Analisis Laporan Keuangan PT. Industri Karet Nusantara Terhadap Penilaian Kinerja Perusahaan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA TERHADAP PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh :

RIDHA AZZAHRA 112101034

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR NAMA : RIDHA AZZAHRA

NIM : 112101034

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

JUDUL : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA TERHADAP PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN

Tanggal : ... 2014 DOSEN PEMBIMBING

Dra. Lisa Marlina, M.Si NIP: 19570314 198503 2 001

Tanggal : ... 2014 KETUA PROGRAM STUDI

DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

Dr. Yeni Absah, SE, M.Si NIP: 19741123 200012 2 001

Tanggal : ... 2014 DEKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA NIP: 19560407 198002 1 001


(3)

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan segala berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan penulisan Tugas Akhir dengan judul “ANALISIS

LAPORAN KEUANGAN PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA

TERHADAP PENILAIAN KINERJA PERUSAAAN”, sebagai syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menyadari banyak bantuan dan dorongan dari pihak lain. Dalam kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, penulis ucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac,Ak,CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi DIII Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Syafrizal H. Situmorang, SE, Msi selaku Sekretaris Program Studi DIII Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

4. Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah banyak memberikan arahan dan masukan.

5. Bapak / Ibu staf pengajar dan seluruh pegawai Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberi ilmu pengetahuan kepada penulis.


(4)

6. Bapak Supriyanto selaku Manajer PT. Industri Karet Nusantara Medan.

7. Teristimewa kepada Ayahanda H. Chairuddin Matondang, BE dan Ibunda Hj. Darlini Chairani Rangkuti yang dengan kesabaran dan segala cinta kasih yang tulus mendidik dan mendoakan penulis.

8. Teristimewa kepada keluarga besar penulis yang telah banyak membantu baik moril maupun materil selama penulis menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

9. Teristimewa kepada kakak terbaik dan tersayang Vinka Elroza, SE, Desi Chairunnisa, SE yang telah banyak memberikan perhatian, nasehat, semangat, dan senantiasa memotivasi penulis untuk berbuat yang terbaik.

10.Sahabat – sahabat yang selalu mendukung penulis Lala, Dani, Ainun, Trisna, Ria, Lina, Aini, Prety dan semuanya yang tidak bisa disebutkan satu per satu. 11.Abangda Mizwandi Zuandi, ST yang telah memberikan masukan, semangat

dan motivasi kepada penulis.

12.Seluruh teman-teman di grup A Keuangan stambuk 2011, terima kasih untuk kebersamaannya selama ini dalam perjuangan kita menggapai impian. Apa yang terjadi selama 3 tahun perkuliahan akan selalu menjadi pengalaman yang dikenang.

Akhir kata penulis menyampaikan bahwa penulisan Tugas akhir ini bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang memerlukannya. Terima Kasih.

Medan, 19 September 2014 Penulis

Ridha Azzahra Nim 112101034


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PT. Industri Karet Nusantara ... 5

B. Visi dan Misi Perusahaan ... 6

C. Struktur Organisasi ... 7

D. Uraian Tugas ... 8

E. Rencana Kinerja Terkini ... 10

BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Rasio Keuangan ... 11

a. Rasio Likuiditas ... 11

b. Rasio Leverage ... 12

c. Rasio Aktivitas ... 13

d. Rasio Profitabilitas ... 15

B. Perhitungan Rasio Keuangan ... 19

a. Rasio Likuiditas ... 19

b. Rasio Leverage ... 20

c. Rasio Aktivitas ... 21

d. Rasio Profitabilitas ... 22

C. Analisis Rasio Keuangan ... 24

a. Analisis Rasio Likuiditas ... 24

b. Analisis Rasio Leverage ... 27

c. Analisis Rasio Aktivitas ... 28

d. Analisis Rasio Profitabilitas ... 31

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 33

B. Saran ... 35


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

1.1 Tabel Laporan Laba dan Ekuitas PT. Industri Karet Nusantara ... 3

1.2 Tabel Neraca PT. Industri Karet Nusantara ... 17

1.3 Laporan Laba Rugi PT. Industri Karet Nusantara ... 18

1.4 Tabel Perubahan Rasio Likuiditas ... 25

1.5 Tabel Perubahan Rasio Leverage ... 28

1.6 Tabel Perubahan Rasio Aktivitas ... 29


(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1Struktur Organisasi PT. Industri Karet Nusantara ... 7

2.2Daftar Gambar Likuiditas ... 26

2.3Daftar Gambar Leverage ... 28

2.4Daftar Gambar Aktivitas ... 30


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Untuk mengetahui bagaimana kondisi dan kinerja suatu perusahaan maka diperlukan suatu analisis yang tepat. Salah satunya adalah dengan menganalisis laporan keuangan. Menganalisis laporan keuangan berarti menggali lebih banyak informasi yang dikandung di dalam suatu laporan keuangan. Sebagaimana diketahui laporan keuangan adalah media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan. Suatu laporan keuangan (financial statement) akan menjadi lebih bermanfaat untuk pengambilan keputusan, apabila diolah lebih lanjut melalui proses perbandingan, evaluasi, dan analisis tren. Semakin baik kualitas laporan keuangan yang disajikan maka akan semakin meyakinkan pihak eksternal dalam melihat kinerja keuangan suatu perusahaan.

Laporan keuangan yang dipublikasikan dianggap memiliki arti penting dalam menilai suatu perusahaan. Pada setiap perusahaan bagian keuangan memegang peranan penting dalam menentukan arah perencanaan perusahaan. Berfungsinya bagian keuangan secara baik dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan yang tersaji dengan baik. Berdasarkan konsep keuangan maka laporan keuangan sangat diperlukan untuk mengetahui sudah sejauh mana perusahaan mencapai tujuannya. (Fahmi 2012:23)

Laporan keuangan dilihat dari sudut pandang manajemen merupakan media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja keuangan perusahaan yang dikelolanya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.


(9)

Menurut Munawir (2004:65) Analisis rasio keuangan adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos – pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. Analisis rasio keuangan sendiri dimulai dengan laporan keuangan dasar yaitu neraca, perhitungan laba-rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus kas.

Analisis rasio keuangan sangat penting gunanya untuk melakukan evaluasi terhadap kondisi keuangan perusahaan. Dengan analisis rasio keuangan dapat diketahui tingkat likuiditas, tingkat leverage, tingkat aktivitas dan tingkat profitabilitas perusahaan. Dengan mengetahui tingkat likuiditas perusahan, maka dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Sedangkan dengan mengetahui tingkat leveragenya, dapat diketahui sejauh mana kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh utang – utangnya. Dan dengan mengetahui tingkat aktivitas perusahaan, maka dapat diketahui seberapa efektif manajemen perusahaan menggunakan aktiva yang dimilikinya dalam melaksanakan kegiatan perusahaan, serta dengan mengetahui tingkat profitabilitas perusahaan, maka dapat diketahui sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen.

PT. Industri Karet Nusantara adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri karet, yang mana dibagian operasional para karyawan harus terjun langsung ke lapangan untuk memproduksi produk yang akan dihasilkan dengan menggunakan mesin. Sama halnya dengan BUMN lainnya, PT. Industri Karet Nusantara dalam kegiatan operasionalnya juga masih mengandalkan modal dari pemerintah sebagai dana keuangannya.


(10)

Berdasarkan pra survey yang dilakukan pada PT. Industri Karet Nusantara Medan selama tiga tahun yaitu dari tahun 2009 sampai dengan 2011 perusahaan mengalami peningkatan laba, namun pada tahun 2011 perusahaan mengalami penurunan laba sebesar Rp.18.890.370.647,45. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Laporan Laba dan Ekuitas PT. Industri Karet Nusantara

Keterangan Laba/Rugi Ekuitas

2009 1.824.189.962,99 94.252.639.422,39

2010 2.221.744.024,75 96.474.383.447,15

2011 (18.890.370.647,45) 77.584.012.799,70

Sumber :Laporan Keuangan PT. Industri Karet Nusantara

Ekuitas perusahaan dari data laporan keuangan selama tiga tahun yaitu dari tahun 2009 sampai dengan 2011 mengalami peningkatan, namun pada tahun 2011 ekuitas mengalami penurunan sebesar Rp.77.584.012.799,70. Hal ini menunjukkan adanya indikasi bahwa peningkatan laba disertai dengan peningkatan ekuitas dan penurunan laba juga disertai dengan penurunan ekuitas.

Berdasarkan data diatas, penulis tertarik untuk meneliti kondisi keuangan perusahaan berdasarkan analisis rasio keuangan.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka perumusan masalah yang dapat diambil sebagai dasar kajian dalam penelitian yang dilakukan adalah :”Bagaimana kondisi keuangan pada PT. Industri Karet Nusantara berdasarkan rasio keuangan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011”. C. Tujuan Penelitian


(11)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi keuangan PT. Industri Karet Nusantara dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 berdasarkan rasio keuangan.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat bagi pihak-pihak sebagai berikut :

1. Bagi perusahaan, diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi pihak manajemen untuk lebih meningkatkan lagi kinerja perusahaan.

2. Bagi penulis, diharapkan dapat digunakan sebagai pengembangan wawasan serta pemahaman mengenai penilaian kinerja dilihat dari rasio keuangan. 3. Bagi pihak lain yang berkepentingan dapat digunakan sebagai bahan referensi

serta dapat digunakan untuk menambah pengetahuan, wawasan serta pemahaman terbatas mengenai judul yang diteliti.


(12)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Industri Karet Nusantara merupakan salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengolah karet mentah menjadi barang jadi yaitu benang karet yang diproduksi sesuai dengan permintaan konsumen. PT. Industri Karet Nusantara adalah anak perusahaan dari PT. Perkebunan Nusantara III (PTPN III) yang bergerak di bidang industri hilir yang merupakan industri lanjutan dari bahan baku karet alam sehingga menghasilkan produk resin siklo atau lebih dikenal dengan nama resperina-35 (merek dagang resin yang diproduksi) .

Benang karet merupakan salah satu komoditi ekspor non migas yang memiliki prospek yang cerah dalam bidang perdagangan. Benang karet berbentuk seperti pita yang sifatnya lentur dan elastis. Benang karet juga dapat diolah kembali menjadi barang lain sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Lateks pekat dari kebun karet diolah menjadi benang karet melalui proses pengolahan karet fase cair.

Lateks merupakan bahan baku utama yang digunakan dalam proses produksi benang karet. Pada umumnya konsumen benang karet berasal dari perusahaan yang bergerak dibidang tekstil seperti penghasil pakaian olahraga, dan pakaian lainnya yang mengandung bahan benang karet. Produksi benang karet

(Rubber Thread) dari lateks berlangsung dalam beberapa unit, yaitu chemical


(13)

peranannya masing-masing dan saling berkaitan satu sama lain agar dapat menghasilkan produk benang karet yang bermutu.

B. Visi dan Misi Perusahaan

1. Menjadi Perusahaan Agribisnis kelas dunia dengan kinerja yang sangat baik dan menerapkan praktik bisnis terbaik tahun 2008.

2. Mengembangkan industri hilir berbasis agro lestari. 3. Menghasilkan produk berkualitas bagi pelanggan. 4. Memperlakukan karyawan sebagai aset strategis.

5. Menjadi perusahaan yang memberikan keuntungan terbaik bagi investor. 6. Menjadi mitra yang paling disukai untuk melakukan bisnis.

7. Memotivasi karyawan untuk secara aktif mengambil bagian dalam pembangunan masyarakat.


(14)

C. Struktur Organisasi


(15)

D. Uraian Tugas 1. RUPS

a) Mengangkat dewan komisaris.

b) Menyetujui/mengesahkan rancangan anggaran pendapatan belanja dan laporan tahunan yang dibuat oleh dewan direksi.

c) Memutuskan besarnyan dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham.

d) Mengangkat dewan direksi. 2. Dewan Komisaris

a) Melakukan pengawasan serta memberi nasehat kepada direksi atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai perseroan maupun usaha perseroan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.

3. Direksi

a) Bertanggungjawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik didalam maupun diluar pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian dengan pembatasan-pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan,anggaran dasar atau keputusan rapat umum pemegang saham.

4. Kabag Pembiayaan Umum/Pemasaran/Pengadaan

a) Bertanggungjawab tentang kesejahteraan karyawan, pendidikan, latihan, hukum, dan keadaan perusahaan.


(16)

5. Manager PRPNE dan Manager PRTRA

a) Mengevaluasi rencana pemakaian tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan baku serta bahan pendukung yang digunakan dipabrik dengan RKAP dan penjabarnya ke RKO.

6. SPI

a) Membantu direktur utama untuk melakukan pengawasan intern dengan menjabarkan secara operasional baik perencanaan, pelaksanaan maupun pemantauan tindak lanjut hasil audit.

b) Memberikan masukan untuk penyusunan, penyempurnaan, ketentuan, sistem, prosedur, administarsi yang pada umumnya berlaku pada perusahaan.

7. Staf Keuangan Akuntansi

a) Melaksanakan pemeriksaan, pengawasan transaksi dan administrasi yang menyangkut penjualan, persediaan, bahan baku dan pelengkap.

8. Staf Pemasaran

a) Melaksanakan cek harga pasar dan mencari informasi dari pihak ke tiga sebagai acuan untuk perkiraan harga pengadaan barang, bahan, penjualan dan harga komoditi atau produk.

9. Staf Teknik

a) Menjamin terlaksananya rencana pemeliharaan peralatan, mesin dan lainnya secara rutin baik preventif maupun overhaul.


(17)

10.Staf Laboraturium/Pengolahan

a) Menjamin kualitas dan kuantitas bahan baku pada saat penerimaan dan hasil pengolahan agar sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. E. Rencana Kinerja Terkini

Perwujudan visi misi PT.Industri Karet Nusantara menghasilkan kinerja yang dinilai dari pencapaian apa saja yang telah dihasilkan. Pencapaian-pencapaian dari visi misi tersebut ialah meningkatkan produk berkualitas dan menjadi perusahaan yang dapat memberikan keuntungan terbaik bagi pihak investor, serta menjadi perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerja yang sangat baik dan menerapkan praktik bisnis terbaik pada tahun 2008.


(18)

BAB III PEMBAHASAN

A. Pengertian Rasio Keuangan

Menurut Harahap (2013 : 297) rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos – pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Rasio - rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kondisi keuangan perusahaan adalah : Sawir (2005 : 8)

a. Rasio Likuiditas

Menurut Harahap (2013 : 301), rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Untuk dapat memenuhi kewajibannya yang sewaktu – waktu, maka perusahaan harus mempunyai alat – alat untuk membayar yang berupa aset – aset lancar yang jumlahnya harus lebih besar dari pada kewajiban – kewajiban yang harus segera dibayar berupa kewajiban – kewajiban lancar. Rasio likuiditas yang dipakai dalam penelitian ini adalah:

1. Current Ratio

Current ratio, menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi

kewajiban – kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar, semakin tinggi kemampuan perusahaan


(19)

menutupi kewajiban jangka pendeknya. Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuidasi, sebaliknya current ratio yang terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana yang menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampulabaan perusahaan. (Sawir, 2009:10)

������������ = �������������

������������������ � 100%

2. Cash Ratio

Rasio ini menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan surat berharga (efek) yang segera dapat diuangkan. (Sawir, 2009:10)

���ℎ�����= ���ℎ+����

������������������ � 100%

b. Rasio Leverage

Menurut Harahap (2013 : 306) rasio ini menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun aset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity). Perusahaan yang baik mestinya memiliki komposisi modal yang lebih besar dari utang. Rasio – rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah :


(20)

1. Debt Ratio

Debt Ratio, merupakan perbandingan antara total hutang dengan total

aktiva. Sehingga rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva. Menurut Sawir (2009:13) debt ratio merupakan rasio yang memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki.

��������� = ��������� �����������

2. Debt to Equity Ratio

Rasio ini menggambarkan perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya.

(Sawir, 2009:13)

�����������������= ��������� ����������� c. Rasio Aktivitas

Menurut Fahmi (2012:77) rasio aktivitas adalah rasio yang menggambarkan sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimilikinya guna menunjang aktivitas perusahaan, di mana penggunaan aktivitas ini dilakukan secara sangat maksimal dengan maksud memperoleh hasil yang maksimal. Rasio – rasio aktivitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah :


(21)

1. Total Assets Turn Over

Rasio ini mengukur berapa kali total aktiva perusahaan menghasilkan volume penjualan. Total Asset Turn Over (TATO) juga dapat didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan.

(Syamsuddin, 2007:73)

�������������������= ����� �����������

2. Average Collection Period

Rasio ini mengukur efisiensi pengelolaan piutang perusahaan, rata – rata jangka waktu penagihan adalah rata – rata jangka waktu lamanya perusahaan harus menunggu pembayaran setelah melakukan penjualan. Satu tahun dapat diasumsikan 360 hari atau 365, kedua angka ini digunakan dalam lingkup keuangan dan perbedaannya tidak akan mempengaruhi keputusan yang dihasilkan. Semakin kecil harinya akan semakin baik. (Fahmi, 2012:78)

����������������������� = ���������� �����������/360

3. Inventory Turn Over

Inventory turn over melihat sejauh mana tingkat perputaran persediaan

yang dimiliki oleh suatu perusahaan. (Fahmi, 2012:77)

�����������������= ��������������� ����������������


(22)

D. Rasio Profitabilitas

Menurut Harahap (2013:304) rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio – rasio profitabilitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah :

1. Net Profit Margin

Laba bersih dibagi penjualan bersih. Rasio ini menggambarkan besarmya laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. Rasio ini tidak menggambarkan besarnya persentase keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan untuk setiap penjualan karena adanya unsur pendapatan dan biaya non operasional. Kelemahan dari rasio ini adalah memasukkan pos atau item yang tidak berhubungan langsung dengan aktivitas penjualan seperti biaya bunga untuk pendanaan dan biaya pajak penghasilan.

(Darsono dan Ashari, 2005:56)

���������������= ��������� �����

2. Return On Investment (ROI)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Dengan mengetahui rasio ini, akan dapat diketahui apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan


(23)

karena menunjukkan efektifitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan. (Munawir, 2004:89)

������������������= ��������������� (���) �����������

3. Return On Equity (ROE)

Rasio ini disebut juga dengan laba atas equity. Rasio ini mengkaji sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atau ekuitas.

(Fahmi, 2012:82)

��������������= ��������������� (���) �ℎ����������������


(24)

Tabel 1.2. PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA NERACA

PER 31 DESEMBER 2009 – 2011

AKTIVA 2009 2010 2011 Kewajiban Dan Ekuitas 2009 2010 2011

AKTIVA LANCAR KEWAJIBAN LANCAR

Kas 105.773.100.00 183.812.400.00 82.617.700.00 Hutang

Bank 7.921.928.357.10 6.771.641.241.00 9.069.019.888.61 Usaha 88.142.688.460.00 73.252.181.748.00 97.746.673.410.00

Deposito Berjangka Lain-lain 1.842.605.00 13.452.286.00 553.742.146.00

8.027.661.457.10 6.955.453.641.00 9.171.637.588.61 Uang muka Penjualan - - -

Piutang Kredit Modal Kerja - - -

Niaga netto 20.677.053.235.00 36.066.343.748.00 54.069.550.717.00 Jangka Panjang Jatuh Tempo - 7.200.000.000.00 15.666.377.532.00

Lain-lain - - - Biaya Masih Harus Dibayar 1.937.588.466.00 287.410.224.00 220.513.088.00-

Pegawai 200.000.00 - 14.000.000.00 Jasa Produksi - - -

Uang Muka leveransir / Kontraktor - - Pajak PPh (Badan / PPN) 1.125.379.459.00 1.321.852.313.50 822.216.581.00

Pajak Dibayar Dimuka 3.063.212.069.50 - Bunga - - -

-

Jumlah 23.740.465.304.50 36.068.343.748.00 54.083.550.717.00 Jumlah Kewajiban Lancar 91.207.498.990.00 82.074.896.571.150 114.809.522.757.00

Persediaan KEWAJIBAN TIDAK LANCAR

Persediaan Akhir 17.665.555.604.00 28.783.461.666.00 3.888.940.019.88 Utang Lain” Pihak Mempunyai - - -

Bahan Baku dan Pelengkap 17.330.406.234.00 14.979.591.978.00 36.285.572.289.40 Hubg Istimewa - - -

34.995.961.838.00 43.763.053.644.00 39.174.612.309.28 Kewajiban Pajak Ditangguhkan - 469.215.326.00 469.215.326.00

Biaya Dibayar Dimuka 330.203.004.90 1.432.589.179.90 Utang Bank - 28.970.067.500.00 21.770.067.500.00

Pemerintah TTOP - - -

Jumlah Aktiva Lancar 66.764.088.599.60 87.115.054.037.90 103.853.389.794.79 Obligasi - - -

Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 29.439.282.826.00 22.239.282.826.00

Utang Lain” Pihak Yg Mempunyai - - - Jumlah Kewajiban 91.207.498.990.00 111.514.179.397.50 137.048.805.583.00

Hubg Istimewa - - -

Penyertaan - - - EKUITAS

Modal Dasar 114.775.000.000.00 114.775.000.000.00 114.775.000.000.00

Modal Belum Disempatkan - -

Modal Yg ditempatkan dan Disetor 114.775.000.000.00 114.775.000.000.00 114.775.000.000.00 AKTIVA TETAP

Nilai Perolehan 132.671.680.870.00 136.301.412.605.00 136.757.887.605.00 Cadangan Umum - - -

Akumulasi Penyusutan (21.231.577.631.00) 124.643.703.064.02 (32.743.735.017.46) Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas - - -

Nilai Buku 111.440.103.239.00 111.667.709.546.96 104.014.152.587.54 Anak Perusahaan - - -

Selisih Nilai Transaksi Antara Ekuitas - - -

Sepengendali - - -

Laba Setelah Pajak (Tahun Lalu) (22.346.550.540.60) (20.522.360.577.61) (18.300.616.552.65)

Aktiva Dalam Penyelesaian Laba Tahun Berjalan 1.824.189.962.99 2.221.744.024.76 (18.890.370.647.45)

- Aktiva Pajak Tangguhan 5.373.797.887.79 7.313.650.579.77 4.613.127.314.37 Jumlah Ekuitas 94.252.639.422.39 96.474.383.447.15 77.584.012.799.70

- Bangunan Dalam Penyelesaian 20.000.000.00 20.000.000.00

Rekening Koran 0.00

Jumlah Aktiva Dalam Penyelesaian 5.373.797.887.79 7.333.650.579.77 4.633.127.314.37 AKTIVA LAIN-LAIN

Bank Garansi / Biaya Ditangguhkan 315.018.686.00 250.000.000.00

Aktiva Non Produktif 1.567.130.000.00 315.018.686.00 315.018.686.00

BPHTB - 1.567.130.000.00 1.567.130.000.00

Pembibitan - - -

Uang Muka Jaminan - - -

Surat Berharga Lainnya - - -

Jumlah Aktiva Lain-lain 1.882.148.686.00 1.882.148.686.00 2.132.148.686.00 Jumlah Aktiva Tidak Lancar 118.696.049.612.79 120.873.508.806.75 110.779.428.587.91

JUMLAH AKTIVA 185.460.138.412.39 207.988.562.644.65 214.632.818.383.70 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 185.460.138.412.39 207.988.562.844.65 214.632.818.383.70


(25)

Tabel 1.3 PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA LAPORAN LABA RUGI

PER 31 DESEMBER 2009 - 2011

URAIAN DESEMBER 2009 DESEMBER 2010 DESEMBER 2011

PENDAPATAN

Penjualan Ekspor 17.479.883.287.50 15.893.895.780.00 21.564.248.760.00

Freight

17.479.883.287.50 15.893.895.780.00 21.564.248.760.00

Pajak Ekspor -

Jumlah Penjualan Ekspor Netto 17.479.883.287.50 15.893.895.780.00 21.564.248.760.00

Penjualan Lokal 89.353.992.918.00 90.277.482.108.00 47.808.909.642.00

Jumlah Pendapatan 106.833.876.205.50 106.171.77.888.00 69.373.158.402.00

BEBAN POKOK PENJUALAN

Persediaan Awal 25.016.481.820.00 17.655.555.604.00 28.783.461.666.00

Beban Produksi 91.045.619.283.00 111.349.198.288.02 44.108.604.833.00

116.062.101.103.00 129.014.753.892.02 72.892.066.499.00

Persediaan Akhir 17.665.666.604.00 28.783.461.666.00 3.888.940.019.88

Beban Pokok Penjualan 98.396.545.499.00 100.231.292.226.02 69.003.126.479.12

LABA KOTOR 8.437.330.706.50 5.940.085.661.98 370.031.922.88

BEBAN USAHA

Penjualan 596.963.716.86 745.319.122.40 646.956.843.35

Administrasi 6.072.595.326.69 4.894.684.882.22 8.031.447.908.41

Penyusulan Umum 9.969.077.00 223.180.062.00

Bunga -

Jumlah Beban Usaha 6.679.528.120.55 5.640.004.004.62 8.901.584.813.76

LABA USAHA 1.757.802.585.95 300.081.657.36 (8.531.552.890.88)

PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Pendapatan Lain-lain 609.810.675.89 2.222.019.458.70 8.661.008.156.73

Beban Lain-lain 543.423.298.85 300.357.091.30 19.019.852.913.30

Jumlah 66.387.377.04 (1.921.862.367.40) 10.358.817.756.57

LABA SEBELUM PPh 1.824.189.962.99 2.221.744.024.76 (18.890.370.647.45)

Pajak -


(26)

B. Perhitungan Rasio Keuangan

Berikut ini adalah perhitungan rasio – rasio keuangan yang akan dianalisis:

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kembali seluruh kewajiban-kewajiban jangka pendeknya apabila telah jatuh tempo. Rasio likuiditas yang dipakai dalam penelitian ini adalah :

a. Current Ratio

������������= �������������

������������������ � 100% Tahun 2009

������������=66.764.088.589,60

91.207.498.990,00� 100% = 73 %

Tahun 2010

������������= 87.155.054.037,90

82.074.896,571,50� 100% = 106 %

Tahun 2011

������������=103.853.389.794,79

114.809.522.757,00� 100% = 90 %

b. Cash Ratio

���ℎ�����= ���ℎ+����

������������������ � 100% Tahun 2009

���ℎ�����= 105.733.100,00 + 7.921.928.357,10


(27)

Tahun 2010

���ℎ�����= 183.812.40,00 + 6.771.641.241,00

82.074.896.571,50 �100% = 8 %

Tahun 2011

���ℎ�����= 82.517.700,00 + 9.089.019.888,61

114.809.522.757,00 �100% = 7 %

2. Rasio Leverage

Rasio leverage adalah rasio yang menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun aset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity). Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Debt Ratio

��������� = ��������� ����������� Tahun 2009

��������� = 91.207.498.990,00

185.460.138.412,39= 49 %

Tahun 2010

��������� = 111.514.179.397,50

207.988.562.844,65= 53 %

Tahun 2011

��������� = 137.049.805.583,00


(28)

b. Debt to Equity Ratio

�����������������= ��������� ����������� Tahun 2009

�����������������= 91.207.498.900,00

94.252.639.422,39 = 96 %

Tahun 2010

�����������������= 111.514.179.397,50

96.474.383.447,15 = 115 %

Tahun 2011

�����������������= 137.049.805.583,00

77.584.012.799,70 = 176 %

3. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas bermanfaat untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam mendayagunakan sumber - sumber yang dimiliki oleh perusahaan.

a. Total Assets Turn Over

������������������� = ����� ����������� Tahun 2009

������������������� = 106.833.876.205,50

185.460.138.412,39 = 0,57�

Tahun 2010

������������������� = 106.171.377.888,00

207.988.562.644,65 = 0,51�

Tahun 2011

������������������� = 69.373.158.402,00


(29)

b. Average Collection Period

����������������������� = ���������� ����������� Tahun 2009

����������������������� = 23.740.465.304,50

106.833.876.205,50/360= 62 ℎ���

Tahun 2010

����������������������� = 36.066.343.748,00

106.171.377.888,00/360= 92 ℎ��� Tahun 2011

����������������������� = 54.083.550.717,00

69.373.158.402,00/360= 217 ℎ���

c. Inventory Turn Over

����������������� = ��������������� ���������������� Tahun 2009

����������������� =98.396.545.499,00

34.995.961.838,00= 2,81�

Tahun 2010

����������������� =100.231.292.226,02

43.763.053.644,00 = 2,29�

Tahun 2011

����������������� = 69.003.126.479,12

39.174.612.309,28= 1,76�

4. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari dana yag diinvestasikan dalam perusahaan. Berdasarkan laporan laba rugi perusahaan mulai tahun


(30)

2009 sampai dengan tahun 2011, diketahui bahwa perusahaan memperoleh laba sebesar Rp. 1.824.189.962 pada tahun 2009, dan Rp. 2.221.744.024,76 pada tahun 2011, sedangkan pada tahun 2011 perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp. (18.890.370.647,45)

a. Net Profit Margin

���������������= ��������� ����� Tahun 2009

��������������� = 1.824.189.962,99

106.833.876.205,50 = 1,7 %

Tahun 2010

���������������= 2.221.744.024,76

106.171.377.888,00 = 2 %

Tahun 2011

���������������= (18.890.370.647,45)

69.373.158.402,00 = − 27,2 %

b. Return on Investment (ROI)

������������������= ��������������� (���) �����������

Tahun 2009

������������������= 1.824.189.962,99

185.460.138.412,39 = 0,9 %

Tahun 2010

������������������= 2.221.744.024,76

207.988.562.844,65 = 1 %

Tahun 2011

������������������= (18.890.370.647,45)


(31)

c. Return on Equity (ROE)

��������������= ��������������� (���) �ℎ���������������� Tahun 2009

��������������= 1.824.189.962,99

94.252.639.422,39= 1,9 %

Tahun 2010

��������������= 2.221.744.024,76

96.474.383.447,15= 2,3 %

Tahun 2011

��������������= (18.890.370.647,45)

77.584.012.799,70 =− 24,3 %

C. Analisis Rasio Keuangan

1. Analisis Rasio Likuiditas

a. Current Ratio

Menurut prinsip pembelanjaan secara umum, current ratio

perusahaan yang baik adalah 200 %. Akan tetapi, pedoman current ratio 2 : 1 sebenarnya hanya didasarkan pada prinsip “hati-hati”. Dengan demikian pedoman current ratio 200 % bukanlah pedoman yang mutlak. (Bambang Riyanto, 2004:25)

Current ratio perusahaan dapat dikategorikan sangat baik. Akan

tetapi pada tahun 2011 current ratio perusahaan mengalami penurunan. Setiap utang lancar Rp. 1,00 dijamin oleh aktiva lancar Rp. 0,73 pada tahun 2009, Rp. 1,06 pada tahun 2010, dan Rp. 0,90 pada tahun 2011.

Current ratio yang terlalu tinggi juga tidak baik karena dapat


(32)

relatif tinggi dibandingkan taksiran tingkat penjualan sehingga tingkat perputaran persediaan rendah dan menunjukkan adanya over

investment dalam persediaan tersebut atau adanya saldo piutang besar

yang tidak tertagih, atau dengan kata lain para manajer perusahaan tidak mendayagunakan current assets secara baik dan efektif.

(Fahmi 2011:61)

b. Cash Ratio

Ukuran yang pasti dari cash ratio yang baik menurut prinsip pembelanjaan tidak ada kriterianya, tetapi semua tergantung kepada keinginan kreditur. Cash ratio merupakan kemampuan untuk membayar hutang lancar yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang dapat segera diuangkan. Setiap utang lancar Rp. 1,00 dijamin oleh kas dan efek Rp. 0,08 pada tahun 2009, Rp. 0,08 pada tahun 2010, dan Rp. 0, 07 pada tahun 2011.

Cash ratio perusahaan dikategorikan baik karena kemampuan

perusahaan di dalam membayar kewajiban – kewajiban yang harus dibayar dengan uang tunai, sehingga pelunasan hutang terjamin.

Tabel 1. 4 Perubahan Rasio Likuiditas

Tahun Current Ratio Cash Ratio

2009 73 % 8 %

2010 106 % 8 %

2011 90 % 7 %


(33)

Sumber : Hasil Penelitian PT. Industri Karet Nusantara

Sumber : Hasil Penelitian PT. Industri Karet Nusantara

Gambar 2.2 : Perkembangan Rasio Likuiditas PT. Industri Karet Nusantara Tahun 2009 - 2011

Analisis rasio likuiditas perusahaan menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban – kewajiban jangka pendeknya dapat dikatakan baik apabila dibandingkan dengan prinsip umum pembelanjaan. Akan tetapi, secara kuantitatif rasio likuiditas perusahaan mengalami penurunan pada tahun 2011.

0 20 40 60 80 100 120

2009 2010 2011

Current Ratio

6,4 6,6 6,8 7 7,2 7,4 7,6 7,8 8 8,2

2009 2010 2011


(34)

2. Analisis Rasio Leverage

a. Debt Ratio

Pada tahun 2009, debt ratio perusahaan sebesar 49 %, sedangkan pada tahun 2010 dan tahun 2011 debt ratio perusahaan mengalami sedikit peningkatan sebesar 53 % dan 63 %. Perbandingan antara jumlah hutang dengan total aktiva pada tahun 2009 menunjukkan bahwa setiap Rp.1,00 total aktiva menjamin Rp. 0,49 hutang. Pada tahun 2010 menunjukkan bahwa setiap Rp.1,00 total aktiva menjamin Rp. 0,53 hutang dan pada tahun 2011 menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,00 total aktiva menjamin Rp. 0,63 hutang.

Dari hasil analisis diketahui bahwa kemampuan perusahaan menjamin total hutang dengan jumlah aktiva dapat dikatakan baik. Akan tetapi secara kuantitatif rasio hutang terhadap aktiva perusahaan semakin meningkat. Semakin meningkat angka rasio ini maka semakin kecil aktiva yang dijadikan jaminan hutang.

b. Debt Equity Ratio

Rasio ini menunjukkan pada tahun 2009, setiap Rp.1,00 ekuitas menjamin total hutang sebesar Rp. 0,96. Pada tahun 2010, setiap Rp. 1,00 ekuitas menjamin total hutang sebesar Rp. 1,15 dan pada tahun 2011, setiap Rp. 1,00 ekuitas menjamin total hutang sebesar Rp. 1,76. Semakin kecil angka rasio ini maka semakin baik ekuitas yang dijadikan jaminan hutang.


(35)

Tabel 1. 5

Peubahan Ratio Leverage

Tahun Debt Ratio Debt Equity Ratio

2009 49 % 96 %

2010 53 % 115 %

2011 63 % 176 %

Sumber : Laporan Keuangan PT. Industri Karet Nusantara Leverage

Sumber : Hasil Penelitian PT. Industri Karet Nusantara

Gambar : 2.3 Perkembangan Rasio Leverage PT. Industri Karet Nusantara Tahun 2009 – 2011

Secara kuantitatif rasio hutang terhadap aktiva perusahaan relatif stabil dan cenderung sedikit meningkat. Akan tetapi, analisis rasio leverage

perusahaan sudah dapat dikatakan baik karena perusahaan mampu membayar kewajiban – kewajiban jangka panjangnya.

3. Analisis Ratio Aktivitas a. Total Assets Turn Over

Berdasarkan total assets turn over, maka dana yang berputar dalam aktiva tahun 2009 adalah 0,57 kali, tahun 2010 menurun sebanyak 0,51

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

2009 2010 2011

Debt Ratio Debt Equty Ratio


(36)

kali dan tahun 2011 juga mengalami penurunan sebanyak 0,32 kali. Rasio ini menunjukkan penurunan efektivitas perusahaan dalam memperbesar kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba.

b. Average Collection Period

Berdasarkan average collection period, maka periode yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang pada tahun 2009 adalah setiap 62 hari sekali, pada tahun 2010 adalah setiap 92 hari sekali, dan pada tahun 2011 adalah 217 hari sekali.

Rasio ini menunjukkan bahwa periode penagihan piutang perusahaan kurang efektif karena dari tahun ke tahun rata – rata periode penagihan piutang semakin meningkat.

c. Inventory Turn Over

Berdasarkan inventory turn over, maka dana yang tertanam dalam persediaan berputar sebanyak 2,81 kali pada tahun 2009, 2,29 pada tahun 2010, dan 1,76 pada tahun 2011. Rasio ini menunjukkan penurunan efektivitas manajemen perusahaan dalam mengelola persediaan.

Tabel 1. 6

Perubahan Rasio Aktivitas Tahun Total Assets

Turn Over

Average Collection

Period

Inventory Turn Over

2009 0,57 x 62 hari 2,81 x

2010 0,51 x 92 hari 2,29 x

2011 0,32 x 217 hari 1,76 x


(37)

Aktivitas

Sumber : Hasil Penelitian PT. Industri Karet Nusantara

Gambar : 2.4 Perkembangan Rasio Aktivitas PT. Industri Karet Nusantara Tahun 2009 - 2010

Aktivitas

Analisis rasio aktivitas perusahaan kurang baik karena mengalami trend rasio yang menurun sehingga kinerja perusahaan semakin menurun di dalam memperbesar kemampuan untuk memperoleh laba.

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3

2009 2010 2011

Total Asset Turn Over Inventory Turn Over

0 50 100 150 200 250

2009 2010 2011

Average Collection Period


(38)

4. Analisis Rasio Profitabilitas a. Net Profit Margin

Pada tahun 2009, rasio sebesar 1,7% berarti bahwa laba bersih sesudah pajak yang dicapai adalah sebesar 1,7% dari volume penjualan. Pada tahun 2010, rasio mengalami peningkatan sebesar 2% dari volume penjualan dan pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar (27,2%) dari volume penjualan. Hal ini menunjukkan bahwa operasi perusahaan tidak efektif, karena semakin tinggi net profit margin semakin baik operasi perusahaan.

b. Return On Investment

Pada tahun 2009, rasio sebesar 0,9% menunjukkan bahwa penghasilan bersih yang diperoleh adalah sebesar 0,9% dari total aktiva. Pada tahun 2010, rasio mengalami peningkatan sebesar 1% dari total aktiva, dan pada tahun 2011 rasio mengalami penurunan sebesar (8,8%) dari total aktiva. Hal ini menunjukkan bahwa keadaan perusahaan tidak efektif, karena semakin tinggi rasio yang di dapat maka semakin baik keadaan perusahaan.

c. Return On Equity

Pada tahun 2009, rasio sebesar 1,9% menunjukkan bahwa tingkat return (penghasilan) yang diperoleh pemilik perusahaan atas modal yang di investasikan adalah sebesar 1,9%. Pada tahun 2010 menunjukkan bahwa tingkat return (penghasilan) yang diperoleh pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan meningkat yaitu sebesar 2,3%, dan pada tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat return


(39)

(penghasilan) yang diperoleh pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan mengalami penurunan sebesar (24,3%). Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan tidak efektif dalam menggunakan ekuitasnya untuk menghasilkan laba, karena semakin besar rasio yang didapat maka semakin efektif kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.

Tabel 1. 7

Perubahan Rasio Profitabilitas Tahun Net Profit

Margin

Return On Investment

Return On Equity

2009 1,7 0,9 1,9

2010 2 1 2,3

2011 (27,2) (8,8) (24,3)

Sumber : Laporan Keuangan PT. Industri Karet Nusantara

Sumber : Hasil Penelitian PT. Industri Karet Nusantara

Gambar : 2.5 Perkembangan Rasio Aktivitas PT. Industri Karet Nusantara Tahun 2009 – 2011

Dari rasio – rasio profitabilitas perusahaan dapat dikatakan bahwa perusahaan belum mencapai tingkat profitabilitas yang memadai karena perusahaan masih

-25 -20 -15 -10 -5 0 5 10


(40)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A.KESIMPULAN

1. Analisis Rasio Likuiditas

a. Dengan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang lancar dengan aktiva lancarnya, perusahaan dapat dikatakan likuid dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Akan tetapi, suatu perusahaan yang current ratio nya terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana yang menganggur (iddle money) yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampulabaan perusahaan.

b. Cash ratio perusahaan dikategorikan baik karena kemampuan perusahaan di

dalam membayar kewajiban – kewajiban yang harus dibayar dengan uang tunai sehingga pelunasan hutang terjamin.

2. Analisis Leverage

a. Debt Ratio perusahaan menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun proporsi total

hutang perusahaan dengan total aktiva perusahaan relatif stabil walaupun ada sedikit peningkatan pada tahun 2010 dan tahun 2011. Semakin meningkat angka rasio ini maka semakin kecil aktiva yang dijadikan jaminan hutang. Akan tetapi, aktiva perusahaan masih cukup tinggi untuk mendanai hutang perusahaan.

b. Debt to equity ratio menggambarkan bahwa dari tahun ke tahun perbandingan

total hutang perusahaan dengan total ekuitas perusahaan relatif stabil walaupun ada sedikit peningkatan pada tahun 2010 dan tahun 2011. Semakin


(41)

meningkat angka rasio ini maka semakin kecil ekuitas yang dijadikan jaminan hutang. Akan tetapi, ekuitas perusahaan masih cukup

tinggi untuk mendanai hutang perusahaan. 3. Analisis Aktivitas

a. Rasio total assets turn over menunjukkan penurunan efektivitas perusahaan dalam memperbesar kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba.

b. Rasio average collection period ini menunjukkan bahwa periode penagihan piutang perusahaan kurang efektif karena dari tahun ke tahun rata – rata periode penagihan piutang semakin meningkat.

c. Rasio inventory turn over menunjukkan penurunan efektivitas manajemen perusahaan dalam mengelola persediaan.

4. Analisis Profitabilitas

a. Net Profit Margin pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2010, perusahaan

mampu menghasilkan laba operasi yang dihasilkan oleh setiap rupiah penjualan, akan tetapi pada tahun 2011 setiap rupiah penjualan tidak mampu menghasilkan laba operasi karena menunjukkan angka rasio yang negatif.

b. Return On Investment pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2010,

perusahaan mampu menghasilkan laba bersih dari keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva, akan tetapi pada tahun 2011 perusahaan tidak mampu menghasilkan laba bersih dari keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva karena menunjukkan angka rasio yang negatif.

c. Return On Equity pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2010, perusahaan

mampu memperoleh tingkat return (penghasilan) yang diperoleh pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan, akan tetapi pada tahun 2011


(42)

perusahaan tidak mampu untuk memperoleh tingkat return (penghasilan) atas modal yang diinvestasikan karena menunjukkan angka rasio yang negatif. B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat tersebut, diberikan beberapa saran yang dapat berguna bagi PT. Industri Karet Nusatara Medan yaitu :

1. Perusahaan sudah dapat dikatakan likuid akan tetapi current ratio yang terlalu tinggi juga kurang baik bagi perusahaan karena itu manajemen perusahaan harus membuat suatu kebijaksanaan dalam sistem manajemen modal kerja yang efektif , sehingga modal kerja yang tertanam tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil namun dapat memenuhi kewajiban perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjangnya. Hal ini juga dapat diatasi dengan cara mengurangi aktiva lancar sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Aktiva lancar tersebut dapat dialokasikan dengan menambah persediaan uang tunai dalam perusahaan.

2. Perusahaan harus dapat memberdayakan modal kerja secara efektif dan efisien untuk dapat meningkatkan penjualan sehingga perusahaan dapat mencapai laba yang optimal.

3. Meningkatkan kegiatan penagihan piutang yang terdapat di dalam perusahaan, sehingga dapat mempercepat hari penagihan piutang dan dapat mengurangi jumlah aktiva lancar perusahaan.

4. Untuk meningkatkan profitabilitas, perusahaan harus meningkatkan pendapatan yang diikuti dengan menekan biaya – biaya seperti biaya produksi.


(43)

DAFTAR PUSTAKA

Munawir S, 2004. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan Ketiga, Liberty, Yogyakarta.

Fahmi Irham, 2012. Pengantar Manajemen Keuangan, Alfabeta, Bandung. Darsono, Ashari, 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan,

Andi, Jakarta.

Syamsuddin, 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan, Rajawali Pers, Jakarta. Sawir, 2009. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan

Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri, 2011. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, PT.


(1)

4. Analisis Rasio Profitabilitas a. Net Profit Margin

Pada tahun 2009, rasio sebesar 1,7% berarti bahwa laba bersih sesudah pajak yang dicapai adalah sebesar 1,7% dari volume penjualan. Pada tahun 2010, rasio mengalami peningkatan sebesar 2% dari volume penjualan dan pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar (27,2%) dari volume penjualan. Hal ini menunjukkan bahwa operasi perusahaan tidak efektif, karena semakin tinggi net profit margin semakin baik operasi perusahaan.

b. Return On Investment

Pada tahun 2009, rasio sebesar 0,9% menunjukkan bahwa penghasilan bersih yang diperoleh adalah sebesar 0,9% dari total aktiva. Pada tahun 2010, rasio mengalami peningkatan sebesar 1% dari total aktiva, dan pada tahun 2011 rasio mengalami penurunan sebesar (8,8%) dari total aktiva. Hal ini menunjukkan bahwa keadaan perusahaan tidak efektif, karena semakin tinggi rasio yang di dapat maka semakin baik keadaan perusahaan.

c. Return On Equity

Pada tahun 2009, rasio sebesar 1,9% menunjukkan bahwa tingkat return (penghasilan) yang diperoleh pemilik perusahaan atas modal yang di investasikan adalah sebesar 1,9%. Pada tahun 2010 menunjukkan bahwa tingkat return (penghasilan) yang diperoleh pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan meningkat yaitu sebesar 2,3%, dan pada tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat return


(2)

(penghasilan) yang diperoleh pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan mengalami penurunan sebesar (24,3%). Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan tidak efektif dalam menggunakan ekuitasnya untuk menghasilkan laba, karena semakin besar rasio yang didapat maka semakin efektif kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.

Tabel 1. 7

Perubahan Rasio Profitabilitas Tahun Net Profit

Margin

Return On Investment

Return On Equity

2009 1,7 0,9 1,9

2010 2 1 2,3

2011 (27,2) (8,8) (24,3)

Sumber : Laporan Keuangan PT. Industri Karet Nusantara

Sumber : Hasil Penelitian PT. Industri Karet Nusantara

Gambar : 2.5 Perkembangan Rasio Aktivitas PT. Industri Karet Nusantara Tahun 2009 – 2011

Dari rasio – rasio profitabilitas perusahaan dapat dikatakan bahwa perusahaan belum mencapai tingkat profitabilitas yang memadai karena perusahaan masih

-25 -20 -15 -10 -5 0 5 10


(3)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A.KESIMPULAN

1. Analisis Rasio Likuiditas

a. Dengan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang lancar dengan aktiva lancarnya, perusahaan dapat dikatakan likuid dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Akan tetapi, suatu perusahaan yang current ratio nya terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana yang menganggur (iddle money) yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampulabaan perusahaan.

b. Cash ratio perusahaan dikategorikan baik karena kemampuan perusahaan di dalam membayar kewajiban – kewajiban yang harus dibayar dengan uang tunai sehingga pelunasan hutang terjamin.

2. Analisis Leverage

a. Debt Ratio perusahaan menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun proporsi total hutang perusahaan dengan total aktiva perusahaan relatif stabil walaupun ada sedikit peningkatan pada tahun 2010 dan tahun 2011. Semakin meningkat angka rasio ini maka semakin kecil aktiva yang dijadikan jaminan hutang. Akan tetapi, aktiva perusahaan masih cukup tinggi untuk mendanai hutang perusahaan.

b. Debt to equity ratio menggambarkan bahwa dari tahun ke tahun perbandingan total hutang perusahaan dengan total ekuitas perusahaan relatif stabil walaupun ada sedikit peningkatan pada tahun 2010 dan tahun 2011. Semakin


(4)

meningkat angka rasio ini maka semakin kecil ekuitas yang dijadikan jaminan hutang. Akan tetapi, ekuitas perusahaan masih cukup

tinggi untuk mendanai hutang perusahaan. 3. Analisis Aktivitas

a. Rasio total assets turn over menunjukkan penurunan efektivitas perusahaan dalam memperbesar kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba.

b. Rasio average collection period ini menunjukkan bahwa periode penagihan piutang perusahaan kurang efektif karena dari tahun ke tahun rata – rata periode penagihan piutang semakin meningkat.

c. Rasio inventory turn over menunjukkan penurunan efektivitas manajemen perusahaan dalam mengelola persediaan.

4. Analisis Profitabilitas

a. Net Profit Margin pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2010, perusahaan mampu menghasilkan laba operasi yang dihasilkan oleh setiap rupiah penjualan, akan tetapi pada tahun 2011 setiap rupiah penjualan tidak mampu menghasilkan laba operasi karena menunjukkan angka rasio yang negatif. b. Return On Investment pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2010,

perusahaan mampu menghasilkan laba bersih dari keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva, akan tetapi pada tahun 2011 perusahaan tidak mampu menghasilkan laba bersih dari keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva karena menunjukkan angka rasio yang negatif.

c. Return On Equity pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2010, perusahaan mampu memperoleh tingkat return (penghasilan) yang diperoleh pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan, akan tetapi pada tahun 2011


(5)

perusahaan tidak mampu untuk memperoleh tingkat return (penghasilan) atas modal yang diinvestasikan karena menunjukkan angka rasio yang negatif. B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat tersebut, diberikan beberapa saran yang dapat berguna bagi PT. Industri Karet Nusatara Medan yaitu :

1. Perusahaan sudah dapat dikatakan likuid akan tetapi current ratio yang terlalu tinggi juga kurang baik bagi perusahaan karena itu manajemen perusahaan harus membuat suatu kebijaksanaan dalam sistem manajemen modal kerja yang efektif , sehingga modal kerja yang tertanam tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil namun dapat memenuhi kewajiban perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjangnya. Hal ini juga dapat diatasi dengan cara mengurangi aktiva lancar sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Aktiva lancar tersebut dapat dialokasikan dengan menambah persediaan uang tunai dalam perusahaan.

2. Perusahaan harus dapat memberdayakan modal kerja secara efektif dan efisien untuk dapat meningkatkan penjualan sehingga perusahaan dapat mencapai laba yang optimal.

3. Meningkatkan kegiatan penagihan piutang yang terdapat di dalam perusahaan, sehingga dapat mempercepat hari penagihan piutang dan dapat mengurangi jumlah aktiva lancar perusahaan.

4. Untuk meningkatkan profitabilitas, perusahaan harus meningkatkan pendapatan yang diikuti dengan menekan biaya – biaya seperti biaya produksi.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Munawir S, 2004. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan Ketiga, Liberty, Yogyakarta.

Fahmi Irham, 2012. Pengantar Manajemen Keuangan, Alfabeta, Bandung. Darsono, Ashari, 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan,

Andi, Jakarta.

Syamsuddin, 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan, Rajawali Pers, Jakarta. Sawir, 2009. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan

Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri, 2011. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, PT.