Konsepsi Pandangan Kritis Eksistensi Pasal 32 Ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah Atas Sertipikat Hak Atas Tanah (Studi Kasus Di Kota Medan)

19

2. Konsepsi

Dalam kerangka Konsepsional diungkapkan beberapa konsepsi atau pengertian yang akan dipergunakan sebagai dasar penelitian hukum. 26 Guna menghindari perbedaan penafsiran dari istilah yang dipakai, selain itu juga dipergunakan sebagai pegangan dalam proses penelitian ini, yang dimaksud dengan : 1. Kepastian hukum adalah kepastian perumusan norma dan prinsip hukum yang tidak bertentangan satu dengan lainnya baik dari pasal-pasal undang-undang itu secara keseluruhan maupun kaitannya dengan pasal-pasal lainnya yang berada di luar undang-undang tersebut dan kepastian dalam melaksanakan norma-norma dan prinsip hukum undang-undang terebut. 2. Hak Atas Tanah yaitu hak penguasaan atas tanah yang memberi kewenangan kepada pemegang hak untuk memakai suatu bidang tanah tertentu untuk memenuhi kebutuhan pribadi atau usahanya. 3. Sertipikat adalah surat tanda bukti hak sebagaimana dimaksud pasal 19 ayat 2 huruf c UUPA untuk hak atas tanah, hak pengolahan, tanah wakaf, hak milik atas satuan rumah susun dan hak tanggungan yang masing-masing sudah dibukukan dalam buku tanah yang bersangkutan. 4. Sertipikat Hak Atas Tanah adalah sebagai alat pembuktian yang kuat sepanjang data fisik dan data yuridis di dalamnya sesuai data yang ada dalam surat ukur dan buku tanah. 26 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Edisi 1, Cetakan 7, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hal.7 Universitas Sumatera Utara 20 5. Pendaftaran Tanah menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah Pasal 1 ayat 1 adalah : “ Rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya.” 6. Pendaftaran tanah secara sistematik adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak yang meliputi semua objek pendaftaran tanah yang belum di daftar dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desa atau kelurahan. 7. Pendaftaran tanah secara sporadik adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali mengenai satu atau beberapa objek pendaftaran tanah dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desakelurahan secara individual atau massal. 8. Badan Pertanahan Nasional adalah lembaga pemerintahan non departeman yang menangani urusan pertanahan di Indonesia. 9. Data Fisik adalah keterangan mengenai letak, batas dan luas bidang tanah dan rumah susun yang didaftar, termasuk keterangan adanya bangunan atau bagian diatasnya. Universitas Sumatera Utara 21 10. Data Yuridis adalah keterangan mengenai status hukum bidang tanah dan rumah susun yang didaftar, pemegang haknya dan pihak lain serta beban-beban lain yang membebaninya. 11. Buku tanah adalah dokumen dalam bentuk daftar yang memuat data yuridis dan data fisik suatu objek pendaftaran tanah yang sudah ada haknya. 12. Adjudikasi adalah kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka proses pendaftaran tanah untuk pertama kali, meliputi pengumpulan dan penetapan kebenaran data fisik dan data yuridis mengenai satu atau beberapa objek pendaftaran tanah untuk keperluan pendaftarannya. 13. Kekuatan pembuktian sempurna adalah kekuatan pembuktian yang mutlak dan mengikat, apa yang disebut dalam akta tersebut merupakan bukti yang sempurna sehingga tidak perlu dibuktikan dengan pembuktian lain selama ketidakbenarannya dapat dibuktikan. 14. Sengketa Atas Tanah merupakan selisih atau pertengkaran yang disebabkan oleh perebutan atas kepemilikan sebidang tanah, 27 yang memerlukan tindakan untuk perdamaian terhadap perselisihan tersebut.

G. Metode Penelitian 1.

Sifat Penelitian dan Metode Pendekatan Meneliti pada hakekatnya berarti mencari, yang dicari dalam penelitian hukum adalah kaedah, norma atau Das Sollen, bukan peristiwa, perilaku dalam arti 27 Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Yakarta: Gramedia Press, 2008, hal. 696. Universitas Sumatera Utara 22 fakta atau Das Sein. 28 Penelitian ini bersifat Diskritif Analisis, artinya bahwa penelitian ini termasuk lingkup penelitian yang menggambarkan, menelaah dan menjelaskan secara tepat serta menganalisa peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan kepastian hukum sertipikat hak atas tanah kaitannya dengan ketentuan pasal 32 ayat 2 PP Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode “yuridis normatif ”. Metode yuridis normatif merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yang merupakan data sekunder. Penelitian yuridis normatif disebut juga sebagai penelitian kepustakaan. 29 Data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan kepustakaan dengan membaca dan mengkaji bahan- bahan kepustakaan. 30 Metode pendekatan yuridis normatif yang digunakan adalah metode in concreto yaitu apakah hukumnya sesuai untuk diterapkan in concreto guna menyelesaikan suatu perkara tertentu. 31 Metode pendekatan di atas digunakan dalam mengadakan penelahaan berbagai hal yang berhubungan dengan penerapan Pasal 32 ayat 2 PP Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah dikaji dan diteliti berdasarkan peraturan-peraturan, literatur kepustakaan, teori-teori hukum, putusan- putusan Pengadilan. 28 Soedikno Mertokusumo, Penemuan Hukum Sebuah Pengantar, Ed. 2 Cet 2, Yogjakarta, Liberty, 2001, hal. 29 29 Ronny Hanityo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988, hal 11 30 Ibid. 31 Ibid. Universitas Sumatera Utara 23

2. Sumber Data

Dokumen yang terkait

Kendala Pelaksanaan Pendaftaran Hak Atas Tanah Pertama Kali (Studi Kasus Di Kantor Pertanahan Kota Medan)

6 92 132

Perlindungan Hukum Yang Diberikan Oleh Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah Kepada Pemegang Sertifikat Hak Atas Tanah (Studi Kasus Di Kantor Pertanahan Kota Medan)

0 42 159

KAJIAN KEKUATAN PEMBUKTIAN SERTIPIKAT TANAH BERDASARKAN PASAL 32 AYAT (2) PERATURAN KAJIAN KEKUATAN PEMBUKTIAN SERTIPIKAT TANAH BERDASARKAN PASAL 32 AYAT (2) PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HU

0 5 15

PENDAHULUAN KAJIAN KEKUATAN PEMBUKTIAN SERTIPIKAT TANAH BERDASARKAN PASAL 32 AYAT (2) PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DAN KEADILAN.

0 8 20

TINJAUAN PUSTAKA KAJIAN KEKUATAN PEMBUKTIAN SERTIPIKAT TANAH BERDASARKAN PASAL 32 AYAT (2) PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DAN KEADILAN.

1 5 42

PENUTUP KAJIAN KEKUATAN PEMBUKTIAN SERTIPIKAT TANAH BERDASARKAN PASAL 32 AYAT (2) PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DAN KEADILAN.

0 6 25

Pendaftaran Hak-hak Atas Tanah Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah.

0 0 15

peraturan pemerintah nomor 24 tahun 1997 ttg pendaftaran tanah

0 0 41

SERTIFIKAT SEBAGAI ALAT BUKTI SEMPURNA KEPEMILIKAN HAK ATAS TANAH DITINJAU DARI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH

0 1 12

ANALISIS HUKUM TERHADAP SURAT KETERANGAN HAK ATAS TANAH YANG DIKELUARKAN KECAMATAN BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH

0 2 14