12
gugatan pada Pengadilan, sedangkan tanah tersebut diperoleh orang atau badan hukum lain tersebut dengan itikad baik dan secara fisik nyata dikuasai olehnya atau
oleh orang lain suatu badan hukum yang mendapatkan persetujuannya. Dalam realitas kehidupan ditengah-tengah masyarakat terdapat fakta bahwa
masih bayak persoalan sengketa tanah yang berawal dari belum terciptanya kepastian hukum bidang tanah seperti masih adanya sengketaperkara dibidang pertanahan
sebagai akibat baik karena belum terdaftarnya hak atas tanah maupun setelah terdaftarnya hak atas tanah, dalam arti setelah tanah itu bersertpikat.
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana eksistensi Pasal 32 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
1997 terhadap pemilik sertipikat hak atas tanah di Kantor Pertanahan Kota Medan?
2. Bagaimana
fungsi dan
peranan Pendaftaran
Tanah dalam
memberikan perlindungan hukum bagi pemilik Sertipikat Hak Atas Tanah?
3. Bagaimana pertanggungjawaban
Kantor Pertanahan
yang menerbitkan
Sertipikat jika kemudian bermasalah di Kota Medan?
C. Tujuan Penelitiaan
1. Untuk mengetahui eksistensi Pasal 32 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 1997 terhadap pemilik sertipikat hak atas tanah di Kantor Pertanahan Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
13
2. Untuk mengetahui fungsi dan peranan Pendaftaran Tanah dalam memberikan
perlindungan hukum bagi pemilik Sertipikat Hak Atas Tanah. 3.
Untuk mengetahui pertanggungjawaban Kantor Pertanahan yang menerbitkan Sertipikat jika kemudian bermasalah di Kota Medan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu hukum agraria, dalam hal pendaftaran tanah khususnya
mengenai kepastian hukum sertipikat hak atas tanah. 2.
Manfaat Praktis a. Menambah wawasan penulis mengenai perkembangan terbaru hukum
pertanahan nasional terutama mengenai kepastian hukum sertipikat hak atas tanah.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi Pemerintah Indonesia, Badan Pertanahan Nasional dan lebih khusus lagi bagi pemerintah
Kota Medan, Kantor Pertanahan Kota Medan sebagai bahan evaluasi pelaksanaan pendaftaran tanah untuk menghasilkan sertipikat hak atas tanah.
c. Memberikan sumbangan pemikiran bagi masyarakat pemegang sertipikat hak atas tanah sebagai tanda bukti yang kuat berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997.
Universitas Sumatera Utara
14
E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan pengetahuan dan informasi yang diperoleh dari perpustakaan pada saat dilaksanakan penelitian, ternyata belum ada dilakukan penelitian tentang
PANDANGAN KRITIS EKSISTENSI PASAL 32 AYAT
2 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH
ATAS SERTIPIKAT HAK ATAS TANAH STUDI KASUS DI KOTA MEDAN, kalaupun
ada lokasinya
berbeda maka
keaslian penelitian
ini dapat
dipertanggungjawabkan secara akademik. Penelitian tentang pendaftaran tanah ini pernah juga dilakukan oleh beberapa
peneliti, tetapi disamping lokasi, objek dan cakupan penelitiannya berbeda: 1.
Penelitian yang dilakukan oleh Saudara Anggasan Siboro, Mahasiswa Program Magister Ilmu Hukum Sumatera Utara, dengan judul Kebijakan Pemberian Hak
Pengelolaan Atas Tanah Dalam Perspektif Otonomi Daerah Studi Pemko Medan, penelitian ini menitikberatkan pembahasannya mengenai bagaimana
pemberian Hak Pengelolaan atas tanah di lingkungan Pemko Medan. 2.
Penelitian yang dilakukan oleh Saudari Efrina Nofiyanti Kadayu, Mahasiswi Program Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara, dengan judul
Pelaksanaan Pendaftaran Hak Atas Tanah yang Berasal dari Tanah Negara di Kecamatan
Labuhan Deli
Kabupaten Deli
Serdang, Penelitian
ini menitikberatkan pembahasannya mengenai bagaimana pelaksanaan pendaftaran
tanah yang berasal dari tanah Negara di Kecamatan Labuhan Kabupaten Deli Serdang.
Universitas Sumatera Utara
15
3. Penelitian yang dilakukan oleh Saudari Santi Octavia, Mahasiswi Program
Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara, dengan judul Kepastian Hukum Pendaftaran Tanah Dikaitkan dengan Penggunaan Blanko Akta
Pertanahan oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah, penelitian ini menitikberatkan pembahasannya mengenai Blanko akta pertanahan yang digunakan oleh PPAT
memenuhi syarat otensitas dan memiliki kekuatan pembuktian yang sempurna.
F. Kerangka Teori dan Konsepsi