Analisis Laporan Keuangan Sebagai Dasar Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan.
PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI DASAR PENILAIAN
KINERJA KEUANGAN PADA PT. PERKEBUNAN
NUSANTARA IV (PERSERO)
MEDAN
SKRIPSI
OLEH :
R. MEUTIA FRANSISKA 040521122
MANAJEMEN
Guna Memperoleh Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara Medan
(2)
i
R. Meutia Fransiska (2008) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Laporan Keuangan Sebagai Dasar Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan” dibawah bimbingan Dosen Pembimbing Nisrul Irawati SE,MBA, Ketua Departemen Manajemen Ibu Prof. DR. Ritha F. Dalimunthe, SE, Msi, sebagai Dosen Penguji I Bapak Drs. Syahyunan, Msi serta Dosen Penguji II Bapak Drs Abidan Aritonang.
PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan merupakan salah satu BUMN Perkebunan di Indonesia yang berkedudukan di Sumatera Utara. Komoditi utama dari perusahaan adalah Kelapa Sawit, Teh, dan Kakao yang didukung dengan pabrik pengolahan masing-masing komoditi tersebut.
Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis laporan keuangan PTPN IV (Persero) Medan sehingga dapat mengukur kinerja keuangannya dari tahun 2002 sampai 2006. Sebagai Metode analisis digunakan analisis rasio keuangan secara time series dari tahun 2002 hingga tahun 2006, serta indikator penilaian tingkat kesehatan yang telah ditetapkan oleh Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara tahun 2002, No. KEP-100/MBU/2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara.
Hasil analisis menunjukkan penurunan dari sisi likuiditas dan rentabilitas disertai meningkatnya rasio solvabilitas dan rasio aktivitas, terutama untuk perputaran piutang. Di sisi lain, berdasarkan indikator tingkat kesehatan yang telah ditetapkan oleh Keputusan Menteri BUMN tahun 2002 terlihat adanya penurunan total skor penilaian dan predikat tingkat kesehatan, meskipun secra umum PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan masih tergolong Sehat.
Kesimpulan yang dihasilkan melalui analisis ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan secara umum mengalami penurunan, walaupun masih tergolong sehat.Namun sebagai saran, dari penelitian ini PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan harus mempertimbangkan kembali jumlah dana yang yang tertanam pada aktiva lancar supaya dapat terus berputar. PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan harus berusaha menekan tingkat Kewajiban (hutang) dan berusaha untuk meningkatkan jumlah penjualan.
(3)
vii
Halaman
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual………...4
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara IV
(4)
Halaman
Tabel 1.1 Posisi Keuangan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)
Tahun 2002 sampai 2006………...2
Tabel 2.1 Aspek dan Bobot Penilaian Kinerja Perusahaan..………...22
Tabel 2.2 Daftar Indikator dan Bobot Aspek Keuangan………24
Tabel 2.3 Daftar skor penilaian ROE……….….……….………..24
Tabel 2.4 Daftar skor penilaian ROI………..….…….….……...25
Tabel 2.5 Daftar skor penilaian Rasio Kas (Cash Ratio)…....……….………..25
Tabel 2.6 Daftar skor penilaian Current Rato………..………..26
Tabel 2.7 Daftar skor penilaian Collection Periods…...……….………….………..26
Tabel 2.8 Daftar skor penilaian Perputaran Persediaan………...………..27
Tabel 2.9 Daftar skor penilaian Perputaran Total Asset……..………..27
Tabel 2.10 Daftar skor penilaian Rasio Modal terhadap jumlah aktiva……….…..…28
Tabel 3.1 Neraca PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Per 31 Desember Tahun 2002 - 2006…...52
Tabel 3.2 Laporan Laba Rugi PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Per 31 Desember Tahun 2002 - 2006…...53
Tabel 3.3 Rasio Keuangan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Tahun 2002 - 2006…...64
Tabel 4.1 Rasio Likuiditas PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Tahun 2002 - 2006…...65
Tabel 4.2 Rasio Solvabilitas PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Tahun 2002 - 2006…...66
(5)
Tahun 2002 - 2006…...67 Tabel 4.4 Rasio Rentabilitas (Profitabilitas) PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)
Tahun 2002 - 2006…...69 Tabel 4.5 Daftar Indikator dan Bobot Aspek Keuangan
PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)
Tahun 2002 - 2003…...71 Tabel 4.6 Daftar Indikator dan Bobot Aspek Keuangan
PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)
Tahun 2003 - 2004…...73 Tabel 4.7 Daftar Indikator dan Bobot Aspek Keuangan
PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)
Tahun 2004 - 2005…...75 Tabel 4.8 Daftar Indikator dan Bobot Aspek Keuangan
PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)
Tahun 2005 - 2006…...77 Tabel 4.9 Bobot Penilaian Kinerja Keuangan
PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)
(6)
ABSTRAK ……….i
DAFTAR ISI ………....ii
DAFTAR TABEL ………....v
DAFTAR GAMBAR ……….vii
BAB I PENDAHULUAN ……….….……….……….1
A. Latar Belakang Masalah………..….…….….……....1
B. Perumusan Masalah………..…....……….………3
C. Kerangka Konseptual……….………..…………..4
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian………...……….………….………….5
1. Tujuan Penelitian………...………..5
2. Manfaat Penelitian……….…………..………5
E. Metode Penelitian………...……….…..….6
1. Batasan Operasional……….………...…….6
2. Lokasi dan Jangka Waktu Penelitian…………..……….……6
3. Jenis Data……….………7
4. Teknik Pengumpulan Data.………….….………7
5. Metode Analisis Data………...…….……..……….………8
BAB II URAIAN TEORITIS………….………..……….10
A. Penelitian Terdahulu.……….…………...10
B. Laporan Keuangan……….…………..10
1. Pengertian Laporan Keuangan………. .10
2. Pentingnya Laporan Keuangan ...……..………...……...11
(7)
Laporan Keuangan ……….…14
5. Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan……….….14
C. Rasio Keuangan………17
1. Rasio Likuiditas………...………...17
2. Rasio Solvabilitas………...………..………..18
3. Rasio Aktivitas….………...……….…..19
4. Rasio Rentabilitas………...……….…...20
D. Penilaian Kinerja Keuangan……….22
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN………29
A. Sejarah Berdirinya PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)….……...29
B. Bidang Usaha Perusahaan.……….…………..30
C. Visi. Misi dan Tujuan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)……...31
1. Visi PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)……...31
2. Misi PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)……...31
3. Tujuan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)………...32
D. Strategi PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)………...……...34
E. Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)...……35
F. Laporan Keuangan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)…………51
G. Perhitungan Rasio Keuangan………...54
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI………..………65
A. Analisis Rasio Keuangan PT Perkebunan IV (Persero)…….………..65
1. Rasio Likuiditas...……...65
2. Rasio Solvabilitas...……...66
(8)
B. Analisis Tingkat Kesehatan PT Perkebunan
Nusantara IV (Persero)……….…....70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….………80
A. Kesimpulan………..80
B. Saran……….…81 DAFTAR PUSTAKA
(9)
i
R. Meutia Fransiska (2008) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Laporan Keuangan Sebagai Dasar Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan” dibawah bimbingan Dosen Pembimbing Nisrul Irawati SE,MBA, Ketua Departemen Manajemen Ibu Prof. DR. Ritha F. Dalimunthe, SE, Msi, sebagai Dosen Penguji I Bapak Drs. Syahyunan, Msi serta Dosen Penguji II Bapak Drs Abidan Aritonang.
PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan merupakan salah satu BUMN Perkebunan di Indonesia yang berkedudukan di Sumatera Utara. Komoditi utama dari perusahaan adalah Kelapa Sawit, Teh, dan Kakao yang didukung dengan pabrik pengolahan masing-masing komoditi tersebut.
Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis laporan keuangan PTPN IV (Persero) Medan sehingga dapat mengukur kinerja keuangannya dari tahun 2002 sampai 2006. Sebagai Metode analisis digunakan analisis rasio keuangan secara time series dari tahun 2002 hingga tahun 2006, serta indikator penilaian tingkat kesehatan yang telah ditetapkan oleh Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara tahun 2002, No. KEP-100/MBU/2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara.
Hasil analisis menunjukkan penurunan dari sisi likuiditas dan rentabilitas disertai meningkatnya rasio solvabilitas dan rasio aktivitas, terutama untuk perputaran piutang. Di sisi lain, berdasarkan indikator tingkat kesehatan yang telah ditetapkan oleh Keputusan Menteri BUMN tahun 2002 terlihat adanya penurunan total skor penilaian dan predikat tingkat kesehatan, meskipun secra umum PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan masih tergolong Sehat.
Kesimpulan yang dihasilkan melalui analisis ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan secara umum mengalami penurunan, walaupun masih tergolong sehat.Namun sebagai saran, dari penelitian ini PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan harus mempertimbangkan kembali jumlah dana yang yang tertanam pada aktiva lancar supaya dapat terus berputar. PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan harus berusaha menekan tingkat Kewajiban (hutang) dan berusaha untuk meningkatkan jumlah penjualan.
(10)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Umumnya perusahaan bertujuan untuk memperoleh keuntungan dengan dana seefisien mungkin. Kebutuhan dan penggunaan dana oleh perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan, karena pada laporan keuangan tertuang segala aktivitas dan transaksi yang dilakukan oleh perusahaan. Dari laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan juga mampu menjadi salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangannya sehingga bisa dilakukan pengukuran kinerja perusahaan tersebut dari tahun ke tahun.
Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau periode tertentu. Laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Analisis terhadap laporan keuangan berarti menggali lebih banyak informasi yang dikandung didalam suatu laporan keuangan pada suatu perusahaan, tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk menentukan atau menilai kinerja keuangan suatu perusahaan. Hasil analisis laporan keuangan ini kemudian sangat diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
Menurut Darsono (2005:26), laporan keuangan merupakan alat bagi manajemen untuk mempertanggungjawbkan pengelolaan perusahaan yang telah dipercayakan kepadanya. Laporan ini juga berfungsi untuk menilai kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya yang dimiliki dan memaksimalkannya.
Perkembangan dunia usaha dalam situasi perekonomian yang semakin terbuka perlu dilandasi dengan sarana dan sistem penilaian kerja yang dapat mendorong
(11)
perusahaan ke arah peningkatan efisiensi dan daya saing. Pengukuran pencapaian kinerja keuangan merupakan pengukuran yang dilakukan dengan menggambarkan apakah hasil kegiatan tahun berjalan dapat tercapai dengan disertai analisis atas faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi tercapainya kinerja keuangan tahun berjalan.
PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) merupakan perusahaan perkebunan di Sumatera Utara yang memiliki 37 unit usaha. Letak unit usaha PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) memiliki 8 lokasi di daerah tingkat II, yaitu Simalungun, Deli Serdang, Asahan, Labuhan Batu, Langkat, Tobasa, Tapanuli Utara dan Medan. Dalam perkembangannya, PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) menjalankan usaha agribisnis perkebunan dibidang kelapa sawit, teh dan kakao, serta menghasilkan produk minyak sawit, inti sawit, teh jadi, biji kakao kering dn produk turunan lainnya. PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan terus berusaha meningkatkan daya saing produknya, didukung oleh sistem, cara kerja dan lingkungan kerja yang mendorong kreativitas dan inovasi untuk peningkatan produktivitas dan efektivitas.
Tabel 1.1 menampilkan perkembangan posisi keuangan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan selama 5 tahun, dari tahun 2002 hingga tahun 2006 :
Tabel 1.1
Posisi Keuangan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Tahun 2002 sampai 2006
( dalam Rp )
No Keterangan 2002 2003 2004 2005 2006
1 Aktiva Lancar 370,668,890,881 291,858,957,774 482,518,080,920 543,078,823,674 652,832,576,859 2 Total Aktiva 1,707,822,891,745 1,759,899,141,759 2,070,885,726,453 2,451,613,787,209 3,042,969,113,684 3
Kewajiban
Lancar 382,123,285,580 423,663,141,839 570,392,192,551 645,898,207,059 956,359,331,086 4 Total Kewajiban 611,989,647,144 635,833,619,400 888,140,038,582 1,153,693,533,019 1,678,371,346,795 5 Total Ekuitas 1,095,833,244,601 1,124,065,522,359 1,182,745,687,871 1,297,920,254,190 1,364,597,766,889 6 Penjualan 1,775,870,770,112 2,074,391,633,911 2,532,780,188,061 2,267,138,039,247 2,196,655,327,305 7 Laba Bersih 90,573,000,794 83,642,305,472 104,824,190,512 221,434,283,345 145,286,683,286
(12)
Berdasarkan Tabel 1.1, dapat dilihat bahwa tingkat kewajiban lancar lebih besar daripada aktiva lancar, hal ini tentu merugikan dalam pengelolaan modal kerja. Bila ditinjau dari sisi laporan laba rugi, terlihat adanya kenaikan penjualan sejak tahun 2002 sampai 2004 kemudian penjualan berturut-turut menurun ditahun 2005 dan 2006. Peningkatan dan penurunan tingkat penjualan tersebut ternyata tidak terlalu berpengaruh terhadap laba bersih yang justru terus meningkat hingga tahun 2005 dan menurun di tahun 2006. Gambaran ini memang belum menggambarkan kinerja keuangan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan secara keseluruhan, oleh sebab itu perlu dilakukan analisis lebih lanjut dari sisi keuangannya, terutama berdasarkan infomasi yang diperoleh dari Laporan Keuangan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan. Laporan Keuangan ini merupakan data paling umum yang tersedia untuk tujuan tersebut, yang memuat hasil investasi operasi dan pembiayaan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan dalam tiap periode sehingga mampu menghasilkan laba. Untuk memahami bagaimana kinerja keuangan pada PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :
“ ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI DASAR PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN “ .
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “ Bagaimanakah kinerja keuangan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan dari tahun 2002 sampai dengan 2006 berdasarkan analisis laporan keuangan ? “
(13)
C. Kerangka Konseptual
Setiap perusahaan memiliki tujuan, yang diwujudkan dalam akivitas – aktivitas yang telah direncanakan, baik meliputi produksi, pemasaran sampai hasil penjualan. semua transaksi yang dilakukan dicatat dalam laporan keuangan. Laporan keuangan kemudian diolah dan dianalisis sehingga memberikan informasi mengenai kondisi keuangan, baik yang sedang berjalan maupun pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan.
Aktivitas Perusahaan
AnalisisLaporan Keuangan Perusahaan
Kinerja Keuangan
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Sumber: Agnes Sawir (2001)
Menurut Sawir (2001:2), penilaian kondisi keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya melalui rasio atau indeks, yang menghubungkan data keuangan yang satu dengan lainnya. Salah satu cara yang digunakan dalam analisis rasio keuangan diperoleh melalui perbandingan rasio sekarang dengan yang lalu dan dengan yang akan datang untuk perusahaan yang sama. Cara lainnya dengan membuat perbandingan rasio perusahaan dengan perusahaan lainnya yang sejenis.
Umar (2005:88), mengemukakan evaluasi kinerja perusahaan sangat penting dilakukan, baik dalam jangka pendek maupun untuk jangka waktu yang lebih panjang,
(14)
seperti lima tahunan. Penilaian kinerja perusahaan dari aspek keuangan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan menggunakan rasio keuangan.
Penilaian kinerja keuangan perusahaan swasta umumnya menggunakan analisis likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas. Hasil penilaian kinerja perusahaan swasta tidak diatur secara baku dengan peraturan pemerintah. Sedangkan perusahaan milik negara atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan dinilai kesehatannya dengan peraturan yang sudah dibakukan. Penilaian meliputi aspek keuangan / finansial, operasional dan administrasi yang diberikan suatu bobot tertentu, meliputi yang bergerak dibidang infrastruktur dan non infrastruktur.
Pedoman untuk menilai tingkat kesehatan atau kinerja BUMN bersumber dari Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara tahun 2002, No. KEP-100/MBU/2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara. Berdasarkan penilaian kinerja BUMN tersebut dapat dilakukan analisis kinerja PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan dengan memperhatikan standar penilaian perusahaan BUMN yang berlaku umum.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis laporan keuangan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan dalam rangka mengukur kinerja keuangannya dari tahun 2002 sampai 2006.
2. Manfaat Penelitian
(15)
a. Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai proses analisis laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan.
b. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran bagi PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan untuk mengukur kinerja keuangannya.
c. Bagi Peneliti Berikutnya
Penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan masukan bagi para peneliti berikutnya yang memiliki ketertarikan yang sama.
E. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional
Dalam penelitian ini penulis membatasi analisis dengan menggunakan data yang berasal dari :
a. Laporan keuangan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan, yang terdiri dari :
- Neraca per 31 Desember 2002 sampai dengan 2006 - Laporan Laba Rugi Periode 2002 sampai dengan 2006
b. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara tahun 2002, No. 100/MBU/2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara (terlampir).
2. Lokasi dan Jangka Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada Kantor Pusat PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan yang berlokasi di Jalan Letjend Soeprapto No 2 Medan.
(16)
Waktu Penelitian direncanakan berlangsung dari Bulan Juli 2007 sampai Bulan Oktober 2007.
3. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan berupa hasil wawancara dengan bagian SDM dan bagian keuangan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan. Sedangkan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Sejarah singkat perusahaan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan. b. Struktur Organisasi dan pembagian tugas pada PT Perkebunan Nusantara
IV (Persero) Medan.
c. Laporan keuangan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan periode 2002 sampai 2006.
d. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara tahun 2002, No. KEP-100/MBU/2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara.
e. Hasil publikasi, buku-buku ilmiah dan literature lainnya yang diperoleh berkaitan dengan masalah yang diteliti oleh penulis.
4. Teknik Pengumpulan Data a. Teknik Wawancara
Yaitu melakukan wawancara langsung dengan bagian SDM dan bagian keuangan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan.
b. Studi Dokumentasi
Yaitu mengumpulkan informasi dan data yang relevan dengan penelitian, baik dari pihak PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan maupun dari buku- buku yang ada di perpustakaan.
(17)
5. Metode Analisis Data
Metode analsis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai beikut :
a. Metode Deskriptif
Pengolahan data berdasarkan metode analisis deskriptif dilakukan dengan cara menyusun data, mengelompokkannya dan sekaligus menginterprestasikannya sehingga diperoleh ganbaran yang jelas mengenai kondisi keuangan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan.
b. Metode Kuantitatif
Metode kuantitatif merupakan metode yang digunakan untuk menganalisis data yang disajikan dalam bentuk angka, yaitu yang berkaitan dengan rasio keuangan PTPN IV (Persero) Medan. Rasio yang digunakan antara lain : - Current Ratio
- Cash Ratio
- Total Debt to Equity Ratio - Total Debt to Total Asset
- Long Term Debt to Total Equity Ratio
- Inventory Turn Over (Perputaran Persediaan) - Total Asset Turn Over (Perputaran Aktiva) - Receivable Turn Over (Perputaran Piutang) - Return on Investment (ROI)
- Return on Equity (ROE) - Gross Profit Margin - Net Profit Margin
(18)
c. Metode Time Series
Analisis data melalui metode time series dilakukan dengan membuat perbandingan rasio keuangan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan dari tahun 2002 sampai 2006.
(19)
URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Hamidullah (2004) melakukan penelitian dengan judul “ Analisis Rasio Keuangan Sebagai Dasar Untuk Memprediksi Kondisi Keuangan Perusahaan Pada PT. Agro Max Indo Medan “, melakukan evaluasi kinerja keuangan dengan membandingkan hasil rasio keuangan baik likuiditas, leverage, aktivitas, serta rasio profitabilitas dengan standar rasio keuangan yang telah ditetapkan perusahaan. Standar rasio ini merupakan sebuah data keuangan hasil dari pengalaman kinerja keuangan perusahaan PT. Agro Max Indo Medan pada periode sebelumnya yang dianggap paling baik atau berhasil dan merupakan rasio yang diusahakan harus dicapai perusahaan.
Sari (2005) melakukan penelitian dengan judul ” Analisis Posisi Likuiditas dan Kemampulabaan,Studi Kasus PTPN IV Kebun Adolina. Sari menyimpulkan telah terjadi penurunan tingkat likuiditas dan kemampulabaan pada PT. Perkebunan IV Kebun Adolina pada tahun 2003 yang disebabkan adanya penurunan modal kerja dan laba usaha perusahaan.
B. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Tambunan (2004:5), Laporan keuangan merupakan alat informasi keuangan dari perusahaan yangtelah dihimpun dan diolah dalam proses akuntansi. Laporan keuangan merupakan hasil ringkasan data keuangan perusahaan yang disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak – pihak lain yang
(20)
yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan.
Sedangkan Sawir (2003:2) berpendapat bahwa laporan keuangan merupakan informasi historis yang mencatat setiap transaksi keuangan dan diolah melalui proses akuntansi. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipergunakan untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan.
2. Pentingnya Laporan Keuangan
Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai “alat penguji” dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisa tersebut pihak-pihak yang berkepentingan mengambil suatu keputusan. Jadi untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut perlu adanya laporan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan.
Mereka yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut, dan kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan, yang terdiri dari Neraca, Laporan Laba Rugi serta laporan-laporan keuangan lainnya. Dengan melakukan analisis terhadap pos – pos neraca akan dapat diketahui gambaran posisi keuangannya, sedangkan analisa terhadap Laporan Laba Rugi akan memberikan gambaran tentang hasil atau perkembangan usaha perusahaan yang bersangkutan.
(21)
Arifin (2007:8), menjelaskan bahwa pemakai laporan keuangan meliputi investor, calon investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, pemerintah maupun masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan yang berbeda, antara lain :
a. Investor atau calon investor berkepentingan terhadap resiko yang melekat dari hasil pengembangan investasi yang dilakukannya. Investor juga memerlukan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga memerlukan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar deviden.
b. Karyawan atau kelompok yang mewakili memerlukan informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Karyawan juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka menilai kepentingan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja.
c. Kreditur atau pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
d. Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek dari pada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama yang tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.
e. Pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup atau aktivitas perusahaan kalau mereka tergantung pada perusahaan tersebut.
(22)
f. Pemerintah membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan pengumpulan data untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan lain-lain.
3. Tujuan Laporan Keuangan
Arifin (2007:9) juga mengemukakan bahwa tujuan penyusunan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Informasi mengenai posisi keuangan digunakan untuk evaluasi perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara dengan kas), dan waktu serta kepastian hasil tersebut. Posisi keuangan dipengaruhi oleh sumber daya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas dan solvabilitas, serta kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan.
Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi ini bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada, disamping berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya.
Informasi perubahan posisi keuangan bermanfaat untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan dan operasi selama periode pelaporan. Selain hal tersebut, informasi ini berguna sebagai dasar menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas) serta kebutuhan perusahaan memanfaatkan arus kas tersebut.
(23)
4. Faktor – faktor yang perlu diperhatikan dalam analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan dapat dilihat dari berbagai macam faktor penilaian yang berbeda. Fakor-faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisis keuangan antara lain :
a. Likuiditas : menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera terpenuhi tepat pada waktunya melalui aset-aset yang likuid. Rasio likuiditas menunjukkan hubungan antara kas dan aktiva lancarlainnya dari sebuah perusahaan dengan kewajiban lancarnya.
b. Solvabilitas : menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya (baik jangka pendek, maupun jangka panjang) apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.
c. Rentabilitas atau profitabilitas : menunjukkan kemampuan perusahaan unuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
d. Aktivitas : digunakan untuk menunjukkan seberapa efektif manajemen perusahaan menggunakan aktiva yang dimilikinya dalam melaksanakan kegiatan perusahaan.
5. Metode dan Teknik Analisis.
Metode dan teknik analisis yang digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan keuangan memiliki tujuan untuk menyederhanakan data sehingga dapat dimengerti. Menurut Munawir (2004:36), ada dua metode analisis yang biasa dipergunakan untuk analisa laporan keuangan, yaitu:
a. Analisis Horizontal (Metode Analisis Dinamis)
yaitu analisis yang dilakukan dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan suatu perusahaan untuk beberapa periode atau beberapa saat,
(24)
sehingga akan diketahui perkembangannya. Karena analisis ini membandingkan beberapa periode tertentu, maka analisis ini juga bisa
dikatakan sebagai analisa secara time series. b. Analisis Vertikal (Metode Analisis Statis)
yakni analisis yang dilakukan melalui perbandingan pos-pos laporan keuangan suatu perusahaan untuk satu periode saja, atau perbandingan laporan keuangan beberapa perusahaan sejenis untuk satu periode saja. Analisis vertikal juga disebut sebagai metode analisa yang statis karena kesimpulan yang dapat diperoleh hanya untuk periode hitu saja tanpa mengetahu perkembangannya.
Sedangkan teknik yang sering digunakan dalam analisis laporan keuangan antara lain :
a.Analisis Perbandingan Laporan Keuangan,
yaitu merupakan metode dan teknik analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih. Melalui analisis metode ini dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi, dan perubahan mana yang memerlukan penelitian lebih lanjut.
b. Trend,
yakni analisis dengan menunjukkan tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam persentase (Trend Percentage Analysis), sehingga dapat diukur keadaan keuangannya, apakah
menunjukkan tendensi tetap, naik atau menurun.
c. Laporan dengan persentase per komponen atau Common Size Statement, merupakan suatu teknik analisis untuk mengetahui persentase invetasi pada
(25)
masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalan dan komposisi biaya yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya.
d. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja,
yaitu suatu analisis untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja pada suatu periode tertentu. Maksud utama dari analisis tersebut adalah untuk mengetahui bagaimana modal kerja digunakan dan bagaimana kebutuhan modal kerja tersebut dibelanjakan.
e. Analisis Rasio,
yakni merupakan suatu teknik analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba / rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
f. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas,
merupakan suatu analisis untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan kas atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya uang kas pada suatu periode tertentu.
g. Analisis Perubahan Laba Kotor (Gross Profit Analysis),
yaitu suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode satu ke periode lainnya atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut.
h. Analisis Break Even,
merupakan suatu analisis untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak mengalami kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan analisis break
(26)
even ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan.
Selain metode dan teknis analisis yang sudah dikemukan di atas, tentu saja juga harus memperhatikan ketentuan ataupun standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah, terutama untuk perusahaan milik negara atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Penilaian tersebut terdiri dari penilaian aspek keuangan / finansial, operasional dan administrasi.
C. Rasio Keuangan
Berdasarkan fakor-faktor yang perlu diperhatikan dalam analisis laporan keuangan yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu : Rentabilitas (Profitabilitas), Likuiditas, Akivitas, dan Solvabilitas, maka perlu diketahui rasio – rasio pendukung untuk melakukan pengukuran terhadap faktor – faktor tersebut. Menurut Van Horne (2005:204) penjelasan masing-masing rasio dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber daya jangka pendek yang tersedia untuk memenuhi kewajiban tersebut. Dari rasio ini banyak pandangan yang bisa diperoleh mengenai kompetensi keuangan perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk tetap kompeten jika terjadi masalah. Rasio yang umum digunakan adalah :
a. Current Ratio atau Rasio Lancar
Rasio ini merupakan suatu cara untuk menghitung kemampuan membayar hutang lancar dengan jalan membandingkan total aktiva lancar dengan total
(27)
hutang lancar. Rasio ini menunjukkan tingkat keamanan pembayaran tagihan jangka pendek bagi perusahaan.
Current Ratio =
Aktiva Lancar Kewajiban jangka pendek
b. Cash Ratio (Rasio Kas)
Rasio ini menunjukkan keadaan likuiditas perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang segera jatuh tempo dengan mengandalkan jumlah uang yang tersedia baik dalam kas perusahaan maupun di bank.
Cash Ratio = Kas + Bank + Surat Berharga Jk Pendek Kewajiban Lancar
2. Rasio Solvabilitas
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar semua hutang-hutangnya, baik jangka pendek maupun jangka panjang. . Rasio Solvabilitas diantaranya sebagai berikut :
a. Total Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang / Kewajiban terhadap total Ekuitas) Rasio ini mencerminkan berapa bagian dalam ekuitas yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang jangka pendek dan jangka panjang.
Total Debt to Equity Ratio = Total Kewajiban Total Ekuitas
b. Total Debt to Total Asset Ratio (Rasio Hutang / Kewajiban terhadap total Aktiva).
Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dengan jumlah seluruh modal atau aktiva. Rasio ini menunjukkan
(28)
berapa bagian keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan hutang atau berapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang.
Total Debt to Total Asset = Total Kewajiban Total Aktiva
c. Long Term Debt to Total Equity Ratio (Rasio kewajiban jangka panjang terhadap ekuitas).
Rasio ini menunjukkan jaminan dari ekutas terhadap kewajiban (hutang) jangka panjang perusahaan.
Long Term Debt to Total Equity Ratio = Kewajiban jangka panjang Total Ekuitas
3. Rasio Aktivitas
Rasio ini mengukur seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya. Rasio ini dinyatakan dengan membandingkan penjualan dengan berbagai elemen aktiva. Semakin efektif perusahaan dalam memanfaatkan dana maka semakin cepat perputaran aktiva dalam aktivitas perusahaan. Rasio Aktivitas diantaranya sebagai berikut :
a. Inventory Turn Over (Rasio Perputaran Persediaan)
Rasio ini menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar dalam suatu periode tertentu. Melalui rasio ini dapat diukur efisiensi pengelolaan persediaan barang. Semakin tinggi rasio ini maka semakin lama perputaran persediaan, sehingga dana yang tertanam dalam persediaan juga akan semakin lama berputar.
Inventory Turn Over = Persediaan x 365 hari Harga Pokok Penjualan
(29)
b. Total Asset Turn Over (Rasio Perputaran Aktiva)
Rasio ini mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva untuk berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvsetasikan untuk menghasikan pendapatan berupa penjualan.
Total Asset Turn Over = Penjualan Jumlah Aktiva
c. Receivable Turn Over (Rasio Perputaran Piutang)
Rasio ini menunjukkan periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang. Semakin tinggi rasio ini maka semakin lama perputaran piutang atau semakin lama piutang akan tertagih.
Receivable Turn Over = Piutang x 365 hari
Penjualan
4. Rasio Rentabilitas (Profitabilitas)
Rasio rentabilitas / profitabilitas merupakan rasio yang menghubungkan laba dari penjualan dan investasi. Melalui rasio ini dapat dilihat kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif. Rasio Rentabilitas (Profitabilitas) diantaranya sebagai berikut :
a.Return on Investment (ROI)
Rasio ini mennghubungkan keuntungan yang telah diperoleh dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut. ROI menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan.
Return on Investment (ROI) = Laba Bersih sesudah pajak Jumlah Aktiva
(30)
b.Return on Equity (ROE)
Rasio ini menunjukkan kemampuan dari modal untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham.
Return on Equity (ROE) = Laba setelah pajak Jumlah Ekuitas
c.Gross Profit Margin
Rasio ini merupakan perbandingan antara laba kotor dengan tingkat penjualan bersih. Gross Profit Margin merupakan pengukur efisiensi operasi perusahaan serta merupakan indikasi dari cara produk ditetapkan harganya.
Gross Profit Margin = Laba Kotor x 100 % Penjualan
d.Net Profit Margin
Net Profit Margin mengukur laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan volume penjualan, dimana semakin tinggi rasio ini semakin baik pula operasi perusahaan. Rasio ini menunjukkan ukuran profitabilitas perusahaan dari penjualan setelah memperhitungkan semua biaya dan pajak.
Net Profit Margin = Laba bersih sesudah pajak x 100 % penjualan
Dengan mengukur tingkat rasio keuangan perusahaan dan membandingkannya secara time series, maka dapat dilakukan analisis terhadap kinerjanya dari aspek keuangan selama kurun waktu tertentu. Setelah mengetahui bagaimana kinerja keuangan yang dilakukan perusahaan, maka dapat dievaluasi tingkat kesehatannya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah.
(31)
D. Penilaian Kinerja Keuangan
Penilaian tingkat kesehatan pada perusahaan milik negara atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sudah dibakukan melalui Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara, baik yang bergerak dibidang infrastruktur maupun non infrastruktur. Tingkat kesehatan BUMN ditetapkan berdasarkan penilaian terhadap kinerja Perusahaan untuk tahun buku yang bersangkutan yang meliputi penilaian :
1. Aspek Keuangan. 2. Aspek Operasional. 3. Aspek Administrasi.
Masing-masing aspek ini memiliki indikator penilaian tingkat kesehatan BUMN yang berbeda-beda. Tingkat kesehatan BUMN yang ditetapkan berdasarkan penilaian terhadap kinerja perusahaan antara lain meliputi aspek dan bobot nilai berikut ini :
Tabel 2.1
Aspek dan bobot penilaian kinerja perusahaan Aspek yang dinilai Infra Non Infra
Aspek Keuangan 50 70
Aspek Operasional 35 15
Aspek Administrasi 15 15
Sumber : Kepmen BUMN tahun 2002
Pengelompokan BUMN Infrastruktur dan BUMN Non Infrastruktur bisa dilhat atau dibedakan dari kegiatannya, antara lain :
(i). BUMN Infrastruktur adalah BUMN yang kegiatannya menyediakan barang dan jasa untuk kepentingan masyarakat luas, yang bidang usahanya meliputi :
a. Pembangkitan, transmisi atau pendistribusian tenaga listrik.
b. Pengadaan atau pengoperasian sarana pendukung pelayanan angkutan barang atau penumpang, baik laut, udara atau kereta api.
(32)
c. Jalan dan jembatan tol, dermaga, pelabuhan laut, sungai atau danau, lapangan terbang, dan bandara.
d. Bendungan dan irigasi.
(ii). BUMN Non Infrastruktur adalah BUMN yang kegiatannya selain bidang usaha yang telah disebutkan diatas.
Berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara tahun 2002, No. KEP-100/MBU/2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara, tingkat kesehatan BUMN digolongkan menjadi :
a. SEHAT, yang terdiri dari :
1. AAA apabila total skor (TS) lebih besar dari 95 2. AA apabila 80 < TS ≤ 95
3. A apabila 65 < TS ≤80 b. KURANG SEHAT, yang terdiri dari :
1. BBB apabila 50 < TS ≤ 65 2. BB apabila 40 < TS ≤ 50 3. B apabila 30 < TS ≤ 40 c. TIDAK SEHAT, yang terdiri dari :
1. CCC apabila 20 < TS ≤ 30 2. CC apabila 10 < TS ≤ 20 3. C apabila TS ≤ 10
Tata cara penilaian tingkat kesehatan dari aspek keuangan, bisa dinilai sebagai berikut :
a. Total Bobot
- BUMN INFRASTRUKUR (Infra) 50 - BUMN NON INFRASTRUKTUR (Non Infra) 70
(33)
b. Indikator yang dinilai dan masing-masing bobotnya.
Indikator dan bobot yang dinilai antara in sebagai berikut : Tabel 2.2
Daftar Indikator dan Bobot Aspek Keuangan
NO INDIKATOR
BOBOT
Infra Non Infra
1 Imbalan kepada pemegang saham (ROE) 15 20
2 Imbalan Investasi (ROI) 10 15
3 Rasio Kas 3 5
4 Rasio Lancar 4 5
5 Collection Periods 4 5
6 Perputaran Persediaan 4 5
7 Perputaran total asset 4 5
8 Rasio modal terhadap total aktiva 6 10
TOTAL BOBOT 50 70
Sumber : Kepmen BUMN tahun 2002
c. Metode Penilaian
Rumus perolehan masing-masing indikator dan skor penilaiannya adalah sebagai berikut :
1. Penilaian ROE
ROE = Laba setelah pajak x 100 % Modal Sendiri
Tabel 2.3
Daftar skor penilaian ROE
NO ROE (%)
Skor
Infra Non Infra
1 15 < ROE 15 20
2 13 < ROE ≤ 15 13,5 18
3 11 < ROE ≤ 13 12 16
4 9 < ROE ≤ 11 10.5 14
5 7,9 < ROE ≤ 9 9 12
6 6,6 < ROE ≤ 7,9 7,5 10
7 5,3 < ROE ≤ 6,6 6 8,5
8 4 < ROE ≤ 5,3 5 7
9 2,5 < ROE ≤ 4 4 5,5
10 1 < ROE ≤ 2,5 3 4
11 0 < ROE ≤ 1 1,5 2
12 ROE < 0 1 0
(34)
2. Penilaian ROI
ROI = EBIT + Penyusutan x 100 % Capital Employed
Capital Employed adalah posisi pada akhir tahun buku Total Aktiva dikurangi Aktiva Tetap dalam pelaksanaan.
Tabel 2.4
Daftar skor penilaian ROI
NO ROI (%)
Skor
Infra Non Infra
1 18 < ROI 10 15
2 15 < ROI ≤ 18 9 13,5
3 13 < ROI ≤ 15 8 12
4 12 < ROI ≤ 13 7 10,5
5 10,5 < ROI ≤ 12 6 9
6 9 < ROI ≤ 10,5 5 7,5
7 7 < ROI ≤ 9 4 6
8 5 < ROI ≤ 7 3.5 5
9 3 < ROI ≤ 5 3 4
10 1 < ROI ≤ 3 2,5 3
11 0 < ROI ≤ 1 2 2
12 ROI < 0 0 1
Sumber : Kepmen BUMN tahun 2002
3. Penilaian Rasio Kas (Cash Ratio)
Cash Ratio = Kas + Bank + Surat Berharga Jangka pendek x 100 % Current Liabilities
Tabel 2.5
Daftar skor penilaian Rasio Kas (Cash Ratio)
NO CASH RATIO = x (%)
Skor
Infra Non Infra
1 x ≥ 35 3 5
2 25 ≤ x < 35 2,5 4
3 15 ≤ x < 25 2 3
4 10 ≤ x < 15 1,5 2
5 5 ≤ x < 10 1 1
6 0 ≤ x < 5 0 0
Sumber : Kepmen BUMN tahun 2002
4. Penilaian Current Ratio
Current Ratio = Current Asset x 100 % Current Liabilities
(35)
Tabel 2.6
Daftar skor penilaian Current Ratio
NO CURRENT RATIO = x (%)
Skor
Infra Non Infra
1 125 ≤ x 3 5
2 110 ≤ x < 125 2,5 4
3 100 ≤ x < 110 2 3
4 95 ≤ x < 100 1,5 2
5 90 ≤ x < 95 1 1
6 x < 90 0 0
Sumber : Kepmen BUMN tahun 2002
5. Penilaian Collection Periods
Collection Periods = Total Piutang Usaha x 365 hari
Total Pendapatan Usaha Tabel 2.7
Daftar skor penilaian Collection Periods
NO CP = x (hari) Perbaikan = x (hari)
Skor
Infra Non Infra
1 x ≤ 60 x > 35 4 5 2 60 < x ≤ 90 30 < x ≤ 35 3,5 4,5 3 90 < x ≤ 120 25 < x ≤ 30 3 4 4 120 < x ≤ 150 20 < x ≤ 25 2,5 3,5 5 150 < x ≤ 180 15 < x ≤ 20 2 3 6 180 < x ≤ 210 10 < x ≤ 15 1,6 2,4 7 210 < x ≤ 240 6 < x ≤ 10 1,2 1,8 8 240 < x ≤ 270 3 < x ≤ 6 0,8 1,2 9 270 < x ≤ 300 1 < x ≤ 3 0,4 0,6 10 300 < x 0 < x ≤ 1 0 0 Sumber : Kepmen BUMN tahun 2002
6. Penilaian Inventory Turn Over (Perputaran Persediaan)
Inventory Turn Over = Total Persediaan x 365 hari
Total Pendapatan Usaha
Adapun daftar skor penilaian perputaran persediaan uang telah ditentukan berdasarkan Kepmen BUMN tahun 2002 dapat ditunjukkan melalui tabel 2.8 berikut ini :
(36)
Tabel 2.8
Daftar skor penilaian Perputaran Persediaan NO PP = x (hari) Perbaikan = x (hari)
Skor
Infra Non Infra
1 x ≤ 60 x > 35 4 5 2 60 < x ≤ 90 30 < x ≤ 35 3,5 4,5 3 90 < x ≤ 120 25 < x ≤ 30 3 4 4 120 < x ≤ 150 20 < x ≤ 25 2,5 3,5 5 150 < x ≤ 180 15 < x ≤ 20 2 3 6 180 < x ≤ 210 10 < x ≤ 15 1,6 2,4 7 210 < x ≤ 240 6 < x ≤ 10 1,2 1,8 8 240 < x ≤ 270 3 < x ≤ 6 0,8 1,2 9 270 < x ≤ 300 1 < x ≤ 3 0,4 0,6 10 300 < x 0 < x ≤ 1 0 0 Sumber : Kepmen BUMN tahun 2002
7. Penilaian Total Asset Turn Over (TATO)
TATO = Total Pendapatan x 100 %
Capital Employed Tabel 2.9
Daftar skor penilaian Perputaran Total Asset NO TATO = x (%) Perbaikan = x (%)
Skor
Infra Non Infra
1 120 < x 20 < x 4 5
2 105 < x ≤ 120 15 < x ≤ 20 3,5 4,5 3 90 < x ≤ 105 10 < x ≤ 15 3 4 4 75 < x ≤ 90 5 < x ≤ 10 2,5 3,5 5 60 < x ≤ 75 0 < x ≤ 5 2 3 6 40 < x ≤ 60 x ≤ 0 1,5 2,5 7 20 < x ≤ 40 x < 0 1 2 8 x ≤ 20 x < 0 0,5 1,5 Sumber : Kepmen BUMN tahun 2002
8. Penilaian Rasio Total Modal Sendiri terhadap Total Asset
TMS terhadap TA = Total Modal Sendiri x 100 %
Total Asset
Tabel 2.10 berikut menampilkan skor penilaian rasio modal terhadap jumlah aktiva sesuai dengan Kepmen BUMN tahun 2002 :
(37)
Tabel 2.10
Daftar skor penilaian Rasio Modal terhadap jumlah aktiva NO M thd TA = x (%)
Skor
Infra Non Infra
1 120 < x 4 5
2 105 < x ≤ 120 3,5 4,5
3 90 < x ≤ 105 3 4
4 75 < x ≤ 90 2,5 3,5
5 60 < x ≤ 75 2 3
6 40 < x ≤ 60 1,5 2,5
7 20 < x ≤ 40 1 2
8 x ≤ 20 0,5 1,5
(38)
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Berdirinya PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero)
PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) merupakan badan usaha milik Negara
bidang perkebunan yang berkedudukan di Sumatera Utara. Keberadaan perkebunan ini
awalnya adalah milik maskapai penerbangan Belanda yang dinasionalisasikan sekitar
tahun 1959 yang selanjutnya mengalami perubahan organisasi beberapa kali sebelum
menjadi PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero).
Secara kronologis riwayat PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) dapat
disajikan sebagai berikut :
1. Tahun 1958, tahap nasionalisasi.
Perusahaan-perusahaan swasta asing (Belanda) seperti HVA dan RCMA
dinasionalisasikan oleh pemerintah RI dan kemudian dilebur menjadi perusahaan
milik pemerintah atas dasar Peraturan Pemerintah no.19 tahun 1959.
2. Tahun 1967, tahap regrouping I.
Pada tahun 1967-1968 selanjutnya pemerintah melakukan regrouping menjadi Perusahaan Perkebunan milik Negara (PPN) aneka tanaman, PPN Karet dan PPN
Serat.
3. Tahun 1969, tahap perubahan menjadi Perusahaan Negara Perkebunan (PNP).
Kepres No. 144 Tahun 1968, Perusahaan Perkebunan milik Negara (PNP) yang ada
di Sumatera Utara dan Aceh di regrouping ulang menjadi PNP I sampai dengan IX.
(39)
4. Tahun 1971, tahap perubahan menjadi Perusahaan Perseroan.
Dasar Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1971, Perusahaan Negara Perkebunan
(PNP) dialihkan menjadi Perusahaan Terbatas Persero dengan resmi PT.
Perkebunan I sampai dengan IX (Persero).
5. Tahun 1969, tahap peleburan menjadi PTPN
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1996, tanggal 14 Februari 1996,
semua PTP yang ada di Indonesia di regrouping kembali dan dilebur menjadi PT. Perkebunan Nusantara I sampai dengan XIV. PT. Perkebunan Nusantara IV
(Persero) merupakan hasil peleburan dari tiga Perusahaan Perseroan (Persero) PT.
Perkebunan VI Persero, PT. Perkebunan VII dan PT. Perkebunan VIII yang berda
si wilayah Sumatera Utara. Sedangkan proyek pengembangan PTP VI, VII dan VIII
yang ada diluar Sumatera Utara diserahkan kepada PTPN yang dibentuk di
masing-masing propinsi.
PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan didirikan di Bah Jambi,
Simalungun, Sumatera Utara. Didirikan dengan Aktte Notaris Harun Kamil, SH No. 37
tertanggal 11 Maret 1996 dan telah mendapat pengesahan Menteri Kehakiman RI. Saat
ini kantor pusat PTPN IV (Persero) terhitung tanggal 1 September 2003 secara aktif telah
berkedudukan di Medan. Penentuan letak kantor pusat telah tercantum dalam Akte
Notaris Sri Rahayu H. Prasetio, SH. Tanggal 26 September 2002.
B. Bidang Usaha Perusahaan
PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan mengelola 3 budidaya
(40)
dilengkapi dengan sarana pengolahannya berupa 16 unit kelapa sawit (PKS), 1 unit
pabrik pemurnian minyak sawit, 1 unit pabrik pengolahan inti sawit, 4 unit pabrik
pengeringan biji kakao, 6 unit pabrik pengolahan teh, 1 unit perbengkelan dan 3 unit
rumah sakit. Kegiatan usaha perusahaan tersebut terletak diatas lahan seluas 151.968 Ha
areal konsesi, yang tersebar di 8 (delapan) kabupaten daerah tingkat II Romawi, yaitu
Kabupaten Simalungun, Serdang Bedagai, Asahan, Labuhan Batu, Langkat, Toba
Samosir, dan Kotamadya Medan.
PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) merupakan salah satu BUMN di
Indonesia, sebagai perusahaan yang bergerak dibidang agraris pihak PT. Perkebunan
Nusantara IV (Persero) mengelola 3 jenis komoditi, yakni :
1. Produk Kelapa Sawit, terdiri dari :
a.Crude Palm Oil (CPO) b. Inti Sawit (Palm Kernel)
2. Produk teh yang diolah sebagai bahan minuman.
3. Produk kakao yang diolah sebagai bahan makanan.
C. Visi, Misi dan Tujuan PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) 1. Visi PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero)
PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) memiliki visi menjadi perusahaan agribisnis perkebunan yang tangguh dan mampu bersaing, baik di sektor hulu dan hilir di tingkat Nasional dan Regional.
2. Misi PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero)
(41)
a. Menjalankan usaha agribisnis perkebunan kelapa sawit, teh, dan kakao, serta
menghasilkan produk minyak sawit, inti sawit, teh jadi, biji kakao kering serta
produk turunannya yang berkualitas untuk memberikan kepuasan bagi pelanggan.
b. Meningkatkan daya saing produk secara terus menerus yang didukung oleh sistem,
cara kerja, dan di lingkungan kerja yang mendorong kreativitas dan inovasi untuk
peningkatan produktivitas dan efisiensi.
c. Menghasilkan laba yang berkensinambungan untuk menjamin pertumbuhan,
perkembangan, dan kesehatan perusahaan serta memberikan manfaat dan nilai
tambah yang optimal bagi pemegang saham, karyawan, dan stakeholder lainnya.
d. Mengelola usaha secara profesional untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan
memegang teguh pada nilai-nilai etika bisnis dan senantisa berpedoman pada tata
kelola perusahaan sehat.
e. Memberikan perhatian dan peran yang sunggu-sungguh dalam membangun
kemitraan dan mengembangkan masyarakat lingkungan (community development), koperasi, usaha kecil dan menengah, serta kelestarian lingkungan hidup.
f. Melaksanakan dan menunjang kebijakan serta program pemerintah dalam pengembangan perkebunan dan pembangunan ekonomi nasional.
3. Tujuan PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero)
Berdasarkan Anggaran Dasar dan Akte Pendirian Perusahaan No.37 Tahun 1996
yang diperbaharui dengan Anggaran Dasar No.18 tahun 2002, maksud dan tujuan PT.
Perkebunan Nusantara IV (Persero) adalah :
a. Dengan turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah
(42)
subsektor pertanian dalam arti seluas-luasnya dengan tujuan memupuk keuntungan
berdasarkan prisip-prisip Perusahaan yang sehat.
b. Melaksanakan kegiatan usaha antara lain :
- Mengusahakan budidaya tanaman meliputi pembukaan dan pengolahan lahan
pembibitan, penanaman dan pemeliharaan serta melakukan kegiatan-kegiatan
lain yang sehubungan dengan budidaya tanman tersebut.
- Produksi meliputi pemungutan hasil tanaman, pengolahan hasil tanaman sendiri
maupun dari pihak lain menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.
- Perdagangan meliputi penyelenggaraan kegiatan pemasaran berbagai macam
hasil produksi serta melakukan kegiatan perdagangan barang lainnya yang
sehubungan dengan kegiatan usaha perusahaan.
- Pengembangan usaha di bidang perkebunan, agro usaha dan agro bisnis.
- Usaha-usaha lain yang langsung menunjang pokok tersebut diatas.
c. Mendirikan / menjalankan Perusahaan dan usaha lainnya yang mempunyai
hubungan dengan usaha bidang pertanian baik secara sendiri-sendiri maupun
bersama-sama dengan badan-badan lainnya sepanjang dengan hal itu tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Adapun sasaran tiga tahun kedepan adalah untuk mengembangkan kelapa sawit
melalui intensifikasi maupun ekstensifikasi, mempertahankan kakao yang masih
produktif menjadi kelapa sawit, serta merevitalisasi tanaman teh, juga mengembangkan
(43)
D. Strategi PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero)
1. Strategi Corporate
Strategi utama yang ditempuh untuk mencapai sasaran perusahaan tahun 2008 adalah :
a. Strategi Kombinasi, yaitu penggabungan antara Strategi Stabilitas, Pertumbuhan (Ekspansi) dan penciutan yang dilaksanakan secara simultan.
b. Strategi Pertumbuhan (Ekspansi) adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan dalam jangka panjang dengan pengembangan (perluasan) areal kelapa sawit (strategi pertumbuhan konsentrasi horizontal) dan pengembangan industri hilir (strategi pertumbuhan konsentrasi vertikal).
c. Strategi Stabilitas adalah untuk meningkatkan kemampulabaan dari jenis usaha dan areal yang ada yaitu kelapa sawit.
d. Strategi penciutan adalah untuk mengurangi resiko dari usaha perkebunan teh dengan mengurangi areal tanaman yang ada.
2. Strategi Bisnis
Dalam menjalankan perusahaan, PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero)
memiliki strategi Kepemimpinan Biaya (Overall Cost Leadership), dengan memberikan perhatian pada aspek skala usaha (ekonomi), biaya input, teknologi produksi, pemanfaatan kapasitas, dan efektifitas organisasi serta manajemen. Fokus kepada Core
Bisnis dan melakukan diferensiasi pada produk industri hilir teh.
3. Strategi Operasional
a. Meningkatkan nilai perusahaan dengan perluasan areal dan pengembangan industri hilir.
(44)
b. Menerapkan SOP (Standard Operations Procedure) pemeliharaan, panen, pengolahan, dan perawatan pabrik secara konsisten.
c. Mengadakan peremajaan / replanting tanam secara teratur setiap tahun.
d. Mengurangi / meniadakan kerugian dari usaha perkebunan teh.
e. Mengintensifkan lahan produktif.
f. Meningkatkan produktifitas dan efisiensi melalui penerapan praktek-praktek bisnis terbaik mencakup baku teknis, manajemen dan sistem kerja.
g. Meningkatkan kemampulabaan dengan efisiensi di segala bidang.
h. Membangun dan mengembangkan sistem penilaian kinerja, sistem penghargaan, pengembangan karir dan renumerasi yang objektif, rasional, adil, serta mendorong motivasi.
i. Meningkatkan kesadaran biaya (cost consciousness) semua personil perusahaan.
j. Melaksanakan proses bisnis dengan berdasar pada prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).
k. Mengembangkan inovasi penciptaan jenis produk-produk baru untuk lebih diterima pasar.
l. Membangun Sistem Informasi Manajemen yang integratif dan berbasis komputer.
E. Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero)
Pihak-pihak yang mengelola perusahaan diatur dalam suatu struktur organisasi.
Struktur organisasi merupakan suatu kerangka dasar yang menunjukkan hubungan
satuan-satuan organisasi dan individu-individu yang berada dalam suatu organisasi.
(45)
posisi dalam struktur organisasi dapat diketahui dengan jelas dan tegas, sehingga
diharapkan setiap satuan-satuan organisasi dapat bekerja bersama-sama secara harmonis.
Agar dapat mencapai keberhasilan, struktur organisasi perusahaan yang disusun
dengan baik harus mampu berfungsi sebagai alat pengatur maupun pengawas usaha
pelaksanaan pencapaian tujuan perusahaan, sehingga usaha-usaha yang dilakukan dapat
berjalan secara efisien dan efektif. Oleh karena itu, struktur organisasi perusahaan
merupakan salah satu unsur yang menentukan sukses tidaknya perusahaan mencapai
tujuan yang diharapkan.
Struktur organisasi penting mengingat pembentukan struktur organisasi yang akan
membantu melaksanakan pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas dan tegas
antara suatu bagian dengan bagian lainnya, baik pada tingkat manajemen atas, menengah
maupun tingkat bawah. Suatu perusahaan harus mempunyai struktur organisasi yang
sesuai dengan sifat dan jenis kegiatan usaha. Struktur organisasi juga harus sederhana
dari sudut pandang ekonomis dan harus fleksibel sehingga bila ada perluasan tidak
mengganggu secara serius susunan bagian yang telah ada. Struktur organisasi tersebut
juga harus memungkinkan pekerjaan semua bagian terintegrasi dan terkoordinasi dengan
baik. Adapun gambar struktur organisasi PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) adalah
sebagai berikut :
Struktur organisasi PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) berbentuk garis dan
staff, dengan uraian masing-masing jabatan sebagai berikut :
1. Pemegang Saham dan RUPS
(46)
oleh Pemerintah Republik Indonesia c.q Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik
Indonesia (BUMN RI).
Wewenang Pemegang Saham RUPS :
a. Menteri selaku RUPS berwenang mengangkat dan memberhentikan komisaris dan
direksi.
b. Berwenang meningkatkan mekanisme tentang tata cara pencalonan, pengangkatan
dan pemberhentian komisaris dan direksi.
c. Menetapkan tata cara pembagian tugas Direksi dan tatacara penetapan penghasilan
bagi komisaris dan Direksi.
d. Menetapkan pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi dan wewenang
tersebut dapat dilimpahkan kepada Komisaris.
e. Menetapkan tata cara penunjukkan Direksi dan Komisaris bagi anak perusahaan.
Menteri dapat memberikan kekuasaan dengan hak subsitusi kepada perorangan atau
badan hukum untuk mewakilinya dalam RUPS.
f. Menteri atau penerima kuasa atas persetujuan menteri mengambil keputusan dalam
RUPS mengenai ; perubahan jumlah modal; perubahan anggaran dasar; rencana
penggunaan laba; penggabungan; peleburan, pengambil - alihan, pemisah serta
pembubaran persero, pembentukan anak perusahaan atau penyertaan; pengalihan
aktiva .
g. Menetapkan persyaratan dan tata cara penghapusan piutang, persediaan , aktiva
tetap dan kerja sama jangka panjang/ menengah dengan pihak III. Menetapkan
(47)
h. Menetapkan Auditor Eksternal untuk melakukan Audit laporan keuangan
perusahaan. RUPS mempunyai kekuasaan tertinggi dalam struktur pengurus
perusahaan dan memegang segala wewenang untuk menentukan arah perusahaan
yang tidak ada dapat diserahkan kepada Komisaris dan Direksi .
i. RUPS terdiri dari RUPS tahunan yang diadakan setiap tahun dan RUPS luar biasa
yang diadakan sewaktu waktu berdasarkan ketentuan. RUPS mengesahkan RJPP
selambat-lambatnya 60 hari setelah diterimanya RJPP secara lengkap.
j. Mengesahkan RKAP dan RKAPUKK selambatnya 30 hari setelah tahun anggaran
berjalan.
k. Menetapkan indikator kinerja kunci (KPI) dan targetnya dalam kontrak manjemen
setiap tahun sesuai kesepakatan antara pemegang saham dengan Komisaris dan
Direksi.
l. Mengesahkan laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan yang telah di
audit oleh auditor eskternal termasuk pencapaian target masing-masing indikator
kinerja kunci.
m. Menetapkan tantiem, bonus, insentif, bagi komisaris sesuai dengan pencapaian
target KPI dan memberikan pinalti bagi manjemen yang tidak mencapai target.
(48)
Komisaris diangkat Pemegang Saham melalui RUPS untuk melakukan
pengawasan terhadap kebijakan Direksi dalam pengurusan perusahaan dan memberi
nasehat kepada Direksi.
a. Fungsi dan Tugas Komisaris
- Mengawasi Direksi dalam menjalankan kepengurusan Persero serta
memberikan nasehat kepada Direksi
- Mematuhi anggaran Dasar BUMN dan peraturan perundang - undangan serta
wajib melaksanakan prisip – prinsip profesionalisme, efisien, taransparansi,
kemandirian akuntabilitas, pertanggung jawaban serta kewajaran.
b. Hak-hak Komisaris
- Berhak memperoleh akses atas informasi tepat waktu dan lengkap dan berhak
menanyakan dan meminta penjelasan tentang segala hal tentang Direksi, dan
Direksi wajib memberikan penjelasan.
- Berhak mendapatkan honorarium dan tunjangan lainnya termasuk santunan
purna jabatan yang jumlahnya ditetapkan oleh RPSU
- Berhak mengundurkan diri dari jabatannya dan berhak untuk mendapat
kesempatan membela diri apabila diberhentikan.
- Berhak memasuki bangunan, halaman dan tempat-tempet lainnya yang dikuasai
perusahaan dan berhak untuk melakukan verifikasi terhadap transaksi dan
tindakan yang dijalankan Direksi.
- Berhak meminta bantuan tenaga ahli dalam melaksanakan tugasnya.
(49)
- Memberikan Persetujuan kepada Direksi melakukan perbuatan hukum tertentu.
- Melakukan tindakan pengurusan perseroan tertentu untuk jangka waktu tetentu.
- Mengatur pembagian tugas kerja masing – masing Komisaris yang disetai
uraian tugas, hak, wewenang, kewajiban dan tanggung jawabnya secara terinci
tertulis.
- Menetapkan pembagian tugas dan wewenang setiap anggota direksi jika ada
pelimpahan dari RUPS.
- Memberhentikan sementara waktu, seorang atau lebih anggota Direksi jika
bertindak bertentangan dengan anggaran dasar atau melalaikan kewajibannya
atau terdapat alasan mendesak bagi Perseroan.
3. Direksi
Direksi bertugas memimpin dan mengurus perseroan sesuai kepentingan dan
tujuan perseroan serta tanggung renteng atas pengurusan perseroan.
a. Fungsi dan tugas Direksi
- Melaksanakan pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan
dan bertindak selaku pimpinan dalam pengurusan tersebut.
- Memelihara dan mengurus kekayaan Peseroan .
- Dalam menjalankan Tugasnya, anggota Direksi wajib mencurahkan tenaga,
pikiran dan perhatian secara penuh pada tugas, kewajiban dan mencapai tujuan
perseroan.
(50)
- Melakukan perbuatan - perbuatan hukum tertulis setelah mendapat persetujuan
dari komisaris.
- Melakukan – melakukan perbuatan hukum tertentu setelah mendapat rekomdasi
dari Komisaris dan Persetujuan RUPS.
- Mengesahkan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan perseroan.
- Menyiapkan pada waktunya RJPP,SCI,RKAP termasuk rencana lainnya dan
menyampaikan pada konisaris dan pemegang saham untuk mendapatkan
pengesahan RUPS.
- Mengadakan dan memelihara pembukuan administrasi peseroan , menyusun
sistem akuntansi sesuai standar Akuntansi keuangan dan berdasarkan
prinsip-prisip pengendalian internal.
- Memberikan laporan berkala sesuai ketentuan dan laporan lainnya setiap kali
diminta oleh Pemegang saham.
- Menyiapkan susunan pelaku bisnisasi pengurusan perseroan lengkap dengan
rincian tugasnya.
- Mematuhi anggaran dasar BUMN dan peraturan perundang - undangan serta
wajib melaksanakan prisip-prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi,
kemandirian, akuntabilitas, kewajaran serta tanggungjawab.
- Menjalankan Kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar
dan ketetapan RUPS berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Hak-hak Direksi
(51)
- Mengangkat dan memberhentikan pegawai dan mengatur tentang kepegawaian
perseroan termasuk penetapan gaji, pensiun dan jaminan hari tua bagi pegawai
berdasarkan peraturan perundang - undangan yang berlaku dan keputusan RUPS.
- Mengatur Penyerahan Kekuasaan Direksi untuk mewakili didalam dan diluar
pengadilan kepada seseorang atau beberapa orang pegawai baik sendiri - sendiri
maupun bersama- sama kepada orang lain.
4. Kepala Bagian Sekretaris Perusahaan
Stakeholders senantiasa menuntut informasi yang tepat dan akurat dan objektif, sehingga Direksi layak memberikan perhatian tersendiri atas pengelolaan tersebut.
Disamping itu untuk menyampaikan informasi kepada stakeholders, diperlukan pejabat
penghubung. Dengan mempertimbangkan kebutuhan tersebut diperlukan 1 (satu) unit
kerja yang menangani yaitu sekretaris perusahaan (Kepala Bagian Sekertariat). Adapun
uraian tugasnya adalah sebagai berikut :
a. Menyusun dan mengevalusi kebijakan di bidang sekretaris perusahaan.
b. Menyusun program kegiatan dan kebutuhan anggaran di bagian sekretaris
perusahaan.
c. Mengelola penyelenggaraan rapat-rapat direksi dan sekretariatan, yang berkaitan
dengan kegiatan direksi.
d. Mengurus / menyelenggarakan administrasi (surat-menyurat) perusahaan.
e. Menjalankan aspek legal perusahaan (corporate law, yaitu aspek hukum yang berkaitan dengan pihak luar partner dalam rangka penyelenggaraan
(52)
pengembangan dan kerjasama strategi perusahaan) dan kepatuhan (compliance), serta tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance).
f. Membina hubungan dengan investor atau pertner bisnis.
g. Membangun terbentuknya citra perusahaan yang positif dan hubungan baik
dengan stakeholders.
5. Kepala Bagian Pengawasan Intern
Satuan pengawasan Intern (SPI) adalah unit pengawasan Internal yang
mempunyai peran tidak hanya membantu manajemen dalam menjalakan fungsi
pengawasannya tetapi juga sebagai konsultan (mitra strategis) bagi manajemen dalam
peningkatan penerapan manajemen risiko , pengendalian Internal dan penerapan
prisip-prisip GCG. Adapun uraian tugas-tugasnya adalah sebagai berikut :
a. Menyusun dan mengevalusi dalam rangka pengawaasan internal perusahaan..
b. Menyusun program kegiatan dan kebutuhan anggaran di bagian satuan
pengawasan intern.
c. Menyusun program kerja pemeriksaan tahunan, program pemeriksaan, evaluasi
hasil pemeriksaan, laporan triwulan dan laporan tahunan.
d. Melaksanakan pemeriksaan intern meliputi keuangan, operasional dalam
pelaksanaan kegiatan perusahaan.
e. Memonitor dan mengevaluasi tindak lanjut hasil audit
(53)
6. Komite Audit
a. Komite dibentuk oleh komisaris untuk membantu tugasnya dalam bidang
pengawasan.
b. Keanggotaan komite Audit sekurang – kurangnya 3 (tiga) orang terdiri dari 1
(satu) orang anggota komisaris dan 2 (dua) orang anggota ahli dari pihak ekstern
yang independen.
c. Anggota Komisaris yang ditunjuk sebagai anggota komite bertindak sebagai
anggota Komite Audit.
d. Komite Audit bertanggungjawab langsung kepada komisaris dengan masa kerja
yang paling lama 1 (satu) tahuna dan dapat diangkat kembali untuk masa jabatan
berikutnya dengan tidak mengurangi hak komisaris untuk memberhentikannya
sewaktu -waktu.
e. Komite Audit memiliki Komite Audit Charter (Piagam Komite Audit).
f. Komite Audit memiliki Pedoman tentang Mekanisme kerja dan mekanisme rapat
serta pola hubungan dengan Auditor Eksternal, Auditor Internal, dan Manajemen.
7. Auditor Eksternal
Auditor Eksternal bagi perusahaan terdiri dari badan Pemeriksa keuangan
Republik Indonesia (BPK-RI) dan Kantor Akuntan Publik dengan penjelasan kedudukan
sebagai berikut:
a. BPK-RI berwenang melakukan pemeriksaan sesuai peraturan
(54)
b. Perusahaan memiliki kerangka acuan yang secara jelas menguraikan persyaratan
personalia Auditor, lingkup audit, pendekatan audit, jadwal, independensi auditor
dan hal-hal lain yang diperlukan dalam rangka seleksi / pemilihan Kantor
Akuntan Publik.
c. Auditor Eksternal (Kantor Akuntan Publik) bertanggung jawab kepada pemegang
saham yang menunjukkannya dalam RUPS.
8. Kepala Bagian Tanaman
Uraian tugas-tugasnya adalah sebagai berikut :
a. Menyusun dan mengevalusi kebijakan dibidang produksi tanaman.
b. Menyusun program kegiatan dan kebutuhan anggaran di bagian tanaman.
c. Menyusun dan mengevalusi norma-norma dalam bidang produksi tanaman.
d. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan/hasil-hasil kerja bidang produksi
tanaman.
e. Melakukan pengukuran dan pemerataan areal kebun.
f. Pengembangan bagian teknik / manajemen tanaman secara inovatif guna
meningkatkan produktivitas, efisiensi dan kualitas.
g. Melakukan evaluasi terhadap permintaan pembelian dari Grup Unit Usaha
(GUU).
9. Kepala Bagian Teknik
Uraian tugas-tugasnya adalah sebagai berikut :
(55)
b. Menyusun program kegiatan dan kebutuhan anggaran di bagian teknik.
c. Menyusun dan mengevalusi norma-norma dalam bidang teknik.
d. Memonitor dan mengevaluasi kinerja bidang instalasi, traksi, sipil dan listrik.
e. Melakukan evaluasi terhadap permintaan pembelian dari Grup Unit Usaha
(GUU).
10. Kepala Bagian Pengolahan
Uraian tugas-tugasnya adalah sebagai berikut :
a. Menyusun dan mengevalusi kebijakan dibidang pengolahan.
b. Menyusun program kegiatan dan kebutuhan anggaran di bagian pengolahan.
c. Menyusun dan mengevalusi norma-norma dalam bidang pengolahan.
d. Memonitor dan mengevaluasi kinerja bidang pengolahan.
e. Melakukan evaluasi terhadap permintaan pembelian dari Grup Unit Usaha
(GUU).
f. Pengembangan bagian teknik / manajemen bidang pengolahan secara inovatif
guna meningkatkan produktivitas, efisiensi dan kualitas.
g. Menyusun program pengembangan / pembinaan dan melakukan penilaian
karyawan dibagian pengolahan.
h. Membina kerjasama yang baik dengan bagian grup unit usaha terkait sehingga
tugas-tugas dan kebijakan yang digaariskan direksi dapat terlaksana dengan baik
11. Kepala Bagian Perencanaan, Pengkajian dan Pengembangan Uraian tugas-tugasnya adalah sebagai berikut :
(56)
a. Menyusun dan mengevalusi kebijakan dibidang perencanaan, pengkajian, dan
pengembangan.
b. Menyusun strategi dan rencana jangka panjang perusahaan.
c. Menyusun program kegiatan dan kebutuhan anggaran dibagian perencanaan,
pengkajian, dan pengembangan.
d. Melakukan analisis bisnis dalam rangk penyusunan perencanaan perusahaan yang
sesuai dengan kondisi dan situasi serta merumuskan kebijakan dalam rangka
antisipasi terhadap resiko perusahaan.
e. Meneliti, mengkaji, mengembangkan dan merumuskan teknologi, bahan dan
sistem kerja yang akan digunakan di perusahaan.
f. Meneliti, mengkaji, dan mengembangkan alternatif solusi terhadap
persoalan-persoalan perusahaan.
12. Kepala Bagian Keuangan
Uraian tugas-tugasnya adalah sebagai berikut :
a. Menyusun dan mengevalusi kebijakan dibidang keuangan.
b. Menyusun program kegiatan dan kebutuhan anggaran di bagian keuangan.
c. Menyusun pedoman pembuatan rencana kerja dan anggaran perusahaan bagian /
kebun / unit dan mengkoordinir pembuatan RKAP perusahaan.
d. Merencanakan, mengelola dan mengevaluasi sumber dana dan pengalokasian
dana untuk mencapai sasaran keuangan perusahaan.
e. Melaksanakan kewajiban dan kegiatan administrasi keuangan perpajakan dan
(57)
f. Membantu kelancaran pelaksanaan audit eksternal.
13. Kepala Bagian Akuntansi
Uraian tugas-tugasnya adalah sebagai berikut :
a. Menyusun dan mengevalusi kebijakan dibidang akuntansi.
b. Menyusun program kegiatan dan kebutuhan anggaran dibidang akuntansi.
c. Menyelenggarakan akuntansi keuangan serta administrasi PIR dan administrasi
penyertaan modal anak perusahaan.
d. Menyelenggarakan pembuatan laporan keuangan manajemen perusahaan,
menyusun laporan ringkas direksi, kepala dewan komisaris dan pemegang saham.
e. Melaksanakan administrasi anak perusahaan.
14. Kepala Bagian Pemasaran
Uraian tugas-tugasnya adalah sebagai berikut :
a. Menyusun dan mengevalusi kebijakan dibidang pemasaran.
b. Menyusun program kegiatan dan kebutuhan anggaran dibidang pemasaran.
c. Melaksanakan analisa pasar, promosi dan survey kebutuhan / kepuasan pelanggan
secara periodik.
d. Merumuskan strategi pemasaran dan kebijakan harga.
e. Melaksanakan pengujian mutu komoditi / produk yang akan dipasarkan.
(58)
15. Kepala Bagian Pengadaan
Uraian tugas-tugasnya adalah sebagai berikut :
a. Menyusun dan mengevalusi kebijakan dibidang pengadaan.
b. Menyusun program kegiatan dan kebutuhan anggaran dibidang pengadaan.
c. Merencanakan dan melaksanakan pengadaan barang dan jasa secara efektif dan
efisien.
d. Mengadakan monitoring dan pengecekan harga barang dan jasa dipasar serta
membuat daftar harga secara periodik dan mendistribusikan kesemua unit kerja
perusahaan.
e. Menyelenggarakan pergudangan untuk persediaan barang yang akan digunakan
dalam proses produksi.
f. Menyusun program pengembangan / pembinaan dan melaksanakan penilaian
karyawan dibagian pengadaan.
16. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) Uraian tugas-tugasnya adalah sebagai berikut :
a. Menyusun dan mengevalusi kebijakan dibidang sumber daya manusia.
b. Menyusun program kegiatan dan kebutuhan anggaran dibidang sumber daya
manusia.
c. Merumuskan sistem dan prosedur administrasi personalia dan memberikan
bimbingan serta konsultasi bagi semua unit dalam pelaksanaannya.
(1)
BADAN USAHA MILIK NEGARA
d.
Kinerja Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) - Indikator yang dinilaiBobot Indikator
Infra Non Infra 1. Efektivitas penyaluran
2. Tingkat kolektibilitas pengembalian Pinjaman
3 3
3 3
TOTAL 6 6
- Metode penilaian masing-masing indikator. d.1. Efektivitas penyaluran dana.
Rumus : Jumlah dana yang disalurkan x 100% Jumlah dana yang tersedia
Definisi :
- Jumlah dana tersedia adalah seluruh dana pembinaan yang tersedia dalam tahun yang bersangkutan yang terdiri atas:
• Saldo awal
• Pengembalian pinjaman
• Setoran eks pembagian laba yang diterima dalam tahun yang bersangkutan (termasuk alokasi dari dana PUKK BUMN lain, jika ada)
• Pendapatan bunga dari pinjaman PUKK
- Jumlah dana yang disalurkan adalah seluruh dana yang disalurkan kepada usaha kecil dan koperasi dalam tahun yang bersangkutan yang terdiri dari hibah dan bantuan pinjaman, termasuk dana penjaminan (dana yang dialokasikan untuk menjamin pinjaman usaha kecil dan koperasi kepada Lembaga Keuangan).
Tabel 14 : Daftar penilaian tingkat penyerapan dana PUKK Penyerapan
(%) > 90
85 s.d. 90
80 s.d.
85 <80
Skor 3 2 1 0 Contoh perhitungan :
Jumlah dana yang tersedia pada BUMN PT "A" dalam tahun 1999 adalah sebesar Rp.10.000 terdiri dari:
- Saldo awal tahun 1999 Rp. 500 - Pengembalian pinjaman Rp. 5.000 - Setoran eks pembagian laba
selama tahun yang bersangkutan Rp. 4.000 - Pendapatan bunga dari pinjaman PUKK Rp. 500
(2)
BADAN USAHA MILIK NEGARA
Jumlah dana yang disalurkan oleh BUMN PT "A" tahun 1999 Rp. 9.500 terdiri dari :
- Pinjaman Rp. 8.500
- Hibah Rp. 1.000
Efektivitas penyaluran dana = 9.500/10.000 x 100%
Sesuai dengan tabel 14 di atas, maka skor untuk indikator yang bersangkutan adalah 3. d.2. Tingkat kolektibilitas penyaluran pinjaman.
Rumus : Rata-rata tertimbang kolektibilitas pinjaman PUKK x 100% Jumlah pinjaman yang disalurkan
Definisi :
- Rata-rata tertimbang kolektibilitas pinjaman PUKK adalah perkalian antara bobot kolektibilitas (%) dengan saldo pinjaman untuk masing-masing kategori kolektibilitas sampai dengan periode akhir tahun buku yang bersangkutan. Bobot masing-masing tingkat kolektibilitas adalah sebagai berikut:
- Lancar 100 % - Kurang lancar 75 % - Ragu-ragu 25 % - Macet 0 %
- Jumlah pinjaman yang disalurkan adalah seluruh pinjaman kepada Usaha Kecil dan Koperasi sampai dengan periode akhir tahun buku yang bersangkutan.
Tabel 15 : Daftar penilaian tingkat pengembalian dana PUKK. Tingkat pengembalian
(%) > 70
40 s.d. 70
10 s.d.
40 <10
Skor 3 2 1 0
Contoh Perhitungan:
Posisi pinjaman kepada usaha kecil dan koperasi BUMN PT "A" s.d. akhir tahun buku 1999 adalah Rp. 3.000 juta, terdiri dari (Rp.juta)
- Lancar = 1.500 - Kurang lancar = 500 - Ragu-ragu = 900 - Macet = 100
(3)
BADAN USAHA MILIK NEGARA
Rata-rata tertimbang kolektibilitas pinjaman PUKK adalah sebagai berikut: - Lancar 1.500 x 100 % = 1.500
- Kurang lancar 500 x 75 % = 375 - Ragu-ragu 800 x 25 % = 225 - Macet 100 x 0 % = 0
Jumlah rata-rata tertimbang 2.100
Tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman adalah 2.100 x 100 % = 70 % 3000
Sesuai dengan tabel 15 di atas maka skor untuk indikator tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman adalah 2.
IV. LAIN-LAIN
1. Dalam penilaian tingkat kesehatan BUMN, Direksi diberikan opsi untuk tidak memperhitungkan proyek/investasi pengembangan yang sudah dinyatakan operasi komersial menurut stanar Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan atau standar umum yang berlaku untuk BUMN tersebut selama 2 (dua) tahun apabila:
a.
Dalam 2 tahun sejak operasi komersial, proyek/investasi pengembangan dimaksud, belum mencapai utilisasi sebesar 60 %, atau;b.
Periode operasi komersial dengan utilisasi di atas 60 % dalam satu tahun penilaian kurang dari 9 bulan.2. Dalam hal proyek/investasi pengembangan tersebut tidak diperhitungkan dalam penilaian tingkat kesehatan, maka Direksi harus memisahkan secara tegas laporan keuangan yang meliputi Neraca, Laba/Rugi dan Aliran Kas untuk proyek/investasi pengembangan dimaksud dari laporan keuangan perusahaan. Selanjutnya perhitungan tingkat kesehatan hanya didasarkan laporan keuangan perusahaan di luar laporan keuangan proyek/investasi pengembangan.
(4)
BADAN USAHA MILIK NEGARA
CONTOH INDIKATOR ASPEK OPERASIONAL
CONTOH APLIKASI TERHADAP UNSUR-UNSUR YANG DIPERTIMBANGKAN INDIKATOR
UNSUR-UNSUR YANG DIJADIKAN
PERTIMBANGAN BUMN/
SEKTOR
UNSUR-UNSUR YANG DAPAT DIPERTIMBANGKAN
(1) (2) (3) (4)
1. Pelayanan kepada Pelanggan/ Masyarakat
Perbaikan kualitas sarana &
prasarana untuk kepentingan/kepuasan
pelanggan.
Ketersediaan pelayanan purna jual (after sales service) Perbaikan mutu produk.
Pengembangan jalur distribusi.
Pelayanan gangguan/troubles. Penyederhanaan birokrasi yang menguntungkan bagi pelanggan.
Kecepatan pelayanan.
Guidance yang jelas bagi pelanggan.
Peningkatan fasilitas keselamatan bagi pelanggan
/pemakai jasa.
Pelabuhan
Pengairan (PERUM Otorita Jatiluhur dan PERUM Jasa Tirta) PLN
Jalan Tol Garuda/MNA Bandara
Turn Round Time (TRT), Berthing Time (BT), Waiting Time (WT), dsb
Pemenuhan supply air kepada PDAM/industri pengendalian banjir, pengendalian daerah serapan sungai.
Frekuensi pemadaman, lama rata-rata pemadaman, kecepatan pelayanan gangguan.
Kualitas jalan, indikator traffic sign.
On time performance.
Kebersihan terminal Bandara.
2. Efisiensi
produksi dan produktivitas
Peningkatan utilisasi faktor-faktor produksi/assets idle. Peningkatan rendemen. Peningkatan produktivitas per satuan faktor produksi. Pengurangan susut/loses, baik susut teknis, susut distribusi, maupun susut karena faktor lainnya.
Peningkatan nilai men-hour. Peningkatan jam jalan rata-rata mesin (dalam batas-batas toleransi). Perkebunan Kereta Api/pelayaran /penerbangan PLN Pengairan (PERUM Otorita Jatiluhur dan PERUM Jasa Tirta)
Konsultan Pertambangan
Rendemen, produksi per hektar, dsb.
Load factor penumpang dan barang, penumpang-kui-ton, dsb.
Susut teknis, susut distribusi, dsb.
Pelaksanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan (O & P) Men-hour terjual, dsb.
Jam jalan kapal keruk, excavator, dsb.
(5)
BADAN USAHA MILIK NEGARA
(1) (2) (3) (4)
3. Pemeliharaan kontinuitas produksi.
Kewajiban melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana produksi sesuai persyaratan standar.
Eksplorasi SDA dengan orientasi jangka panjang.
Pelaksanaan checking rutin terhadap fasilitas-fasilitas umum.
Kepatuhan pengoperasian peralatan sesuai dengan batas
kapasitas yang direkomendasikan.
Replacement sarana dan prasarana yang sudah tidak produktif.
Perkebunan
Pelabuhan Transportasi
Kepatuhan terhadap aturan penyadapan karet, regenerasi tanaman tidak produktif.
Pemeliharaan fasilitas dermaga, pengerukan alur /kolam, dsb.
Pemeliharaan sarana transportasi Bus, kereta api,
kapal atau pesawat.
4. Inovasi produk baru
Kreativitas dalam meningkatkan kualitas produk
sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Penciptaan produk-produk baru Peningkatan penguasaan teknologi. Kontraktor
Industri kimia dasar
Hak patent, hak cipta, temuan metode konstruksi baru, dsb.
Konservasi energi, produk-produk baru yang prospektif, dsb.
5. Peningkatan kualitas SDM
Mutu diklat.
Penyelenggaraan pendidikan formal dan informal sesuai kebutuhan (dalam negeri dan luar negeri)
Berlaku umum untuk semua sektor
Penyelenggaraan diklat sesuai kebutuhan.
Kaderisasi pimpinan. Peningkatan kesejahteraan
Kepedulian manajemen terhadap R & D.
6. Research & Development (R & D).
Pengembangan metode baru yang prospektif.
Hasil riset yang bermanfaat.
Perhatian perusahaan terhadap R & D.
Berlaku umum untuk semua sektor
Kepedulian manajemen terhadap R & D.
7. Hasil pelaksanaan penugasan Pemerintah.
Pencapaian sasaran.
Efisiensi dalam mencapai sasaran.
Perhatian manajemen terhadap keberhasilan penugasan.
Berlaku umum untuk semua sektor
Pencapaian sasaran, efisiensi dalam pencapaian sasaran.
(6)
BADAN USAHA MILIK NEGARA
(1) (2) (3) (4)
8. Kepedulian terhadap lingkungan.
Kebersihan lingkungan. Pelaksanaan AMDAL. Reklamasi.
Estate regulation.
Berlaku umum untuk semua sektor
Kehutanan Pertambangan Industri manufaktur Kawasan Industri
Kebersihan lingkungan kerja. Reboisasi, AMDAL.
Reklamasi daerah eks tambang, AMDAL.
AMDAL.
Estate regulation, AMDAL.
MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA