Pengembangan Metode Deteksi Kematangan Melon (Cucumis Melo L.) Dengan Respon Impuls Akustik

PENGEMBANGAN METODE DETEKSI KEMATANGAN
MELON (Cucumis melo L.) DENGAN
RESPON IMPULS AKUSTIK

NARIRATRI KUSUMALISKI

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengembangan
Metode Deteksi Kematangan Melon (Cucumis melo L.) dengan Respon Impuls
Akustik adalah benar karya saya dengan arahan dari Dosen Pembimbing
Akademik dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2015

Nariratri Kusumaliski
NIM F14100024

ABSTRAK
NARIRATRI KUSUMALISKI. Pengembangan Metode Deteksi Kematangan
Melon (Cucumis melo L.) dengan Respon Impuls Akustik. Dibimbing oleh
USMAN AHMAD.
Deteksi kematangan buah melon masih dilakukan secara subyektif sehingga
kurang akurat dan dapat mempengaruhi mutu fisik. Pengembangan deteksi
kematangan melon dapat dilakukan dengan menggunakan gelombang suara.
Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari hubungan respon impuls akustik
buah melon dengan parameter kematangan buah melon pada umur yang berbeda
dan menentukan parameter akustik yang berperan dalam klasifikasi buah melon
serta menglasifikasi buah melon berdasarkan umur panen melon. Perekaman suara
ketukan dilakukan pada melon dengan umur melon 54 HST dan 60 HST
menggunakan bandul. Parameter akustik dihubungkan dengan beberapa parameter

kematangan buah melon, antara lain kekerasan dan total padatan terlarut (TPT).
Tidak terdapat perbedaan frekuensi resonansi antara umur melon 54 HST dan 60
HST. Hubungan antara frekuensi dan parameter kematangan memiliki nilai
korelasi yang sangat rendah (r0.050 yaitu 0.200 maka
dapat diakatan kedua variabel tersebut dapat lolos uji normalitas.
Log determinant dilakukan untuk mengetahui bahwa kelompok umur panen
melon 54 HST dan kelompok umur panen melon 60 HST memiliki varian yang
sama atau berbeda. Log determinant untuk umur panen 54 HST adalah 9.488 dan
log determinant untuk 60 HST adalah 9.521 (Lampiran 7). Artinya, nilai log
determinant tidak beberbeda jauh, sehingga matriks kovarian relatif sama untuk
dua kelompok. Asumsi semua kelompok memiliki matrik ragam-peragam yang

22

sama terpenuhi. Setelah dilakukan pengujian atas variabel yang akan dianali