Analisis Laporan Keuangan Sebagai Dasar Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk

(1)

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI DASAR

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK

RISA PURNAMA MANURUNG 090907134

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh : Nama : Risa Purnama Manurung

NIM : 090907134

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis

Judul : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Dasar Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk

Medan, 2013

Pembimbing Ketua Program Studi

Ardi Ermawy, SE, MBA

NIP : 131661625 NIP : 195908161986111001

Prof. DR. Marlon Sihombing, M.A

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

NIP : 196805251992031002 Prof.Dr.Badaruddin,Msi


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara oleh :

Nama : Risa Purnama Manurung NIM : 090907134

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis

Judul : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Dasar Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk

yang dilaksanakan pada :

Hari :

Tanggal :

Waktu :

Ketua : ( ……….. )

Anggota I : ( ……….. )

Anggota II : ( ……….. )


(4)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Laporan Keuangan Sebagai Dasar Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk” untuk periode 2009, 2010 dan 2011.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat yang harus ditempuh untuk menyelesaikan Program Pendidikan Strata satu Ilmu Administrasi Bisnis (S-1 Administrasi Bisnis) pada Universitas Sumatera Utara. Sebagai bagian dari proses belajar penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun untuk lebih menyempurnakan skripsi ini dan menambah wawasan penulis dimasa yang akan datang.

Dalam kesempatan ini penulis pertama sekali ingin mengucapkan kepada yang teristimewa orang tua saya yaitu Ayahanda H. Ridwan Manurung dan Ibunda Jamila Shaleh yang telah memberikan kasih sayang dan memberi banyak masukan dan juga motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. Tiada kata yang bisa mengungkapkan betapa besar rasa terimakasih yang saya sampaikan kepada mereka. Selanjutnya penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.


(5)

2. Bapak Prof.Dr. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

3. Bapak Muhammad Arifin Nst. S.sos Msp selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 4. Bapak Dharmawan Sryanto, SE, M.si selaku dosen pembimbing yang

selalu memberikan bimbingan dan pengarahan dengan sangat baik dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Malanthon Rumapea , SE, M.si selaku Dosen Penguji yang memberikan kritik dan saran yang membangun.

6. Seluruh staf pengajar Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

7. Terima Kasih kepada Rini, Puja dan Aswad ketiga adik saya yang telah memberikan doa dan dukungannya untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepada yang terkasih, Arofiqoh Sandika. Terima kasih untuk semua doa,bantuan serta dukungan yang luar biasa sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Thankyou, Love. Saya Cinta Kamu.

9. Terima Kasih juga kepada kelima sahabat yang paling saya cintai Fany, Septy, Cici, Elda dan Irma. Terimakasih atas segala kebaikan, dukungan serta kasih sayang dan cinta yang telah kalian berikan kepada saya. Semoga persahabatan ini tetap dapat terjalin sampai kapanpun. People know us as FRESIC and I’ll remember ‘the name’ forever. Saya Cinta Kalian.

10.Dan tak lupa ucapan terima kasih ini juga ditujukan kepada My Best Girlfriends. Endah, Amira, Dini dan Windy. Walaupun dapat dikatakan tidak ada berpartisipasi dalam membantu penyelesaian skripsi ini, namun saya yakin dalam doa kalian pasti ada nama saya disana. Saya Cinta Kalian.

11.Untuk anak Administrasi Niaga/Bisnis USU 2009, kita sebagai angkatan pertama di bisnis semoga kelak kita menjadi orang yang sukses. Kita jadikan Administrasi Bisnis USU sebagai awal kesuksesan kita meraih masa depan.


(6)

12.Terakhir untuk semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis ucapkan terimakasih.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Medan, Juli 2013


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

ABSTRAK ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Pembatasan Masalah... 8

1.4 Tujuan Penelitian ... 9

1.5 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Laporan Keuangan ... 11

2.1.1 Arti penting Laporan Keuangan ... 11

2.1.2 Pengertian Laporan Keuangan ... 12

2.1.3 Tujuan Laporan Keuangan ... 13

2.1.4 Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan ... 15

2.1.5 Pengguna Laporan Keuangan ... 18

2.1.6 Keterbatasan Laporan Keuangan ... 21

2.2 Analisis Laporan Keuangan ... 23

2.2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan ... 23

2.2.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan ... 25

2.2.3 Tekhnik Analisis Laporan Keuangan ... 27

2.3 Rasio Keuangan ... 29

2.3.1 Pengertian Analisis Rasio keuangan ... 29

2.3.2 Keunggulan Analisis Rasio Keuangan ... 31

2.3.3 Jenis-Jenis Rasio Keuangan... 31

a. Rasio Likuiditas ... 32

b. Rasio Solvabilitas ... 34

c. Rasio Rentabilitas (Profitabilitas) ... 35

2.4 Kinerja Keuangan Perusahaan ... 29

2.4.1 Pengertian Kinerja Keuangan ... 37

2.4.2 Penilaian Kinerja Keuangan ... 38

2.4.3 Pengukuran Kinerja Keuangan ... 39

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian ... 41


(8)

3.3 Defenisi Konsep ... 42

3.4 Defenisi Operasional ... 42

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 44 3.6 Teknik Analisa Data ... 45

3.7 Sistematika Penulisan ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 47

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 47

4.1.2 Tentang PT. Unilever Indonesia, Tbk ... 49

4.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 52

4.2.1 Visi Perusahaan ... 52

4.2.2 Misi Perusahaan ... 53

4.2.3 Logo Perusahaan ... 53

4.2.4 Nilai Perusahaan ... 53

4.2.5 Struktur Organisasi Perusahaan ... 54

4.3 Deskripsi Tugas dan Fungsi Bidang ... 55

4.4 Penyajian Data ... 59

4.5 Analisa Data ... 63

4.5.1 Analisa dan Perhitungan Rasio Keuangan ... 63

4.5.2 Hasil Analisa Penilaian Kinerja Keuangan PT. Unilever Indonesia, Tbk ... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 84

5.2 Saran ... 85


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Logo PT. Unilever Indonesia, Tbk ... 53


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Neraca PT. Unilever Indonesia, Tbk ... 60 Tabel 4.2 Laporan Laba Rugi PT. Unilever Indonesia Tbk ... 62 Tabel 4.3 Perhitungan Rasio Lancar PT. Unilever Indonesia Tbk

Periode 2009-2011 ... 65 Tabel 4.4 Perhitungan Rasio Cepat PT. Unilever Indonesia Tbk

Periode 2009-2011 ... 66 Tabel 4.5 Perhitungan Rasio Kas PT. Unilever Indonesia Tbk

Periode 2009-2011 ... 68 Tabel 4.6 Perhitungan Rasio Hutang terhadap Modal

PT. Unilever Indonesia Tbk Periode 2009-2011... 70 Tabel 4.7 Perhitungan Rasio Hutang terhadap Total Aset

PT. Unilever Indonesia Tbk Periode 2009-2011... 71 Tabel 4.8 Perhitungan Rasio Margin Laba Bersih

PT. Unilever Indonesia Tbk Periode 2009-2011... 73 Tabel 4.9 Perhitungan Rasio Margin Laba Kotor

PT. Unilever Indonesia Tbk Periode 2009-2011... 75 Tabel 4.10 Perhitungan Rasio Return on Asset (ROA)

PT. Unilever Indonesia Tbk Periode 2009-2011... 77 Tabel 4.11 Perhitungan Rasio Return on Equity (ROE)

PT. Unilever Indonesia Tbk Periode 2009-2011... 79 Tabel 4.12 Nilai Kinerja Keuangan PT. Unilever Indonesa, Tbk ... 81


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Neraca PT. Unilever Indonesia, Tbk Periode 2009 ... Lampiran 2 Laporan Laba Rugi PT. Unilever Indonesia, Tbk Periode 2009 ... Lampiran 3 Neraca PT. Unilever Indonesia, Tbk Periode 2010 ... Lampiran 4 Laporan Laba Rugi PT. Unilever Indonesia, Tbk

Periode 2010 ... Lampiran 5 Neraca PT. Unilever Indonesia, Tbk Periode 2011 ... Lampiran 6 Laporan Laba Rugi PT. Unilever Indonesia, Tbk Periode 2011 ... Lampiran 7 Syarat Pengajuan Judul Skripsi ... Lampiran 8 Permohonan Judul Skripsi ... Lampiran 9 Penunjukan Dosen Pembimbing ... Lampiran 10 Undangan Seminar Proposal Skripsi ... Lampiran 11 Jadwal Seminar Proposal Skripsi ... Lampiran 12 Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal Rencana Usul

Penelitian ... Lampiran 13 Berita Acara Seminar Proposal Rencana Usulan

Penelitian ... Lampiran 14 Kartu Seminar Proposal Penelitian Skripsi ... Lampiran 15 Kartu Kendali Bimbingan Skripsi ...


(12)

ABSTRAK

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI DASAR PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui tingkat kesehatan suatu perusahaan selayaknya dilakukan melalui pengukuran dan penilaian kinerja keuangan perusahaan pada PT. Unilever Indonesia, Tbk.

Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Melalui kinerja keuangan, para pengambil keputusan akan mendapatkan gambaran mengenai seluruh rangkaian kinerja dan aktivitas perusahaan serta menemukan kelemahan di dalam kinerja perusahaan yang dapat menimbulkan masalah pada perusahaan dimasa yang akan datang.

Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan analisa kuantitatif. Penelitian dilakukan melalui perhitungan data-data kuantitatif berupa laporan keuangan perusahaan. Metode deskriptif dimaksudkan untuk memberi gambaran secara jelas mengenai kondisi kinerja keuangan dari perusahaan yang telah diteliti. Laporan keuangan tersebut merupakan data sekunder yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis rasio keuangan yang meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas dengan metode Time Series Analysis.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan menganalisa data yang diperoleh, maka hasil analisa menunjukkan bahwa kondisi kinerja keuangan PT. Unilever Indonesia, Tbk dalam keadaan tidak stabil. Sebab pada rasio likuiditas dan solvabilitas terlihat secara jelas bahwa kinerja keuangan mengalami penurunan dari tahun ke tahun, hal ini berarti bahwa kondisi keuangan PT. Unilever Indonesia, Tbk dalam keadaan kurang baik. Namun berbeda dengan rasio profitabilitas, hasil analisa menunjukkan bahwa kondisi keuangan PT. Unilever Indonesia, Tbk dalam keadaan sangat baik sebab keseluruhan nilai dari rasio profitabilitas ini mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini berarti kinerja keuangan telah bekerja secara baik dengan mampu menghasilkan laba secara optimal.

Kata Kunci: Kinerja Keuangan, PT. Unilever Indonesia, Tbk


(13)

ANALYSIS OF FINANCIAL STATEMENTS AS THE BASIC FOR THE ASSESSMENT OF FINANCIAL PERFORMANCE

ON PT. UNILEVER INDONESIA, TBK

This research has been conducted to determine the soundness of a company should be done through the measurement and assessment of financial performance in the PT. Unilever Indonesia, Tbk.

Financial performance is an analysis which done to see the extent to which a company has been carrying out activities in accordance with the rules of financial performance is good and right. Through the financial performance, the decision makers will get an overview of the entire range of performance and activities of the company and find a weakness in the performance of the company which can make problems for the company in the future.

The research use descriptive method by quatitative analysis. The research was conducted through the calculation of quantitative data in the form of financial statements of the company. Descriptive method is intended to give a clear picture of the condition of the financial performance of companies that have been studied. These financial statements are the secondary data obtained from the official site of Bursa Efek Indonesia (BEI). While analysis tools used in this research is the use of financial ratio analysis include liquidity ratios, solvency ratios and profitability ratios with Time Series Analysis method.

Based on the results of research conducted by analyzing the data obtained, the results of the analysis show that the condition of PT. Unilever Indonesia, Tbk’s financial performance is in unstable state. Caused the liquidity and solvency ratios seen clearly that financial performance has decreased from year to year, it means that the financial condition of PT. Unilever Indonesia, Tbk is’nt in good rate. But different with the profitability ratios, the analysis shows that the financial condition of PT. Unilever Indonesia, Tbk is in very good condition because the overall value of the profitability ratio has increased from year to year. It means the financial performance has been working well with being able to generate optimal profits.


(14)

ABSTRAK

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI DASAR PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui tingkat kesehatan suatu perusahaan selayaknya dilakukan melalui pengukuran dan penilaian kinerja keuangan perusahaan pada PT. Unilever Indonesia, Tbk.

Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Melalui kinerja keuangan, para pengambil keputusan akan mendapatkan gambaran mengenai seluruh rangkaian kinerja dan aktivitas perusahaan serta menemukan kelemahan di dalam kinerja perusahaan yang dapat menimbulkan masalah pada perusahaan dimasa yang akan datang.

Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan analisa kuantitatif. Penelitian dilakukan melalui perhitungan data-data kuantitatif berupa laporan keuangan perusahaan. Metode deskriptif dimaksudkan untuk memberi gambaran secara jelas mengenai kondisi kinerja keuangan dari perusahaan yang telah diteliti. Laporan keuangan tersebut merupakan data sekunder yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis rasio keuangan yang meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas dengan metode Time Series Analysis.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan menganalisa data yang diperoleh, maka hasil analisa menunjukkan bahwa kondisi kinerja keuangan PT. Unilever Indonesia, Tbk dalam keadaan tidak stabil. Sebab pada rasio likuiditas dan solvabilitas terlihat secara jelas bahwa kinerja keuangan mengalami penurunan dari tahun ke tahun, hal ini berarti bahwa kondisi keuangan PT. Unilever Indonesia, Tbk dalam keadaan kurang baik. Namun berbeda dengan rasio profitabilitas, hasil analisa menunjukkan bahwa kondisi keuangan PT. Unilever Indonesia, Tbk dalam keadaan sangat baik sebab keseluruhan nilai dari rasio profitabilitas ini mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini berarti kinerja keuangan telah bekerja secara baik dengan mampu menghasilkan laba secara optimal.

Kata Kunci: Kinerja Keuangan, PT. Unilever Indonesia, Tbk


(15)

ANALYSIS OF FINANCIAL STATEMENTS AS THE BASIC FOR THE ASSESSMENT OF FINANCIAL PERFORMANCE

ON PT. UNILEVER INDONESIA, TBK

This research has been conducted to determine the soundness of a company should be done through the measurement and assessment of financial performance in the PT. Unilever Indonesia, Tbk.

Financial performance is an analysis which done to see the extent to which a company has been carrying out activities in accordance with the rules of financial performance is good and right. Through the financial performance, the decision makers will get an overview of the entire range of performance and activities of the company and find a weakness in the performance of the company which can make problems for the company in the future.

The research use descriptive method by quatitative analysis. The research was conducted through the calculation of quantitative data in the form of financial statements of the company. Descriptive method is intended to give a clear picture of the condition of the financial performance of companies that have been studied. These financial statements are the secondary data obtained from the official site of Bursa Efek Indonesia (BEI). While analysis tools used in this research is the use of financial ratio analysis include liquidity ratios, solvency ratios and profitability ratios with Time Series Analysis method.

Based on the results of research conducted by analyzing the data obtained, the results of the analysis show that the condition of PT. Unilever Indonesia, Tbk’s financial performance is in unstable state. Caused the liquidity and solvency ratios seen clearly that financial performance has decreased from year to year, it means that the financial condition of PT. Unilever Indonesia, Tbk is’nt in good rate. But different with the profitability ratios, the analysis shows that the financial condition of PT. Unilever Indonesia, Tbk is in very good condition because the overall value of the profitability ratio has increased from year to year. It means the financial performance has been working well with being able to generate optimal profits.


(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Perkembangan globalisasi yang terjadi di Indonesia sangat berdampak pada dunia bisnis. Hal ini menyebabkan persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat, banyak perusahaan yang tidak mampu bertahan dan mengalami keruntuhan secara tiba-tiba. Oleh karena itu, agar suatu perusahaan dapat bertahan serta terus tumbuh dan berkembang maka perusahaan tersebut harus memiliki suatu keunggulan kompetitif yang akan membedakannya dengan perusahaan-perusahaan lain dan tentu saja perusahaan-perusahaan yang unggul akan senantiasa mengevaluasi dan juga mampu mencermati kondisi perekonomian dan kinerja keuangan perusahaannya.

Salah satu perusahaan yang masih bertahan bahkan berkembang di tengah-tengah persaingan yang ketat saat ini adalah PT. Unilever Indonesia,tbk. Perusahaan ini berhasil terus tumbuh dan memperkokoh pangsa pasar melalui disiplin keuangan, kekuatan inovasi dan efektivitas yang diatur dan direncanakan dengan baik. Disiplin kinerja keuangan yang ketat telah memberikan landasan yang kokoh bagi PT. Unilever Indonesia,tbk untuk meraih pertumbuhan yang lebih pesat. Kegiatan utama perusahaan ini adalah menciptakan produk, memasarkan dan mendistribusi barang-barang konsumsi. Rangkaian produk yang dihasilkan oleh PT. Unilever Indonesia Tbk yaitu mencakup produk Home & Personal Care serta Foods & Ice Cream yang dikenal dengan brand-brand


(17)

terpercaya dan ternama di dunia (Sumber: Laporan Tahunan/Annual Report 2011 PT. Unilever Indonesia, Tbk).

Pada awal berdirinya PT. Unilever Indonesia,tbk hanya memproduksi satu produk saja yaitu sabun cuci sunlight pada tahun 1933. Kemudian pada tahun 1936 PT. Unilever Indonesia,tbk mulai mengembangkan produk – produknya, mulai dari memproduksi margarin blueband sampai dengan memproduksi sabun mandi lux. Dari tahun ke tahun produk yang dihasilkan PT. Unilever Indonesia,tbk semakin bertambah dan variatif sehingga PT. Unilever Indonesia,tbk dapat bertahan dan semakin menguasai pasar. Hal ini terbukti dengan telah diraihnya sebanyak 95 awards pada tahun 2010 dan 68 awards pada tahun 2011 oleh PT. Unilever Indonesia,tbk (Sumber: Laporan Tahunan/Annual Report 2010 PT. Unilever Indonesia, Tbk).

Pihak manajemen perusahaan PT. Unilever Indonesia,tbk dalam menjalankan bisnisnya dituntut untuk selalu berhati-hati dalam mengambil keputusan. Keputusan- keputusan yang akan diambil harus sesuai dengan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Salah satu tujuan utamanya adalah memperoleh laba/keuntungan. Oleh karena itu, manajemen dituntut untuk selalu peka terhadap setiap perubahan, baik yang berasal dari lingkungan internal perusahaan maupun yang berasal dari lingkungan eksternal perusahaan. Tujuan perusahaan akan tercapai jika perusahaan tersebut dikelola secara baik, sehingga kinerja keuangan perusahaan dapat tercapai sesuai dengan target yang diharapkan. Hal ini berarti bahwa penetapan suatu kebijakan dan pengambilan keputusan yang tepat adalah sangat penting bagi perkembangan suatu perusahaan.


(18)

Untuk mengambil keputusan dan penetapan suatu kebijakan yang tepat diperlukan suatu informasi yang berhubungan dengan keputusan yang akan diambil. Informasi tersebut harus tersedia secara tepat waktu dan dapat ditelusuri kebenarannya, jelas, lengkap, dan akurat. Salah satu informasi yang diperlukan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan adalah laporan keuangan perusahaan. Dalam perekonomian modern laporan keuangan sudah merupakan media penting dalam proses pengambilan keputusan ekonomis perusahaan.

Laporan Keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan (Raharjaputra, 2009:194). Laporan keuangan lazimnya diterbitkan secara periodik bisa tahunan, semesteran, triwulan, bulanan bahkan bisa juga harian. Laporan keuangan ini sudah menjadi kebutuhan bagi para pengusaha, investor, pihak bank, manajemen, pemerintah maupun pelaku pasar modal.

Secara umum ada lima bentuk laporan keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan, antara lain : neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Kelima bentuk laporan keuangan diatas dapat digunakan untuk membantu manajemen perusahaan dalam menganalisis laporan keuangan perusahaannya. Salah satu cara yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk menganalisis laporan keuangan adalah dengan menganalisis rasio laporan keuangan perusahaan tersebut.

Selanjutnya untuk mengukur kinerja suatu perusahaan, biasanya investor akan melihat kinerja keuangan perusahaan tersebut dengan membuat


(19)

perbandingan dengan perusahaan lain. Analisis kinerja keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan memanfaatkan laporan keuangan yang tercermin dari perhitungan berbagai macam rasio keuangan. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan antara pos-pos tertentu dengan pos lainnya yang relevan dan memiliki hubungan signifikan/berarti (Harahap, 2008:297). Adapun jenis-jenis rasio keuangan adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio rentabilitas (profitabilitas).

Analisis rasio laporan keuangan yang dilakukan akan lebih tajam apabila angka-angka keuangan dibandingkan dengan standar tertentu. Standar tersebut dapat berupa standar internal yang diterapkan oleh manajemen, perbandingan historis atau membandingkan angka-angka keuangan tahun lalu dengan angka- angka keuangan tahun sekarang. Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar (Fahmi, 2010:82). Melalui analisis laporan keuangan yang telah dilakukan dengan berbagai rasio keuangan tersebut kemudian perusahaan akan dapat mencermati dan mengevaluasi hasil laporan keuangan sebagai dasar penilaian kinerja keuangan perusahaan.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ Analisis Laporan Keuangan Sebagai Dasar Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Unilever Indonesia Tbk.”


(20)

Theoritical Mapping (Penelitian Terdahulu) bertujuan untuk memperkuat hasil dari penelitian yang sedang dilakukan serta untuk membandingkan dengan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Berikut ini adalah ringkasan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh peneliti selama melakukan penelitian.

Tabel 1.1

Theoritical Mapping (Penelitian Terdahulu)

No Nama Judul Metode

Analisis

Hasil Penelitian 1. Nanik

Sofiah (2005)

Analisis Rasio Keuangan sebagai Alat untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi pada PT Gudang Garam Kediri, Tbk Tahun 2000-2004)

Analisis Time Series

Dari perhitungan rasio likuiditas, aktivitas, profitabilitas dan nilai pasar menunujukkan bahwa kinerja keuangan PT Gudang Garam Kediri, Tbk Tahun 2000-2004 rata-rata keseluruhan terlihat kurang stabil, kecuali pada rasio leverage yang sudah mengalami perbaikan.

2. Nur

Lailatul Hidayah

(2006)

Analisis Rasio Profitabilitas

sebagai Alat untuk menilai Kinerja Keuangan

Perusahaan (Studi pada PT. Mustika Ratu Tbk, tahun 2000-2004) Analisis Time Series Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan PT Mustika Ratu selama lima tahun kuran efisien

apabila ditinjau berdasarkan rasio profitabilitas, yakni kinerja keuangan peusahaan tersebut cenderung menurun setiap

tahunnya. 3. Mahlatin

(2008) Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Kinerja Manajemen Keuangan Perusahaan (Studi pada Pabrik Gula Kebon Agung Analisis Time Series Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan Pabrik Gula Kebon Agung Malang berdasarkan rasio likuiditas kurang efektif dan rasio solvabilitas yang kurang baik. Selain itu


(21)

Malang). perusahaan juga kurang efektif dalam mengelola aktivanya hal ini terlihat pada rendahnya rasio aktivitas.

4. Nuvita Luchdiana (2009) Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas dan Profitabilitas sebagai Dasar Penilaian Kinerja Industri Sepatu yang Terdaftar di BEI

Analisis Rasio

Hasil penelitian kinerja keuangan berdasarkan

rasio keuangan menunjukkan bahwa:

1.Rasio likuiditas PT Sepatu Bata, Tbk dan PT

Primarindo Asia Infrastructure, Tbk tahun

2006-2008 memiliki tingkat likuiditas yang kurang baik.

2.Hasil analisis rasio solvabilitas PT Sepatu Bata, Tbk dikatakan baik secara keseluruhan. Sedangkan pada PT Primarindo Asia Infrastructure, Tbk dikatakan kurang baik.

3.Hasil analisis rasio aktivitas memperlihatkan bahwa PT Sepatu Bata, Tbk memiliki nilai yang baik, namun tidak dapat dikatakan baik pada PT

Primarindo Asia Infrastructure, Tbk.

4.Dilihat dari hasil analisis rasio profitabilitas dapat diketahui bahwa PT Sepatu Bata, Tbk memiliki tingkat profitabilitas yang kurang baik pada tahun 2006-2007, namun tahun 2008 kinerja keuangan membaik. Sedangkan pada PT Primarindo Asia Infrastructure, Tbk kinerja keuangan dapat dikatakan kurang baik pada tahun 2006 dan 2008, namun mengalami peningkatan


(22)

pada tahun 2007. 5. Astri

Arianty (2012) Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) Cabang Sulawesi Selatan Analisis Rasio Hasil penelitian menunjukkan bahwa

berdasarkan analisis rasio tahun 2005-2010 didapatkan hasil kinerja yang kurang baik, khususnya pada tahun 2008-2010. Hal tersebut dideteksi berdasarkan rasio likuiditas yang terus menurun. Namun pada rasio solvabilitas seperti

perputaran piutang mengalami peningkatan. Jadi berdasarkan analisis rasio tersebut hanya beberapa rasio yang mengalami kenaikan kinerja diantaranya Gross Profit Margin dan Return on Equity.

Sumber : Diolah oleh penulis.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Unilever Indonesia, Tbk tahun 2009-2011 berdasarkan Rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas.

1.3Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah bertujuan untuk memfokuskan penulis terhadap masalah yang akan diteliti. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(23)

a. Pada penelitian ini, penulis akan meneliti dan menganalisis kinerja keuangan perusahaan PT. Unilever Indonesia,tbk dengan menggunakan laporan keuangan perusahaan berupa neraca dan laporan laba rugi yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode 2009, 2010 dan 2011.

b. Analisis laporan keuangan akan diteliti dengan menggunakan metode time series analysis dan teknik analisis rasio, yaitu Rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas untuk periode 2009, 2010 dan 2011.

1.4Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui Kinerja keuangan Perusahaan PT. Unilever Indonesia tahun 2009-2011 berdasarkan Rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas.

1.5Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapakan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

a. Bagi penulis, untuk menambah wawasan mengenai analisis rasio laporan keuangan sebagai alat bantu manajemen dalam menilai kinerja keuangan perusahaan.


(24)

b. Bagi Perusahaan, sebagai bahan informasi untuk dapat menentukan kebijakan atau keputusan yang akan diambil perusahaan dimasa yang akan datang.

c. Bagi pihak-pihak lain, diharapkan hasil penelitian dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan serta menjadi referensi atau bahan masukan dalam penelitian serupa pada penelitian yang akan datang.


(25)

KERANGKA TEORI

Kerangka teori merupakan kumpulan teori-teori yang akan menjadi landasan teoritis dalam suatu penelitian dan menjadi pedoman bagi penulis untuk memudahkan dalam memahami suatu fenomena atau kejadian ketika melaksanakan penelitian.

2.1 Laporan Keuangan

2.1.1 Arti Penting Laporan Keuangan

Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya dilakukan karena ingin mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat resiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Analisis keuangan yang mencangkup analisis rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan di bidang finansial akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen perusahaan dimasa lalu dan prospeknya dimasa yang akan datang.

Laporan keuangan yang disusun secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran keadaaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan selama kurun waktu tertentu, keadaan inilah yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan. Apalagi informasi mengenai kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat untuk berbagai pihak seperti investor,kreditur, pemerintah, bankers,pihak manajemen sendiri dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Adapun arti penting analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut : a. Bagi pihak manajemen : Untuk mengevaluasi kinerja perusahaan,


(26)

b. Bagi pemegang saham : Untuk mengetahui kinerja perusahaan, pendapatan dan keamanan investasi.

c. Bagi kreditor : Untuk mengetahui kemampuan perusahaan melunasi utang beserta bunganya.

d. Bagi pemerintah : Pajak, persetujuan untuk go public.

e. Bagi karyawan : Untuk mengetahui penghasilan yang memadai, kualitas hidup dan keamanan kerja.

2.1.2 Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) Laporan Keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, laporan arus dana), catatan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

Laporan Keuangan adalah laporan pertanggungjawaban manajer atau pimpinan perusahaan atas pengelolaan perusahaan yang dipercayakan kepadanya kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) terhadap perusahaan, yaitu pemilik perusahaan (pemegang saham), pemerintah (instansi pajak), kreditor (Bank atau Lembaga Keuangan), maupun pihak yang berkepentingan lainnya (Rahardjo, 2003:53) .

Menurut Hanafi dan Halim (2002:63) Laporan Keuangan adalah laporan yang diharapkan bisa memberi informasi mengenai perusahaan, dan digabungkan dengan informasi yang lain, seperti industri, kondisi ekonomi, bisa memberikan gambaran yang lebih baik mengenai prospek dan resiko perusahaan.


(27)

Laporan Keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan dengan aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut (Munawir, 2007:2)

Berdasarkan definisi laporan keuangan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi dalam periode waktu tertentu yang merupakan hasil pengumpulan dan pengolahan data keuangan yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja keuangan maupun kinerja manajemen perusahaan, apakah dalam kondisi yang baik atau tidak serta untuk membantu para pemakainya baik pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan dalam mengambil keputusan ekonomi.

2.1.3 Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (SAK:2009) tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

Menurut Harahap (2008:195-197) tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut :

a. Dapat memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.


(28)

b. Dapat memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dan kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.

c. Dapat memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.

d. Dapat memberikan informasi penting lainnya mengenai pertumbuhan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi.

e. Dapat mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.

Berdasarkan tujuan-tujuan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai keadaan keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pengguna (user) laporan keuangan dalam hal proses pengambilan suatu keputusan perusahaan dan melihat potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.

2.1.4 Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan

Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak-pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan data


(29)

keuangan perusahaan kemudian penafsiran laporan keuangan tersebut disajikan dalam beberapa bentuk laporan keuangan.

Bentuk-bentuk laporan keuangan umumnya ada tiga bentuk, yaitu Neraca (Balanced), Laporan Rugi Laba (Income Statement) dan Laporan Perubahan Modal (Capital Statement).

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (SAK:2009) laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini:

a. Neraca

b. Laporan Laba-Rugi

c. Laporan Perubahan Ekuitas d. Laporan Arus Kas

e. Catatan Atas Laporan Keuangan

a. Neraca (Balanced) yaitu laporan secara sistematis yang menggambarkan posisi keuangan dari suatu perusahaan meliputi Assets (Harta), Liabilities (Hutang) dan Capital (Modal). Bentuk neraca harus memenuhi persamaan akuntansi. Neraca umumnya dibuat pada akhir periode akuntansi (akhir tahun) dan akhir periode (bulanan) dan dalam sistem akuntansi komputer neraca dapat disusun setiap saat bila diperlukan dan metode akuntansi perpetual memungkinkan neraca dapat didivisual setiap saat. Dari neraca, kita dapat memperoleh informasi-informasi lain yang sangat penting, yang tidak terdapat dari laporan Laba Rugi. Informasi itu adalah jenis dan besarnya harta, kewajiban (utang), dan modal perusahaan. Dengan demikian, informasi yang lebih lengkap tentang kondisi perusahaan pada suatu saat dapat diketahui, tidak hanya besarnya laba. Bentuk-bentuk


(30)

neraca adalah bentuk laporan, bentuk rekening dan bentuk posisi keuangan.

b. Laporan Laba Rugi (Income Statement) merupakan informasi yang menyatakan keberhasilan atau kegagalan kinerja perusahaan karena menggambarkan jumlah pendapatan dan jumlah biaya dalam satu periode akuntansi penuh. Laba rugi disini dapat berarti laba sebelum pajak atau sesudah pajak.

c. Laporan Perubahan Ekuitas adalah laporan keuangan yang menunjukkan perubahan ekuitas selama satu periode. Laporan perubahan ekuitas terdiri dari saldo awal modal pada neraca saldo setelah disesuaikan ditambah laba bersih selam satu periode dikurangi dengan pengambilan prive. Komponen akun dalam laporan perubahan ekuitas adalah Modal Awal, Laba atau Rugi, Penarikan (prive), dan Modal Akhir.

d. Laporan Arus Kas merupakan laporan keuangan yang berisi informasi aliran kas masuk dan aliran kas keluar dari suatu perusahaan selama periode tertentu. Informasi ini penyajiannnya diklasifikasikan menurut jenis kegiatan yang menyebabkan terjadinya arus kas masuk dan arus kas keluar tersebut. Terdapat dua bentuk penyajian laporan arus kas, yang pertama metode tidak langsung. Perbedaan antara kedua metode terletak pada penyajian arus kas berasal dari kegiatan operasi.

e. Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan catatan keuangan yang harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas harus berkaitan dengan


(31)

informasi yang terdapat pada catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan :

1. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting.

2. Informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak disajikan dalam neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas maupun laporan arus kas.

3. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan namun dibutuhkan dalam rangka penyajian laporan keuangan secara wajar.

Munawir (2002:13) mengungkapkan bahwa bentuk-bentuk laporan keuangan terdiri dari :

a. Neraca.

b. Laporan Laba Rugi.

c. Laporan Perubahan Ekuitas.

Lain halnya menurut Rahardjo (2003:49) mengungkapkan bahwa bentuk-bentuk laporan keuangan terdiri dari :

a. Neraca (Balance Sheet)

b. Perhitungan Laba Rugi atau Laporan Laba Rugi (Income Statement atau Profit And Loss Statement).

c. Laporan Perubahan Posisi Keuangan (Statement of Changes in Financial Posisition)


(32)

2.1.5 Pengguna Laporan Keuangan

Laporan keuangan diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap kinerja perusahaan seperti pemegang saham, pimpinan, investor, bank pemerintah (kantor pajak), dan sebagainya. Para pengguna laporan keuangan digolongkan menjadi dua yaitu, pihak internal dan eksternal.

Pihak Internal ialah pihak yang berhubungan langsung dengan operasi perusahaan sehari-hari, misalnya pemimpin perusahaan (manajer). Manajer sebagai pengelola perusahaan dan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan. Pihak Eksternal ialah pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan, tetapi tidak terlibat secara langsung dalam membuat berbagai keputusan dan kebijakan operasional perusahaan.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (SAK:2009), pihak pengguna dari laporan keuangan adalah sebagai berikut :

a. Pemegang Saham atau Stakeholder

Para pemegang saham atau stakeholder ingin mengethaui kondisi keuangan perusahaan, asset, utang, modal, hasil, biaya dan laba. Ia juga berkepentingan dengan informasi mengenai prestasi dan perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu, pembagian keuntungan yang akan diperoleh, dan penambahan modal untuk business plan selanjutnya.

b. Investor.

Investor atau penanam modal dalam hal tertentu juga sama seperti pemegang saham. Investor akan melihat kemungkinan potensi keuntungan yang akan diperoleh dari perusahaan yang akan dilaporkan. Pemegang


(33)

saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.

c. Kreditor.

Kreditor atau pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

d. Pemasok dan kreditor usaha lainnya.

Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman (kreditor) kecuali jika sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.

e. Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau tergantung pada perusahaan.

f. Pemerintah

Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaanya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena ini berkepentingan dengan aktivitas perusahaan, mereka menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.


(34)

Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja.

h. Masyarakat

Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

2.1.6 Keterbatasan Laporan Keuangan

Berdasarkan Standar Akuntan Indonesia, laporan keuangan memiliki beberapa keterbatasan. Berikut adalah beberapa keterbatasan laporan keuangan :

a. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat dimana data yang digunakan adalah data dari masa lalu. Oleh sebab itu, laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. b. Laporan keuangan bersifat umum, yaitu laporan disajikan untuk semua


(35)

c. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan.

d. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material. Prinsip akuntansi tidak akan diterapkan atau dilaksanakan pada suatu fakta tertentu apabila hal tersebut dianggap tidak menimbulkan pengaruh yang material terhadap kelayakan suatu laporan keuangan.

e. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian. Misalnya dalam suatu peristiwa yang tidak menguntungkan selalu dihitung kerugiaannya.

f. Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandang ekonomi dalam memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan dari sifat formal atau hukumnya.

g. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis, dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.

h. Adanya metode alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomi dan tingkat kesuksesan antar perusahaan.

i. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan umumnya diabaikan.

Namun, keterbatasan-keterbatasan laporan keuangan diatas tidak mengurangi nilai keuangan secara langsung karena hal ini memang harus dilakukan agar dapat menunjukkan kejadian yang mendekati keadaan sebenarnya, meskipun perubahan berbagai kondisi dari berbagai sektor terus terjadi. Artinya


(36)

selama laporan keuangan disusun sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan maka inilah yang dianggap telah memenuhi syarat sebagai suatu laporan keuangan.

Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam membuat suatu laporan keuangan adalah sebagai berikut :

a. Relevan artinya bahwa informasi yang dijadikan harus ada hubungan dengan pihak-pihak yang memerlukan untuk mengambil keputusan.

b. Dapat dimengerti artinya bahwa laporan keuangan yang disusun berdasarkan secara jelas dan mudah difahami oleh para pemakainya.

c. Daya uji artinya bahwa laporan keuangan yang disusun berdasarkan konsep-konsep dasar akuntansi dan prinsip-prinsip akuntansi yang dianut, sehingga dapat diuji kebenarannya oleh pihak lain.

d. Netral artinya bahwa laporan keuangan yang disajikan bersifat umum, objektif dan tidak memihak pada kepentingan pemakai tertentu.

e. Tepat waktu artinya bahwa laporan keuangan harus di sajikan tepat pada waktunya.

f. Daya banding artinya bahwa perbandingan laporan keuangan dapat diadakan baik antara laporan perusahaan dalam tahun tertentu dengan tahun sebelumnya atau laporan keuangan perusahaan tertentu dengan perusahaan lain pada tahun yang sama.

2.2 Analisis Laporan Keuangan


(37)

Arti pentingnya analisis laporan keuangan dapat dijelaskan dengan melihat karakteristik dari laporan keuangan itu sendiri dan menghubungkannya dengan kebutuhan atau fokus para pemakai laporan keuangan dalam proses pengambilan keputusan.

Analisis laporan keuangan adalah usaha untuk menemukan kelemahan kinerja keuangan yang dapat menimbulkan masalah dimasa yang akan datang dan untuk menentukan kekuatan kinerja keuangan yang dapat diandalkan. Peralatan analisis yang digunakan untuk menemukan kelemahan dan kekuatan tersebut adalah laporan keuangan yang mencakup neraca, laporan laba rugi, aliran kas serta laporan sumber dan penggunaan dana (Martin, 2002:481).

Menurut Budi Rahardjo (2003) analisis laporan keuangan adalah hubungan antara satu angka dengan angka yang lain, dan jumlah serta arah perubahan dari suatu saat tertentu ke saat berikutnya. Sedangkan Dwi Prastowo mengemukakan bahwa analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa yang akan datang.

Menurut Helfert (Harahap, 2008:193) analisis laporan keuangan merupakan alat yang digunakan dalam memahami masalah dan peluang terjadinya kekeliruan yang terdapat dalam suatu laporan keuangan.

Berdasarkan definisi analisis laporan keuangan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan merupakan suatu proses untuk memeriksa hubungan antara angka-angka dalam laporan keuangan dan trend


(38)

angka-angka dalam beberapa periode tertentu,dengan tujuan untuk menemukan kelemahan pada kinerja keuangan suatu perusahaan agar terhindar dari masalah yang mungkin akan timbul dari kelemahan kinerja keuangan tersebut dimasa yang akan datang.

2.2.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Menurut Harahap (2004:195) tujuan analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut :

a. Untuk memberikan informasi yang lebih luas,lebih dalam dari pada yang terdapat pada laporan keuangan biasa.

b. Untuk menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (eksplicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan (implicit).

c. Untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.

d. Untuk membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitankan dengan komponen intern laporan keuangan maupun informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.

e. Untuk mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model atau teori-teori yang terdapat dilapangan, seperti untuk prediksi dan peningkatan (rating).


(39)

f. Untuk menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut criteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.

g. Untuk memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan.

h. Untuk menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.

i. Untuk membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan periode sebelumnya atau dengan standart industri normal atau standart ideal.

j. Untuk memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan dan sebagainya

k. Untuk memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang.

l. Untuk memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. dapat menilai Prestasi perusahaan

m. Untuk memproyeksikan kauangan perusahaan, menilai kondisi masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu, meliputi : posisi keuangan, hasil-hasil perusahaan, likuiditas, solvabilitas, aktivitas, rentabilitas dan profitabilitas dan indikator pasar modal.

Sedangkan tujuan analisis laporan keuangan menurut Bernstein (Harahap, 2008:197) adalah sebagai berikut :

a. Screening.

Analisis dilakukan dengan melihat secara analitis laporan keuangan dengan tujuan untuk memilih kemungkinan investasi atau merger.


(40)

b. Forcasting.

Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan dimasa yang akan datang.

c. Diagnosis.

Analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen operasi, keuangan atau masalah lain.

d. Evaluation.

Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen, operasional, efisiensi dan lain-lain.

Dari semua tujuan analisis laporan keuangan diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari analisis laporan keuangan adalah untuk mengurangi situasi-situasi yang tidak pasti atau mempersempit lingkup ketidakpastian tersebut yang ada disetiap proses pengambilan keputusan perusahaan. Selain itu juga untuk menghindari masalah yang mungkin akan timbul pada masa yang akan datang akibat kelemahan kinerja keuangan pada suatu perusahaan.

Dengan melakukan analisis laporan keuangan, informasi mentah yang dibaca dari laporan keuangan akan menjadi lebih luas dan mendalam. Sehingga hubungan satu pos dengan pos lainnya akan dapat menjadi indikator mengenai posisi dan prestasi kinerja keuangan suatu perusahaan.

2.2.3 Tekhnik Analisis Laporan Keuangan

Analisa laporan keuangan adalah suatu kegiatan penilaian, penelaahan atas laporan keuangan perusahaan dengan mendasarkan kepada beberapa metode dan


(41)

teknik penganalisaaannya sehingga mereka yang berkepentingan terhadap perusahaan dapat melakukan evaluasi dan tindakan lebih lanjut pada perusahaan tersebut.

Secara umum, tekhnik analisis laporan keuangan menurut Harahap (2008:216) adalah sebagai berikut :

a. Metode Komparatif.

Metode ini digunakan dengan memanfaatkan angka-angka laporan keuangan dan membandingkannya dengan angka-angka laporan keuangan lainnya. Perbandingan ini dapat dilakukan melalui perbandingan berikut:

1) Perbandingan laporan keuangan dalam beberapa tahun (horizontal) 2) Perbandingan satu tahun buku (vertikal) yang dibandingkan adalah

unsur-unsur yang terdapat dalam laporan keuangan. 3) Perbandingan dengan perusahaan terbaik.

4) Perbandingan dengan angka-angka standar industri yang berlaku (Industrial Norm).

5) Pebandingan dengan budget atau anggaran perusahaan. b. Metode Common Size Financial Statement (Laporan Bentuk Awam)

Metode ini merupakan metode analisis yang menyajikan laporan keuangan dalam bentuk persentasi. Persentasi itu biasanya dikaitkan dengan suatu jumlah yang dinilai penting, misalnya aset untuk neraca.

c. Metode Indeks Time Series (Time Series Analysis)

Metode ini merupakan metode analisis yang digunakan untuk menilai dan membandingkan rasio-rasio keuangan perusahaan dari tahun ke tahun,. Dari metode ini akan diketahui kelemahan dan kekuatan yang dimiliki


(42)

suatu perusahaan setiap tahunnya, sehingga dapat dievaluasi dengan mudah perkembangan angka-angka laporan keuangan perusahaan setiap tahun serta dapat dijadikan sebagai dasar pembuatan rencana dan pengambilan keputusan dimasa yang akan datang untuk kemajuan perusahaan.

d. Metode Analisis Rasio

Analisis rasio merupakan metode analisis laporan keuangan yang paling banyak dipakai dalam prakteknya. Dalam menggunakan tekhnik analisis rasio, yang perlu ditekankan adalah arti dan kegunaan dari masing-masing angka rasio tersebut. Adapun rasio keuangan yang sering digunakan adalah:

1) Rasio Likuiditas : menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan semua kebutuhan jangka pendek.

2) Rasio Solvabilitas : menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau menyelesaikan kebutuhan jangka panjang. 3) Rasio Rentabilitas (Profitabilitas) : menggambarkan kemampuan

perusahaan untuk mendapatkan laba melalui semua sumber yang ada, penjualan, kas, aset dan modal.

2.3 Rasio Keuangan

2.3.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka yang diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya (Kasmir, 2008:64).


(43)

Menurut Harahap (2008:218) rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan antara pos-pos tertentu dengan pos lain yang relevan dan memiliki hubungan signifikan (berarti).

Analisis rasio keuangan merupakan peralatan analisis keuangan yang menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dengan yang lainnya, dari suatu laporan keuangan perusahaan atau memberikan gambaran kepada penganalisis tentang baik buruknya keadaan keuangan perusahaan terutama bila angka rasio yang dihasilkan tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar.

Menurut Dwi Prastowo analisis rasio keuangan adalah teknik analisis laporan keuangan yang paling banyak digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan. Rasio ini merupakan alat analisis yang dapat memberikan jalan keluar dan menggambarkan simpton (gejala-gejala yang tampak) dari suatu keadaan.

Berdasarkan definisi analisis rasio keuangan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa analisis rasio keuangan merupakan suatu metode atau teknik analisis untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan, apakah kinerja keuangan perusahaan tersebut sudah sesuai atau belum sesuai dengan apa yang telah ditargetkan sebelumnya. Selain itu analisis rasio keuangan juga dapat digunakan untuk menilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif.

Dari hasil kinerja yang diperoleh melalui analisis rasio keuangan ini juga dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi hal-hal yang perlu dilakukan kedepan agar kinerja manajemen dapat dipertahankan atau ditingkatkan sesuai dengan target


(44)

yang telah ditetapkan oleh perusahaan, atau kebijakan yang harus diambil oleh pemilik perusahaan untuk melakukan perubahan terhadap orang-orang yang berada dalam manajemen untuk kedepannya.

2.3.2 Keunggulan Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan memiliki keunggulan dibandingkan dengan tekhnik analisis lainnya. Harahap (2008:298) mengemukakan keunggulan analisis rasio keuangan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.

b. Rasio merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasinyang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

c. Mengetahui posisi perusahaan ditengah industry lain.

d. Rasio sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score).

e. Rasio menstandarisasi size perusahaan.

f. Lebih mudah membandingkan satu perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series. g. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi dimasa

yang akan datang.

2.3.3 Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan pada umumnya digunakan untuk mengetahui tingkat likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas dari perusahaan yang


(45)

bersangkutan, sehingga analisis rasio dapat digolongkan menjadi: rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio-rasio lainnya.

Menurut Dewi Astuti (2004:31) Rasio keuangan dapat dibagi kedalam tiga bentuk umum yang dipergunakan yaitu: Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio), Rasio Solvabilitas dan Rasio Rentabilitas (Profitabilitas).

a. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) merupakan ratio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban financial jangka pendek (Short Time Debt) yang harus segera dipenuhi. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan utang lancar.

Adapun beberapa rasio yang tergabung dalam rasio likuiditas adalah sebagai berikut :

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya karena rasio ini menunjukkan sejauhmana aktiva lancar dapat menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar maka semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Rasio ini dapat di buat dalam bentuk berapa kali atau bentuk persentase. Apabila rasio lancar 1:1 atau 100% berarti aktiva lancar dapat menutupi semua utang lancar. Rasio lancar yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuiditas. Rasio lancar yang lebih aman adalah jika


(46)

berada diatas 1 atau diatas 100%, hal ini berarti aktiva lancar harus jauh diatas jumlah utang lancar. Namun, suatu perusahaan yang rasio lancarnya terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan laba perusahaan.

Rasio lancar dapat dihitung dengan rumus:

�����������= ������������

������������ �100%

2. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang likuid. Semakin besar rasio ini maka akan semakin baik.

Rasio Cepat dapat dihitung dengan rumus:

����������= ������������ − ����������

������������ �100%

3. Rasio Kas (Cash Ratio)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek (hutang lancar) dengan kas yang tersedia dan yang tersimpan di bank.

Rasio kas dapat dihitung dengan rumus:

��������= ���


(47)

b.Rasio Solvabilitas

Rasio ini digunakan untuk mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajiban apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan utang jangka panjang.

Adapun Rasio yang tergabung dalam Ratio Solvabilitas adalah:

1. Rasio Hutang terhadap Modal atau Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio) Rasio ini menunjukkan sejauh mana kemampuan modal sendiri atau modal pemilik dapat memenuhi seluruh kewajibannya ataupun utang-utang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini maka akan semakin baik. Rasio ini juga disebut rasio leverage, untuk keamanan pihak luar rasio terbaik adalah jika jumlah modal sendiri lebih besar daripada jumlah utang atau minimal sama besar.

Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:

��������������ℎ���������= �����������

���������� = � (����)

2. Rasio Hutang terhadap Total Aset (Total Debt to Total Asset Ratio) Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dengan jumlah seluruh aktiva yang diketahui.Rasio ini menunjukkan


(48)

sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva. Untuk lebih aman porsi hutang terhadap aktiva harus lebih kecil.

Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :

��������������ℎ�������������=�����������

����������� =� (����)

c. Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas

Rasio ini disebut juga sebagai Ratio Profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal dan lain sebagainya.

Adapun rasio yang termasuk dalam rasio solvabilitas adalah sebagai berikut:

1. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini maka akan semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba cukup tinggi.

Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :

���������������ℎ= ���������ℎ

��������������ℎ �100%


(49)

Rasio ini menggambarkan persentase laba kotor yang dapat dicapai dari setiap penjualan setelah perusahaan menghasilkan produk.

Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :

��������������� = ���������

��������������ℎ �100%

3. Return on Asset (ROA)

Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini akan semakin baik. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba.

Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :

������������� = ���������ℎ������������

����������� �100%

4. Return on Equity (ROE)

Rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik (ekuitas). Semakin besar rasio maka akan semakin bagus.

Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :

��������������= ���������ℎ

���������� (������) �100%

2.4 Kinerja Keuangan Perusahaan 2.4.1 Pengertian Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan mengindikasikan apakah strategi perusahaan, implementasi strategi dan segala inisiatif perusahaan tersebut dapat memperbaiki laba perusahaan bahkan dapat meningkatkan laba yang akan diperoleh oleh


(50)

perusahaan dalam suatu periode tertentu dengan menelusuri serangkain indikator yang penting bagi perusahaan. Melalui kinerja keuangan para pengambil keputusan akan mendapatkan gambaran mengenai seluruh rangkaian kinerja dan aktivitas perusahaan.

Harmono (2009:23) mengemukakan bahwa kinerja keuangan umumnya diukur berdasarkan penghasilan bersih (laba) atau sebagian dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi (return on investment) atau penghasilan per saham (earnings per share).

Kemudian diikuti dengan pendapat Martono dan Harjito (2008:52) bahwa kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat bagi berbagai pihak (stakeholders) seperti investor, kreditur, konsultan keuangan, pialang, pemerintah dan pihak manajemen sendiri.

Fahmi (2010:82) mengemukakan bahwa kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan kegiatan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Selanjutnya Zarkasyi (2008:48) berpendapat bahwa kinerja merupakan sesuatu yang dihasilkan atau hasil kerja yang telah dicapai oleh suatu perusahaan.

Sedangkan menurut Wahyudin (2008:48) kinerja keuangan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu organisasi dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang telah ditetapkan.

Berdasarkan definisi kinerja keuangan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh perusahaan dalam periode waktu tertentu dengan mengacu pada standar atau target yang telah


(51)

ditetapkan sebelumnya oleh perusahaan. Kinerja keuangan dapat ditingkatkan melalui serangkain tindakan evaluasi yang pada intinya adalah penilaian terhadap hasil usaha atau kinerja keuangan itu sendiri selama periode waktu tertentu.

2.4.2 Penilaian Kinerja Keuangan

Penilaian kinerja mengandung tugas-tugas untuk mengukur berbagai aktivitas perusahaan sehingga akan menghasilkan informasi untuk memperbaiki kinerja perusahaan tersebut. Hasil evaluasi kinerja harus dilakukan secara terus-menerus atau berkelanjutan (continuous process improvement) agar faktor strategic (keunggulan bersaing) dapat ter capai sesuai dengan harapan atau target perusahaan.

Menurut Rudianto (2006:311) penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan sasaran dan kinerja yang telah ditetapakan sebelumnya.

Sedangkan menurut Utomo Tri Widodo W penilaian kinerja merupakan proses untuk mengukur prestasi kerja pegawai berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan, dengan cara membandingkan sasaran (hasil kerja) dengan persyaratan deskripsi pekerjaan yaitu standar pekerjaan yang telah ditetapkan selama periode tertentu.

Dalam melakukan penilaian hasil kerja suatu manajemen perusahaan bagian keuangan, informasi yang digunakan adalah berbagai informasi keuangan yang dihasilkan dari proses akuntansi yang telah dilaksanakan sebelumnya.

Kinerja keuangan ini digunakan oleh pihak manajemen perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk menilai


(52)

perusahaan, dengan melihat prestasi perusahaan, dan memperbaiki segala kelemahannya agar diperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan tujuan perusahaan.

2.4.3 Pengukuran Kinerja Keuangan

Dalam proses penilaian kinerja perusahaan kriteria yang paling penting digunakan adalah ukuran kinerja keuangan perusahaan. Ukuran kinerja keuangan tersebut dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok ukuran kinerja keuangan, seperti rasio likuiditas, rasio solvabilits dan rasio rentabilitas (profitabilitas). Rasio-rasio inilah yang digunakan untuk dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan.

Menurut Gitosudarmo dan Basri (2002:275) pengukuran kinerja keuangan merupakan rangkaian aktivitas keuangan pada suatu periode tertentu dilaporkan dalam laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi dan neraca.

Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan perusahaan. Rasio menggambarkan suatu hubungan yang dapat memberikan penjelasan tentang baik atau buruknya kondisi keuangan suatu perusahaan.

Metode dan tekhnik analisa yang digunakan untuk mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan keuangan, sehingga dapat diketahui perubahan dari masing-masing pos tersebut bila dibandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu, dan kemudian dibandingkan kembali dengan laporan keuangan perusahaan lain yang sejenis.


(53)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian ini metode deskriptif kuantitatif dilakukan dengan cara mengumpulkan, menyajikan dan menganalisa data dengan mengunakan analisis rasio keuangan yang dilakukan terhadap laporan keuangan perusahaan dan kemudian menginterpretasikan rasio keuangan sebagai dasar atau alat untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan. Dengan metode ini diharapkan penulis dapat menjelaskan kondisi kinerja keuangan perusahaan yang sebenarnya berdasarkan data atau informasi yang telah diteliti.

3.2Objek Penelitian

Penulis melakukan penelitian melalui pengumpulan data sekunder PT. Unilever Indonesia Tbk dari website dan situs resmi PT. Unilever Indonesia Tbk serta Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan data sekunder yang telah diperoleh melalui website dan BEI dianggap sudah cukup lengkap dan memadai dalam memberikan informasi dan data-data yang diperlukan oleh penulis untuk melaksanakan penelitian.


(54)

Tujuan dilakukan konsep ini adalah untuk memberikan batasan yang jelas dan menyederhanakan pemikiran, memudahkan pemahaman serta menghindari terjadinya pemahaman ganda dari variabel yang diteliti.

Adapun konsep dari penelitian ini adalah :

a. Laporan Keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan dengan aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut (Munawir, 2007:2)

b. Rasio Keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan antara pos-pos tertentu dengan pos lain yang relevan dan memiliki hubungan signifikan/berarti (Harahap, 2008:218).

c. Kinerja Keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar (Fahmi, 2010:82).

3.4 Defenisi Operasional

Defenisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Rasio Likuiditas : rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial jangka pendek (Short Time Debt) yang harus segera dipenuhi. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan utang lancar. Adapun yang termasuk dalam rasio likuiditas adalah: a. Rasio Lancar


(55)

b. Rasio Cepat, dan c. Rasio Kas

2. Rasio Solvabilitas : Rasio ini digunakan untuk mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajiban apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan utang jangka panjang. Adapun rasio yang termasuk dalam rasio solvabilitas ini adalah:

a. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt To Equity Ratio), dan b. Rasio Hutang Terhadap Total Aset (Total Debt To Total Asset Ratio) 3. Rasio Rentabilitas (Profitabilitas) : Rasio ini digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal dan lain sebagainya. Adapun rasio yang termasuk dalam rasio Rentabilitas (Profitabilitas) ini adalah:

a. Rasio Margin Laba Bersih b. Rasio Margin Laba Kotor

c. Rasio Return On Asset (ROA), dan d. Rasio Return On Equity (ROE).


(56)

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis memerlukan data yang akurat dan tepat. Oleh karena itu, dalam teknik pengumpulan data penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

a. Riset Kepustakaan (Library Research).

Riset Kepustakaan merupakan penelitian yang dilakukan dengan mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan topik yang akan diteliti, untuk mengumpulkan bahan-bahan teoritis khususnya yang berhubungan dengan unsur-unsur laporan keuangan, alat-alat analisis seperti analisis rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas agar dapat diperoleh pengertian yang mendalam dan menunjang proses penelitian data sebenarnya.

b. Dokumentasi.

Dokumentasi merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan dan menganalisis data yang diperoleh melalui pengkajian terhadap catatan tertulis maupun dokumen perusahaan. Sesuai dengan data yang diperlukan yaitu data sekunder, maka penulis akan mengumpulkan data berupa dokumen-dokumen perusahaan dari PT. Unilever Indonesia, tbk yang berhubungan dengan data keuangan perusahaan, berupa neraca dan laporan laba rugi perusahaan pada tahun 2009-2011 melalui

Indonesia (BEI) melalui


(57)

Adapun teknik analisis data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah Analisis Rasio dan Analisis Time Series. Analisis rasio merupakan salah satu analisis data yang digunakan untuk melihat kinerja keuangan perusahaan. Sedangkan analisis time series digunakan untuk menilai laporan keuangan perusahaan dari tahun ke tahun, sehingga dapat dievaluasi dengan mudah perkembangan angka-angka laporan keuangan perusahaan setiap tahunnya.

Jadi melalui kedua metode analisis laporan keuangan tersebut, maka akan diperoleh hasil analisis laporan keuangan yang dapat memberikan gambaran jelas mengenai keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti, yaitu bagaimana kondisi kinerja keuangan perusahaan tersebut apakah sudah dalam kondisi yang baik atau sebaliknya.

3.7Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Pembatasan Masalah, Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian.

BAB II KERANGKA TEORI

Bab ini berisi tentang teori-teori yang digunakan dalam penelitian serta teori dan penelitian terdahulu yang nantinya dapat menguatkan hasil penelitian


(58)

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang Bentuk Penelitian, Objek Penelitian, Defenisi Konsep, Defenisi Operasional. Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisa Data serta Sistematika Penulisan

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab ini berisi tentang Deskripsi Lokasi Penelitian, penyajian data-data dan informasi yang diperoleh penulis untuk kemudian dianalisis serta hasil analisa data berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan.

BAB V PENUTUP

Bab ini memuat tentang kesimpulan dan saran atas penelitian yang telah dilakukan.


(59)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Unilever didirikan dengan nama Lever’s Zeepfabrieken N.V. menjelang akhir tahun 1933 dan mulai beroperasi sebagai produsen sabun Sunlight (yang terkenal dengan nama cap tangan) dibulan Oktober 1934, disebuah pabrik yang terkenal di Jalan Tubagus Angke, Jakarta Barat. Pembuatan lemak-lemak makanan dan minyak goreng dimulai tahun 1936 ditempat yang sama. Untuk itu, maka didirikan sebuah perusahaan tersendiri yang bernama Van den Bergh’s Fabrieken N.V.

Berdirinya Unilever merupakan hasil dari penggabungan Margarine Union dari Belanda dan Lever Brother dari Inggris. Nama Unilever diambil dari penggalan nama-nama perusahaan tersebut. Nama Lever Brother dan kedua mitra bisnisnya dari Belanda yaitu Anton Jurgens Vergnigde Fabrieken N.V. dan Van der Bergh Fabrieken N.V. dapat dikatakan sebagai Bapak pendiri Unilever.

Dalam bulan November 1941 telah diputuskan untuk mengadakan diversifikasi dibidang pasta gigi dan kosmetik lainnya, dengan jalan membeli fasilitas produksi yang telah berjalan di Surabaya yaitu maatschappij ter Expoitatitie der Colibri Fabrieken N.V. Selama perang dunia II, pengawasan Unilever terhadap perusahaan untuk sementara dihentikan hingga bulan Maret 1946. Kemudian pabrik dan peralatannya diperbaiki dan diperbaharui dengan


(60)

bantuan induk perusahaan Unilever dan sejak itu fasilitas-fasilitas produksi diperluas dan lebih modern.

Perkembangan usaha PT Unilever Indonesia, Tbk berjalan melalui berbagai peristiwa yang mempengaruhi perusahaan dalam pengoperasiannya. Peristiwa-peristiwa peperangan di Asia Tenggara, penduduk Jepang (1942-1945), situasi-situasi yang tidak menentu setalah perang dunia II selama tahun 1945-1946, penduduk G-30 S/PKI dan sebagainya turut mewarnai perjalanan perusahaan. Namun setelah tahun 1967, keadaan berubah menjadi baik dan merupakan awal dari perkembangan politik, sosial, dan ekonomi nasional. Pemerintah mulai membenahi disegala sektor terutama sektor ekonomi.

Pada tahun 1948, dilakukan pembelian N.V. Oliefabriek Archa yang menjalankan pabrik minyak kelapa di Jakarta untuk menjamin persediaan minyak murni secara berkelanjutan bagi pembuatan sabun, lemak-lemak makan dan minyak goreng. Di tahun 1964, kegiatan Unilever di Jakarta dan Surabaya secara penuh ditempatkan di bawah pengawasan pemerintah Indonesia. Di tahun 1967, perusahaan dikembalikan kepada Unilever berdasarkan keputusan presidium kabinet Ampera dari perjanjian antara Unilever dan Departemen Perindustrian.

PT Unilever Indonesia, Tbk merupakan salah satu dari perusahaan Unilever Group, produsen konsumsi terbesar di dunia. Unilever Group ini adalah perusahaan gabungan dari negara Inggris dan Belanda, berkantor pusat di London dan Rotterdam. Perusahaan ini dikerjakan oleh 300.000 pegawai dan beroperasi di 75 negara di dunia. Pemerintah mengajak pihak swasta untuk bekerja sama membangun perekonomian negara dan ini diikuti dengan kebijaksanaan pemerintah yang berkaitan dengan sektor swasta dan menawarkan berbagai


(1)

peran kinerja non-keuangan untuk selalu berfikir kreatif dan melihat keinginan atau kebutuhan pasar. Jadi seluruh kinerja baik dari divisi keuangan maupun non-keuangan selalu bekerjasama dalam hal untuk meningkatkan laba perusahaan dan terus berkembang untuk menguasai pasar.

Selain disiplin kinerja keuangan dan non-keuangan serta kekuatan inovasi, faktor pendukung keberhasilan PT Unilever Indonesia, Tbk dalam mempertahankan posisinya dan terus berkembang ditengah-tengah persaingan adalah dengan menerapkan sistem Balanced Scorecard (BSc). Balanced Scorecard (BSc) merupakan sistem manajemen strategis yang mendefenisikan sistem akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan strategi perusahaan. Balanced Scorecard (BSc) menggambarkan misi dan strategi perusahaan ke dalam tujuan operasional dan ukuran kinerja dalam empat perspektif, yaitu: perspektif keuangan, pelanggan, bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Melalui penerapan sistem Balanced Scorecard (BSc) inilah PT Unilever Indonesia, Tbk mampu bertahan dan berkembang karena perusahaan tidak hanya terfokus untuk meningkatkan kinerja keuangan dalam hal perolehan laba yang maksimal tetapi juga kinerja non keuangan dalam hal kepuasan dan loyalitas pelanggan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa disiplin kinerja keuangan dan non keuangan serta kekuatan inovasi inilah yang menjadi alasan kuat atau penyebab PT Unilever Indonesia, Tbk tetap bertahan dan terus berkembang ditengah-tengah persaingan yang sangat ketat saat ini dan pada akhrinya mampu menguasai pasar dunia baik pasar lokal maupun pasar global.


(2)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian analisis laporan keuangan PT. Unilever Indonesia, Tbk tahun 2009, 2010 dan 2011 yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut :

1. Kinerja keuangan PT. Unilever Indonesia, Tbk tahun 2009, 2010 dan 2011 berdasarkan rasio likuiditas cenderung kurang baik. Hal ini disebabkan karena rendahnya nilai dari keseluruhan rasio likuiditas baik rasio lancar, rasio cepat maupun rasio kas. Selain itu rasio likuiditas juga mengalami penurunan dari tahun ke tahun, hal ini berarti kemampuan perusahaan untuk memenuhi hutang lancar kurang baik.

2. Kinerja keuangan PT. Unilever Indonesia, Tbk tahun 2009, 2010 dan 2011 berdasarkan rasio solvabilitas cenderung tidak stabil. Hal ini disebabkan karena nilai rasio hutang terhadap modal yang kurang baik, sebab perusahaan tidak mampu mengelola keuangan dan modal secara baik, sedangkan nilai rasio hutang terhadap aset sangat baik sebab seluruh aktiva perusahaan dapat dimanfaatkan secara efektif walaupun jumlah hutang masih lebih banyak daripada jumlah aktiva karena nilai rasio mengalami penurunan setiap tahunnya. Jadi dari keseluruhan rasio solvabilitas dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan mengalami penurunan, dilihat dari semakin meningkatnya porsi hutang dalam pendanaan modal dan aktiva.


(3)

3. Kinerja keuangan PT. Unilever Indonesia, Tbk tahun 2009, 2010 dan 2011 berdasarkan rasio profitabilitas dalam keadaan sangat baik sebab keseluruhan nilai dari rasio profitabilitas ini mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini berarti perusahaan mampu menghasilkan laba atau keuntungan secara optimal dengan menguatkan seluruh lini perusahaan baik dari lini keuangan maupun non-keuangan.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian analisis laporan keuangan PT. Unilever Indonesia, Tbk tahun 2009, 2010 dan 2011 yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan hendaknya menjaga kestabilan tingkat rasio likuiditas. Nilai rasio likuiditas yang rendah menandakan bahwa perusahan kurang efektif dalam mengelola aktiva untuk menghasilkan laba dan menutupi hutang lancar perusahaan, sebaliknya nilai rasio likuiditas yang terlalu tinggi juga tidak baik sebab menandakan adanya aktiva lancar yang berlebih dan menganggur dikarenakan aktiva perusahaan yang tidak dikelola secara efektif.

2. Perusahaan harus menjaga tingkat rasio solvabilitas agar selalu stabil sehingga pengelolaan aktiva dan modal perusahaan dapat dilaksanakan secara efektif untuk menunjang kenaikan laba yang akan diperoleh perusahaan.

3. Pihak manajemen perusahaan harus selalu meningkatkan nilai rasio profitabilitas melalui peningkatan margin laba perusahaan maka


(4)

diharapkan perusahaan dapat membayar dan melunasi seluruh hutang-hutang lancar serta biaya operasional perusahaan.

4. Menguatkan sistem manajemen investasi dan keuangan serta perbaikan struktur permodalan. Sehingga perusahaan dapat mengelola aset perusahaan secara baik dan mampu menutupi semua hutang serta meminimalisir hutang dari pihak luar.

5. Meningkatkan kualitas dan kekuatan pada inovasi produk serta didukung dengan jaringan distribusi yang luas. Sehingga dapat menciptakan tingkat kepuasan konsumen yang sangat tinggi dan loyalitas konsumen atas produk consumer goods dari PT. Unilever Indonesia,Tbk.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Dewi. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Ghalia Indonesia Sumber Buku:

Fahmi, Irham. 2010. Manajemen Kinerja Teori dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta Gitosudarmono. 2002. Manajemen Keuangan Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE Hanafi, M. Mamduh. 2004. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE

Harahap, Sofyan Syafri.2008. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Harmono, DR. 2009. Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard Pendekatan Teori, Kasus, dan Riset Bisnis. Jakarta: Bumi Aksara Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba

Empat

Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers ---. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo

Martin, Jhon D. 2002. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Edisi Kelima. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Martono dan Agus Harjito. 2002. Manajemen Keuangan Edisi Pertama. Yogyakarta: Ekonisia Kampus FE UII

Munawir, S. 2002. Akuntansi Keuangan dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE ---, S. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty

Prastowo, Dwi. 1995. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi. Edisi I, Cetakan Pertama. Yogyakarta: UPP.AMP.YKPN

Raharjo, Budi. 2003. Laporan Keuangan Perusahaan Membaca, Memahami dan Menganalisis. Jakarta: Gadjah Mada University Press

Raharjaputra, S. Hendra. 2009. Buku Panduan Praktis Manajemen Keuangan dan Akuntansi untuk Eksekutif Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat

Rudianto. 2006. Akuntansi Manajemen. Jakarta: PT Grasindo


(6)

Zarkasyi. 2008. Good Corporate Governance pada Bidang Usaha Manufaktur, Perbankan dan Jasa Keuangan Lainnya. Bandung: Alfabeta

Arianty, Astri. 2012. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) Cabang Sulawesi Selatan. Makassar: Sumber Skripsi:

repository.unhas.ac.id

Hidayah, Nur Lailatul. 2006. Analisis Rasio Profitabilitas sebagai Alat untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi pada PT. Mustika Ratu, Tbk tahun 2000-2004). Malang: repository.uin-malang.ac.id

Luchdiana, Nuvita. 2009. Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas dan Profitabiltas sebagai Dasar Penilaian Kinerja Industri Sepatu yang Terdaftar di BEI. Jakarta: Universitas Indonusa Esa Unggul

Mahlatin. 2008. Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Kinerja Manajemen Keuangan Perusahaan (Studi pada Pabrik Gula Kebon Agung Malang). Malang: repository.uin-malang.ac.id

Sofiah, Nanik. 2005. Analisis Rasio Keuangan sebagai Alat untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi pada PT. Gudang Garam Kediri, Tbk tahun 2000-2004). Malang:

repository.uin-malang.ac.id

Indonesia Stock Exchange. 2013. Laporan keuangan/Soft Copy Laporan Keuangan.

Sumber Website:

Laporan Tahunan/Annual Report 2010-2011 PT. Unilever Indonesia, Tbk.

Triwidodo, Utomo. Jurnal Evaluasi terhadap Sistem Penilaian Prestasi Kerja.