungsi tanaman (Arifin 1998), yaitu tanaman hias, tanaman buah, tanaman
sayur, tanaman bumbu, tanaman penghasil pati, tanaman obat, tanaman industri
dan tanaman lain (penghasil kayu bakar, pakan, bahan kerajinan, konservatif, dll).
2. Menganalisis keanekaragaman tanaman dengan menggunakan Indeks
Keanekaragaman Shannon (Ludwig & Reynold 1998) serta menghitung Indeks
Nilai Penting (INP).
a. Rumus Indeks Keanekaragaman Shannon
H’
= -Σ { ni / N } Ln { ni / N }
Ket: ni = Jumlah individu jenis ke-n
N = Total jumlah individu

Tabel 2 Klasifikasi nilai indeks keanekaragaman Shannon
Nilai indeks Shannon
Kategori
Keanekaragaman tinggi, penyebaran jumlah individu tiap
>3
spesies tinggi dan kestabilan komunitas tinggi
Keanekaragaman sedang, penyebaran jumlah individu
1-3
tiap spesies sedang dan kestabilan komunitas sedang
Keanekaragaman rendah, penyebaran jumlah individu
45o
(Gambar 5). Talun ini juga sudah lama menjadi milik pribadi. Kepemilikan lahan
pada sempadan sungai sudah menjadi kepemilikan sah dengan sistem turuntemurun (harta warisan). Pembebasan lahan sempadan dilakukan dengan
membayar ganti rugi per meter perseginya kepada pemilik.

(a)

(b)

(c)

Gambar 5 (a) pekarangan, (b) kebun campuran dan (c) talun di Kelurahan
Katulampa
Jumlah spesies tanaman tertinggi di Kelurahan Katulampa terletak pada
kebun campuran, yaitu 16 spesies (Tabel 6). Sementara itu, jumlah terendah
terletak pada talun. Fungsi tanaman terbanyak ditemukan sebagai tanaman hias.
Tanaman hias ditemukan beragam pada pekarangan dengan menggunakan pot-pot
hias, diantaranya adam hawa (Rhoeo discolor), bawang brojol (Zephyranthes sp.),
daun bahagia (Dieffenbachia sp.), patah tulang (Pedilanthus tithymaloides) dan
zodia (Euodia suaveolens). Fungsi tanaman lainnya yang sering ditemukan adalah
sebagai tanaman buah, yaitu alpukat (Persea gratissima), durian (Durio
zibethinus), jeruk (Citrus aurantifolia), limus (Mangifera foetida), menteng
(Baccaurea racemosa), pepaya (Carica papaya), pisang (Musa paradisiaca) dan
tomat (Solanum lycopersicum). Semua tanaman hasil kebun campuran ini
digunakan untuk kepentingan pemiliknya.
Sementara pada talun, tanaman konservatif untuk lahan miring sempadan,
yaitu bambu tali (Gigantochloa hasskarliana) mendominasi. Tanaman bambu

10
selain digunakan untuk menghindari longsor juga digunakan untuk keperluan
ekonomi dan produksi pada waktu-waktu tertentu.
Tabel 6 Pemenuhan kriteria sampel pada Kelurahan Katulampa
Jumlah
Spesies
14
16
3

Penggunaan Lahan

I
14
5
0

II
0
4
1

Strata
III
0
7
1

IV
0
0
1

V
0
0
0

a
14
5
0

b
0
8
1

c
0
3
0

Fungsi
d e
0 0
2 1
0 0

f g h
Pekarangan
1 0 0
Kebun Campuran
1 1 1
Talun
0 1 2
Keterangan:
a. Strata tanaman: (I) 10 m
b. Fungsi Tanaman: (a) Tanaman Hias, (b) Buah, (c) Sayur, (d) Bumbu, (e) Penghasil Pati, (f)
Obat, (g) Industri dan (h) lainnya

2. Kelurahan Sempur
Pekarangan pada kelurahan ini merupakan tipe rumah zaman kolonial yang
terdiri dari pekarangan depan, samping dan belakang. Luas pekarangan depan ±
10.8 m2, pekarangan samping ± 15 m2 dan pekarangan belakang ± 8 m2. Jenis
tanaman didominasi oleh tanaman berbuah. Kebun campuran ini berjarak ± 30 m
dari tepi sungai. Selain itu, ditemukan juga penggunaan lahan dalam bentuk talun
yang berada ± 50 m dari pinggir sungai (Gambar 6).

(a)

(b)

(c)

(a)

(b)

(c)

Gambar 6 (a) pekarangan, (b) kebun campuran dan (c) talun di Kelurahan Sempur
Pekarangan didominasi oleh tanaman hias dan buah. Strata tanaman
terbanyak adalah pada strata V (Tabel 7). Tanaman hias ditemukan paling banyak
pada bagian depan. Pekarangan samping bisa dikatakan sebagai kebun pisang
karena jenis tanaman ini memiliki jumlah tertinggi di lahan. Tanaman dengan
fungsi >1, yaitu jati (Tectona grandis) sebagai tanaman industri dan juga tanaman
dengan fungsi lainnya. Kebun campuran memiliki kondisi yang berbeda. Kebun

11
ini lebih sering ditanami tanaman sayur yang kemudian nantinya akan dipanen
dan diganti per musim tanam. Tanaman yang biasa ditanam, antara lain cabe
(Capsicum annum), jagung (Zea mays) dan kangkung (Ipomoea reptiana).
Sebaliknya, pekarangan didominasi oleh tanaman pohon. Tanaman pohon banyak
ditanam pada pekarangan samping, diantaranya pisang (Musa paradisiaca), jambu
air (Syzygium aqueum) dan jeruk nipis (Citrus aurantifolia). Keberagaman
tertinggi spesies berada pada penggunaan lahan berupa talun. Keadaan talun
masih terjaga dengan baik fungsinya. Hal ini dibuktikan dengan pemenuhan 6 dari
8 fungsi tanaman, yaitu 12 tanaman hias, 4 tanaman buah, 3 tanaman sayur, 1
tanaman bumbu, 2 tanaman penghasil pati, 1 tanaman obat dan 3 tanaman dengan
fungsi lainnya, yaitu fungsi konservasi (Tabel 7). Berbeda dengan talun biasanya,
talun ini didominasi oleh tanaman strata I (1, yaitu singkong
(Manihot uttilissima) sebagai tanaman sayur dan penghasil pati. Pada kebun
campuran ini ditemukan 6 jenis tanaman yang didominasi oleh tanaman dengan
ketinggian 5-10 meter atau strata IV (Tabel 8). Kebun campuran didominasi oleh
tanaman berbuah, yaitu jambu air (Syzygium aqueum), kelapa (Cocos nucifera)
dan mengkudu (Clerodendrum japonicum). Selanjutnya penggunaan lahan bentuk
talun memiliki 14 jenis dengan didominasi tinggi tanaman pada strata I dan fungsi
tanaman yang masuk pada kategori tanaman dengan fungsi lainnya (Tabel 8).
Tanaman dengan fungsi lain pada lahan talun, diantaranya bambu ampel
(Gigantochloa atter), bambu tali (Gigantochloa hasskarliana), karet kebo (Ficus
elastica), keladi (Caladium hortulanum), rumput alang-alang (Imperata
cyllindrica), rumput gajah (Axonopus compressus), rumput halus (Panicium
repens) dan rumput jukut pahit (Paspalum conjugatum).
Tabel 8 Pemenuhan kriteria sampel pada Kelurahan Kedunghalang
Penggunaan Lahan

Jumlah
Spesies
25
6
14

I
13
0
7

II
4
1
1

Strata
III
7
1
1

IV
1
4
4

V
0
0
1

a
19
0
0

b
3
2
2

c
1
0
1

Fungsi
d e
2 1
0 0
0 0

f g
Pekarangan
0 0
Kebun Campuran
1 0
Talun
2 0
Keterangan:
a. Strata tanaman: (I) 10 m
b. Fungsi Tanaman: (a) Tanaman Hias, (b) Buah, (c) Sayur, (d) Bumbu, (e) Penghasil Pati,
Obat, (g) Industri dan (h) lainnya

h
0
3
9

(f)

Tanaman Riparian di Kabupaten Bogor
Kabupaten Bogor memiliki luas 207,121 ha dan memiliki ketinggian tempat
± 15-100 m dari permukaan laut. Kabupaten Bogor ini memiliki ketinggian yang
lebih rendah dari Kota Bogor. Kabupaten Bogor memiliki daerah yang dilewati

13
oleh aliran Sungai Ciliwung, yaitu Kecamatan Bojonggede dan Kecamatan
Cibinong. Pengambilan sampel dilakukan pada 3 kelurahan, yaitu Kelurahan
Waringin Jaya, Kelurahan Karadenan dan Kelurahan Sukahati (Tabel 9). Masingmasing kelurahan dilewati sungai sepanjang ± 1.1 km, 2.5 km dan 3.5 km.
Sebagian besar kelurahan dibatasi oleh kelurahan-kelurahan yang masih termasuk
pada wilayah Kabupaten Bogor (Tabel 10).
Tabel 9 Profil keadaan tiap kelurahan di Kabupaten Bogor
No.
1
2
3

Kecamatan
Bojonggede
Cibinong
Cibinong

Panjang kelurahan yang
dilewati sungai
1.1 km
2.5 km
3.5 km

Kelurahan
Waringin Jaya
Karadenan
Sukahati

Ketinggian
400 mdpl
400 mdpl
400 mdpl

Tabel 10 Batas masing-masing sampel kelurahan di Kabupaten Bogor
No.
1

Kelurahan
Waringin Jaya

Barat
Bojonggede

Timur
Sukahati

Utara
Kedungwaringin

2

Karadenan

Waringin Jaya

Nanggewer

Sukahati

3

Sukahati

Bojonggede

Pakansari

Tengah

Selatan
Kencana
Pasir
Jambu
Karadenan

Pada wilayah Kabupaten Bogor, pekarangan memiliki jumlah tanaman
tertinggi dibandingkan pada kebun campuran dan talun. Jumlah spesies tanaman
tertinggi dari seluruh penggunaan lahan terdapat pada kebun campuran, yaitu 16
tanaman (Tabel 11). Tanaman terbanyak ini termasuk pada jenis tanaman hias.
Kemudian jenis terbanyak setelah tanaman hias adalah tanaman buah. Pada talun
pun tetap sama, jenis tertinggi masih tak jauh dari tanaman buah. Penyebaran
fungsi untuk tanaman lain juga cukup merata. Hal ini dibuktikan dengan
terpenuhinya 8 fungsi tanaman yang ada.
Tabel 11 Jumlah minimal, maksimal dan rata-rata spesies tanaman di Kabupaten
Bogor
Jumlah Spesies Tanaman
Pekarangan

Fungsi tanaman

Kebun Campuran

Talun

Max.

Rat.

Min.

Max.

Rat.

Min.

Max.

Rat.

Min.

Tanaman hias

5

2.7

0

16

6.7

1

2

1.0

1

Tanaman buah

5

1.7

0

11

8.3

7

4

3.0

2

Tanaman sayur

3

1.0

0

3

2.0

1

1

0.7

0

Tanaman bumbu

0

0.0

0

2

1.7

1

2

0.7

0

Tanaman penghasil pati

1

0.3

0

1

1.0

1

1

0.7

0

Tanaman obat

1

0.3

0

2

1.3

1

1

0.3

0

Tanaman industry

0

0.0

0

0

0.0

0

1

0.7

0

Tanaman lainnya

0

0.0

0

2

1.7

1

2

2.3

2

14
1. Kelurahan Waringin Jaya
Berdasarkan hasil survei, pekarangan di Kelurahan Waringin Jaya memiliki
luas ± 32 m2. Pekarangan ini memiliki jenis tanaman yang didominasi dengan
tanaman budidaya, seperti singkong (Manihot uttilissima) dan pisang (Musa
paradisiaca). Kebun campuran yang ditemukan terletak pada ± 20 m dari tepi
sungai. Pada kebun campuran ditemukan jenis tanaman buah yang juga
merupakan tanaman budidaya, yaitu jambu klutuk (Psidium guajava). Kebun
campuran ini dikelola setiap harinya dan hasil kebun digunakan untuk mencukupi
kebutuhan sehari-hari. Biasanya, hasil kebun dijual keliling desa dan jika berlebih
dipasok ke pasar terdekat. Selain itu, ditemukan juga penggunaan lahan dalam
bentuk talun dengan jarak 0 m dari pinggir sungai. Talun ini menjadi pembatas
antara sungai dengan kebun campuran di belakangnya (Gambar 9).

(a)

(b)

(c)

Gambar 9 (a) pekarangan, (b) kebun campuran dan (c) talun di Kelurahan
Waringin Jaya
Pada pekarangan, strata IV memiliki jumlah jenis tertinggi dengan fungsi
tanaman sebagai tanaman buah (Tabel 12). Tanaman dengan fungsi >1, antara lain
pepaya (Carica papaya) dan pisang (Musa paradisiaca) sebagai tanaman buah
dan sayur serta singkong (Manihot uttilissima) sebagai tanaman sayur dan
penghasil pati. Jenis tanaman terbanyak dari seluruh penggunaan lahan terletak
pada kebun campuran. Tanaman yang paling banyak ditemukan adalah klasifikasi
strata I. Strata I ini terdiri dari tanaman penutup tanah dan semak untuk keperluan
membatasi area kebun campuran (Tabel 12). Namun dilihat dari fungsi, tanaman
yang dominan adalah tanaman buah, seperti durian (Durio zibethinus), jambu batu
(Psidium guajava), jeruk nipis (Citrus aurantifolia), pepaya (Carica papaya),
pinang (Areca catechu), pisang (Musa paradisiaca) dan rambutan (Nephelium
lappaceum). Tanaman pepaya dan singkong menjadi tanaman yang memiliki
fungsi sebagai tanaman sayur dan tanaman penghasil pati. Pada talun, jumlah
tertinggi masuk pada strata V dan fungsi tertinggi ada pada tanaman buah (Tabel
12). Tanaman yang memiliki fungsi >1 pada talun adalah bambu hitam

15
(Gigantochloa atroviolacea). Tanaman bambu selain digunakan untuk tanaman
industri juga berfungsi untuk aspek lain, seperti pencegah erosi dan pembentuk
iklim mikro di riparian. Selain itu terdapat tanaman pecah beling (Strobilanthes
crispus) sebagai tanaman hias dan obat serta singkong (Manihot uttilissima)
sebagai tanaman sayur dan penghasil pati.
Tabel 12 Pemenuhan kriteria sampel pada Kelurahan Waringin Jaya
Penggunaan Lahan

Jumlah
Spesies
6
14
8

I
1
6
1

II
1
4
2

Strata
III
4
4
1

IV
0
0
0

V
0
0
4

a
0
3
1

b
4
6
4

c
3
3
1

Fungsi
d e
0 1
2 1
0 1

f
Pekarangan
1
Kebun Campuran
1
Talun
1
Keterangan:
a. Strata tanaman: (I) 10 m
b. Fungsi Tanaman: (a) Tanaman Hias, (b) Buah, (c) Sayur, (d) Bumbu, (e) Penghasil
Obat, (g) Industri dan (h) lainnya

g
0
0
1

h
0
2
2

Pati, (f)

2. Kelurahan Karadenan
Pekarangan yang ditemukan termasuk pada jenis pekarangan sempit dan
hanya ada di bagian depan rumah. Kebun campuran ditemukan pada perbatasan
langsung dengan tebing sungai. Penanaman sempadan dilakukan untuk mecegah
longsor semakin melebar. Luas kebun ± 170 m2 dengan 30 jenis tanaman yang
didominasi oleh tanaman semak. Selain itu, ditemukan juga penggunaan lahan
dalam bentuk talun dengan jarak 20 m dari pinggir sungai. Talun berupa kebun
bambu ini menjadi sebuah ekosistem sempadan yang unik karena masih terjaga
keaslian dan keasriannya (Gambar 10).

(a)

(b)

`

(c)
Gambar 10 (a) pekarangan, (b) kebun campuran dan (c) talun di Kelurahan
Karadenan

16
Pada pekarangan, jumlah jenis tanaman yang ditemukan hanya 5 jenis
(Tabel 13). Jumlah ini termasuk jumlah terkecil dibanding penggunaan lahan
lainnya, yaitu kebun campuran dan talun. Kebun campuran pada Kelurahan
Karadenan memiliki jumlah spesies tertinggi dibandingkan dengan pekarangan
dan talun, yaitu 30 spesies (Tabel 13). Tanaman yang mendominasi adalah
tanaman hias dan tanaman buah, di antaranya cassia (Cassia surattensis), daun
sugi (Dracaena sandersii), eforbia (Euphorbia milii), hanjuang (Cordyline sp.),
jambu air (Syzygium aqueum), kelapa (Cocos nucifera), kelengkeng (Niphelium
longanum), kersen (Muntingia calabura), lidah mertua (Sansievierra trifasciata),
mangkokan (Polyscias scutellaria), miana (Coleus hybridus), nangka
(Arthocarpus heterophyllus), patah tulang (Pedilanthus tithymaloides), pepaya
(Carica papaya), pisang (Musa paradisiaca), puring kuning hijau (Codiaeum
variegatum), rambutan (Nephelium lappaceum), salak (Salacca edulis), sirih
gading (Rhaphidophora aurea), sirsak (Annona muricata) dan sri rejeki
(Aglaonema commutatum). Pada kebun campuran terdapat beberapa tanaman
dengan fungsi >1, seperti cassia (Cassia surattensis) sebagai tanaman hias dan
bumbu, daun sugi (Dracaena sandersii) sebagai tanaman hias dan obat,
mangkokan (Polyscias scutellaria) sebagai tanaman hias dan obat, serta singkong
(Manihot uttilissima) sebagai tanaman sayur dan penghasil pati. Talun juga
didominasi oleh tanaman buah dan juga tanaman denga strata II (Tabel 13).
Tabel 13 Pemenuhan kriteria sampel pada Kelurahan Karadenan
Penggunaan Lahan

Jumlah
Spesies
5
30
12

I
4
18
4

II
1
8
8

Strata
III
0
4
0

IV
0
0
0

V
0
0
1

a
5
16
2

b
0
11
4

c
0
2
1

Fungsi
d e
0 0
2 1
2 1

f g
Pekarangan
0 0
Kebun Campuran
2 0
Talun
0 1
Keterangan:
a. Strata tanaman: (I) 10 m
b. Fungsi Tanaman: (a) Tanaman Hias, (b) Buah, (c) Sayur, (d) Bumbu, (e) Penghasil Pati,
Obat, (g) Industri dan (h) lainnya

h
0
1
3

(f)

3. Kelurahan Sukahati
Pekarangan terletak di bagian depan rumah. Pekarangan yang tergolong
sangat kecil ini hanya berupa planter box berukuran 6x1 m dengan ditanami
beberapa tanaman. Pekarangan yang terdapat pada kawasan perumahan di tepi
sempadan sungai ini sebagian besar terletak di bagian depan menghadap ke jalan
utama perumahan. Lahan untuk pekarangan di tiap rumah sebagian besar
tergolong kecil, hanya berupa pot atau planter box. Kebun campuran yang
ditemukan berbatasan langsung dengan tebing sungai. Jarak kebun campuran ± 10
m dari tepi sungai. Kebun ini ditanami beraneka tanaman oleh warga yang letak
rumahnya tepat di seberang lahan. Kebun campuran didominasi oleh tanaman
singkong (Manihot uttilissima). Selanjutnya, pada penggunaan lahan berupa talun,
hanya berupa rerumputan liar dan beberapa tanaman lain yang biasa ditemukan di
tepi sungai, yaitu pisang (Musa paradisiaca) dan kelapa (Cocos nucifera).
Sebagian besar rumput liar menutupi lahan miring di tepi sungai (Gambar 11).

17

(a)

(b)

(c)

Gambar 11 (a) pekarangan, (b) kebun campuran dan (c) talun di Kelurahan
Sukahati
Pekarangan didominasi oleh tanaman dengan strata I dan merupakan
tanaman hias (Tabel 14). Jumlah jenis tanaman tertinggi terletak pada penggunaan
lahan kebun campuran. Tanaman buah masih mendominasi pada penggunaan
lahan dalam bentuk kebun campuran (Tabel 14). Tanaman yang ditemukan paling
banyak jumlahnya adalah pisang (Musa paradisiaca). Singkong (Manihot
uttilissima) memiliki fungsi tanaman >1, yaitu sebagai tanaman sayur dan
penghasil pati. Pada talun, jumlah jenis tanaman tertinggi adalah pada strata II
(Tabel 14).
Tabel 14 Pemenuhan kriteria sampel pada Kelurahan Sukahati
Penggunaan Lahan

Jumlah
Spesies
3
11
4

I
3
2
1

II
0
3
3

Strata
III
0
3
0

IV
0
2
0

V
0
1
0

a
3
1
0

b
0
6
2

c
0
1
0

Fungsi
d e
0 0
1 1
0 0

f g h
Pekarangan
0 0 0
Kebun Campuran
1 0 1
Talun
0 0 2
Keterangan:
a. Strata tanaman: (I) 10 m
b. Fungsi Tanaman: (a) Tanaman Hias, (b) Buah, (c) Sayur, (d) Bumbu, (e) Penghasil Pati, (f)
Obat, (g) Industri dan (h) lainnya

Tanaman Riparian di Kota Depok
Kota Depok memiliki luas 20,029 ha dan memiliki ketinggian tanah 50140 meter di atas permukaan laut. Seluruh wilayah Kota Depok dilewati oleh
Sungai Ciliwung sehingga akses menuju sungai juga cukup mudah. Beberapa
Kecamatan yang dilewati oleh sungai ini diantaranya adalah Kecamatan
Sukmajaya, Kecamatan Pancoran Mas dan Kecamatan Beji. Sampel dilakukan
pada 3 kelurahan, yaitu Kelurahan Sukmajaya, Kelurahan Pancoran Mas dan

18
Kelurahan Pondok Cina. Masing-masing kelurahan dilewati sungai sepanjang ±
1.9 km, 2.5 km dan 1.5 km (Tabel 15). Kelurahan-kelurahan tersebut masih
dibatasi oleh kelurahan yang terdapat di wilayah Kota Depok (Tabel 16).
Tabel 15 Profil keadaan tiap kelurahan Kota Depok
No.
1
2
3

Kecamatan

Kelurahan

Sukmajaya
Pancoran Mas
Beji

Tirtajaya
Depok
Pondok Cina

Panjang kelurahan yang
dilewati sungai
1.9 km
2.5 km
1.5 km

Ketinggian
100 m
100 m
91 m

Tabel 16 Batas masing-masing sampel kelurahan di Kota Depok
No.
1

Kelurahan
Tirtajaya

2

Depok

3

Pondok Cina

Barat
Ratujaya
Kel. Pancoran
Mas & Tanah
Baru
Kukusan

Timur
Sukmajaya

Utara
Depok

Selatan
Kalimulya

Kel.
Mekarjaya

Kel. Kemiri
Muka

Kel.
Ratujaya

Tugu

Srengseng S.

Kemirimuka

Spesies tanaman pada Kota Depok didominasi oleh tanaman hias.
Tanaman ini terletak di penggunaan lahan berupa pekarangan (Tabel 17). Jenis
tertinggi pada kebun campuran adalah tanaman buah. Fungsi sebagian besar
tanaman terpenuhi kecuali tanaman penghasil pati (Tabel 17). Tanaman buah
juga menjadi tanaman dengan jumlah tertinggi pada talun. Selain itu, jumlah yang
sama juga terdapat pada tanaman dengan fungsi lainnya (Tabel 17).
Tabel 17 Jumlah minimal, maksimal dan rata-rata spesies tanaman di Kota Depok
Jumlah Spesies Tanaman
Pekarangan

Fungsi tanaman

Kebun Campuran

Max.

Rat.

Min.

Max.

Rat.

Tanaman hias

12

11.7

11

1

1.3

Tanaman buah

4

2.0

1

4

3.0

Tanaman sayur

0

0.0

0

1

Tanaman bumbu

1

1.0

1

Tanaman penghasil pati

0

0.0

Tanaman obat

2

1.0

Tanaman industri

0

Tanaman lainnya

0

Min.

Talun
Max.

Rat.

Min.

0

0

0.0

0

1

4

2.3

1

0.7

0

2

1.0

0

1

0.7

0

0

0.0

0

0

0

0.7

0

1

0.3

0

0

1

1.0

1

0

0.0

0

0.0

0

2

1.3

1

1

1.0

1

0.0

0

5

4.0

3

4

3.7

3

1. Kelurahan Tirtajaya
Pekarangan pada kelurahan ini ditemukan hanya berupa tanaman-tanaman
di dalam pot. Tanaman yang ada didominasi oleh tanaman hias. Kebun campuran
dimiliki bersama oleh warga guna kepentingan bercocok tanam dan
mengkonservasi tebing yang berbatasan dengan lahan datar yang mana menjadi
lokasi bagi talun. Kebun ini didominasi oleh tanaman pisang (Musa paradisiaca).
Selanjutnya untuk talun, penggunaan lahan ini lebih ekstensif dengan ditandai
banyaknya rumput liar yang tumbuh di tengah tanaman lainnya (Gambar 1).

19

(a)

(b)

(c)

Gambar 12 (a) pekarangan, (b) kebun campuran dan (c) talun di Kelurahan
Tirtajaya
Pekarangan memiliki jumlah spesies tertinggi dibanding penggunaan lahan
lainnya, yaitu 15 spesies dengan didominasi oleh fungsi sebagai tanaman hias
(Tabel 18). Tanaman yang memiliki fungsi >1 adalah kumis kucing (Orthosiphon
stamineus). Kumis kucing selain digunakan sebagai tanaman hias juga digunakan
sebagai tanaman obat. Berbeda dengan kebun campuran, tanaman yang paling
banyak ditemukan adalah tanaman buah dan fungsi lainnya. Tanaman pada kebun
campuran paling banyak terletak pada strata III (Tabel 18). Tanaman dengan
fungsi >1, yaitu bambu hitam (Gigantochloa atroviolacea) sebagai tanaman
industri dan konservasi, jarak (Jatropha multifida) sebagai tanaman obat dan
konservasi serta singkong (Manihot uttilissima) sebagai tanaman sayur dan
penghasil pati. Pada talun, tanaman yang paling banyak ditemukan adalah
tanaman buah dan kelompok strata II (Tabel 18). Tanaman pada talun yang
memiliki fungsi >1, antara lain bambu tali (Gigantochloa hasskarliana), pepaya
(Carica papaya) dan singkong (Manihot uttilissima).
Tabel 18 Pemenuhan kriteria sampel pada Kelurahan Tirtajaya
Penggunaan Lahan

Jumlah
Spesies
15
10
9

I
13
2
2

II
0
3
4

Strata
III
2
5
2

IV
0
0
1

V
0
0
0

a
12
1
0

b
1
4
4

c
0
1
2

Fungsi
d e
1 0
1 1
0 1

f g h
Pekarangan
2 0 0
Kebun Campuran
1 1 4
Talun
0 1 4
Keterangan:
a. Strata tanaman: (I) 10 m
b. Fungsi Tanaman: (a) Tanaman Hias, (b) Buah, (c) Sayur, (d) Bumbu, (e) Penghasil Pati, (f)
Obat, (g) Industri dan (h) lainnya

20
2. Kelurahan Depok
Pekarangan yang menjadi sampel terletak ± 30 m dari tepi sungai.
Pekarangan ini didominasi oleh tanaman hias. Berbeda dengan kebun campuran,
letak kebun sangat berbatasan langsung dengan tebing sungai yang kemiringannya
>45o . Kebun ini ditanami dengan tanaman pisang (Musa paradisiaca) yang biasa
dipelihara 1 minggu sekali. Tidak jauh dari kebun campuran, ditemukan
penggunaan lahan berupa talun. Pada talun terdapat tanaman yang sangat tinggi
yaitu pohon kapuk (Ceiba pentandra). Tanaman ini mudah tumbuh dengan cepat
dan menjaga tanah di sekitarnya tetap stabil (Gambar 13).

(a)

(b)

(c)

Gambar 13 (a) pekarangan, (b) kebun campuran dan (c) talun di Kelurahan Depok
Pekarangan pada Kelurahan Depok memiliki jumlah spesies paling banyak
dibanding dengan penggunaan lahan lainnya. Pada pekarangan ditemukan 13 jenis
tanaman dengan didominasi oleh strata I dan II (Tabel 19). Jenis tanaman hias
ditemukan paling banyak, diantaranya agave variegata (Furcraea gigantea
`Striata`), aglaonema hijau putih (Aglaonema commutatum), alokasia (Alocassia
macrorrhiza), hanjuang merah jambu (Cordyline terminalis `baby doll`), lili paris
(Chlorophytum commosum) dan teh-tehan (Acalypha macrophylla). Pada kebun
campuran, semua tanaman yang ditemukan memiliki fungsi >1, yaitu alokasia dan
ki besi (Dracaena fragrans massangeana) sebagai tanaman hias dan tanaman
untuk konservasi, pisang (Musa paradisiaca) sebagai tanaman buah dan industri,
pecah beling (Strobilanthes crispus) sebagai tanaman hias, obat dan berfungsi
sebagai tanaman pakan ternak, serta singkong (Manihot uttilissima) sebagai sayur
dan penghasil pati. Selanjutnya untuk talun, fungsi tanaman didominasi untuk
keperluan fungsi lainnya (Tabel 19). Tanaman bambu tali (Gigantochloa
hasskarliana) menjadi tanaman yang selain berfungsi sebagai tanaman pelindung
tebing sungai, juga sebagai tanaman industri yang bisa dimanfaatkan batangnya.

21
Tabel 19 Pemenuhan kriteria sampel pada Kelurahan Depok
Penggunaan Lahan

Jumlah
Spesies
13
5
5

I
6
3
0

II
6
1
1

Strata
III
1
1
1

IV
0
0
2

V
0
0
1

a
11
3
0

b
1
1
1

c
0
0
0

Fungsi
d e
1 0
0 0
0 0

f g h
Pekarangan
0 0 0
Kebun Campuran
1 1 3
Talun
0 0 4
Keterangan:
a. Strata tanaman: (I) 10 m
b. Fungsi Tanaman: (a) Tanaman Hias, (b) Buah, (c) Sayur, (d) Bumbu, (e) Penghasil Pati, (f)
Obat, (g) Industri dan (h) lainnya

3. Kelurahan Pondok Cina
Pekarangan ditemukan sangat dekat dengan tepi sungai. Sempadan sungai
disini digunakan sebagai tempat tinggal dengan menggunakan sistem kontrak.
Namun, penggunaan lahan tidak sampai mengganggu kestabilan sempadan karena
masih ditanami dengan tanaman yang konservatif. Pekarangan dijadikan sebagai
nursery mini dengan dominasi tanaman hias. Sementara itu, kebun campuran
digunakan untuk menanam tanaman yang menghasilkan. Kebun campuran
memiliki lebar ± 6 m dari tepi tebing sungai. Begitu juga dengan talun yang ada.
Tanaman bambu tali (Gigantochloa hasskarliana) dijadikan sebagai tanaman
konservatif untuk mencegah longsor dan menjaga kestabilan tanah di tebing sugai.

(a)

(b)

(c)

Gambar 14 (a) pekarangan, (b) kebun campuran dan (c) talun di Kelurahan
Pondok Cina
Pada kelurahan ini, ditemukan jumlah jenis tanaman pada pekarangan
adalah 17 jenis. Jumlah ini tertinggi dibanding pada penggunaan lahan lainnya.
Tanaman didominasi oleh strata I dan tergolong tanaman hias (Tabel 20).
Tanaman hias yang ditemukan, diantaranya opiopogon (Ophiopogon sp.), filo
daun belah (Philodendron selloum), lili paris (Chlorophytum commosum), nevernever plant (Ctenanthe oppenheimiana `Tricolor`), pisang hias (Heliconia sp.),

22
sirih gading kuning (Epipremnum aureum `Gold`) dan teh-tehan (Acalypha
macrophylla). Pada kebun campuran, ditemukan 11 jenis tanaman yang
didominasi oleh strata II dan tanaman buah (Tabel 20). Tanaman buah yang
ditemukan adalah jambu biji (Psidium guajava), pepaya (Carica papaya) dan
pisang (Musa paradisiaca). Tanaman pada talun, yaitu bambu tali (Gigantochloa
hasskarliana) memiliki fungsi >1, yaitu selain sebagai tanaman pengkonservasi
tebing sungai, tanaman ini juga menjadi tanaman yang bernilai ekonomi.
Tanaman lainnya adalah pepaya (Carica papaya). Seperti kita ketahui, pepaya
selain dimanfaatkan buahnya, daunnya juga bermanfaat untuk sayur.
Tabel 20 Pemenuhan kriteria sampel pada Kelurahan Pondok Cina
Penggunaan Lahan

Jumlah
Spesies
17
11
5

I
9
1
2

II
6
4
2

Strata
III
2
3
0

IV
0
3
1

V
0
0
0

a
12
0
2

b
4
4
1

Fungsi
d e
1 0
1 1